Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DIABETES MELITUS


KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK
Wanda Aulia Rahmah P27820318072

Indriani Atik Annisa P27820318073

Riyola Wahyunisa P27820318074

Uswatun Chasanah P27820318075

Agita Verlyana Syamsudin P27820318076

Dinauli Sonia Siagian P27820318077

Harlini Permata Sari P27820318078


2
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Diagnosa Intervensi

Impelmentasi Evaluasi

3
PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh,
kesemutan/rasa berat, mata kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea, polidipsi, anorexia, mual dan
muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-pusing/sakit
kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
•Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional
•Riwayat ISK berulang
•Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan penoborbital.
•Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
•Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
 

4
4. Pemeriksaan Fisik
• Neuro sensori : Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan mental, reflek tendon menurun,
aktifitas kejang. 
• Kardiovaskuler : Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
• Pernafasan : Takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk dengan tanpa sputum purulent dan
tergantung ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam), RR > 24 x/menit,
nafas berbau aseton.
• Gastro intestinal : Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah meringis pada palpitasi, bising usus
lemah/menurun.
• Eliminasi : Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk, diare (bising usus hiper aktif).
• Reproduksi/sexualitas : Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan sulit orgasme pada wanita
• Muskulo skeletal : Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon menurun kesemuatan/rasa
berat pada tungkai.
• Integumen : Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran tiroid, demam, diaforesis
(keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus.
5. Aspek psikososial
• Stress, anxientas, depresi
• Peka rangsangan
• Tergantung pada orang lain
5
5. Pemeriksaan diagnostik
• Gula darah meningkat > 200 mg/dl
• Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok
• Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt
• Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)
• Alkalosis respiratorik
• Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi, menunjukkan respon terhadap
stress/infeksi.
• Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan fungsi ginjal.
• Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut.
• Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal sampai meningkat pada tipe II yang
mengindikasikan insufisiensi insulin.
• Pemeriksaan funsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan kebutuhan akan
insulin
• Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat.
• Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pada luka.

6
DIAGNOSA

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik, kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang
terbatas.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan insulin penurunan
masukan oral, status hipermetabolisme.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan
sirkulasi.
4. Resiko tinggi perubahan sensori perseptual berhubungan dengan perubahan kimia endogen (ketidak
seimbangan glukosa/insulin dan elektrolit.

7
INTERVENSI
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan gastrik berlebihan, masukan yang terbatas.
o Data yang mungkin muncul : peningkatan haluaran urin, urine encer, haus, lemah, kulit kering, turgor buruk.
o Hasil yang diharapkan : tanda vital stabil, turgor baik, haluaran urin normal dan kadar elektrolit dalam batas normal.
o Intervensi Rasional Mandiri
1. Pantau tanda vital
2. Kaji suhu, warna kulit dan kelembaban.
3. Pantau masukan dan pengeluaran urin.
4. Ukur BB setiap hari.
5. Pertahankan cairan 2500 cc/ hari jika pemasukan oral sudah dapat diberikan.
6. Tingkatkan lingkungan yang nyaman dan selimuti dengan selimut tipis
7. Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung.
8. Kolaborasi.
9. Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
10. Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual.
11. Pasang selang NGT dan lakukan penghisapan sesuai indikasi
8
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan
oral, hipermetabolisme.
o Data : Masukan makanan tidak adekuat, anorexia, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk dan diare
o Kriteria hasil : Mencerna jumlah nutrient yang tepat, menunjukkan tingkat energy biasanya dan BB stabil.
o Intervensi Rasional Mandiri
1. Timbang BB setiap hari, menkaji pemasukan makanan yang adekuat
2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan pasien.
3. Auskultasi bising usus, cacat adnya nyeri, abdomen, mual dan muntah.
4. Identifikasi makanan yang disukai.
5. libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai indikasi.
6. Kolaborasi dengan ahli diet.

9
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi lekosit/perubahan sirkulasi.
o Data : -
o Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
o Intervensi Rasional Mandiri
1. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
2.Tingkatkan upaya pencegahan dan mencuci tangan bagi semua oaring yang berhubungan dengan pasien,
meskipun pasien itu sendiri.
3. Pertahankan teknik aseptic prosedur invasive.
4. Berikan perawatan kulit dengan terarur, massage daerah yang tertekan.
5. Bantu pasien melakukan oral higine.
6. Anjurkan untuk makan dan minum adekuat.
7. Kolaborasi dengan pemberian antibiotic yang sesuai.

10
IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi/perencanaan dan prioritas masalah

11
EVALUASI

1. Dx 1 :
• Mendemonstrasikan hidrasi adekuat.
2. Dx 2 :
• Menunjukkan energy seperti biasanya.
• Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan kearah rentang biasanya.
• Nilai laboratorium normal.
3. Dx 3 :
• Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi
4. Dx 4:
• Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.

12
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai