Anda di halaman 1dari 55

PELAYANAN ASUHAN GIZI PADA LANSIA

Sri Iwaningsih, SKM, MARS, RD

Seminar Geriatri
Banjarmasin, 23 Juni 2019
Pendahuluan
2

 GIZI berperan PENTING dalam fungsi fisik, kognitif dan psikologis


manusia

 KONDISI STATUS GIZI KURANG  salah satu karakteristik


Lansia

 GEJALA KLINIS tidak khas, PENURUNAN DAYA CADANG


FAALI & GANGGUAN STATUS FUNGSIONAL
 KETEPATAN PEMBERIAN PELAYANAN ASUHAN GIZI
penting pada Lansia
Gambaran Keadaan & Masalah Lansia
PREVALENSI LANSIA DI INDONESIA
No Tahun Prediksi Jumlah
UU NO. 36 THN 2009
1 2010 18.1 juta jiwa • Pemeliharaan kesehatan usia lanjut
ditujukan untuk menjaga agar tetap
2 2014 18,7 juta jiwa hidup sehat dan produktif secara
3 2016 21 juta jiwa sosial maupun ekonomis.
• Untuk itu pemerintah menjamin dan
4 2025 36 juta jiwa
memfasilitasi kelompok lansia
tersebut.
• Menurut Kaiser MJ. et.al : 1 dari 4
lansia malnutrisi, dan 2 dari 4
lansia beresiko malnutrisi
KEADAAN DAN MASALAH …….. lanjutan
 Proses untuk penuaan menimbulkan masalah fisiologis, biologis, mental, sosek
 Hasil SKRT 
 angka kesakitan > 55th : 15,1%
 dengan 5 penyakit :
 yaitu jantung dan pembuluh darah 15,7%,
 gangguan muskulo & skeletal 14,5%,
 TBC 13,8%,
 bronchitis 12,1%,
 ISPA 10,2%.

 Jumlah penduduk >55th (2000) : 10,72%


 Umur harapan hidup perempuan 61th & laki2 64th
 Jmlah usila perempuan 8,92%, laki2 9,81%
Kesehatan jasmani Masalah sosial ekonomi
• Massa otot mulai mengecil
• Kekuatannya berkurang • Jumlah lansia yang makin bertambah akan
menimbulkan masalah sosial bagi keluarga,
• Kulit mengeriput masyarakat dan negara karena akan terkait
• Rambut memutih dengan biaya.
• Gigi berguguran • Beban bagi keluarga yang harus merawat,
• Fungsi panca indra ↓ mengobatkan bila sakit, dsb
• Impotensi • Ada beberapa yang rela tinggal di panti
• Klimakterium jompo
• Pembesaran prostat dsb

Kesehatan jiwa
• Pelupa
Masalah kesehatan • Depresi
• emosi
Geriatri
PERLU
PELAYANAN
ASUHAN GERIATRI
Malnutrition in the Elderly
• 4 - 10% free-living elderly populations
• 30 - 60% institutionalized elderly
• 40 - 85% nursing home residents
• 20 - 60 % home care patients
6
• 30 - 70 % hospitalized elderly patients
MAKANAN & LANSIA
SEHAT SAKIT END of LIFE
Kesehata
n  Risiko
Produ
penyakit
fisiologis ktif
kronis
Hubunga
n Sosial
MAKANAN
Kualitas
Hidup
Slow  Gejala Sehat &
Budaya Progres penyakit Enjoy

7
Memberikan makanan dan gizi yang
PERLU terkait budaya, aktifitas fisik dan
dukungan pelayanan lain bagi Lansia

ZAT GIZI YANG PERLU PERHATIAN


 Energi
 Nutrient Density
 Protein
 Kalsium
 Vitamin D
 Suplemen
 Serat makanan
8
LANSIA MALNUTRISI
• Malnutrisi adalah kondisi tubuh saat tidak
mendapatkan jumlah nutrisi (makro-mikro) yang
dibutuhkan untuk menjaga jaringan dan fungsi
organ yang sehat.

• Pada Lansia, malnutrisi berkontribusi terhadap


perkembangan morbiditas, terkait memburuknya
prognosis penyakit dan meningkatkan risiko
kematian.
Perubahan
komposisi Perubahan nafsu makan dan pengaturan energi
tubuh 1. Penyakit
2. Stress psikologis
Usia >> 3. Ketidak berdayaan secara ekonomi
PERUBAHAN
PADA
<< Lean body GERIATRI
mass
Gigi geligi mudah tanggal
Penurunan
berat badan Ekresi kelenjar saliva
Kemampuan indra pembau
Kebutuhan Penurunan
energi << fungsi Atrofi gusi
organ
Kemampuan membedakan rasa
Aktivitas fisik <<
Waktu pengosongan lambung
DAYA CADANGAN FAALI GANGGUAN STATUS GIZI
MULTIPATOLOGI MENURUN FUNGSIONAL

- Faal organ /
sistem organ
♦ LEBIH DARI SATU menurun
PENYAKIT ♦ Tanda penyakit
- Normal untuk
♦ POLIFARMASI akut
usianya;
♦ PENYAKIT ♦ Fase penyembuhan
cadangan faali
DEGENERATIF, lambat
menipis
KRONIK
- Mudah gagal
pulih(failure to
thrive)
Gangguan Gizi
- Gangguan input sensor
- Gangguan gigi geligi
Proses menua : - Malabsorbsi
- Penyakit kronik
- Massa lemak tubuh  - Obat-obatan
- Aktivitas fisik  - Gangguan mobilisasi
- DEPRESI dan demensia
- Asupan energi protein 
- Faktor sosek

- Gangguan imunitas
- Status fungsional 
MALNUTRISI - Menghambat penyembuhan luka
- Mortalitas 
Faktor Risiko Malnutrisi pada Geriatri

ADANYA P E N Y A K I T

Kronis & kegagalan


Peny sal cerna yang
organ (jantung,
mengakibatkan Penyakit infeksi Penyakit
pernapasan, ginjal,
maldigestion & / kronis keganasan
hepar)
malabsorption

Semua factor yang mengakibatkan


berkurangnya asupan makanan,
meningkatkan kebutuhan energi,
malabsorpsi, yang dapat terjadi
bersamaan
Screening dan Penapisan
SKRINING GIZI

APA YANG DIMAKSUD KAPAN PERLU DILAKUKAN SKRINING GIZI?


SKRINING GIZI?

 Skrining gizi  proses  Menurut The Joint Commission of


yang sederhana dan
cepat sensitif untuk Accreditation of Healthcare
mendeteksi pasien berisiko Organization (JCAHO) Skrining
malnutrisi
(Barendregt dkk, 2008) Gizi dilakukan minimal dalam
waktu 24 jam terhitung saat pasien
mulai masuK rumah sakit.
Komponen Utama(Rasmussen dkk, 2010)
Kondisi sekarang(BB, TB,
IMT, LILA)

Kondisi yang stabil


SKRINING (Kehilangan BB)
GIZI Kondisi memburuk
(Penurunan asupan)

Pengaruh penyakit
terhadap status gizi
KRITERIA Alat Skrining Gizi

Cepat dan mudah Sensitivitas dan Validitas dan


untuk digunakan Spesifisitas Reliabilitas
• Kemampuan • Valid : akurasi
• Dapat digunakan pada
populasi heterogen, mengidentifikasi secara mengidentifikasi
sederhana, cepat, tepat orang yang masalah gizi yang
mudah pengisiannya benar- benar dimaksudkan
oleh tenaga staf (bukan malnutrisi dan yang
profesional), tidak • Reliabel : kemampuan
benar-benar tidak
invasif, murah, & untuk menghasilkan
berguna malnutrisi.
data yang sama
METODA SKRINING GIZI PADA GERIATRI

Mini Nutrition Assessment-Short Form Populasi Pasien Usia Lanjut


(MNA-SF) Skor 0-3 untuk masing-masing
Kriteria
RUBENSTEIN ET AL.(2001), UNITED STATES Risiko parameter
Malnutrisi < 11 = berisiko malnutrisi
Waktu saat pasien masuk rumah sakit
Pemakaian / Pengguna alat skrining tidak
Pengguna dinyatakan

Nutrition Risk Screening 2002


(NRS-2002)

Simple Nutrition Screening Tool


(SNST)
Contoh Malnutrition Screening Tool (MST)

9/6/201
8
Seminar Pelayanan Gizi Sesuai
Standar Akreditasi RSHS2018
1. Apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan terakhir..?
Bila ya, berapa kg penurunan BB nya?

2. Apakah asupan makan menurun karena kurang nafsu makan ?

18
Total skor : ≥ 2 beresiko malnutrisi

Sumber : ADA pocket Guide To Nutrition Assessment 2009


ANTROPOMETRI PADA LANSIA

• Perubahan fisik dan metabolik • Pada lansia, peningkatan massa lemak


pada lansia dapat menyebabkan dan penurunan tinggi badan
perubahan atau ketidakakuratan menyebabkan penekanan pada tulang
pada hasil penilaian status gizi belakang (vertebral compression)

Penam Penilaian Massa Bebas Penilaian Massa


pang Lemak (Fat Free Mass) Lemak (Fat
Chumlea (2008) Tubuh Mass)
Perubahan Pria = 64,19 – (0,04 x usia (th)) + (2,02 x tinggi lutut (cm))
fisiologis Berat Lingkar Lengan Atas Tricep skinfold
pada lansia Wanita = 84,88 – (0,24 x usia (th))+(1,83 x tinggi lutut (cm)) Badan (LiLA)
Tinggi Mid-Upper Arm Muscle Biseps skinfold
Badan Circumference (MUAMC)
c/ keadaan
bungkuk
Tinggi lutut IMT Mid-Upper Arm Muscle Subscapular skinfold
(MUAMA)
TB estimasi dgn Tinggi Suprailiac
Tidak bisa Lutut skinfold
diukur TB pengukuran
lain Rentang Rasio lingkar
Lengan pinggang
Kemungkinan Masalah Gizi Pada Geriatri

DOMAIN INTAKE DOMAIN KLINIS DOMAIN PERILAKU &


(NI) (NC) LINGKUNGAN (NB)

Kemampuan
Asupan energi
Kesulitan menelan menyiapkan
inadequat
Asupan oral Kesulitan makanan terganggu
Kesulitan makan
inadequat mengunyah secara mandiri
Asupan protein- Akses makanan
Malnutrisi
energy inadequat terbatas
Asupan vitamin
inadequat
Asupan mineral
inadequat
KEMUNGKINAN MASALAH GIZI
(terkait asupan makanan dan zat gizi)

Meningkatkan
asupan dan daya
Hasil  Daya Terima terima
nutritional  Kesulitan
assessment makan
 % asupan  Jenis Diet
 Bentuk makanan
 Modifikasi diet
Rumah sakit menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien

 Daftar Menu
 Standar Makanan
 Siklus Menu
 Kontrak Bahan Makanan
 Panduan Terapi Gizi

• Jenis makanan
• Standar makanan
• Pola dan waktu pemberian makan
Geriatri
• Pemilihan makanan enteral
• Pemberian air minum
KEBUTUHAN GIZI Pada Geriatri

TNT Geriatri 2.0 Sesi 5

Updated TNT Geri 2.0


Menggunakan persamaan prediktif untuk
memperkirakan total energi sehari

2 langkah : 1. memperkirakan Pengeluaran energi basal


2. memperkirakan pengeluaran total energi

Langkah 1 : memperkirakan pengeluaran energi basal dengan persamaan atau rumus sederhana

Perhitungan Energi Basal

Rumus Harris-Benedict (1991) Laki-laki : 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,76 x U) kkal/hari

Wanita : 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U) kkal/hari

Kalkulator perhitungan energi basal gratis berbasis web


www.user.med.cornell.edu/**spon/picu/calc/beecalc.htm
1. Harris JA, et al. Publication No.279. Carnegie Institution of Washington, 1919.
2. Khalaj-Hedayati K, et al. Nutr Res. 2009;29:531-541
Menggunakan persamaan prediktif untuk
memperkirakan total energi sehari

2 langkah : 1. memperkirakan Pengeluaran energi basal


2. memperkirakan pengeluaran total energi

Langkah 1 : memperkirakan pengeluaran energi basal dengan persamaan atau rumus sederhana

Perhitungan Energi Basal

Rumus Mifflin-st Yeor Laki-laki : 10 W + 6,25 H – 5 A + 5 x AF x SF

Wanita : 10 W + 6,25 H – 5 A – 161 x AF x SF

Kalkulator perhitungan energi basal gratis berbasis web


1. Harris JA, et al. Publication No.279. Carnegie Institution of Washington, 1919. www.user.med.cornell.edu/**spon/picu/calc/beecalc.htm
2. Khalaj-Hedayati K, et al. Nutr Res. 2009;29:531-541
Menggunakan faktor aktivitas dan stres untuk
memperkirakan pengeluaran energi sehari

langkah 2 : memperkirakan pengeluaran energi total (TEE) dengan


mengkalikanenergi basal dengan faktor yang sesuai

Faktor Aktivitas Faktor Stres


Tidak aktif X 1,2 Starvasi/kelaparan X 0,8
Ringan X 1,4 Pembedahan X 1,25
Sedang X 1,6 Pemulihan X 1,4
Tinggi X 1,7 Sepsis X 1,6

1. Harris JA, et al. Carnegie Institution of Washington, 1919. Publication No.279.


2. Khalaj-Hedayati K, et al. Nutr Res. 2009;29:531-541
Rumus Sederhana untuk memperkirakan kebutuhan energi
protein dan cairan

 Menggunakan BB aktual untuk pasien dengan status


gizi normal atau kurang (underweight)
 Menggunakan BBI untuk pasien dengan status gizi
lebih (overweight) atau obesitas

Protein1,2 Energi1 Cairan2


• 1 – 1,5 • 25-30 • ~30
g/kg/hari kkal/kg/hari mL/kg/hari

1. Manual of Clinical Dietetics. 6th ed. American Dietetics Association; 2006.


2. Bauer J, et al. J Am Med Dir Assoc. 2013;14:542-559
Rekomendasi makronutrien
Karbohidrat : 50% – 60% dari total energi
 Gula dan Pati
 Serat
Lemak
Lemak : 30% – 35% dari total energi 30%

 Asam lemak jenuh dan asam lemak tak Karbohi…

jenuh (< 10% total asupan, lebih


Protein
diutamakan asupan asam lemak tak 20%

jenuh tunggal (MUFA)


 Penghantar vitamin larut lemak
1. www.nap.edu/topics.php?topic=380
2. Bauer J, et al. J Am Med Dir Assoc. 2013;14:542-559.
3. Lichtenstein, et al. Circulation. 2006;114:82-96.
Kebutuhan protein

Rekomendasi Asupan protein *berdasarkan studi asupan protein-usia


Catatan : rekomendasi ini tidak berlaku pada lansia
dengan penyakit gagal ginjal
Lansia dengan penyakit
akut atau kronis
Lansia aktif atau
rutin olahraga
Peningkatan
Lansia Sehat mungkin
Asupan diperlukan :
meningkat : 1.2-1.5
1.0-1.2 ≥ 1.2 gkgBB/hari*
g/kgBB/hari* g/kgBB/hari*

*rekomendasi asupan protein rata-rata sehari, diukur dalam gram protein per kilogram
berat badan per hari (g/kgBB/hari)
Bauer J, et al. J Am Med Dir Assoc. 2013;14:542-559
Alasan Merekomendasikan peningkatan asupan
kebutuhan protein pada lansia
Kemampuan menggunakan
cadangan protein yg berkurang
(resistensi insulin, bedrest, high
splachnic ekstraksi)

Asupan protein harian Peningkatan kebutuhan


yang menurun protein
(anoreksia, gangguan (penyakit inflamasi,
saluran cerna) modifikasi oksidatif protein)

