Anda di halaman 1dari 72

Kesehatan Lansia

(Geriatri)

RS Condong Catur
Yogyakarta
KARAKTERISTIK
PASIEN GERIATRI

1. Usia > 60 tahun


2. Multipatologi
3. Tampilan klinis tidak
khas
4. Polifarmasi
5. Fungsi organ menurun
6. Gangguan status
fungsional
7. Gangguan nutrisi
Penyakit yang sering pada lansia

1. Artritis 49.0% P>L


2. Hipertensi & CVD 15.2% P>L
3. Bronkitis / sesak 7.4% P<L
4. Diabetes 3.3% P=L
5. Jatuh 2.5% P>L
6. Stroke / lumpuh 2.1% P<L
7. TBC 1.8% P=L
8. Patah tulang 1.0% P=L
9. Kanker 0.7% P=L
10. Masalah ADL 29.3% P=L
Jenis-Jenis Usia Lanjut

• 1. usia lanjut yang sehat : minimal atau tidak


punya penyakit kronis dan secara fungsional
independen

• 2.Usia lanjut dengan penyakit kronis secara


fungsional independen atau minimal dependen
membutuhkan obat-obatan secara rutin dan
kadang harus dirawat di rumah sakit karena
kambuhnya penyakit.
Jenis-jenis usia lanjut

• 3. Usia lanjut dengan kelemahan dan


penyakit kronis, secara fungsional
dependen, kehilangan fungsi
fisiologis sering dirawat di RS.
Usia Lanjut dan Pendamping Lansia

• Usia lanjut yang sehat : secara rutin kontrol ke sarana


layanan kesehatan primer, exercise secara teratur dan diet
sehat.

• Usia lanjut dengan penyakit kronis : bersama dengan


pendampingnya harus memahami penyakitnya dan
rencana pengobatannya. Kunjungan rutin ke sarana
kesehatan dan melaporkan semua perubahan yang terjadi
akan mengurangi kekambuhan penyakitnya dan pada
akhirnya mengurangi angka perawatan.
• Pendamping usia lanjut dengan kelemahan
harus bekerja dengan tekun untuk mencegah
trauma dengan memastikan keamanan di
rumah dan tindakan-tindakan lain yang
dianggap perlu.
RUANG LINGKUP
SINDROM GERIATRI

 Imobilisasi dan ulkus dekubitus


 Inkontinensia urin
 Instabilitas, jatuh dan patah tulang
 Perubahan status mental
 Gangguan tidur
 Gangguan keseimbangan cairan &
elektrolit
 Gangguan regulasi suhu
 Infeksi
 Malnutrisi
 Konstipasi
IMOBILISASI & ULKUS DEKUBITUS

Fraktur dan nyeri

Imobilisasi Penurunan kesadaran

Ulkus dekubitus • Kekakuan & kontraktur sendi


• Trombosis vena • Atrofi otot
• Hipotensi ortostatik • ISK
• Pneumonia
ADL

Mengendalikan rangsang BAB 2


Mengendalikan rangsang BAK 2
Membersihkan diri (seka,sisir,skt gigi) 1
P(g)n WC[in/out,lepas/pakai celana,siram] 2
Makan 2
Transfer 3
Mobilisasi = ambulasi 3
Mengenakan pakaian 2
Naik turun anak tangga 2
Mandi 1

20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5- 8 : Ketergantungan berat
0- 4 : Ketergantungan total
• Ny. S, Usia 84 thn
• Osteoporosis  instabilitas/falls  fraktur
femur dx  nyeri  imobilisasi  ulkus
dekubitus

Ulkus dekubitus
D elirium, Perubahan proses menua :
R estricted mobility, retension • Kapasitas kk 
• Otot dasar panggul 
I nfection, inflammation, impaction • Kontraksi otot kk abnormal
P olyuria, pharmaceutic • Residu urin kk banyak
• Hipertrofi prostat
• Produksi urin malam 

INKONTINENSIA URIN
- tipe stres - tipe overflow
- tipe urgensi - tipe campuran

Dehidrasi, jatuh, fraktur, dekubitus, depresi


Urinary Incontinence
T
INSTABILITAS, JATUH DAN PATAH TULANG
Perubahan proses menua :
• panjang langkah (step) 
• lingkup sendi ankle
• keterbatasan muskuloskeletal
• rotasi spinal 
Kardiovaskular, artritis,
• input sensorik 
• respon motorik melambat kondisi ortopedik lain
• ayunan lengan 

Instabilitas
• Rasa Nyeri
• Imobilisasi
Falls Fraktur • Gangguan asupan
makanan dan cairan
INFEKSI
Faktor predisposisi infeksi pada usila

Imunitas menurun
-Atropi timus Nutrisi
-Perubahan respon sitokin - Kurang energi-protein
-Efek komorbiditas - Defisiensi mikronutrien
-T-sel 

Komorbiditas
mempengaruh innate immunity
Tampilan infeksi tidak khas :
- Demam sering tidak timbul
- Confusion, jatuh
- Anoreksia dan asupan makanan 
Status Nutrisi

• Gangguan nutrisi :
- mempengaruhi status imun & keadaan umum
- sering tidak terdeteksi secara dini
• Pengkajian status nutrisi
- Anamnesis gizi (asupan kalori, protein, lemak,
vitamin, mineral, serat)
- Antropometrik (IMT dengan TL)
- Biokimiawi (albumin dan Hb)
Kurangnya Kebutuhan Kalori

• Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena


berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik.

• Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk


malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat,
misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia

• Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat


kerusakan gigi atau ompong.

• Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan


terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.

• Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.


Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

• Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya


menimbulkan konstipasi.

• Penyerapan makanan di usus menurun.


C. Masalah Gizi pada Lansia

• 1. GIZI LEBIH

• Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan


berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori
berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan
makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk
mengurangi makan.

• Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai


penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan
darah tinggi.
2. Gizi kurang

• Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social


ekonomi dan juga karena gangguan penyakit.

• Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan


menyebabkan berat badan kurang dari normal.

• Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein


menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap
penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin

akibatnya nafsu makan


Bila konsumsi buah dan
berkurang, penglihatan
sayuran dalam makanan
menurun, kulit kering,
kurang dan ditambah
penampilan menjadi
dengan kekurangan
lesu dan tidak
protein dalam makanan
bersemangat.
D. Pemantauan Status Nutrisi

1. Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu


sekali.

• waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5


Kg/minggu.

• Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko


terhadap kelebihan berat badan

• dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu


menunjukkan kekurangan berat badan.
2. Kekurangan kalori protein

Waspadai lansia dengan riwayat :


• Pendapatan yang kurang,
• kurang bersosialisasi,
• hidup sendirian,
• kehilangan pasangan hidup atau teman,
• kesulitan mengunyah,
• pemasangan gigi palsu yang kurang tepat,
• sulit untuk menyiapkan makanan,
• sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan,
• nafsu makan berkurang,
• makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera.
• Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia
menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat
3. Kekurangan vitamin D

Biasanya terjadi pada lansia :

 yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari,

 jarang atau tidak pernah minum susu,

 dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak


terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya
E. Perencanaan Makanan untuk Lansia

- Perencanaan makan secara umum

1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang


beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.

2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang.


Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari
sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Contoh menu :
• Pagi : Bubur ayam
Jam 10.00 : Roti
• Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya
Jam 16.00 : Nagasari
• Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes
ikan, pisang
Perencanaan Makan Untuk Lansia

• 3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan


banyak minum dapat memperlancar pengeluaran
sisa makanan, dan menghindari makanan yang
terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta
mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
• 4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula,
minyak dan makanan yang berlemak seperti santan,
mentega dll.
5. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih
lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Makanlah makanan yang mudah dicerna
• Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng-
gorengan
• Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu
kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang
• Makan dalam porsi kecil tetapi sering
• Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah
sebaiknya diberikan
• 6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus
diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan
usus dan menambah nafsu makan.

• 7. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan,


hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.

• 8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara


dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang
digoreng
– Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna

Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid :

• Disarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi


setiap hari, seperti sayuran dan buah-buahan segar, roti dan
sereal.

• Dianjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan


setiap hari untuk melembutkan feses.

• Dianjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin ,


karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif.
Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi
status gizi pada masa tua. Antara lain :

• Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah,


mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga
kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-
garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.

• Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga


dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat.

• Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan


kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu
makan.

• Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran


fungsi sel syaraf pendengaran.
• Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal,
mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat
berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

• Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada


saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang
menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.
• Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air
dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi
pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang
menimbulkan rasa lelah.

• Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran


merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering
diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang
mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat
menyebabkan dehidrasi.

• Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan


untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang
dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang
mengakibatkan sedih yang berkepanjangan

Anda mungkin juga menyukai