Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya-Nya
sehingga kegiatan Kuliah Kerja Lapangan / Nyata (KKL/ KKN) ini hingga penyusunan laporan
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Sholawat serta salampun kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW dan para sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran penyusun
mampu menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan/ Nyata (KKL/KKN) ini, semoga kita termasuk
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
diantaranya :
penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program KKN merupakan salah satu program STIKES Nasional sebagai salah satu
implementasikan Tri Dharma Perguruam tinggi yaitu pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat
untuk membantu dan membimbing masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang diharapkan
dapat membantu mengembangkan potensi masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu
bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup
pembekalan, observasi sampai pada tahap evaluasi. Program KKN dilakukan dengan
menyelaraskan kegiatan riset dan pengabdian kepada masyarakat dari dosen dan mahasiswa.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah bagi
masyarakat. WHO (2011) melaporkan bahwa setiap tahunnya 50 juta penduduk dunia terinfeksi
virus dengue dan 2, 5% dari mereka meninggal dunia. Dinas kesehatan Nusa Tenggara Barat
mencatat kasus tertinggi terjadi pada tahun 2005 dengan jumlah kasus 1.062 orang, Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat melaporkan Sepanjang periode 2001 – 2009 jumlah kasus
tertinggi terjadi pada tahun 2005 dengan jumlah kasus sebanyak 1.062 (IR = 0,024%) dan
kematian 15 orang (CFR = 1,41%), sedangkan pada tahun 2010 jumlah kasus mencapai 2.094
orang (IR = 46,53 per 100.000 penduduk) dan kematian 16 orang (CFR = 0,76%) (Dinkes Prov
NTB, 2010).
Program KKN yang diadakan diharapkan memberikan nilai dan manfaat bagi masyarakat
dalam upaya mencegah DBD dan kebersihan lingkungan di Kelurahan Taman sari, Ampenan.
Berdasrkan permasalahan yang terjadi di atas diperlukan suatu tindakan untuk peningkatan program
seperti penyuluhan terkait Deman Berdarah (DBD), mengajarkan kepada anak sekolah pentingnya
cuci tangan yang baik dan benar, membagikan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarakat,
melakukan pembersihan terhadap daerah sekitar tempat tinggal atau selokan, dan mengadakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tingkat pengetahuan dan perilaku mencuci tangan serta pengaruh penyuluhan tentang
2. Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Memberikan masukan agar dapat membudayakan cuci tangan yang merupakan salah satu
Masukan pada guru dalam pembelajaran tentang mencuci tangan serta agar guru lebih
3. Bagi masyarakat
tangan, sehingga pengetahuan masyarakat meningkat dan penularan penyakit melalui tangan
dapat dicegah.
4. Bagi siswa
Membangun kesadaran siswa akan pentingnya mencuci tangan dan mengubah perilaku
5. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga
Flaviviridae yang ditularkan melalui gigitan nyamuk (arthropod borne viruses/arbovirus) yaitu
Aedes aegypti dan Aedes albopictus dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot/ sendi disertai
leukopenia, ruam, limfodenopati, trombositopenia (Halstead, 2008). Demam berdarah dengue
(DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis,
terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya
adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4
serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan Den -4 (Candra, 2010). Masa inkubasi virus dengue dalam
manusia (inkubasi intrinsik) berkisar antara 3 sampai 14 hari sebelum gejala muncul, gejala klinis
rata-rata muncul pada hari keempat sampai hari ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di
dalam tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari. Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa
gejala demam, demam dengue (DD) dan DBD, ditandai dengan demam tinggi terus menerus
selama 2-7 hari; pendarahan diatesis seperti uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah
trombosit ≤ 100 x 109/L dan kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh
(Candra, 2010).
