Anda di halaman 1dari 78

PELAYANAN INSTALASI FARMASI

Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Maksud Dan Tujuan
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan
untuk:
a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Persiapan dan Penyerahan(Dispensing)
Standar PKPO 5

• Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam


lingkungan yang aman dan bersih
30/03/2016 Pelatihan Standart Akreditasi (PASTI) JCI 63
Maksud dan Tujuan PKPO 5
• Untuk menjamin keamanan, mutu, manfaat & khasiat obat yg disiapkan &
diserahkan pada pasien maka RS diminta menyiapkan & menyerahkan obat
dalam lingkungan yg aman bagi pasien, petugas & lingkungan serta untuk
mencegah kontaminasi tempat penyiapan obat harus sesuai dg peraturan
perundang-undangan & praktik profesi seperti:
• pencampuran obat kemoterapi harus dilakukan di dalam ruang yg bersih
(clean room),dilengkapi dengan cytotoxic handling drug safety cabinet dg
petugas sudah terlatih teknik aseptik serta menggunakan alat pelindung
diri yg sesuai;
Maksud dan Tujuan PKPO 5

• pencampuran obat intravena, epidural, dan nutrisi parenteral


serta pengemasan kembali obat suntik harus dilakukan dalam
ruang yg bersih (clean room), dilengkapi dengan laminary airflow
cabinet dan petugas sudah terlatih dengan teknik aseptik serta
menggunakan alat perlindung diri yang sesuai;
• staf yang menyiapkan produk steril terlatih dengan prinsip
penyiapan obat
Elemen penilaian PKPO 5 Dokumen

1. Ada regulasi penyiapan dan R Dokumen,regulasi tentang penyiapan dan

penyerahan obat yang sesuai penyerahan obat, termasuk:

dengan peraturan perundang- 1) Pencampuran obat Kemoterapi (bila

undangan dan praktik profesi. (R) ada)

2) Pencampuran obat intra

vena/epidural/nutrisi parenteral

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH


7
SAKIT edisi 1
Elemen penilaian PKPO 5 Dokumen
Dokumen yang harus ada,
2. Ada bukti pelaksanaan staf yg D
1) Bukti pelaksanaan pelatihan tTg prinsip
menyiapkan produk steril dilatih, penyiapan obat & teknik aseptik, yg dimiliki
staf farmasi dan perawat
memahami, serta mempraktikkan
2) Bukti sertifikat pencampuran obat kemoterapi
prinsip penyiapan obat dan teknik
dari petugas yg melaksanakan pencampuran
aseptik (lihat juga PPI). (D,W) obat kemoterapi

3) Bukti sertifikat pelatihan pencampuran obat


intra vena/ epidural/nutrisi parenteral bagi
petugas yg melakukan pencampuran obat
intra vena/ epidural/nutrisi parenteral
- Ka Inst Farmasi
-Farmasis
-TTK
w

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH


8
SAKIT edisi 1
Dokumen Implementasi :

Sertifikat pelatihan teknik aseptik untuk


petugas terkait
Struktur Organisasi Instalasi Farmasi
Direksi

Ka IF
Intalasi/
Asri Riswiyanti, M.Sc., Apt PFT
Unit
PPRA
PJ logistik&
PJ SDM & Diklit
Keuangan
Drs.Mujiana, SpFRS, Apt Dra. Nurul, M.Sc, Apt

Kapel Produksi Kapel Rajal & Kapel Farmasi


Kapel Gudang Kapel Ranap khusus Klinis dan Mutu
&Tulip
Pebriati S., S.F., Apt Endah Setyo, Apt Titik Rahayu I , S.Fam, Apt Chusnulia Farida, S.Farm.,Apt Dra. Eny P, M.Sc., Apt

Koordinator Pelayanan
Pelaksana
Pelayanan Farmasi Klinis
Pelayanan farmasi klinik merupakan
pelayanan langsung yang diberikan Apoteker
kepada pasien dalam rangka meningkatkan
outcome terapi dan meminimalkan risiko
terjadinya efek samping karena Obat, untuk
tujuan keselamatan pasien (patient safety)
sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
terjamin
Pelayanan Farmasi Klinis
Pengkajian danPelayanan Resep PTO

