Anda di halaman 1dari 33

PROBLEM

BASIC
LEARNING
Modul 2
Jatuh – Sindroma Geriatri
KELOMPOK 1
1. 70600117035 Amanda Asri
2. 70600118039 Muthiaturrahmah Syafiuddin
3. 70600118040 Muhammad Naufal Rizqullah
4. 70600119001 Zatya Fitria
5. 70600119002 Husnul khatimah
6. 70600119003 Sri Rahayu Firman
7. 70600119004 Syamsuriani
8. 70600119005 Astri Zahri Miftahulnnah R
9. 70600119006 Azifah Ummu Khaltsum
10. 70600119007 Nurrohmah
SKENARIO
Seorang perempuan umur 68 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada pangkal paha kiri dan nyeri bila
digerakkan sehingga tidak bisa berjalan, bahkan untuk berpindah posisi. Keadaan ini dialami sejak 2 hari yang lalu
setelah jatuh terduduk oleh karena terpeleset di kamar mandi. Postur pasien sejak 7 tahun terakhir ini disadari
keluarga membungkuk ke depan dan kalau berjalan agak pincang karena mengeluh lutut kanan sakit dan sering
bengkak. Belakangan sebelum jatuh, pasien batuk-batuk dengan lendir yang kental sehingga sulit sekali untuk
dikeluarkan, tetapi tidak demam. Nafsu makan juga sangat menurun akhir-akhir ini. Akhir-akhir ini pasien sering
marah-marah dan kadang menangis sendiri, juga sering tidak ingat pada hal-hal yang baru dilakukan. Riwayat
penyakit diketahui 20 tahun menderita penyakit gula dengan minum obat Glimepirid, dan tekanan darah tinggi
tetapi berobat tidak teratur. 

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 170/100 mmHg, N: 92 x/menit, P: 30 x/menit, S:37,1o C. Pemeriksaan
Auskultasi Thoraks: terdengar bunyi ronkhi di seluruh lapangan ke dua paru. Batas jantung melebar, hepar & limpa
tak teraba. Tungkai kiri bila digerakkan sangat terhambat oleh karena kesakitan. Kedua dorsum pedis terlihat
edema. BB: 47 kg dan TB: 160 cm.

Penilaian ADL dengan Indeks Barthel 50/100, Abbreviated Mental Test (AMT) 6/10, Mini Mental State
Examination (MMSE) 23/30, Geriatric Depresion Test (GDS) 10/15 dan Mini Nutrision Assesment (MNA) 16.
KATA SULIT
• Penialian ADL (Activity of Daily Living) adalah suatu penilaian untuk
Penilaian ADL melihat kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-
harinya secara mandiri.

• Suatu alat untuk mengukur kemandirian dalam melakukan ADL yang


Indeks Barthel benar-benar dikerjakan pasien sehariharinya

Abbreviated Mental • Pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai adanya kemungkinan


Test demensia

Mini Mental State • Pemeriksaan disfungsi kognitif yang mempunyai skala dengan 5
cakupan fungsi kognitif (orientasi, registrasi, perhatian & kalkulasi,
Examination mengingat kembali dan bahasa).

Geriatric Depresion • Adalah alat skrining untuk mendeteksi depresi pada lansia, bentuknya
Test kuisioner.

