Anda di halaman 1dari 28

Pelatihan Dasar Tim Lanjut Usia Terpadu

Semarang, 14-17 Juni 2022

Kebutuhan Dasar Gizi Pada


Lanjut Usia

dr. Khairuddin, Sp.GK(K)


KSM Gizi Klinik RSUP Dr Kariadi Semarang
Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Jawa Tengah
Proses menua : Terjadi penurunan secara
perlahan fungsi tubuh dan menghilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki,
mengganti diri, dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya. Akibatnya,
terjadi berbagai disfungsi sistem organ,
yang juga mempengaruhi metabolisme zat-
zat gizi.
Perubahan Fisiologi Pada Lanjut Usia

SALURAN CERNA SISTEM PERNAPASAN

• Jumlah gigi berkurang --> kesulitan menggigit • Elastisitas paru berkurang


dan mengunyah • Kekuatan kontraksi otot pernapasan menurun
• Produksi air liur menurun • Jumlah oksigen maksimal yang dapat dihirup
• Fungsi indera pengecap menurun berkurang
• Gerakan usus melambat --> kembung dan
konstipasi

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH GINJAL DAN UROGENITAL

• Elastisitas pembuluh darah menurun • Penurunan fungsi ginjal


• Peningkatan massa otot ventrikel kiri • Kelemahan otot sfingter --> inkontinensia urine
• Katup jantung menjadi lebih kaku
--> Risiko hipertensi, penyakit jantung
koroner, gagal jantung
Perubahan Fisiologi Pada Lanjut Usia

SISTEM ENDOKRIN KULIT DAN RAMBUT

• Sensivitas terhadap insulin menurun --> kadar • Jaringan kolagen kulit berkurang --> kulit menjadi
glukosa darah meningkat keriput
• Produksi hormon seks menurun --> menopause • Kelenjar keringat berkurang --> rentan
dan andropause mengalami kulit kering.
• Aktivitas hormon tiroid menurun --> penurunan • Jumlah melanosit berkurang --> uban,
laju metabolisme basal perlindungan terhadap sinar UV menurun

SISTEM SARAF SISTEM MUSKULOSKELETAL

• Daya hantar saraf menurun • Elastisitas jaringan kolagen berkurang


• Penurunan fungsi kognitif, koordinasi, • Penurunan massa dan kekuatan otot
keseimbangan, serta gerak refleks • Penurunan densitas tulang --> mudah mengalami
• Penurunan fungsi saraf pengecap, pembau, peraba patah tulang
• Terjadi kekakuan sendi
Perubahan Komposisi Tubuh Pada Lanjut Usia
Usia tua berhubungan dengan penurunan
sekresi growth hormone dan hormon-hormon
steroid yang berperan dalam metabolisme
protein, deposit lemak dan pembentukan
massa tulang.

Kurangnya aktivitas fisik pada lansia


menyebabkan perubahan struktur otot.

Terjadi peningkatan massa lemak terutama


lemak viseral, penurunan massa otot serta
penurunan volume cairan tubuh
Penurunan massa otot
• Pada proses menua terjadi kehilangan massa otot secara
progressif mencapai 2% pertahun. Saat lansia berumur di
atas 70 tahun, kehilangan massa otot dapat mencapai
hingga 40%.
• Penurunan massa otot menyebabkan laju metabolisme
basal (BMR) menurun, sehingga kebutuhan energi juga
menjadi lebih rendah.
• Penyakit dan inflamasi pada lansia menyebabkan
penurunan massa otot terjadi lebih cepat.
Peningkatan Massa Lemak Tubuh
• Secara umum terjadi peningkatan
massa lemak tubuh, terutama lemak
viseral.
• Penumpukan lemak viseral
berhubungan dengan terjadinya
gangguan metabolisme karbohidrat
dan lemak berupa resistensi insulin
dan dislipidemia.
• Hal ini dapat memicu terjadinya DM
tipe 2, PJK, hipertensi, stroke, gagal
ginjal, dll.
Perubahan Volume Cairan Tubuh

• Pada lansia terjadi penurunan volume cairan tubuh,


yaitu dari 60% menjadi 54% pada laki-laki, dan 52%
menjadi 46% pada perempuan.
• Hal ini meningkatkan risiko dehidrasi ketika terjadi
kehilangan cairan (diare, muntah) atau penurunan
asupan cairan.
• Penurunan respons terhadap rangsangan rasa haus
meningkatkan risiko dehidrasi pada lansia
• Sebaliknya, lansia mudah mengalami kelebihan cairan
ketika asupan cairan berlebih.
Dampaknya Terhadap Status Gizi

• Metabolisme basal menurunan, aktivitas fisik berkurang --> risiko terjadi obesitas /
overweight
• Fungsi indera pengecap dan pembau menurun, palatabilitas menurun --> risiko terjadi
malnutrisi
• Gangguan gigi geligi --> kesulitan makan sayur dan lauk yang keras --> risiko
defisiensi zat gizi mikro
• Penurunan sekresi asam lambung dan beberapa enzim pencernaan --> risiko malnutrisi
dan defisiensi zat gizi mikro
• Pasase usus menurun --> mudah mengalami konstipasi
• Gangguan kemampuan motorik --> kesulitan menyiapkan makanan sendiri
• Sering lupa makan --> risiko malnutrisi
Masalah Gizi Pada Lansia : Malnutrisi
Lansia merupakan kelompok yang rentan terhadap
malnutrisi

Malnutrisi terjadi akibat asupan energi yang tidak


adekuat dan / atau penggunaan energi yang
meningkat.

Berbagai faktor, baik fisik, psikologis maupun sosial


dapat menjadi penyebab terjadinya penurunan
asupan.

Penggunaan energi yang meningkat pada lansia


umumnya terjadi akibat adanya penyakit atau
inflamasi.
Faktor Terkait
FAKTOR FISIK DAN FISIOLOGIS
Malnutrisi Pada Gangguan gigi geligi
Penurunan fungsi pengecapan, pembau, penglihatan
Lansia Penurunan fungsi sistem pencernaan dan absorbsi

FAKTOR PSIKOLOGIS
Kehilangan pasangan dan orang-orang dekat
Kehilangan gairah hidup
Demensia
GANGGUAN KESEHATAN
Nyeri kronis --> penurunan nafsu makan
FAKTOR SOSIAL EKONOMI
Efek samping obat-obatan yang dikonsumsi : mual, muntah,
konstipasi Kemiskinan
Peningkatan penggunaan energi akibat penyakit dan inflamasi Kesulitan menyiapkan makanan
Kurangnya dukungan sosial
Dampak Malnutrisi Pada Lansia

• Meningkatkan ketergantungan pada orang lain untuk


beraktivitas
• Meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas
• Meningkatkan risiko ulkus dekubitus
• Penyembuhan luka yang lama
• Meningkatkan risiko fraktur atau patah tulang
• Meningkatkan risiko komplikasi dan infeksi
Malnutrisi pada lansia mempunyai dampak
yang luas bukan hanya pada lansia tersebut • Memperpanjang lama perawatan di rumah sakit dan
tetapi juga pada keluarganya  perlu meningkatkan biaya perawatan
pengelolaan yang adekuat dan komprehensif. • Menurunkan kualitas hidup
Masalah Gizi Pada Lansia : Obesitas
• Definisi obesitas : penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh sehingga
menimbulkan masalah kesehatan.
• Secara umum dinilai dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT)

• Contoh : Orang dengan BB = 60 kg dan TB = 155 cm, maka IMT-nya adalah : 65


kg / (1,55 m x 1,55 m) = 27,06 kg/m2
Penentuan Status Gizi
Berdasarkan IMT

Akan tetapi, IMT tidak memberikan


gambaran tentang persentase dan
distribusi lemak, massa otot, dan cairan
tubuh.
Ukuran Lingkar Pinggang (LP) dapat
dijadikan indikator untuk penentuan
obesitas, khususnya obesitas sentral

Obesitas sentral berhubungan dengan


peningkatan risiko penyakit jantung koroner,
diabetes dan stroke.

Obesitas sentral jika :


• Pria : LP > 90 cm
• Wanita : LP > 80 cm
Kondisi lansia yang dapat memicu
terjadinya obesitas:
• Penurunan kecepatan metabolisme
tubuh
• Penurunan aktivitas fisik
• Pola makan yang tidak tepat

Obesitas meningkatkan risiko penyakit


jantung koroner, diabetes melitus,
hipertensi, stroke, penyakit ginjal,
osteoarthritis, Low Back Pain, beberapa
jenis kanker, dll
Masalah Gizi Pada Lansia :
Defisiensi Zat Gizi Mikro

Defisiensi zat gizi mikro Gangguan kesehatan yang sering


biasanya terjadi pada lansia terjadi pada lansia akibat defisiensi
dengan malnutrisi, namun lansia zat gizi mikro antara lain adalah
dengan gizi cukup maupun • Anemia
obesitas dapat juga • Osteoporosis.
mengalaminya
Anemia Pada Lansia
Defisiensi zat gizi mikro yang dapat menyebabkan
anemia yaitu :
• Zat besi
• Vitamin B12
• Asam Folat

Defisiensi besi dapat terjadi akibat :


• Kurangnya asupan zat besi
• Gangguan penyerapan zat besi di saluran cerna
• Kehilangan zat besi (infeksi cacing, perdarahan)
Zat Besi (Fe)
Sumber zat besi dalam makanan :
• Besi heme : hati, daging ikan
• Besi non-heme : sayuran berwarna hijau,
kacang-kacangan, buah

Penyerapan zat besi dalam tubuh dipengaruhi oleh


makanan / minuman yang dikonsumsi.
• Meningkatkan absorbsi : jeruk, tempe, vitamin C
• Menghambat absorpsi : teh, kopi, obat maag
(antasida)
Vitamin B12 dan Asam Folat
Sumber vitamin B12 dalam makanan : Pola makan untuk mencegah anemia :
• Kerang, kepiting, sarden, salmon, ikan tuna,
• Pola makan seimbang
daging sapi, susu, ayam, telur
• Sayur dan lauk bervariasi, porsi
Sumber Asam Folat dalam makanan : cukup
• Hewani : hati, kuning telur, ikan salmon • Buah 2x sehari
• Sayuran : bayam, kubis, brokoli, asparagus,
• Jangan minum teh / kopi sesudah
seledri, selada, jagung
• Buah : pisang, jeruk, tomat, alpukat, melon, makan
stroberi, pepaya • Perbanyak makan tempe
• Kacang-kacangan : kacang tanah, kedelai,
almond, kacang polong
Osteoporosis Pada Lansia
Kondisi berkurangnya atau hilangnya densitas mineral tulang
dan matriks organik.

Kekuatan tulang menurun, sehingga tulang menjadi rapuh


dan mudah patah.

Penurunan fungsi ginjal pada lansia menyebabkan


malabsorbsi kalsium dan meningkatnya kehilangan massa
tulang.

Pada lansia, kemampuan kulit membentuk provitamin D-3


dari sinar ultraviolet berkurang.
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Pada Lansia
Energi dan Karbohidrat
• Secara praktis kebutuhan energi dihitung menggunakan rule of thumb yaitu 25 – 30
kkal/kgBB.
• Contoh : Lansia dengan BB 50 kg maka kebutuhan energi = 1250 – 1500 kkal/hari
• Sumber energi utama : karbohidrat (50 – 65 % dari total energi)
• Sumber karbohidrat yang baik : nasi, kentang, gandum, singkong
• Perlu dibatasi : gula, sirup, kental manis, roti tawar putih, makanan yang berbahan tepung
beras / tepung terigu
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Pada Lansia

Protein
• Kebutuhan protein : 0,8 – 1,2 gram/kgBB
• Individu dengan gangguan fungsi ginjal kebutuhan protein menurun : 0,6 – 0,7 gram/kgBB
• Sumber protein hewani : ayam, daging, telur, susu, ikan
• Sumber protein nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan
• Kombinasikan sumber protein hewani dan nabati dalam makanan
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Pada Lansia

Lemak
• Kebutuhan lemak : 20 – 30 % total energi
• Sumber lemak yang baik : kuning telur, otak, ikan laut, susu, keju, alpukat, olive oil, virgin
coconut oil (VCO)
• Batasi penggunaan margarin, minyak goreng yang telah digunakan berkali-kali karena
mengandung lemak trans
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Pada Lansia

Cairan, Serat, dan Mikronutrien


• Kebutuhan cairan : 1500 – 2000 ml/hari.
• Perlu pembatasan cairan : gagal jantung, gagal ginjal, sirosis hati, asites.
• Vitamin, mineral dan serat banyak terdapat dalam sayur dan buah.
• Konsumsi sayur dan buah 5 porsi/hari (misalnya 3 porsi sayur, 2 porsi buah).
• Kebutuhan vitamin D dapat dicukupi dengan berjemur pagi hari (sekitar jam 9 – 10)
selama 10 – 15 menit 3x seminggu
• Hindari pemberian vitamin dan mineral megadosis.
Beberapa Masalah Makan Pada Lansia

KESULITAN MENGUNYAH BERKURANGNYA RASA MAKANAN

• Pilih makanan dengan tekstur yang


dapat diterima • Tambahkan bumbu dapur yang
• Potong makanan dalam bentuk yang mempunyai aroma kuat (jahe,
lebih kecil (cincang) bawang, daun kemangi,dll)
• Modifikasi tekstur makanan (bubur) • Tambahkan penyedap rasa (MSG)
• Masak sampai empuk • Jaga kebersihan mulut
• Konsultasi ke dokter gigi jika ada • Hindari rokok
masalah gigi geligi
Beberapa Masalah Makan Pada Lansia

MUAL / KEMBUNG SUSAH BUANG AIR BESAR

• Makan dengan porsi kecil tapi sering • Perbanyak makan sayur dan buah
• Hindari sayuran yang dimakan mentah • Perbanyak asupan cairan
(lalapan) • Lakukan olah raga ringan
• Hindari makanan yang menyebabkan mual • Bila perlu dapat diberikan obat pencahar
seperti makanan pedas, kecut, berminyak, dan
MULUT KERING
aroma yang menyengat
• Hindari tiduran setelah makan • Pastikan kecukupan cairan
• Pilih makanan yang lunak
• Makan dengan kuah yang banyak
• Perbanyak makan buah-buahan

Anda mungkin juga menyukai