Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SEMENTARA PRKTIKUM FARMASI KLINIK

ENVIDENCE BASED HEALTH CARE 2

Christian Elsadeny Chintio Yonatan Moeljorahardjo

418011

S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TELOGOREJO SEMARANG
1. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu melakukan pencarian jurnal berdasarkan metode pencarian
jurnal terstruktur
b. Mahasiswa mampu mencari pustaka obat terkini yang valid, penting dan
bermanfaat (applicable) dengan benar dari pustaka online menggunakan prinsip-
prinsip evidence based medicine
c. Mahasiswa mampu melakukan analisis kritis atau telaah pustaka
2. LANDASAN TEORI

Evidence-based Medicine (EBM) adalah pengintegrasian antara :

a. Bukti ilmiah berupa hasil penelitan yang terbaik dengan


b. Kemampuan klinis dokter serta
c. Preferensi pasien dalam proses pengambilan keputusan pelayanan kedokteraN

Sedangkan Geddes (2000) menyatakan bahwa EBM adalah strategi yang


dibuat berdasarkan pengembangan teknologi informasi dan epidemiologi klinik dan
ditujukan untuk dapat menjaga dan mempertahankan ketrampilan pelayanan medik
dokter dengan basis bukti medis yang terbaik (Sackett, D, 2000)

Dengan demikian, EBM dapat diartikan sebagai pemanfaatan bukti ilmiah


secara seksama, ekplisit dan bijaksana dalam pengambilan keputusan untuk
tatalaksana pasien. Artinya mengintegrasikan kemampuan klinis individu dengan
bukti ilmiah yang terbaik yang diperoleh dengan penelusuran informasi secara
sistematis.

Praktek EBM itu sendiri banyak juga dicetuskan oleh adanya pertanyaan2
pasien tentang efek pengobatan, kegunaan pemeriksaan penunjang, prognosis
penyakitnya, atau penyebab kelainan yang dideritanya. EBM membutuhkan
ketrampilan khusus, termasuk didalamnya kemampuan untuk melakukan penelusuran
literatur secara efisien dan melakukan telaah kritis terhadap literatur tersebut menurut
aturan-aturan yang telah ditentukan

Langkah dalam proses EBM adalah sebagai berikut :

a. Diawali dengan identifikasi masalah dari pasien atau yang timbul


selama proses tatalaksana penyakit pasien
b. Dilanjutkan dengan membuat formulasi pertanyaan dari masalah klinis
tersebut
c. Pilihlah sumber yang tepat untuk mencari jawaban yang benar bagi
pertanyaan tersebut dari literatur ilmiah
d. Lakukan telaah kritis terhadap literatur yang didapatkan untuk menilai
validitas (mendekati kebenaran), pentingnya hasil penelitian itu serta
kemungkinan penerapannya pada pasien
e. Setelah mendapatkan hasil telaah kritis, integrasikan bukti tersebut
dengan kemampuan klinis anda dan preferensi pasien yang seharusnya
mendapatkan probabilitas pemecahan masalah pelayanan pasien yang
lebih baik.
f. Evaluasi proses penatalaksanaan penyakit / masalah pasien anda ..
Apakah berhasil atau masih memerlukan tindakan lain

Kemampuan menelaah secara kritis terhadap suatu artikel dengan tata cara
tertentu sudah dikenal sejak lama, namun EBM memperkenalkan tata cara telaah
kritis menggunakan lembar kerja yang spesifik untuk tiap jenis penelitian (diagnostik,
terapi, prognosis, metaanalisis, pedoman pelayanan medik dll) (Sari Pediatri, 2002)

Tiga hal penting merupakan patokan telaah kritis, yaitu

a. Validitas penelitian, yang dapat dinilai dari metodologi / bahan dan


cara
b. Pentingnya hasil penelitian yang dapat dilihat dari bagian hasil
penelitian, serta
c. Aplikabilitas hasil penelitian tersebut pada lingkungan kita, yang dapat
dinilai dari bagian diskusi artikel tersebut. (Sari Pediatri, 2002)

Praktek EBM adalah suatu proses yang panjang dan berkelanjutan, melakukan
pembelajaran/analisis berdasarkan masalah yang timbul dari pasien dan karenanya
bisa menemukan informasi yang penting dalam aspek diagnosis, terapi, prognosis atau
aspek lainnya dari pelayanan kesehatan, antara lain pedoman pengobatan dan
sebagainya. Melalui proses ini diharapkan juga dokter akan memfokuskan topik
bacaannya pada masalah yang terkait dengan masalah pasien. Latihan membuat
pertanyaan klinis yang baik, dan membuat strategi untuk mencari jawabannya dalam
arsip data dimanapun didunia ini akan lebih produktif dan tetap terkait dengan
masalah klinis dari pada sekedar membaca artikel2 dalam suatu jurnal yang dipilih.
(Sari Pediatri, 2002)

Sebagian ahli beranggapan bahwa EBM merubah kebiasaan para dokter untuk
menilai sebuah artikel dari membaca abstraknya saja, menjadi suatu kebiasaan
menelaah secara kritis suatu artikel untuk kepentingan pasien dan dengan sendirinya
memperluas basis pengetahuan dokter tersebut (Bordley DR., 1997)

Banyak pro dan kontra yang timbul dalam penerapan EBM ini, namun
tampaknya pengenalan dan pendalaman EBM merupakan keharusan bagi dokter-
dokter khususnya bagi mereka yang ingin meningkatkan “probabilitas” keberhasilan
pelayanan kedokteran secara profesional. (Sari Pediatri, 2002)

Penelitian tentang kebiasaan mencari informasi dari para dokter menunjukkan


bahwa bila diminta dokter akan mengatakan setiap 3 pasien akan menimbulkan 2
pertanyaan/masalah, padahal fakta penelitian menunjukkan setidaknya 5 pertanyaan
timbul dari setiap pasien, 52% dari pertanyaan ini dapat dijawab oleh dokter tersebut
dari catatan medik atau sistim informasi rumah sakit dan 25% jawaban dapat
ditemukan di buku ajar atau basis data di Internet (Covell, DG.& Osheroff JA.
Forsythe DE, 1991)

Prinsip-prinsip dalamEvidence-BasedMedicine(EBM)harus dikuasai oleh para


penulis literature medis agar dapat menulis suatu literatur yang berkualitas dan
orisinil. Prinsip EBM berguna untuk mendapatkan informasi yang terbaru, relevan
dan akurat mengenai topik yang dibahas. Secara teknik, penulis juga perlu menguasai
tata cara penulisan ilmiah di antaranya penulisan bibliografi. Penulisan bibliografi
telah sangat terbantu dengan program-program referensi. Piranti lunak pengelola
referensi (reference manager) berguna untuk memudahkan penulis melakukan
penulisan referensi dari literatur-literatur yang digunakan-nya dalam penulisan ilmiah.
Salah satu program pengelola bibliografi yang tersedia secara tak berbayar adalah
Zotero® (Kevin Yulianto 2014)

3. ALAT DAN BAHAN


a. Lembar Kerja Mahasiswa
b. Buku Referensi yang dibbutuhkan
4. PROSEDUR
a. Mahasiswa masuk dalam zoom meeting melalukan absensi
b. Penyampaian materi
c. Latihan kasus dalam bentuk pencarian jurnal
d. Jurnal yang didapatkan dipresentasikan untuk menjawab pertanyaan kasus
yang sudah diberikan
e. Evaluasi dan diskusi bersama
Kasus PICO Kata Kunci Detail Pencarian Hasil Total Pencarian Jurnal Link
Mesin (Mesh Term) Yang di
dapatkan
sesuai
kriteria
Seorang P : Pasien Covid 19 Therapy Evaluation of the efficacy 41,134  4 sesuai https://pubmed.ncbi.nlm.
Threatment and safety of intravenous
klinisi dengan Covid SAR –  dipilih nih.gov/32307245/
Medicine
remdesivir in adult
mengajak 19 COV -2 1
Desease patients with severe https://www.ncbi.nlm.nih
anda sebagai I : Pasien
COVID-19: study protocol .gov/pmc/articles/PMC72
apoteker dengan therapi
for a phase 3 45636/
berdiskusi C : Hasil lab randomized, double-
mengenai pasien tanpa blind, placebo-controlled, https://pubmed.ncbi.nlm.
hasil therapy multicentre trial nih.gov/32685022/
pemeriksaan O : Keamanan
laboratorium therapi, non https://pubmed.ncbi.nlm.n
pasien. plasebo, Hasil ih.gov/32579195/

Dokter lab dengan


tersebut terapi dan tanpa
ingin terapi
mengetahui
evaluasi
terapi
Covid-19
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
laboratorium
Berilah
bukti ilmiah
5. DATA PENGAMATAN
Lembar Kerja Mahasiswa
6. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kita belajar tentang Critical Anlisis diman ada 10 poin
yang kita perlukan untuk menghasilkan CA yang baik. Dari 10 poin tersebut adalah :
a. Power penelitian
b. Dosis/Regimentasi
c. Lama perlakuan
d. Kriteria inklusi
e. Adalah Blinding ?
f. Dilakukan randomisasi ?
g. Kriteria Eksklusi
h. Analisa statistik ?
i. Validasi data
j. Kesimpulan

Pada jurnal yang disediaan telah ditelaah dan dapat dilakukan Critical
Analisis. Namun Critical Anlisis yang dapat disimpulkan hanya pada bagian validasi
data dan kesimpulan dikarenakan kurangnya data yang ada pada jurnal. Berikut
adalah Critical analisis yang didapat :

a. Validasi
NAT menggunakan reaksi berantai polimerase reverse transcriptase real-time
(RT-PCR) telah menjadi metode utama untuk mendeteksi SARS-CoV-2. Sebelum
SARS-CoV-2 tersedia genom, deteksi awal SARS-CoV-2 RNA mengandalkan
penggunaan penargetan primer generik CoV yang mungkin tidak spesifik untuk
SARS-CoV-2, dan teknik elektroforesis gel, yang mahal, padat karya, dan hasil yang
rendah. Publikasi genom SARS-CoV-2 pada 10 Januari 2020 (selanjutnya Wuhan-1,
nomor akses GenBank MN908947.3) memungkinkan pengembangan yang cepat dan
peluncuran uji RT-PCR. Beberapa patologi diagnostik penyedia mengembangkan
pengujian RT-PCR berdasarkan set primer in-house, atau menggunakan set primer
dan probe diterbitkan oleh WHO, Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) atau Hong
Kong Universitas
Target gen yang digunakan dalam RT-PCR ini pada awalnya adalah RNA
polimerase yang bergantung pada RNA (RdRp) gen dari urutan ORF1ab, gen E, gen
N dan gen S.30 Di Australia, PHLN Direkomendasikan sejak awal bahwa hasil
skrining positif harus dikonfirmasi oleh skrining sekunder NAT menargetkan gen lain
atau oleh WGS. Ada juga variabilitas dalam analitis kinerja target ini dalam
mendeteksi SARS-CoV-2, dengan beberapa penelitian menunjukkan bahwa gen E
memiliki sensitivitas tertinggi. Namun, gen E tidak spesifik untuk SARSCoV- 2
karena ini adalah target pan-Sarbecovirus dan mungkin ada reaktivitas silang dengan
CoV lain termasuk SARS-CoV. Tidak ada reaktivitas silang dengan manusia yang
biasa bersirkulasi virus corona, dan karena SARS-CoV diperkirakan tidak beredar
saat ini, deteksi gen E umumnya menunjukkan adanya SARS-CoV-2. Kuantitas virus
formal tidak tersedia secara rutin di banyak laboratorium diagnostik, meskipun
ambang batas siklus RT-PCR (Ct) nilai mungkin memberikan beberapa indikasi viral
load.
b. Kesimpulan dari summary

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang


metode diagnostik laboratorium terkini untuk SARS-CoV-2, termasuk pengujian
asam nukleat, serologi, deteksi antigen cepat dan tes antibodi, isolasi virus dan
seluruh genom pengurutan. Keuntungan dan kerugian relatif dari tes diagnostik yang
berbeda adalah disajikan, serta nilainya dalam berbagai klinis, pengendalian infeksi
dan kesehatan masyarakat konteks.

Jurnal ini juga memaparkan tantangan dalam penyediaan diagnostik SARS-


CoV-2 di Australia, negara dengan insiden COVID-19 yang relatif rendah pada
gelombang pandemi pertama tetapi di mana prevalensinya dapat berubah dengan
cepat.

c. Kesimpulan dari Conclusion

Diagnosis laboratorium SARS-CoV-2 tetap menjadi utama dalam


mengendalikan COVID-19, dan Diagnosis laboratorium. Peningkatan skala yang
cepat dan perluasan strategis pengujian telah membatasi penyebaran COVID-19
dengan identifikasi kasus, kelompok, dan peristiwa transmisi. Investasi berkelanjutan
dalam infrastruktur, peralatan, dan personel adalah kuncinya faktor-faktor dalam
memastikan Australia tetap menjadi yang terdepan dalam menangani patogen
pandemi potensi
DAFTAR PUSTAKA

Bordley DR. Evidence-based medicine: a powerful educational tool for clerkship


education. American Journal of Medicine. 102(5):427-32, May1997.

Covell, DG. Uman, CG. Manning, PR. Information needs in office practice: are they
being met? Annals of Internal Medicine 103(4):596-599, Oct 1995.

Kevin Yulianto, 2014. REFLEKSI PEMBELAJARAN APLIKASI MEDICAL


WRITTING PRESENTATION PADA MAHASISWA SEMESTER SATU
FAKULTAS KEDOKTERAN. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia.

Sackett, D. Evidence-based Medicine: How to Practice and Teach EBM. 2nd edition.
Churchill Livingtone, 2000.

Sari Pediatri, 2002. Evidence-based Medicine Evidence-based Medicine (EBM).


Jakarta FKUI-RSCM

Anda mungkin juga menyukai