Penyebab:
Penyakit yang diderita banyak dan kronis
Obat diresepkan oleh beberapa dokter
Kurangnya koordinasi dalam pengelolaan pasien
Gejala yang dirasakan pasien tidak jelas
Pasien meminta resep
Penambahan obat untuk menghilangkan efek
samping obat
Penyakit utama yang
Lebih sering terjadi pada menyerang lansia ialah
pasien yang sudah berusia hipertensi, gagal jantung
lanjut yang biasanya dan infark serta gangguan
menderita lebih dari satu ritme jantung, diabetes
penyakit. mellitus, gangguan fungsi
ginjal dan hati.
Bergantung pada jalur metabolisme dan beberapa faktor lain (gender dan rokok).
Terdapat beberapa bukti bahwa fase awal metabolisme obat (oksidasi, reduksi dan
hidrolisis) mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Didapatkan juga bahwa
penurunan ini lebih menonjol terjadi pada laki - laki.
Efek ini belum sepenuhnya dapat diprediksi dengan tepat sehingga pasien geriatri
dengan hasil tes fungsi liver yang baik belum tentu metabolisme obat seefisien individu
yang lebih muda.
EKSKRESI
Efek usia pada ginjal berpengaruh besar pada ekskresi
beberapa obat. Pada usia lanjut, fungsi ginjal berkurang,
begitu juga dengan aliran darah ke ginjal sehingga
kecepatan filtrasi glomerolus berkurang sekitar 30 %
dibandingkan pada orang yang lebih muda. Akan tetapi,
kisarannya cukup lebar dan banyak lansia yang fungsi
glomerolusnya tetap normal.
Efek Penuaan pada Ekskresi Obat
Fungsi ekskresi banyak dikaitkan dengan fungsi
ginjal, karena itu efek aging pada ekskresi lebih
dapat diperkirakan.
Penurunan fungsi ginjal mempengaruhi
farmakokinetik obat obat yang dieliminasi
lebih banyak oleh ginjal obat - obat ini
dikeluarkan dari tubuh lebih lambat, waktu
paruh serta durasi aksinya lebih panjang
kecenderungan untuk terjadi akumulasi menuju
konsentrasi yang berpotensi toksik.
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
1. Fungsi Ginjal
Perubahan paling berarti saat memasuki usia
lanjut ialah berkurangnya fungsi ginjal dan
menurunnya creatinine clearance, walaupun tidak
terdapat penyakit ginjal atau kadar kreatininnya
normal. Hal ini menyebabkan ekskresi obat sering
berkurang, sehingga memperpanjang intensitas
kerjanya. Obat yang mempunyai half-life panjang
perlu diberi dalam dosis lebih kecil bila efek
sampingnya berbahaya.
Karena kreatinin tidak bisa dipakai sebagai
kriteria fungsi ginjal, maka harus digunakan
nilai creatinine-clearance untuk memperkirakan
dosis obat yang renal-toxic, misalnya
aminoglikoside seperti gentamisin. Penyakit
akut seperti infark miokard dan pielonefritis
akut juga sering menyebabkan penurunan fungsi
ginjal dan ekskresi obat.
Dosis yang lebih kecil diberikan bila terjadi
penurunan fungsi ginjal, khususnya bila
memberi obat yang mempunyai batas keamanan
yang sempit. Alopurinol dan petidin, dua obat
yang sering digunakan pada lansia dapat
memproduksi metabolit aktif, sehingga kedua
obat ini juga perlu diberi dalam dosis lebih kecil
pada lansia.
2. Fungsi Hati
1. Ada beberapa rumus dosis obat pada Geriatrik berdasar pola mic,
kurve log dosis-respons dengan memperhitungkan jenis kelamin,
umur, dan berat badan. Sayangnya rumus tersebut terlalu rumit
dan tidak praktis dalam pengobatan.
2. Gunakan dosis efektif terkecil, dengan interval waktu antar dosis
diperpanjang terhadap interval yang lazim. Hati-hati peningkatan
dosis dan harus diketahui batas atas dosis obat tersebut.
3. Dosis diturunkan : tiap 10 tahun kenaikan usia, dosis diturunkan
10% dari dosis biasa, sebagai berikut :
65 74 tahun : Dosis biasa 10%
75 84 tahun : Dosis biasa 20%
85 tahun : Dosis biasa 30%