Anda di halaman 1dari 69

PEMICU 5 SIKLUS HIDUP

UMUR BERTAMBAH PENYAKIT


JUGA BERTAMBAH.

Kelompok 20
• Tutor : Dr. celline
• Dr. triyana sari
• Ketua : marendra .s. kartolo (405180119)
• Sekretaris : sri devi yusrina (405180103)
• Penulis : bryan anggareti (405180062)
• Anggota :
• Meisye novita .s. (405180052)
• Bryan anggareti (405180062)
• Rahmi syahputri (405180066)
• Sri devi .Y. (405180103)
• Risa almira . M (405180116)
• Luvea (405180138)
• Hanan (405180140)
• Kevin pratama . M (405180184)
• Felicia godianto (405180186)
• Ni wayan ela (405180238)
• Seorang laki- laki berusia 75 thn datang diantar keluarga ke poliklinik dengan keluhan
sering lupa dan marah sejak 3 bulan terakhir ini sejak istri nya meninggal. Pasien
diantar oleh kedua anaknya, dimana salah satunya tinggal serumah dengan pasien.
Selama 3 bulan ini keluarga merasakan keluarga merasakan ada perubahan perilaku
pasien, yang menjadi sering marah tanpa alasan atau untuk hal yang sepele dan
sering lupa untuk hal-hal yang baru, seperti lupa menaruh barang atau lupa kejadian 1-
2 hari yang lalu. Saat ditanya ke pasien,pasien enggan untuk menceritakan lebih jauh .
Pasien mengeluhkan juga sulit tidur, malas makan, dan setiap hari merasa bosan,
tidak ada semanngat. Pasien cenderung mengantuk terus dan malas berjalan. Pasien
masih bisa mengurus diri sendiri seperti makan dan aktivitas kamar mandi, tapi untuk
berjalan agak jauh harus di bantu dan sudahtidak bisa menaiki tangga . Kegiatan
pasien dirumah saja saat ini, membaca koran dan menonton telivisi. Pasien memiliki
penyakit diabetes, hipertensi dan disiplidemia, minum obat teratur, terakhir kali pasien
melakukan pemeriksaan laboratorium kedokter adalah 6 bulan lalu dengan hasil BB 75
kg, TB 160 cm, TD 130/90 mmhg, nadi 98x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu
tubuh 37◦ C dan pemeriksaan lainnya masih dalam keadaan baik semua. Ada 5
macam oba yang diminum pasin, 2 untuk diabetes, 2 untuk darah tinggi dan satu untuk
kolestrol nya. Pasien pernah diajak teman-teman seumuran nya untuk tiap bulan
kontrol ke posbindu, tapi pasien pernah mengaku malas keluar rumah. Keuangan
pasien didapat dari 2 anaknya yang sekarang mengantar pasien. Pemeriksaan fisik
ditemukan BB 70 Kg, TB 160 cm, TD 140/90 mmHg, nadi 98 x/menit, frekuensi napas
20x/menit, suhu tubuh 37,2◦C, VAS 5/10, evaluasi ADL dan pemeriksaan sistem
lainnya.
Mindmap/review