Penurunan/kehilangan
Fungsi
(otot, tulang, sistem imun)

Bauer J, et al. J Am Med Dir Assoc. 2013;14:542-559


Cara membaca rekomendasi asupan gizi
Referensi Asupan Makan
 Perkiraan asupan gizi secara kuantitatif

 Dinyatakan dalam sebuah nilai


referensi/rekomendasi
- Rekomendasi asupan
- Batas atas aman
 Digunakan dalam merencanakan dan menilai
diet untuk org sehat
 Berdasarkan Bukti (seringkali terbatas)
Murray DH, et al. In: Krause’s Food and Nutrition Care Process. 13 ed. Elsevier; 2012:224-290
Lansia dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral dengan diet yang adekuat
Diet yang komplit dan seimbang merupakan
sumber utama zat gizi mikro
• Kebanyakan lansia tidak mampu makan
dengan diet komplit dan seimbang
Suplementasi perorangan mungkin diperlukan :
• Kalsium dan vitamin D
• Vitamin B12 untuk beberapa orang dengan
gangguan penyerapan atau diet vegetarian
• Vitamin C untuk beberapa orang yang tidak
mampu membeli atau mengunyah buah-
buahan dan sayuran
1. Wellman N. In: Krause’s Food and the Nutrition Care Process. 13 ed. Elsevier; 2012:442-459. 2. Dawson-Hughes B, et al. Osteoporosis Int. 2010;21:1151-
1154. 3. Smith VH. Med Hypotheses. 2010;74:695-697. 4. Pawlak R, et al. Nutr Rev. 2013;71:110-117
Rekomendasi Asupan Vitamin bagi Lansia
Vitamin Rekomendasi Asupan untuk lansia > 70 tahun
Vitamin B12 2,4 µg/hari
Vitamin C 90 mg/hari untuk pria
75 mg/hari untuk wanita
Vitamin D 20 µg/hari
Vitamin E 15 mg/hari
Folate 400 µg/hari

1. www.nap.edu/topics.php?topic=380
2. Wellman N. In: Krause’s Food and the Nutrition Care Process. 13 ed. Elsevier; 2012:442-459
Rekomendasi Asupan Mineral untuk Lansia
Mineral Rekomendasi asupan untuk lansia > 70 tahun
Kalsium 1,200 mg/hari
Fosfor 700 mg/hari
Magnesium 420 mg/hari untuk pria
320 mg/hari untuk wanita
Besi 8 mg/hari
Seng 11 mg/hari untuk pria
8 mg/hari untuk wanita
Trace elemen Kebutuhan untuk lansia > 70 tahun
Selenium 55 µg/hari
1. www.nap.edu/topics.php?topic=380
2. Wellman N. In: Krause’s Food and the Nutrition Care Process. 13 ed. Elsevier; 2012:442-459
• 1 – 1.2 gram/kg BB •20%-35% total kalori, lebih ditekankan
• Bila ada gangguan fungsi renal, pada jenis lemak. Kurangi penggunaan
diberikan 0.8 g/kg BB lemak jenuh (maksimal 10%)
• Bagi kondisi akut atau kronis
1.2 g-1.5 gram/kg BB/hr
• Geriatri PPOK, 15%-20% Energi • Vit. B12 : 2.4 mcg
• Kondisi malnutrisi : 2 gram/Kg BB/hr • Folat : 400 mcg
• Vit. D : 20 mcg
• Kalium : 4700 mg
• 50% - 65% total Kalori. • Natrium : 1200 mg, atau sesuai
preskripsi diet
• Kalsium : 1000 mg
• Besi : 13 mg (laki-laki),
• 25-30 gr/hari.
12 mg (perempuan)
• Seng : 13 mg (laki-laki),
• 30 ml/kg BB. 10 mg(perempuan)
Lansia beresiko dehidrasi
Kemampuan Penurunan %
ginjal untuk air tubuh Efek samping
menahan obat
cairan
Asupan kurang Respon stres
sengaja atau terhadap panas,
tidak penguapan cairan

Presepsi Resiko
tidak merasa Dehidrasi Sakit, cedera
haus

Schoeller DA. Am J Clin Nutr. 1989;50:1176-


1181
PENYEBAB DEHIDRASI

 Penurunan sensasi haus terkait penuaan.