Tiga tahap presentasi klinis diklasifikasikan sebagai demam, beracun dan pemulihan. Tahap
beracun, yang berlangsung 24-48 jam, adalah masa paling kritis, dengan kebocoran plasma cepat
yang mengarah ke gangguan peredaran darah. Terdapat 4 tahapan derajat keparahan DBD, yaitu
derajat I dengan tanda terdapat demam disertai gejala tidak khas dan uji torniket positif; derajat II
yaitu derajat I ditambah ada perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain, derajat III yang
ditandai adanya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi (<20
mmHg), hipotensi (sistolik menurun sampai <80 mmHg), sianosis di sekitar mulut, akral dingin,
kulit lembab dan pasen tampak gelisah; serta derajat IV yang ditandai dengan syok berat (profound
shock) yaitu nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur (SITASI)
2. ETIOLOGI
Penyebab penyakit adalah virus Dengue. Sampai saat ini dikenal ada 4 serotipe virus yaitu ;
telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan yang terbanyak adalah tipe 2 dan tipe 3.
3. CARA PENULARAN
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu
mausia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui nyamuk
Aedes Aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes polynesiensis. Aedes tersebut mengandung virus
dengue. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8 – 10 hari
(extrinsic incubation period) sebelum dapat di tularkan kembali pada manusia pada saat gigitan
berikutnya. Virus di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya
(infektif). Virus dengue yang telah masuk dalam tubuh manusia memerlukan waktu masa tunas 4–6
hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada
nyamuk dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari
Gejala umumnya timbul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10
4. Patogenesis DBD
Nyamuk Aedes spp yang sudah terinfesi virus dengue, akan tetap infektif sepanjang hidupnya
dan terus menularkan kepada individu yang rentan pada saat menggigit dan menghisap darah
(WHO, 2009). Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus de-ngue akan menuju organ sasaran
yaitu sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah, nodus limpaticus, sumsum tulang serta paru-paru.
Beberapa penelitian menunjukkan, sel monosit dan makrofag mempunyai peran pada infeksi ini,
dimulai dengan menempel dan masuknya genom virus ke dalam sel dengan bantuan organel sel dan
membentuk komponen perantara dan komponen struktur virus. Setelah komponen struktur dirakit,
virus dilepaskan dari dalam sel (Soegijanto, 2002). Infeksi ini menimbulkan reaksi immunitas
protektif terhadap serotipe virus tersebut tetapi tidak ada cross protective terhadap serotipe virus
lainnya.32 Secara invitro, antobodi terhadap virus dengue mempunyai 4 fungsi biologis yaitu
netralisasi virus, sitolisis komplemen, antibody dependent cell-mediated cytotoxity (ADCC) dan
ADE (Darwis, 1999). Berdasarkan perannya, terdiri dari antobodi netralisasi atau neutralizing
antibody yang memiliki serotipe spesifik yang dapat mencegah infeksi virus, dan antibody non
netralising serotype yang mempunyai peran reaktif silang dan dapat meningkatkan infeksi yang
Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang dikenal dengan istilah Pemberantasan
1. Fisik
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang pada dasarnya ialah pemberantasan jentik atau
mencegah agar nyamuk tidak dapat berkembang biak. PSN ini dapat dilakukan dengan
(Chahaya,2011):
b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum dan tempat air lain
c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung sekurangkurangnya
seminggu sekali
kaleng bekas dan botol pecah sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.
e. Menutup lubang-lubang pada bambu pagar dan lubang pohon dengan tanah
g. Memelihara ikan
5. Dengan lingkungan yang baik tidak mustahil, penyakit lain yang diakibatkan oleh
2. Kimia
Dikenal sebagai Larvasidasi atau Larvasiding yakni cara memberantas jentik nyamuk
Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida pembasmi jentik (larvasida). Larvasida yang
biasa digunakan antara lain adalah temephos yang berupa butiran – butiran (sand granules).
Dosis yang digunakan adalah 10 gram (± 1 sendok makan) untuk tiap 100 liter air. Larvasida
dengan temephos ini mempunyai efek residu selama 3 bulan (Depkes RI,2004). Nama merek
Bersifat stabil pada pH 8, sehingga tidak mudah larut dalam air dan tidak mudah terhidrolisa.