Pemeriksaan
geriatri posbindu
TTV lansia

Penurunan Gangguan
ageing
kualitas hidup tidur

Gangguan
Penyakit psikososia
Penurunan fungsi degeneratif l
organ
polifarmasi
imobilisasii
LI : mampu menjelaskan
1. Geriatri ( pengertian, karakterteristik (sindrom geriatri,
polifarmasi, homeostenosis multipatologi).
2. Konsep fraitly.
3. Porifarmasi faktor² yang mempengaruhi.
4. Posbindu (imunisasi).
5. Jenis dan faktor yang mempenngaruhi gangguan
mental usia lanjut.
6. Pemeriksaan pada lansia (TTV, gizi, VAS, ADL, MMSE
quallity of life, mobilisasi).
LI 1 : GERIATRI (PENGERTIAN,
KARAKTERISTIK (SINDROM
GERIATRI, POLIFARMASI,
HOMEOSTENOSIS MULTIPATOLOGI)
Geriatri
• Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran dengan fokus pada
penuaan dini dan tatalaksana penyakit terkait usia lanjut.
• Proses menua mengakibatkan penurunan fungsi sistem
organ seperti sistem sensorik, saraf pusat, pencernaan,
kardiovaskular, dan sistem respirasi. Selain itu terjadi pula
perubahan komposisi tubuh, yaitu penurunan masa otot,
peningkatan masa dan sentralisasi lemak, serta peningkatan
lemak intramuskular.
• Masalah yang sering dijumpai pada pasien geriatri adalah
sindrom geriatri yang meliputi: imobilisasi, instabilitas,
inkontinensia, insomnia, depresi, infeksi, defisiensi imun,
gangguan pendengaran dan penglihatan, gangguan
intelektual, kolon irritable, impecunity, dan impotensi
Karakteristik pasien geriatri
• Karakteristik Pasien Geriatri dan Sindrom Geriatri
1. Pasien geriatri adalah pasien usia lanjut yang memiliki karakteristik
khusus yang membedakannya dari pasien usia lanjut pada
umumnya.
2. multipatologi, yaitu adanya lebih dari satu penyakit kronis
degeneratif.
3. daya cadangan faal menurun karena menurunnya fungsi organ
akibat proses menua.
4. gejala dan tanda penyakit yang tidak khas. Tampilan gejala yang
tidak khas seringkali mengaburkan penyakit yang diderita pasien.
5. penurunan status fungsional yang merupakan kemampuan
seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Penurunan status
fungsional menyebabkan pasien geriatri berada pada kondisi
imobilisasi yang berakibat ketergantungan pada orang lain.
Karakteristik khusus pasien geriatri yang sering dijumpai di
Indonesia ialah malnutrisi. Setiati et al12 melaporkan malnutrisi
merupakan sindrom geriatri terbanyak pada pasien usia lanjut yang
dirawat (42,6%) di 14 rumah sakit.
• Geriatric Giant
• Geriatric Giant adalah problem-problem raksasa/ luar biasa besar
pada pasien geriatri yaitu :
• 1. Imobilisasi
• 2. Instabilitas dan jatuh .
• 3. Inkontinensia urin dan alvi
• 4. Gangguan Intelektual (demensia)
• 5. Infeksi
• 6. Gangguan penglihatan & pendengaran
• 7. Impaksi (konstipasi)
• 8. Isolasi (depresi)
• 9. Inanisi (malnutrisi)
• 10. Impecunity (kemiskinan)
• 11. Latrogenesis (sering karena terlalu banyak obat)
• 12. Insomnia
• 13. Defisiensi imunitas
Multipatology : Chronic, Degenerative disease
Homeostenosis (classic concept)
LI 2 : KONSEP FRAILTY
• Frailty Syndrome (FS) adalah suatu sindroma geriatrik
dengan karakteristik berkurangnya kemampuan
fungsional dan fungsi adaptasi yang diakibatkan oleh
degradasi fungsi berbagai sistem dalam tubuh, serta
meningkatnya kerentanan terhadap berbagai macam
tekanan; semuanya ini menurunkan performa fungsional
dan status kesehatan seseorang.

• Frailty Syndrome (FS) adalah suatu sindroma geriatri


dengan karakteristik berkurangnya kemampuan
fungsional dan gangguan fungsi adaptasi yang
diakibatkan oleh merosotnya berbagai sistem tubuh, serta
meningkatnya kerentanan terhadap berbagai macam
tekanan , yang menurunkan performa fungsional
seseorang.
Terdapat dua
fase dari Frailty
Syndrome :
1. tahap awal (
Pre-Frailty /
< 3 tanda
FS)
2. tahap akhir
Kriteria diagnosis sindrom frailty
Disebut renta (frail) apabila menurut The Frailty Task Force dari
memenuhi minimal 3 dari 5 American Geriatric Society adalah bila
kriteria berikut : terdapat tiga dari lima gejala berikut:

• 1. Kelelahan 1. penurunan berat badan


yang tidak diinginkan
• 2.Penurunan berat badan
2. (4-5 kg dalam 1 tahun);
• 3.Penurunan kekuatan
3. kelelahan yang disadari
otot sendiri; kelemahan
• 4. Penurunan kecepatan (kekuatan genggam
berjalan tangan <20% pada
• 5.Penurunan aktivitas fisik
tangan dominan);
4. kecepatan berjalan
yang kurang; dan
penurunan aktivitas fisik
(<20% pengeluaran
kalori).
LI 3 : POLIFARMASI FAKTOR²
YANG MEMPENGARUHI.
KONSEP DASAR PEMAKAIAN OBAT
1. Diagnosis dan patofisiologi penyakit
2. Kondisi dan konstitusi tubuh/organ
3. Farmakologi klinik obat
PERUBAHAN FARMAKOKINETIK OBAT AKIBAT PROSES MENUA
PERUBAHAN FISIOLOGIK RASIONALISASI OBAT
DALAM KOMPOSISI PADA USIA LANJUT
TUBUH Rejimen pengobatan
1. Periode pengobatan jangan
1. Berat badan total dibuat terlalu lama
2. Penurunan massa otot 2. Jumlah/jenis obat haruslah
dibuat seminimal mungkin
3. Peningkatan kadar
3. Frekuensi pemberian obat
lemak tubuh harus diupayakan sesedikit
4. Penurunan kadar mungkin, kalau mungkin 1
hari 1x
albumin
Pengurangan dosis
5. Kekambuhan penyakit 1. Sebagai akibat perubahan
yang sebelumnya laten farmakokinetik dan
farmakodinamik obat pada
lansia
2. Dosis awal obat : lebih
sedikit dari separuh dosis
yang diberikan pada usia
muda
PENYEBAB Reaksi merugikan
POLIFARMASI yang sering terjadi :
1. penyakit yang diderita
A. Konfusi
banyak dan biasanya
kronis B. Pusing
2. obat diresepkan oleh C. Anoreksia
beberapa dokter D. Inkontensia
3. kurang koordinasi
E. Kelemahan
dalam pengelolaan
4. gejala yang dirasakan F. Imobilitas
pasien tidak jelas G. Ruam
5. Pemberian obat
untuk mengatasi efek
samping obat lain.
Prinsip pemberian obat EFEK Samping obat (ESO)
pada pasien geriatri
Kejadian ESO pada lansia =
Riwayat pengobatan 2-3x lipat.
lengkap  Paling banyak sistem
Gastrointestinal & sistem
Jangan memberikan obat haemopoetik
sebelum waktunya  Dalam polifarmasi walaupun
Kenali obat yg digunakan KOP(Kadar Obat Plasma)
tetap, FOB (Fraksi Obat
Jgn menggunakan obat Bebas) dapat meningkat
terlalu lama  Peningkatan lemak tubuh
Obati sesuai patokan lansia akan mengubah
(dosis) volume distribusi obat.
 Lansia lebih peka terhadap
Beri dorongan supaya ESO dari analgetik
patuh berobat  Peningkatan FOB dan
Hati-hati menggunakan kepekaan f-dinamik adalah
obat baru penyebabnya, mungkin juga
penurunan fungsi cerebral ikut
berperan.
LI 4 : POSBINDU (IMUNISASI)
• Posbindu • Manfaat posbindu
• adalah wadah kegiatan Memberikan semangat
pelayanan kesehatan hidup bagi usia lanjut
dasar bagi usila untuk Memberikan keringanan
membantu mengatasi biaya pelayanan
permasalahan kesehatan kesehatan bagi keluarga
yang dihadapi pada usia yang tidak mampu
15 tahun termasuk lanjut
Memberikan bimbingan
usia serta dilakukan oleh
para anggota PKK pada usia lanjut
(pembinaan dalam memelihara dan
kesejahteraan keluarga) meningkatkan
tingkat desa dalam kesehatanya, agar tetap
bentuk partisipasi sehat dan mandiri.
masyarakat.
Sumber: Depkes, 2007.
Tujuan
5. Meningkatkan kemampuan
1. Meningkatkan jangkauan kader dalam
pelayanan kesehatan lansia
dimasyarakat, sehingga 6. memberikan pelayanan kepada
terbentuk pelayanan kesehatan usia lanjut.
yang sesuai dengan kebutuhan 7. Meningkatkan kemampuan
lansia. petugas puskesmas untuk
2. Mendekatkan pelayanan dan menggalang peran serta
meningkatkan peran masyarakat masyarakat dalam pembinaan
dalam pelayanan posbindu kesehatan usia lanjut.
untuk meningkatkankomunikasi. 8. Meningkatkan peran serta usia
3. Mengurangi angka kematian lanjut, keluarga, kader,
lansia di masyarakat. organisasi sosial dan lembaga
swadaya masyarakat dalam
4. Meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pembinaan
petugas puskesmas dalam kesehatan usia lanjut
pembinaan kesehatan usia lanjut
yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian, pemantauan dan
penilaian termasuk pembinaan
dan pengembangan.