 Lebih tergantung pada orang lain untuk mendapat cairan.
 Penurunan kemampuan dalam mengkonsentrasi urin.
 Meningkatnya
insiden inkontinensia dengan self-imposed
pembatasan cairan.
 Meningkatnya penggunaan obat2an yg berkontribusi thd
dehidrasi.
 Meningkatnya kehilangan cairan: muntah, diare, demam.
PETUNJUK PRAKTIS ATASI DEHIDRASI

 Atasi penyebab.

 Tentukan tujuan pemberian cairan


 Target: 30 cc/kg BB atau 1 cc/Kcal
 Gantikan kehilangan cairan tambahan.
 Minum cairan saat dan diantara waktu makan.
 Gunakan makanan & minuman bergizi .
SERAT MAKANAN

• Mengurangi konstipasi
• kandungan serat kasar (tak larut)
Crude 6-8 g
•60% populasi lansia
•JAGS, 1980, 28:410

•Meningkatkan frekuensi bab


• Peningkatan serat 3-12 gm
• Penggunaan obat pencahar
•JADA, 2003,103:1199
STRATEGI KALORI

SARAN PRAKTIS

 Lebih sering menggunakan makanan yang disukai.


 Sediakan makanan kesukaan dalam porsi yg lebih
besar (Provide double portions of favorite foods).
 Tingkatkankalori dengan menambah santan & lemak,
sauces, gravies, & toppings.
 Perbanyak cairan yg mengandung kalori seperti jus
buah, susu, the, dalam pemenuhan kebutuhan cairan.
makanan dan zat gizi pada geriatri malnutrisi

Intervensi Gizi domain :


Cara Pemberian Makan
dan/atau zat gizi

Kelas :
MODIFIKASI DIET
Meals and Snacks , Enteral and Hasil nutritional Implementasi
assessment Penetapan dan monitoring
Parenteral Nutrition Tujuan dan
(daya terima, evaluasi
kesulitan aspek (peningkatan
makan, % modifikasi asupan, daya
asupan, dll) terima)
MODIFIKASI DIET
• Antonia Trichopoulou, et al. 2005.
Modifikasi diet western deng
mediterania diet yg mengganti
SAFA dgn MUFA meningkatkan
harapan hidup lansia MODIFIKASI RESEP

• Elisabet Rothenberg, et al. 2016.


Perlu pengembangan modifikasi • Bentuk Makanan
makanan yg teksturnya sesuai • Komposisi Zat Gizi
untuk lansia gangguan menelan
tetapi rasanya enak .
• 1. PRODUK MAKANAN
• 2. TEKNIK PERSIAPAN YANG DIGUNAKAN
• 3. BUMBU /FLAVORING AGENTS
EDUKASI DAN KONSELING GIZI

 Proses dukungan ditandai dengan


kolaborasi konselor - klien

 Untuk menetapkan prioritas gizi dan


aktifitas fisik, tujuan/target, dan rencana
tindakan individual

 Dengan meningkatkan pengetahuan dan


mendorong tanggung jawab

 Untuk mengasuh diri sendiri dalam


menangani kondisi yang ada dan
meningkatkan kesehatan
PAGD V Bandung 11-14 Okt 2017
Perlu diperhatikan

1
SASARAN2 LANSIA KONSELOR
• Perlu kesabaran, kejujuran,
• Faktor kejiwaan : santun, empati, bahasa
3 apatis,
pesimistis, sederhana yang dapat dipahami
melankolis, depresi, oleh pasien dan keluarga
pelupa, kekanak-
kanakan, keras kepala • Aspek pesan : bentuk makanan,
porsi, jenis, perilaku
makan, cara pengolahan, tidak
merangsang