Abate murni berbentuk kristal putih dengan titik lebur 300–30,50⁰ C. Mudah terdegradasi
bila terkena sinar matahari, sehingga kemampuan membunuh larva nyamuk tergantung dari
degradasi tersebut. Gugus phosphorothioate (P=S) dalam tubuh binatang diubah menjadi
fosfat (P=O) yang lebih potensial sebagai anticholinesterase. Kerja anticholinesterase adalah
menghambat enzim cholinesterase baik pada vertebrata maupun invertebrata sehingga
menimbulkan gangguan pada aktivitas syaraf karena tertimbunnya acetylcholin pada ujung
Mencuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan mencuci tangan adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme (Tietjen, 2003). Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling
pentingdalam pencegahan dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005). Diare biasanya
berasal dari bakteri yang ditransmisikan dari tangan yang tidak bersih ke makanan. Bakteri
Masuk ke dalam tubuh manusia yang mengkonsumsi makanan tersebut. Hal ini bisa diegah
dengan selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum menyiapkan makanan
(Darmiatun, 2013).
Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang menjadi
penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan
saluran nafas seperti influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan pakai
sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukan dengan benar pada
saat yang penting (Umar, 2009 dalam Mirzal). Hal ini sangat penting untuk di ajarkan pada
D. DAUN SALAM
Salam merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang mudah tumbuh pada daerah tropis. Salam
banyak tumbuh di hutan dan dapat ditanam di pekarangan rumah. Salam merupakan tumbuhan
asli Indonesia yang telah ditetapkan sebagai salah satu tumbuhan obat yang tergolong dalam
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Bagian tanaman salam yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian daunnya. Daun salam
memiliki beberapa karakteristik seperti berdaun tunggal, pertulangan menyirip, letak berhadapan,
berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telur, dan berwarna hijau. Daun salam memiliki tangkai
yang panjangnya 0.5-1 cm, panjang daun 5-15 cm dan lebar daun 3-8 cm. Adapun fisiologi daun
2. Senyawa Aktif
Daun salam mengandung senyawa aktif seperti minyak atsiri, tanin, flavonoid dan eugenol yang
berfungsi sebagai antioksidan dan antijamur.Kandungan gizi dalam 100 gram daun salam diantaranya
400,00 energi, 57,00 zat besi dan 8214,00 vitamin A (Anonim,2014). Daun ini sering dimanfaatkan
masyarakat sebagai bumbu dapur serta dapat digunakan obat diare, diabetis, gatal-gatal, gangguan
pencernaan dan lemah lambung. Rebusan daun salam yang diminum setiap hari, dipercaya dapat
menurunkan kolesterol darah (Sofiana 2013). Oleh Badan POM, daun salam ditetapkan sebagai salah
satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang telah diteliti atau diuji secara klinis untuk
menanggulangi masalah kesehatan tertentu (Fitri, 2007). daun salam (Syzygiumpolyanthum) memiliki
kandungan minyak atsiri 0.05% (sitral, eugenol), flavonoid, tannin, dan metachavicol (Murtini &
Widodo, 2006).
a. Flavonoid
Senyawa flavonoid diyakini mampu merusak sel bakteri dengan cara membentuk senyawa
kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga senyawa intraseluler akan keluar
menuju ekstraseluler (Nuria, Faizatun, dan Sumantri, 2009). Ketika Flavonoid diabsorbsi, akan
mengalami peningkatan fungsi biologis,diantaranya sintesis protein, diferensiasi dan proliferasi sel,
serta angiogenesis. Apabila flavonoid dikomsumsi secara berlebihan, akan menyebabkan mutagen
dan menghambat enzim-enzim tertentu dalam kerja metabolisme hormon serta metabolisme energi
(Sabir, 2003; Cushnie, 2005). Tentunya hal ini juga berpengaruh pada serangga, dimana flavonoid
akan merusak permeabilitas dinding sel dan menghambat kerja enzim sehingga mempengaruhi
proses metabolisme pada serangga. Hollingworth (dalam Utami, Syaufina, & Haneda, 2010)
menjelaskan dalam golongan flavonoid terdapat senyawa rotenon yang berfungsi sebagai toksik
pada respirasi sel, dengan cara menghambat transfer elektron dalam NADH-koenzim ubiquinon
b. Tanin
Tanin memiliki sasaran terhadap polipeptida dinding sel yang menyebabkan kerusakan dinding sel,
dan mampu pula menggumpalkan protein (Sari, F. P., & Sari, S. M., 2011). Yunita, Suprapti, dan
Hidayat (2009) menambahkan jika tanin memiliki rasa pahit sehingga menghambat serangga untuk
memakannya. Ini terjadi karena tanin bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang
tidak larut dalam air sehingga protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan hewan
(Harborne,1987). Tanin dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan (protease dan amilase) dan
mengganggu aktivitas protein usus, sehingga akan mengalami gangguan nutrisi (Aseptianova,
2015).
c. Saponin
Saponin dapat merusak mukosa kulit jika terabsorbsi dan akan mengakibatkan hemolisis sel darah
sehingga pernapasan menjadi terhambat dan dapat mengakibatkan kematian (Hildamamus, 2004
dalam Liem, 2013). Pengaruh lain yang ditimbulkan oleh saponin terhadap serangga yakni berupa
gangguan fisik bagian luar (kutikula). Lapisan lilin yang melindung tubuh serangga dan akan hilang
akibat saponin dan menyebabkan kematian karena kehilangan banyak cairan tubuh. Saponin juga
menyebabkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan menurun serta mengganggu proses
d. Alkaloid
Alkaloid bersifat racun mampu menghambat kerja pada sistem saraf dan merusak membran sel.
Golongan ini umumnya akan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga asetilkolin akan
tertimbun pada sinapsis. Efek yang ditimbulkan akan menghambat proses transmisi saraf. Efek lain
yang ditimbulkan adalah proses inhibitor sintesis kitin dan kerja hormon yang terhambat (Soemirat,
2003). Zat toksik relatif lebih mudah untuk menembus kutikula dan selanjutnya masuk ke dalam
tubuh serangga, karena umumnya tubuh serangga berukuran kecil sehingga luas permukaan luar
tubuh yang terpapar relatif lebih besar (terhadap volume) (Widyantoro, 2011). Kandungan za-tzat
inilah yang menyebabkan tanaman-tanaman secara tidak langsung berpotensi sebagai insektisida
alami yang dapat mengganggu bahkan membunuh perkembangan nyamuk Aedes aegypti L.
BAB III
7. Pembuatan laporan.
C. Khalayak Sasaran
D. Metode Kegiatan
Observasi melalui wawancara dengan Bapak Camat Ampenan Selatan, Bapak Lurah
Membuat jadwal kegiatan, membuat anggaran kegiatan, membuat pamflet DBD dan
cuci tangan yang benar,
Warga Kelurahan Taman Sari diberi edukasi mengenai gejala-gejala DBD, cara
pengatasan DBD, dan pembuatan obat pengganti abate sintetik yaitu pembuatan abate
Pembersihan atau kerja bakti, penanaman ToGa ( Tanaman obat keluarga) pengusir
6. Pelaksanaan kegiatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wahana bagi mahasiswa untuk
belajar bersosialisasi, menerapkan ilmu pengetahuan, dan mengabdikan
dirinya kepada masyarakat. Program yang dilaksanakan dalam KKN telah
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat berdasarkan
observasi. Penyusunan program kerja KKN membagi program kerja menjadi
2 bagian, yaitu fisik dan non fisik. Dari program kegiatan yang telah
terlaksana dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Mahasiswa KKN dituntut untuk dapat hidup bermasyarakat dan
memahami realita masyarakat dengan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya.
b. Mahasiswa KKN dituntut untuk dapat memahami dan membantu
pengaktifan kembali berbagai kegiatan yang pernah dijalankan di
Kelurahan Taman Sari yang berkaitan dengan Penyuluhan DBD.
Seluruh program kerja KKN yang direncanakan telah dilaksanakan
semaksimal mungkin, meskipun ada beberapa program kerja yang tidak
dapat terlaksana dikarenakan beberapa faktor dan juga kondisi yang
tidak memungkinkan.
c. Keberhasilan Program–program KKN pada akhirnya akan memberikan
manfaat yang saling menguntungkan antara masyarakat dan mahasiswa
itu sendiri. Dampak positif bagi mahasiswa adalah meningkatkan
kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan memperluas pemikiran
dalam bidang sosial. Sedangkan bagi masyarakat adalah meningkatkan
semangat untuk mengembangkan pembangunan diri dan lingkungan.
Program-program di atas telah berhasil dilaksanakan oleh mahasiswa
KKN dan diharapkan dapat membantu serta dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dengan sebaik mungkin. Mahasiswa KKN berharap agar
program-program fisik yang telah berhasil dilaksanakan dapat
mempermudah kegiatan warga dan dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya. Juga untuk program non fisik dapat menambah pengetahuan
dan membantu masyarakat dalam segi ekonomi, sosial dan budaya.
B. Saran
Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) segala perencanaan
yang dilakukan Tim KKN tidak begitu mengalami kesulitan dalam
pelaksanaannya. Akan tetapi, untuk kelancaran penyelenggaraan kegiatan
KKN pada masa-masa yang akan datang perlu disampaikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan dengan adanya KKN Stikes Nasional Surakarta, dapat
terjalin kembali kerjasama yang berkelanjutan pada tahun berikutnya.
b. Dengan adanya mahasiswa KKN yang ditempatkan di Kelurahan
Taman Sari, masyarakat dapat memberikan bekal pengalaman yang
berharga dalam bermasyarakat bagi mahasiswa KKN, sebelum
mahasiswa benar-benar terjun menjadi masyarakat yang sebenarnya.
c. Masyarakat dapat memberikan koordinasi yang erat dengan tim KKN
sehingga tercipta suatu sinergisitas program yang saling
menguntungkan kedua belah pihak.
d. Pihak masyarakat dapat memberikan gambaran program kerja yang
akan dilaksanakan dari program masyarakat dan sebagainya, sehingga
program kerja KKN dapat disesuaikan dengan program masyarakat
yang ada.
2. Bagi STIKES Nasional Surakarta
a. Memberikan anggaran dana yang jelas untuk menunjang program
KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa.
b. Pihak STIKES Nasional hendaknya mengadakan koordinasi yang
jelas dan teratur dengan para mahasiswa KKN dan pihak lain yang
terkait selama program KKN berlangsung.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih mengoptimalkan dalam mempraktikan ilmu-ilmu
yang telah dimiliki selama pembelajaran di STIKES Nasional.
b. Mahasiswa diharapkan dapat mengamalkan hal-hal positif yang telah
didapatkan pada saat KKN di Kelurahan Taman Sari.
c. Setelah selesai melaksankan KKN, mahasiswa harus terus berproses
untuk menjadi seseorang yang profesional dan bertanggung jawab di
dalam bermasyarakat.
d. Mahasiswa hendaknya mampu untuk berpikir kreatif dengan
melaksanakan program-program yang memilki tujuan dan manfaat
yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Realisasi Anggaran
B. Dokumentasi kegiatan
NO KEGIATAN
.
1. Perkenalan
program dan
penyuluhan
2. Penyuluhan
cara mencuci
tangan yang
baik dan
bahaya DBD
3. Kegiatan
Posyandu
4. Mengikuti
Kegiatan
Senam
5. Penanaman
Tanaman Toga
dan
Pembersihan
Kolam Ikan
6. Pembagian
Leaflet DBD
dan Abate
Alami di CFD
7. Penyuluhan
NAPZA di
SMP Nurul
Jannah
8. Penyerahan
Kenang-
Kenangan
kepada Lurah
Taman Sari
9. Diskusi dengan
kepala
lingkungan
seruni
10. Penyuluhan
demam
berdarah dan
pembuatan
serum bersama
kader pkk
lingkungan
seruni
11. Pertemuan
dengan bapak
lurah taman
sari
12. Pertemuan
dengan bapak
walikota
lombok, bapak
camat dan
bapak lurah di
kecamatan
lombok
13. Perpisahan
dengan bapak
lurah taman
sari bersama
babinkamtimna
s