Sumber: Depkes, 2007


Kegiatan posbindu
• Meja 1 : pendaftaran
• Meja 2 : pengukuran dan penimbangan berat badan
• Meja 3 : pencatatan hasil pengukuran , IMT dan
dimasukkan dalam KMS
• Meja 4 : penyuluhan ,konseling, pojok gizi , PMT
• Meja 5: pemeriksaan kesehatan , pengobatan

Sumber: Depkes, 2007


Sumber: Depkes, 2007
Kegiatan yang dilaksanakan di Posbindu diantaranya
 Pendataan Sasaran
 Dilaksanakan satu tahun sekali tiap bulan Januari
 Pemeriksaan kesehatan
 Dalam Upaya meningkatkan derajat kesehatan usia
lanjut maka setiap satu bulan sekali diadakan pemeriksaan
kesehatan meliputi:
 - Pemeriksaan tekanan darah
 - Penimbangan berat badan
 - Pemberian obat-obatan bila diperlukan
 Penyuluhan
 Dilaksanakan setiap 1 bulan sekali
 Olah raga / kesehatan Jasmanai
 Olah raga yang yang dilakukan di Posbindu yaitu senam
Lansia, jalan kaki, senam dilaksnakan setiap satu minggu
sekali
• Pengajian
• Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dilakukan pembinaan mental melalui
pengajian yang dilaksanakan setiap hari jumat
• Keterampilan
• Untuk mengembangkan hobby dan bakat para usia lanjut
jenis keterampilan yang dilaksanakan diantaranya memasak,
payet baju, merenda dari benang wol.
• Rekreasi
• Untuk mengurangi kejenuhan dan membuat susana
menyenangkan dilakukan rekreasi melalui rekreasi wisata alam
yang dilakukan setiap 6 bulan sekali
• Bakti Sosial
• Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya kerja bakti
dilingkungan Posbindu setempat, juga menumbuhkan rasa
kesetiakawanan social antara lain menengok anggota yang sakit
atau meninggal dunia dengan memberikan bantuan sumbangan.
• Pemberian makanan tambahan
• Diberikan pada waktu pemeriksaan rutin
• Pemeriksaan HB
• Untuk mendeteksi penyakit anemia pada usia lanjut
dilakukan 6 bulan sekali dengan petugas Labolatorium dari
Puskesmas Tamansari
• Pembinaan Pada Keluaraga Lansia
• Selain Usia lanjut itu sendiri juga diadakan pembinaan
pada keluarga yang mempunyai anggota Lansia sebagai
upaya keluarga untuk meningkatkan kemampuannya
mengatasi masalah kesehatan Lansia
• Latihan Kesenian
• Latihan kesenian yang pada dasarnya hiburan untuk
para lansia itu sendiri, diantarana di Posbindu Dahlia
diadakan latihan kesenian tradisional berupa latihan Reog
dan Rebana.
LI 5 : JENIS DAN FAKTOR YANG
MEMPENNGARUHI GANGGUAN
MENTAL USIA LANJUT.
Jenis Gangguan Mental ( ICD-10)
Jenis Gangguan Mental ( PPDGJ III)
Antara Aksis I, II, III tidak selalu harus ada hubungan etiologic atau patogenesis.
Hubungan antara "Aksis I-II-III" dan "Aksis IV" dapat timbal-balik saling mempengaruhi.
YTI = Yang Tidak Tergolongkan (unspecifred)
Depresi • Gejala utama
• bersifat multifaktorial. • Perasaan depresif
• Pada usia lanjut, stres terhadap • Hilangnya minat dan semangat
lingkungan sering menyebabkan • Mudah lelah dan tenaga hilang
depresi dan menurunnya adaptasi
terhadap lingkungan.
• Teori Penyebab Depresi
• Theory Freau & Karl Abraham :
Kehilangan objek cinta
• Teori neurobiologi : Genetik • Gejala lain
• Teori Erik-Erikson : Tahapan psiko- • Konsentrasi menurun
sosial integrity vs despair, • Harga diri menurun
kepribadian berkembang terus • Perasaan bersalah
seiring dengan perjalanan • Pesimis terhadap masa depan
kehidupan
• Gagasan membahayakan diri
• Teori Heinz Kohut : Hilangnya rasa (self harm) / bunuh diri
kecintaan terhadap diri sendiri dan • Gangguan tidur
tidak mampu mempertahankan • Gangguan nafsu makan
harga diri
• Menurunnya libido
Sindrom Klinis Depresi Lansia
• Depresi agitatif
• ditandai dengan aktivitas yang meningkat, mondar-mandir, mengejar-ngejar
orang, terus-menerus meremas remas tangan dll.
• Depresi dan anxietas
• gangguan kecemasan menyeluruh atau fobia dapat terjadi bersama-sama
dengan depresi. Penelitian menunjukkan bahwa anxietas 15-20 kali lebih
sering dijumpai pada usia lanjut dengan depresi
• Depresi terselubung
• tidak munculnya gejala mood depresi
• Somatisasi
• gejala somatik dapat menyembunyikan gejala yang sesungguhnya dari
gangguan depresi namun dapat pula diperberat dengan adanya depresi.
• Pseudodemensia
• pasien depresi menunjukkan gangguan memori yang bermakna seperti pada
pasien demensia.
• Depresi sekunder pada demensia
• stadium awal demensia+depresi, sebagai dampak dari insight akan
deteriorasi fungsi dan menurunnya kemampuan secara progresif.
• Stadium akhir hilangnya fungsi neurotransmitter (BERKURANGNYA
FUNGSI SEROTOGENIK)
Diagnosis & Komorbiditas

• Depresi pd usia lanjut sulit dideteksi karena


• Penyakit fisis yg diderita mengacaukan gambaran depresi
mudah lelah dan turun BB
• Usia lanjut sering menutupi rasa sedihnya dengan
menunjukkan dia lebih aktif
• Kecemasan, histeria, dan hipokondria yg merupakan
gejala depresi justru menutupi depresinya
• Masalah sosial sering membuat depresi jadi lebih rumit
Kriteria depresi berat DSM-IV
mencakup 5 atau lebih gejala berikut, & telah berlangsung 2 mgg atau lebih

• Perasaan depresi
• Hilang minat atau rasa senang hampir setiap hari
• BB menurun atau bertambah yg bermakna
• Insomnia atau hipersomnia hampir tiap hari
• Agitasi atau retardasi psikomotor hampir tiap hari
• Kelelahan/rasa hilang energi
• Rasa bersalah atau tidak berharga
• Sulit konsentrasi
• Pikiran berulang ttg kematian atau gagasan bunuh diri
Menurut ICD-10 gejala depresi tdd:

• Gejala utama
• Perasaan depresif
• Hilang minat dan semangat
• Mudah lelah dan tenaga hilang

• Gejala lain
• Konsentrasi turun
• Harga diri menurun
• Perasaan bersalah
• Pesimis thd masa depan
• Gagasan membahayakan diri atau bunuh diri
• Gg tidur
• Gg nafsu makan
• Menurun libido
Pola Perubahan tidur akibat penuaan

• Perubahan irama sirkadian tidur normal


• kurang sensitif terhadap perubahan gelap dan terang
• Melantonin (hormon yg disekresikan malam hari dan
berhubungan dengan tidur) me↓ dengan meningkatnya umur
• Kualitas tidur lansia tergantung aktivitasnya di siang hari.
• Siang sibuk
• malam tidur tanpa gangguan. Siang tidak ada kegiatan
• malam sulit tidur.
• Delta sleep/tidur lebih pendek
• Stadium 1 & 2 lebih lama
• Stadium 3 & 4 lebih pendek
• Lebih sering terbangun di tengah malam akibat perubahan fisis
karena usia & penyakit yg diderita kualitas tidur scr nyata
menurun
Gangguan tidur pada usia lanjut

• Secara internasional • Dalam ICD 10, insomnia


insomnia masuk dalam 3 dibagi menjadi :
sistem diagnostic 1. Organik
International Code of 2. Non organik
Diagnostic (ICD) 10 3. Dyssomnias : gangguan
Diagnostic and Statistical pada lama, kualitas dan
Manual of Mental waktu tidur
Disorders (DSM) IV 4. Parasomnias : ada
International eposide abnormal yang
Classification of Sleep muncul selama tidur c/:
Disorders (ICSD) mimpi buruk, berjalan
sambil tidur
Gangguan tidur pada usia lanjut