PAGD V Bandung 11-14 Okt 2017


MASALAH YANG SERING MUNCUL

• Pengetahuan gizi kurang

Edukasi Gizi
• Kurang informasi terkait
diet Konten/Materi
• Tidak patuh terhadap Edukasi
rekomendasi diet
• Tidak ada keinginan untuk
mengubah perilaku Aplikasi/Penerapan
• Kurang dukungan sosial Edukasi
• Mendapatkan informasi
yang salah
• Keyakinan/sikap yang
salah terhadap makanan
STRATEGI KONSELING

Kurang
Pengetahuan Luruskan persepsi
yang salah

MASALAH Kurang Buat jadwal makan


PERILAKU Perencanaan
MAKAN
Buat kesepakatan/
Kurang kontrak dengan instruksi
yang jelas
Komitmen

PAGD V Bandung 11-14 Okt 2017


KOORDINASI & KOLABORASI ASUHAN GIZI

 Kegiatan dietisien melakukan konsultasi, rujukan atau


kolaborasi, koordinasi pemberian asuhan gizi dengan tenaga
kesehatan/institusi/ dietisien lain yang dapat membantu dalam
merawat atau mengelola masalah yang berkaitan dengan gizi.
 Terdiri dari 2 domain:
1. Kolaborasi dan Rujukan Asuhan Gizi
2. Pemulangan pasien dan merujuk/ transfer pasien ke
unit/institusi baru ke dietisien baru
Tim Asuhan Gizi

 Dokter : AsuhanMedis
Perawat,  Nutritionis : Asuhan Gizi
Farmasi  Perawat : Asuhan Keperawatan
dll
 Farmasi : Asuhan Kefarmasaian
Nutritionis  Tenaga kesehatan lainnya sesuai
/ Dietitien kewenangannya

Dokter
 Kompetensi masing-masing
 Koordinasi dan kolaborasidengan
DPJP atau sebaliknya
TIM TERPADU GERIATRI

 TimTerpadu Geriatri adalah suatu


tim Multidisiplin yang bekerja
secara Interdisiplin untuk
menangani masalah kesehatan
Lanjut Usia dengan prinsip tata
kelola pelayanan terpadu dan
paripurna dengan mendekatkan
pelayanan kepada pasien Lanjut
Usia.
Kolaborasi Asuhan Gizi
 Kolaborasi yaitu proses dimana  Kolaborasi dan Rujukan Asuhan Gizi:
individu, kelompok dengan
 Pertemuan Tim Terpadu Geriatri
kepentingan yang sama bergabung
untuk menangani masalah yang  Rujukan ke RD dengan keahlian
teridentifikasi. berbeda
 Dietisien  Kolaborasi dengan profesi gizi lain
mengkomunikasikan  Kolaborasi dengan provider lain
rencana, proses, dan hasil  Rujukan ke provider lain
monitoring evaluasi kegiatan
asuhan gizi kepada pasien  Rujukan ke institusi/ program
dan petugas kesehatan lain . Masyarakat
MONITORING & EVALUASI

 Asupan Makanan
 Target terukur: minimal asupan 80% dari anjuran
 Klinis/Fisik
 Target terukur: Cukup otot dan simpanan lemak,
Tekanan darah pada batas yang dapat diterima,
Kapasitas fungsional optimal
 Antropometri :
 BMI 18.5-25.0
 Biokimia: Alb, TP, Hb, TLC
TAKE HOME MESSAGE

Gizi yang baik bermanfaat bagi lansia


 Membantu menjaga kesehatan
 Membantu mengurangi resiko penyakit
 Melengkapi pengobatan penyakit kronis
 Mendukung program pemulihan kesehatan
dan meningkatkan hasil yang baik pasca
kejadian medis akut

Pemenuhan gizi sangatlah penting pada lansia


TAKE HOME MESSAGE

 Gizi adalah salah satu komponen


dalam manajemen pelayanan lansia.

Peranan Nutrisionis & Dietisien sangat strategis

Memiliki kualifikasi terkait pemberian makanan dan gizi yang terkait


budaya, aktifitas fisik dan dukungan pelayanan lain bagi geriatri
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai