Anda di halaman 1dari 6

EBM

Seorang laki-laki berusia 68 tahun, pasien berasal dari RSI jakarta. Pasien mempunyai keluhan
kehilangan memori. Selain itu pasien juga kesulitan berkomunikasi dan mencari kata kata yang
tepat. Oleh dokter yang merawatnya, pasien secara rutin menggunakan alat screening Mini-Mental
State Examination (MMSE) untuk mengevaluasi fungsi kognitif, seperti yang diketahui alat ini
menjadi sensitif, valid dan reliabel. Baru-baru ini dokter yang merawatnya telah mendengar alat
yang disebut Mini-Cog yang dianggap lebih cepat untuk mengelola dan lebih baik untuk pasien
yang lanjut usia atau, kurang berpendidikan, atau dari budaya dan bahasa yang berbeda (CALD)
masyarakat. Dokter tersebut ingin mengetahui apakah tes Mini-Cog seakurat MMSE dalam
mendeteksi penyakit Alzheimer atau demensia pada pasien tersebut.

FOREGROUND QUESTION

Apakah Mini-Cog screening test (index test) lebih efektif dan cepat digunakan dalam
menegakkan diagnosis demensia dibandingkan dengan Mini-Mental State Examination (the
reference standard)?

P: Seorang Laki-Laki 68 tahun dengan awal tanda-tanda / gejala gangguan kognitif

I: Mini-Cog screening test (index test)

C: Mini-Mental State Examination (the reference standard)

O: Diagnosis yang akurat untuk menegakkan demensia atau penyakit Alzheimer

KEYWORD

Mini-Cog test AND Mini-Mental State Exam AND dementia OR alzheimers

TYPE OF QUESTION
Diagnosis

PEMILIHAN SITUS
web.a.ebscohost.com

HASIL PENCARIAN
9 Artikel

JURNAL
International Journal Of Geriatric Psychiatry

SELECTED ARTICLE

THE MINI-COG: A COGNITIVE (VITAL SIGNS) MEASURE FOR DEMENTIA


SCREENING IN MULTI-LINGUAL ELDERLY
TELAAH KRITIS

VALIDITY

1. Apakah ada perbandingan yang dilakukan secara independent dan blind terhadap
suatu standar rujukan (gold standrad)

Pada jurnal ini dijelaskan bahwa penelitian dilakukan secara independent dan blind.

2 Menentukan kesesuaian antara sample pasien penelitian dengan spektrum


penderita pada setting praktik klinik saat uji diagnostik tersebut akan
diaplikasikan.

Pada pasien di lakukan screening rutin menggunakan MMSE kemudian mulai mencoba
Mini Cog test dengan tujuan keakuratan dan kemudahan menjawab bagi usia pasien
sudah lansia
3 Menentukan ada tidaknya rujukan standar dilakukan tanpa melihat hasil uji
diagnostik.

Peneliti melakukan studi ini dengan tujuan untuk melihat kemampuan atau performa
diagnostik dari Mini-Cog dikarenakan adanya keterbatasan dan keterlambatan juga waktu
yang lama untuk diagnosis kasus dementia dengan menggunakan pemeriksaan diagnostik
utama yaitu dengan Mini-Mental State Exam.
IMPORTANCE

1. Bagaimana sensitivity, specificity, dan LR ?

𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 (1−𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦)
LR (+) = LR (-) =
(1−𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐𝑖𝑡𝑦) 𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐𝑖𝑡𝑦

Likelihood Ratio

LR + 1,076

LR - 1,053

LR + lebih besar, uji diagnosis lebih baik, LR – lebih kecil, uji diagnosis lebih baik
APPLICABILITY

1. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (available, affordable,


accurate, precise).

 Available : Metode pemeriksaan yang dilakukan penelitian ini tersedia sehingga


bisa dilakukan oleh pasien dalam kasus di atas.
 Affordable : Tidak dijelaskan dalam jurnal
 Accurate : Keakuratan Mini-Cog test untuk mendiagnosis dementia mencapai
99%. Dengan hanya menjawab 3 re call memory selama 3-7 menit.
 Precise : Mini cog test lebih tepat dan mudah bagi lansia yang kesulitan
merangkai kata dan bahasa sesuai dengan kasus

2. Menentukan hasil post-test-probability pasien.

Post test probability pasien dalam jurnal ini dijelaskan sebagai positive predictive
value.
Predictive Positive Value: 0,36
Predictive Negative Value: 0,45

3. Menentukan ada atau tidaknya perubahan tata laksana dari hasil penelitian.

Tidak ada perubahan tata laksana dari hasil penelitian. Karena penelitian ini bertujuan
untuk mendiagnosis penyakit dementia secara cepat untuk screening dan evaluasi
pasien dementia

Anda mungkin juga menyukai