Penelusuran Riwayat Obat MESO

Rekonsiliasi Obat
EPO
PIO
Dispensing Sediaan Steril
Konseling
Pemantauan Obat Dalam Darah
Visite
Dispensing Sediaan Steril
Dispensing sediaan steril harus
dilakukan di Instalasi Farmasi dengan
teknik aseptik untuk menjamin sterilitas
dan stabilitas produk dan melindungi
petugas dari paparan zat berbahaya
serta menghindari terjadinya kesalahan
pemberian Obat.
Dispensing sediaan steril bertujuan:
a. menjamin agar pasien menerima Obat sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan;
b. menjamin sterilitas dan stabilitas produk;
c. melindungi petugas dari paparan zat berbahaya; dan
d. menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat.
Pentingnya Teknik Aseptik
• Pemberian secara parenteral membypass
kulit dan saluran gastrointestinal, bagian
dari tubuh yang secara alamiah
merupakan barier terhadap infeksi
• Memberi pasien produk yang
terkontaminasi dapat mengakibatkan
adverse effect yang serius termasuk
kematian
• Lebih dari 40% obat yang digunakan di
rumah sakit diberikan secara parenteral
Pencampuran sediaan steril harus dilakukan secara
terpusat di instalasi farmasi rumah sakit untuk
menghindari infeksi nosokomial dan
terjadinyakesalahan pemberian obat
• Pencampuran sediaan steril merupakan rangkaian perubahan bentuk
obat dari kondisi semula menjadi produk baru dengan proses
pelarutan atau penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis
oleh apoteker disarana pelayanan kesehatan

Bebas mikroorganisme Mengurangi resiko paparan petugas


SDM
Setiap apoteker yang melakukan persiapan/ peracikan sediaan steril
harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
• Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang penyiapan dan
pengelolaan komponen sediaan steril termasuk prinsip teknik aseptis.
• Memiliki kemampuan membuat prosedur tetap setiap tahapan
pencampuran sediaan steril.
Ruangan

Tata Letak Jenis Ruangan

Ruang Persiapan
Rung cuci tangan dan ganti
Ruang Antara
Ruang Steril
Jenis Ruangan
Ruang Produksi non steril
Ruang Antara
Ruang Pencampuran
Foto Produksi Finising
Foto Tulip
Ruang Persiapan
Ruang Pencampuran
Alat Pelindung Diri

APD
• Aliran udara ke atas Horizontal
• Handling Sitotoksik, IV Admixture • Aliran udara ke depan
Antibiotik • TPN, IV Admixture
Vertical
Kondisi Khusus
Tehnik
Tehnik Aseptis
Kegiatan Sediaan Steril
Pencampuran Obat
Suntik
Melakukan pencampuran Obat steril sesuai kebutuhan
pasien yang menjamin kompatibilitas dan stabilitas
Obat maupun wadah sesuai dengan dosis yang
ditetapkan.
Kegiatan:
1) mencampur sediaan intravena ke dalam cairan
infus;
2) melarutkan sediaan intravena dalam bentuk
serbuk dengan pelarut yang sesuai; dan
3) mengemas menjadi sediaan siap pakai.

Faktor yang perlu diperhatikan:


1) ruangan khusus;
2) lemari pencampuran Biological Safety Cabinet;
dan
3) HEPA Filter.
Pelayanan Produksi
Penyiapan Obat yang Paling Siap
MIX
Tetes mata
Repacking
PENGENCERAN KCl di bangsal kritis

Permintaan Jam Kerja Konsentrasi


Khusus Produksi tertentu
Penyiapan Nutrisi Kegiatan Sediaan Steril
Parenteral
Merupakan kegiatan pencampuran nutrisi parenteral yang
dilakukan oleh tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai
kebutuhan pasien dengan menjaga stabilitas sediaan,
formula standar dan kepatuhan terhadap prosedur yang
menyertai.

Kegiatan dalam dispensing sediaan khusus:


1) Mencampur sediaan karbohidrat, protein, lipid,
vitamin, mineral untuk kebutuhan perorangan; dan
2) mengemas ke dalam kantong khusus untuk
nutrisi.
Faktor yang perlu diperhatikan:
1) tim yang terdiri dari dokter, Apoteker, perawat,
ahli gizi;
2) sarana dan peralatan;
3) ruangan khusus;
4) lemari pencampuran Biological Safety Cabinet;
dan
5) kantong khusus untuk nutrisi parenteral.
TPN
Kegiatan Sediaan Steril
Penanganan Sediaan Sitostatik
Penanganan sediaan sitostatik merupakan penanganan Obat kanker
secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien
oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan pengendalian pada
keamanan terhadap lingkungan, petugas
maupun sediaan obatnya dari efek toksik dan kontaminasi, dengan
menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada saat
pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian kepada pasien
sampai pembuangan limbahnya.
Secara operasional dalam mempersiapkan dan melakukan harus
sesuai prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang
memadai.
Penanganan Obat Sitostatik
Kegiatan dalam penanganan sediaan sitostatik
meliputi:
1) melakukan perhitungan dosis secara akurat;
2) melarutkan sediaan Obat kanker dengan pelarut
yang sesuai;
3) mencampur sediaan Obat kanker sesuai dengan
protokol pengobatan;
4) mengemas dalam kemasan tertentu; dan
5) membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku.

Faktor yang perlu diperhatikan:


1) ruangan khusus yang dirancang dengan kondisi
yang sesuai;
2) lemari pencampuran Biological Safety Cabinet;
3) HEPA filter;
4) Alat Pelindung Diri (APD);
5) sumber daya manusia yang terlatih; dan
6) cara pemberian Obat kanker.
Kontrol Mutu
• Uji sterilitas secara periodik (tiap bulan)
• Uji angka kuman secara periodik (tiap 6 bulan)
• Kalibrasi LAF & uji partikel tiap 6 bulan
• Fogging secara periodik
Persiapan IV admixture sesuai
standar PPI

