Anda di halaman 1dari 19

Pembimbing : dr.

Riady, SpOG

Disusun oleh :
Ayu Kusuma Wardhani
Case

Seorang wanita usia 35 tahun yang belum pernah


hamil sebelumnya dan memiliki riwayat hipertensi
selama 5 tahun, menginginkan hamil. Dia sudah
berhenti menggunakan kontrasepsi. Dia hanya
mengkonsumsi Lisinopril dengan dosis 10mg / hari.
Tekanan darah 124/68 mmHg. Dan dengan IMT 27.
Apa yang akan anda sarankan kepada pasien ini?
Hipertensi kronis dalam
Problem Klinis
kehamilan didefinisikan
sebagai tekanan darah
minimal 140 mmHg sistolik
atau diastolik 90 mmHg
sebelum kehamilan, atau
untuk wanita yang Wanita dengan hipertensi
pertama kali melakukan kronis memiliki peningkatan
permeriksaan selama frekuensi preeklampsia (17
kehamilan, sebelum sampai 25%, dan 3 sampai
minggu ke-20 kehamilan. 5% pada populasi umum),
serta abrupsio
plasenta,pertumbuhan janin
terhambat, kelahiran
prematur, dan operasi
caesar.
Preeklamsia merupakan penyebab utama
kelahiran prematur dan kelahiran sesar pada
populasi.

Studi yang dilakukan di Kanada, Amerika


Serikat, dan Selandia Baru telah menunjukkan
bahwa pertumbuhan janin terhambat pada
10-20% kehamilan dengan hipertensi.
Strategi dan Petunjuk
Evaluasi sebelum hamil Pemantauan preeklamsia

Perawatan wanita dengan


hipertensi kronis harus dimulai Mengidentifikasi preeklampsia
sebelum kehamilan untuk superimposed pada wanita
meminimalkan dan dengan hipertensi kronis dapat
mengoptimalkan rejimen menjadi tantangan, mengingat
pengobatan sebelum
pembuahan dan memfasilitasi bahwa tekanan darah mulai tinggi
konseling tentang kandungan dan untuk beberapa wanita
yang berpotensi terjadi mungkin memiliki proteinuria.
komplikasi
PilihanTerapi
Obat antihipertensi
Alasan utama untuk mengobati hipertensi
dalam kehamilan adalah untuk mengurangi
morbiditas ibu terkait dengan hipertensi
berat.

Target tekanan darah pada kehamilan

Pencegahan Preeklamsi
Pengawasan janin
Upaya untuk memantau ibu dan janin
terhadap komplikasi yang mungkin dalam
kunjungan prenatal lebih sering untuk wanita
dengan hipertensi kronis daripada wanita
tanpa kondisi ini.
Rekomendasi dari Society of Obstetricians
dan
Gynaecologists Kanada bahwa penggunaan
nifedipin jangka panjang, labetalol,
metildopa, kaptopril, dan enalapril dapat
diterima selama menyusui.
Sebuah meta analisis dari 28 penelitian yang
dipilih secara acak membandingkan pengobatan
antihipertensi dengan placebo atau dengan
pengobatan antihipertensi secara signifikan
mengurangi resiko antihipertensi kronis, namun
pengobatan tidak mengurangi resiko preeklampsi
dan absurpsio plasenta.
Dari data yang paling aman agent anti-hipertensi untuk
janin adalah metildopa. Dalam sebuah penelitian telah
dilaporkan selama 7,5 tahun dari 195 anak yang ibunya
mengkonsumsi metildopa tidak ada perkembangan
yang merugikan.

Dengan demikian metildopa dianggap menjadi terapi


lini pertama pada kehamilan. Namun metildopa sering
menyebabkan mengantuk untuk mengatasinya
digunakan juga obat yang lain.
Guidelines
Pedoman untuk management wanita hamil
dengan hipertensi kronis yang telah di publikasi oleh
American College of Obstetricians and
Gynecologists, the Society of Obstetricians and
Gynaecologists of Canada ini merekomendasikan
bahwa obat ACE inhibitor dihindari dalam
kehamilan, dan lebih menekankan penggunaan
metildopa yang aman selama kehamilan.
Penggunaan angiotensin-converting-
enzyme inhibitor atau angiotensin-
receptor bloker merupakan kontra
indikasi pada kehamilan. Karena
resiko cacat lahir dan gagal ginjal janin
pada neonatus.
Dalam studi kohort
yang meliputi wanita
yang telah terkena
Angiotensin- terhadap ACE inhibitor
converting-enzyme (ACE)
pada trimester pertama,
inhibitor dan angiotensin-
dibandingkan dengan
receptor blocker(ARB)
dikontraindikasikan dalam
paparan antihipertensi
kehamilan. lainnya, cacat jantung
dan system saraf pusat.
Obstetric dan ginekologi amerika
merekomendasikan pengurangan berat
badan sebelum kehamilan.
Indikasi untuk terapi awal dari tekanan
darah >159/89mmHg sampai
>169/109mmHg. Dan target untuk wanita
yang menerima terapi berkisar dari
<140/90 mmHg sampai <160/110mmHg.
wanita yang mengkonsumsi obat
antihipertensi diharapkan penurunan
tekanan darah secara cepat harus di
hindari.
Sebuah meta analisis dari percobaan acak
dari pengobatan antihipertensi dari
hipertensi ringan sampai sedang pada
kehamilan (baik hipertensi kronis)
menyarankan bahwa penurunan tekanan
darah menurunkan resiko terhambatnya
pertumbuhan janin, oleh karena itu dosis
obat antihipertensi pada trimester
pertama kehamilan mungkin perlu
dikurangi, terutama pada trimester kedua.
Kesimpulan

Metildopa dianggap menjadi terapi lini


pertama pada kehamilan
Peneliti merekomendasikan perawatan
interdisipliner yang melibatkan dokter yang
terlatih dalam kebidanan dan ginekologi dan
mereka yang terlatih dalam pengobatan
internal atau keluarga.
Saran

- Pasien harus mengontrol tekanan


darah agar berada di dalam range
normal <140/90 mmHg.
- Kontrol BB, Karena IMT 27 termasuk ke
dalam overweight.
- Menggunakan obat anti hipertensi
yang minim efek sampingnya.

Anda mungkin juga menyukai