• Dalam DSM IV, gangguan


tidur (insomnia) dibagi • Dalam ICSD, klasifikasi
menjadi : gnagguan tidur lebih
• Gangguan tidur yang lengkap dan rinci
berkorelasi dengan
gangguan mental lain • Dibagi dalam 12 subtype
• Gangguan tidur yang dan >50 tipe sindrom
disebabkan kondisi medis insomnia
umum
• Gangguan tidur yang • Untuk mendiagnosisnya
diinduksi oleh bahan- memerlukan berbagai
bahan/keadaan tertentu pemeriksaan penunjang
• Gangguan tidur primer
(gangguan tidur tidak
laboratorium tidur, klinik,
berhubungan samasekali dan radiologi (CT scan,
dengan kondisi mental, PET, serta EEG)
penyakit, ataupun obat-
obatan)
LI 6 : PEMERIKSAAN PADA LANSIA
(TTV, GIZI, VAS, ADL, MMSE
QUALLITY OF LIFE, MOBILISASI).
TTV Lansia
1. Tekanan darah
2. Denyut nadi
3. Temperatur (97°F (36.1°C) - 99°F (37.2°C)
4. Pernapasan (12 to 20 breaths per minute)
5. Pemeriksaan nyeri
6. Status fungsional
Pemeriksaan Nyeri (Visual Analog Scale (VAS))

• Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling


banyak digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini
menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang
mungkin dialami seorang pasien
Pemeriksaan Nyeri (Verbal Rating Scale (VRS))

• Verbal Rating Scale (VRS) adalah cara yang paling


banyak digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini
menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang
mungkin dialami seorang pasien.
Pemeriksaan Nyeri (Wong Baker Pain
Rating Scale)
• Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang
tidak dapat
• menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka
Penilaian
status gizi
ADL
ADL merupakan aktivitas pokok bagi
perawatan diri.
ADL meliputi :
• [Brunner & Suddarth (2002)]
ADL atau Activity Daily Living • Makan
adalah aktivitas perawatan • Berpakaian
diri yang harus pasien • Berjalan (ambulasi)
lakukan setiap hari untuk • Toileting (BAB/BAK)
memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidup sehari-hari. • Mandi
• Bergerak (dari tempat tidur atau
toilet)
• Mengontrol BAB/BAK (kontinensia)
• Mematut diri (grooming)
• Berkomunikasi
• Pengkajian ADL penting untuk
mengetahui tingkat ketergantungan
untuk menyusun rencana
perawatan jangka panjang.

Sumber: Darmojo, Boedhi. 2009. Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.


Nilai ADL BARTHEL
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
Instrument Activity Daily Living (IADL)

• Aktivitas yang lebih kompleks namun mendasar bagi situasi


kehidupan lansia dalam bersosialisasi.
• Terdiri dari :
• Belanja
• Masak
• Pekerjaan rumah tangga
• Mencuci
• Telepon
• Menggunakan sarana transportasi
• Menggunakan obat secara benar
• Manajemen keuangan
• Bila tidak dapat melakukan ADL instrumen secara mandiri
diperlukan peran perawat pembantu (care-giver)
KESIMPULAN DAN SARAN
• KESIMPULAN
• Geriatri memerlukan tatalaksana yang beragam dan didasari oleh
berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi, sebagai seorang dokter, kita
wajib mempertimbangkan aspek psikologis, fisiologis, farmakologis, dan
patologis. Serta memberikan Anamnesis yang lengkap terhadap keluhan
utama, keluhan tambahan, kebiasan, penyakit bawaan, alergi obat yang
di konsumsi serta obat apa saja yang di konsumsi, keadaan mental dan
psikis pasien perlu dilakukan untuk menentukan intervensi apa yang
harus dilakukan terhadap pasien.
• Saran
• Dimasa mendatang di perlukan tempat rawat jalan terpadu perawatan
kasus geriatri di rumah sakit haruslah merata di seluruh indonesia.
Program lain nya yang terkait tentang nutrisi , tempat istirahat
sementara, layanan psikogeriatri dan dementia home care, dukungan
care giver, pencegahan penyakit kronik dan konseling serta memberikan
rasa aman dan nyaman pada kehidupan lansia, agar meningkatkan
kualitas hidup lansia.
INTERPRETA
SI KASUS ADL
INDEKS AKTIVITAS
KEHIDUPAN SEHARI –
HARI BARTHEL (AKS
BARTHEL)
INTERPRETASI
KASUS ADL

Nilai ADL BARTHEL


20 :
Mandiri
12-19 :
Ketergantungan ringan
9-11 :
Ketergantun
gan sedang
5-8 :
Ketergantun
gan berat
0-4 :
Ketergantun
gan total
Daftar pustaka

• Sumber: Darmojo, Boedhi. 2009. Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Sumber: Depkes, 2007.

Anda mungkin juga menyukai