RSUP Dr Sardjito Yogyakarta


Pendahuluan
• Dalam pemberian terapi intravena tidak bisa lepas dari adanya
komplikasi. Komplikasi yang bisa didapatkan dari pemberian terapi
intravena adalah komplikasi sistemik dan komplikasi lokal
Penyiapan INTRAVENA
• Dalam kegiatan pencampuran obat suntik di bangsal , jika dilakukan
oleh tenaga keperawatan maupun dokter maka tenaga tersebut
harus sudah kompeten dan untuk bisa kompeten harus mengikuti
pelatihan yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
Prinsip Pengelolaan obat
• Prinsip aseptik yang tepat dan berkualitas
• Berkualitas artinya tepat dan aman
• Adanya pengelolaan obat dengan aseptic dispensing menjamin
produk parenteral bebas dari kontaminasi mikroba/tidak
mengandung mikroorganisme
Tehnik aseptik
• Tehnik aseptik disiapkan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
hidup ke dalam komponen steril
• Metode yang dilakukan sebelum dan selama proses mengelola atau
peracikan obat untuk mengurangi risiko paparan terhadap petugas,
pasien dengan meminimalisir jumlah mikroorganisme yang masuk
ke dalam tubuh
Tujuan tehnik aseptik
• Proteksi pasien dari infeksi dan menjaga dari “spread” bakteri
patogen
• Mengurangi mikroorganisme yang mungkin dapat masuk dalam
tubuh pasien selama pengobatan
Dengan cara
• Menghilangkan/membunuh mikroorganisme dari tangan dengan
Hand Hygiene
• Menghilangkan/membunuh mikroorganisme dari obyek dengan
desinfeksi, swab objek
• Mengurangi risiko terpapar mikro organisme dengan alat pelindung
diri (APD)
Risiko pemberian terapi cairan
1. Infeksi
• Dapat terjadi pada proses penyiapan dan pemberian terapi.
• Infeksi yang disebabkan cara pemberian obat ke pasien yang
tidak aseptis
• Infeksi yang disebabkan pada saat proses
pencampuran/pengenceran yang tidak
aseptis
2. Phlebitis/Nekrosis
• Dapat terjadi pada proses pemberian terapi.
• Phlebitis/nekrosis yang dikarenakan pemberian obat yang mempunyai konsentrasi dan
osmolaritas yang tinggi.
• Phlebitis yang dikarenakan infeksi karena pemberian obat yang tidak aseptis.
• Phlebitis yang dikarenakan sifat obat yang iritatif yang tidak tertangani dengan baik
• Phlebitis yang dikarenakan faktor mekanis, seperti pemilihan vena (terkait usia pasien,
kelenturan vena, dll)
Pencampuran dan pemberian obat injeksi di
Ruangan
• Apoteker membuat panduan ringkas daftar kompatibilitas dan stabilitas obat
yang sering digunakan di ruang perawatan pasien.
• Perawat melihat protocol terapi pasien yang diberikan secara injeksi terutama
yang diberikan secara IV continous atau IV intermittent
• Perawat melakukan cek kompatibilitas obat pada program terapi dengan
menggunakan panduan ringkas daftar kompatibilitas dan stabilitas obat yang
dibuat Apotek
Tahap penyiapan obat
 Jika terdapat obat pada program terapi yang akan diberikan ke pasien tetapi tidak
ada pada daftar kompatibilitas obat, infokan kepada Apoteker.
 Apoteker memberikan pertimbangan tentang inkompatibilitas dan stabilitas obat
dengan melihat hasil cek kompatibilitas obat, usia pasien, dll. Apoteker juga
memberikan informasi lain yang diperlukan terkait penggunaan obat tersebut,
seperti kecepatan pemberian, durasi pemberian, dll.
 Apoteker mendokumentasikan pertanyaan dan jawaban yang diberikan kepada
perawat dalam dokumen Pelayanan Informasi Obat (PIO).
Tahap pelarutan/pencampuran obat injeksi
 Melakukan desinfeksi tempat yang akan digunakan untuk pencampuran obat
parenteral
 Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan dan masker
 Memberikan alas penyerap cairan di atas meja yang akan digunakan untuk
pencampuran
 Melakukan pencampuran sediaan parenteral
 Swab bagian leher ampul/tutup karet (pada vial) dengan alcohol. Untuk
mematahkan ampul gunakan kassa untuk melilitkan ke leher ampul. Perhatikan
langkah teknik dalam membuka/mematahkan ampul yang benar
Tahap pelarutan/pencampuran obat injeksi
• Campur dan larutkan perlahan-lahan sampai larut dan homogen
• Ambil larutan dari ampul sesuai yang dikehendaki, masukkan ke dalam pelarut
• Hasil pencampuran/pelarutan diberi label (meliputi identitas pasien, nama obat,
dosis, tanggal dan jam penyiapan, tanggal dan jam ED)
• Buang bekas benda tajam (seperti spuit, ampul, vial) ke dalam safety box
(tempat tertutup tahan tusukan benda tajam).
Yang perlu diperhatikan
 Memeriksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip 7 benar (Benar
pasien, obat, tidak kadaluarsa, dosis, waktu, cara pemberian dan
dokumentasi).
 Melakukan konfirmasi ulang jika ada yang tidak jelas/lengkap.
 Menghitung kesesuaian dosis.
 Memilih jenis pelarut yang sesuai.
 Menghitung volume pelarut yang digunakan.
 Memberi label obat sesuai standar
Persyaratan pencampuran obat
di Ruangan
 Pilih ruang yang bersih, khusus untuk pengerjaan sediaan steril saja.
 Seluruh pintu dan jendela harus selalu tertutup.
 Tidak ada bak cuci
 Tidak dipakai kegiatan yang lain
 Lantai didesinfeksi setiap hari dengan menggunakan hypoclorite 0,05 %
 Dinding mudah dibersihkan
 Meja mudah dilakukan pembersihan dll
 Tidak ada sampah infeksius
Langkah kerja
• Pakai Alat Pelindung Diri (APD)
• Bersihkan meja kerja dengan benar dan pembersihan dengan cara satu arah (alkohol
70%)
• Tutup permukaan meja kerja dengan alas yang bersih dan siapkan seluruh peralatan
• Swab seluruh alat kesehatan dan wadah obat sebelum digunakan dengan alkohol
70%
• Lakukan pencampuran secara aseptis
• Bersihkan area kerja setelah digunakan.
• Lepaskan APD, lakukan kebersihan tangan
Tahap pemberian obat
• Obat injeksi yang telah siap diberikan ke pasien dan dimasukkan ke dalam bak injeksi dan dibawa ke
tempat pasien oleh perawat,
• Injeksi intravena (IV), dapat diberikan dengan berbagai cara, untuk jangka waktu yang pendek atan
untuk waktu yang lama.
• Injeksi bolus
• Injeksi bolus volume kecil ≤ 10 ml, diberikan dalam waktu 3-5 menit kecuali ditentukan lain
• Infus
• Infus singkat (intermitten infusion) yaitu diberikan selama 10 menit atau lebih
• Infus kontinu (continueus infusion) yaitu diberikan kontinu selama 24 jam
 Injeksi intratekal
 Pemberian injeksi melalui sumsum tulang belakang
 Volume cairan yang dimasukkan sama dengan volume cairan yang dikeluarkan.
 Larutan disiapkan untuk satu kali pemakaian.
 Injeksi Subkutan, yaitu pemberian injeksi di bawah kulit
 Injeksi Intramuscular, yaitu pemberian injeksi di otot
 Pasien yang mendapatkan obat injeksi lebih dari satu macam obat, bila waktunya
sama, diberikan sendiri-sendiri, tidak boleh dicampur. Apabila ada interaksi, tidak
boleh diberikan bersamaan.
Pembersihan bak injeksi
(SPO PPI)
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) menggunakan sarung tangan
terlebih dahulu
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) melakukan pembersihan bak
injeksi dengan menggunakan deterjen
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) melakukan pembilasan bak
injeksi dengan air mengalir
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) melakukan pengeringan bak
injeksi dengan meniris dan mengeringkan dengan lap bersih atau tissue
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) melepas sarung tangan dan cuci
tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) melakukan desinfeksi permukaan
bak injeksi dengan alkohol 70%
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) melakukan kegiatan pembersihan
bak injeksi setiap shif jaga atau bila terlihat kotor sebelum digunakan perawat, bidan
serta dokter untuk memberikan injeksi kepada pasien
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) menempatkan bak injeksi pada
tempat yang telah ditentukan
• Petugas (perawat, bidan, pekarya RT, pramuhusada) cuci tangan setelah melakukan
kegiatan
 Tidak memakai ulang jarum
suntik
 Upayakan tidak memakai obat-
obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan
antiseptik pada pemberian
suntikan
 Segera buang jarum suntik
habis pakai
 Tidak melakukan recapping
jarum suntik habis pakai
INFECTION CONTROL RISK ASSESSEMENT (ICRA)
PEMBERIAN TERAPI CAIRAN
TAHUN 2017

A. Latar Belakang
Dalam pemberian terapi intravena tidak bisa lepas dari adanya komplikasi. Komplikasi yang bisa
didapatkan dari pemberian terapi intravena adalah komplikasi sistemik dan komplikasi lokal. Komplikasi
sistemik lebih jarang terjadi tetapi seringkali lebih serius dibanding komplikasi lokal seperti kelebihan
sirkulasi, emboli udara dan infeksi. Komplikasi lokal dari terapi intravena antara lain phlebitis dan
trombophlebitis
Beberapa obat mempunyai tingkat komplikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan obat lain
dikarenakan sifat fisika kimia dari obat tersebut.
A. Tujuan
1. Mengurangi resiko komplikasi terkait pemberian obat dengan konsentrasi yang tinggi/pekat.
2. Mengurangi resiko komplikasi terkait pemberian obat dengan osmolaritas yang tinggi.
3. Mencegah resiko komplikasi terkait pemberian obat yang bersifat iritatif.
4. Mencegah resiko infeksi akibat pencampuran obat yang tidak aseptis.

A. Aplikasi
Kajian resiko pemberian terapi cairan ini diaplikasikan untuk:
1. Proses penyiapan obat injeksi/infus yang akan diberikan ke pasien
2. Proses pemberian obat injeksi/infus ke pasien oleh perawat
3. Proses penyiapan/rekonstitusi obat golongan sitostatika oleh Farmasi
4. Proses pemberian obat golongan sitostatika ke pasien oleh perawat
5. Proses pencampuran/pengenceran Sediaan Premix KCl oleh Farmasi
6. Proses pemberian KCl ke pasien oleh perawat
7. Proses pencampuran Total Parenteral Nutrisi (TPN)
8. Proses pemberian Total Parenteral Nutrisi (TPN) ke pasien oleh perawat
A. Kajian Resiko
Dalam hal pemberian terapi cairan, beberapa resiko dapat terjadi, diantaranya:
1. Infeksi
Dapat terjadi pada proses penyiapan dan pemberian terapi.
a. Infeksi yang disebabkan cara pemberian obat ke pasien yang tidak/kurang aseptis
b. Infeksi yang disebabkan pada saat proses pencampuran/pengenceran yang tidak aseptis

1. Phlebitis/Nekrosis
Dapat terjadi pada proses pemberian terapi.
a. Phlebitis/nekrosis yang dikarenakan pemberian obat yang mempunyai konsentrasi dan osmolaritas yang tinggi.
b. Phlebitis yang dikarenakan infeksi karena pemberian obat yang tidak aseptis.
c. Phlebitis yang dikarenakan sifat obat yang iritatif yang tidak tertangani dengan baik
d. Phlebitis yang dikarenakan factor mekanis, seperti pemilihan vena (terkait usia pasien, kelenturan vena, dll)
Tabel kajian resiko :
Resiko
Probabilitas (kesehatan, financial, Sistem yang ada Skor
Potensial Risk/Problem legal, peraturan)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2
Pencampuran dan
pemberian Sediaan
Elektrolit Konsentrat
40
(KCl 1 meq) di ICU, √ √ √
ICCU, IGD, PICU,
NICU, Luka Bakar,
Kamar Operasi
Penyiapan dan pelarutan
obat injeksi/infus oleh 18
√ √ √
perawat di ruang
persiapan
Proses pemberian obat
12
injeksi/infus oleh √ √ √
perawat kepada pasien
A. Langkah-langkah
Berdasarkan hasil dari kajian resiko di atas, didapatkan grading resiko yang menjadi prioritas sebagai berikut :

N Potensial Risk Problem Skor Tindak Lanjut


o.
1. Proses pencampuran dan 40  Closed system (Sistem Tertutup), sistem yang tidak berhubungan dan tidak
pemberian elektrolit KCl terpengaruh dengan lingkungan luarnya, menggunakan standar Aseptik
Dispensing (ruangan, fasilitas alat, prosedur aseptik, tenaga terlatih).
 Keseluruhan ruangan menggunakan Premix KCl

N Potensial Risk Problem Skor Tindak Lanjut


o.
2. Penyiapan dan pelarutan Obat 18  Program pelatihan penyiapan dan pelarutan obat suntik untuk perawat
Injeksi/infus  Penyiapan ruang persiapan obat di ruang perawatan
 Tersedia ICRA (Infection Control Risk Assesment) di simetris untuk dapat
diakses oleh semua unit / instalasi
3. Pemberian Obat Injeksi/infus 12  Program pelatihan pemberian obat suntik oleh perawat
Time Line Tindak Lanjut Proses Pencampuran dan Pemberian Elektrolit Pekat

Jadwal Pelaksanaan (Minggu)


Jenis Kegiatan PIC
Maret April

I II III IV I II III IV
Close System Kepala Pelayanan Produksi
a. Membuat rencana kebutuhan
b. Persiapan
c. Pelatihan petugas pengoplos
d. Pelaksanaan

Penggunaan Premix di ruangan Kepala Instalasi Farmasi


a. Konfirmasi data penggunaan di ruangan
b. Membuat kesepakatan
c. Sosialisasi

d. Penyediaan premix di ruangan


Time Line Tindak Lanjut Proses Penyiapan, Pelarutan dan Pemberian Obat Suntik

Jadwal Pelaksanaan (Minggu)


No Jenis Kegiatan PIC Februari Maret
I II III IV I II III IV
1 Pelatihan PJ SDM dan Diklit
a. Pembuatan TOR IP2KSDM
b. Persiapan pelatihan
c. Pelaksanaan pelatihan
d. Pelaporan Kegiatan Pelatihan

2 Persiapan ruang pencampuran Kepala Instalasi Farmasi


a. Koordinasi dengan unit terkait
b. Persiapan ruangan
c. Pelaksanaan
d. Evaluasi kegiatan

3 Tersedianya ICRA di ruangan PJ SDM dan Diklit


a. Pembuatan ICRA
b. Kordinasi dengan PPI
c. Koordinasi dengan INSTI
A. Quality Control
1. Penyiapan obat injeksi / infus
Pemantauan yang dilakukan antara lain :
a. Petugas melakukan pembersihan trolly penyiapan injeksi rutin setiap kali melakukan pencampuran/penyiapan.
b. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan penyiapan.
c. Petugas memakai APD berupa sarung tangan pada saat melakukan penyiapan
d. Petugas memakai alas penyerap tumpahan untuk melakukan penyiapan
e. Petugas melakukan penyiapan dengan memeperhatikan teknik aseptis yakni:
- 1 spuit untuk 1 obat dan 1 pasien
- Swab leher ampul/tutup vial dengan menggunakan alcohol
- Setelah selesai dilakukan penyiapan diberi identitas pasien (nama dan nomer RM) dan identitas obat (tanggal pencampuran,
tanggal kadaluarsa dan tempat penyimpanan)
- Diberikan ke pasien juga dilakukan secara aseptis dengan melakukan cuci tangan handrub sebelum melakukan pemberian
obat ke pasien.

Anda mungkin juga menyukai