Mini Nutrision • MNA merupakan skrining yang mudah dan murah untuk mendeteksi
kecenderungan berkembangnya komplikasi yang disebabkan oleh
Assesment malnutrisi
KATA KUNCI
1. Perempuan 68 tahun
2. Nyeri pada pangkal paha kiri dan nyeri bila digerakkan sehingga tidak bisa berjalan, bahkan untuk berpindah posisi
3. Keadaan ini dialami sejak 2 hari yang lalu
4. Keadaan ini setelah jatuh terduduk oleh karena terpeleset di kamar mandi
5. Postur pasien sejak 7 tahun yang lalu disadari keluarga membungkuk ke depan dan kalau berjalan agak pincang
karena mengeluh lutut kanan sakit dan sering bengkak
6. Belakangan sebelum jatuh, pasien batuk-batuk dengan lendir yang kental sehingga sulit sekali untuk dikeluarkan
7. Tidak demam
8. Nafsu makan juga sangat menurun akhir-akhir ini.
9. Akhir-akhir ini pasien sering marah-marah dan kadang menangis sendiri
10. Juga sering tidak ingat pada hal-hal yang baru dilakukan
11. Riwayat penyakit diketahui 20 tahun menderita penyakit gula dengan minum obat Glimepirid, dan tekanan darah
tinggi tetapi berobat tidak teratur
12. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 170/100 mmHg, N: 92 x/menit, P: 30 x/menit, S: 37,1o C. ama
13. Pemeriksaan Auskultasi Thoraks: terdengar bunyi ronkhi di seluruh lapangan ke dua paru. Batas jantung melebar,
hepar & limpa tak teraba. Tungkai kiri bila digerakkan sangat terhambat oleh karena kesakitan. Kedua dorsum pedis
terlihat edema
14. BB: 47 kg dan TB: 160 cm
15. Penilaian ADL dengan Indeks Barthel 50/100, Abbreviated Mental Test (AMT) 6/10, Mini Mental State Examination
(MMSE) 23/30, Geriatric Depresion Test (GDS) 10/15 dan Mini Nutrision Assesment (MNA) 16
RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi Geriatri serta bagaimana karakteristik geriatri!
2. Jelaskan definisi dan terminology proses menua!
3. Jelaskan teori-teori proses penuaan?
4. Jelaskan perubahan fisiologis pada lansia?
5. Jelaskan klasifikasi lansia dan karakteristik lansia!
6. Bagaimana masalah – masalah yang dialami pada sindrom geriatri?
7. Definisi dan epidemiologi lansia !
8. Penyebab dan factor resiko jatuh lansia !
9. Bagaiamana hasil interpretasi pemeriksaan fisik dan penunjang sesuai skenario?
10. Bagaiamana hubungan Riwayat konsumsi obat terdahulu dengan keluhan pasien
saat ini?
11. Jelaskan etiopatomekanisme dari setiap gejala yang terkait skenario?
12. Bagaiamana hubungan gejala utama dengan gejala penyerta pada skenario?
13. Bagaiamana penanganan awal dari skala perioritas sesuai skenario?
14. Bagaimana langkah penegakan diagnosis lansia?
15. Bagaiaman pencegahan dan edukasi terkait skenario?
16. Jelaskan Integrasi keislaman keislamana terkait skenario?
LEARNING OUTCOME
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi geriatri dan karakteristik geriatri
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan terminology proses menua
3. Mahasiswa mampu menjelaskan teori-teori proses penuaa
4. Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan fisiologis pada lansia
5. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi lansia dan karakteristik lansia
6. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah – masalah yang dialami pada sindrom geriatri
7. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan epidemiologi lansia
8. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dan factor resiko jatuh lansia
9. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil interpretasi pemeriksaan fisik dan penunjang
10. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan riwayat konsumsi obat terdahulu dengan keluhan
pasien saat ini
11. Mahasiswa mampu menjelaskan etiopatomekanisme dari setiap gejala
12. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan gejala utama dengan gejala penyerta
13. Mahasiswa mampu menjelaskan penanganan awal dari skala perioritas
14. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah penegakan diagnosis lansia
15. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan dan edukasi
16. Mahasiswa mampu menjelaskan Integrasi keislaman keislaman terkait skenario
PROBLEM TREE
DEFINISI DAN
KARAKTERISTIK GERIATRI
Definisi:
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran dengan fokus pada
penuaan dini dan tatalaksana penyakit terkait usia lanjut.

Karakteristik:
1. Multipatologi
2. Daya cadangan faali menurun
3. Gejala dan tanda penyakit yang tidak khas.
4. Penurunan status fungsional menyebabkan pasien
geriatri berada pada kondisi imobilisasi yang berakibat
ketergantungan pada orang lain. 
5. Malnutrisi 

Sumber: Siti Setiati. Geriatric Medicine, Sarkopenia, Frailty dan Kualitas Hidup Pasien Usia Lanjut: Tantangan MasaDepan Pendidikan, Penelitian
dan Pelayanan Kedokteran di Indonesia. eJKI. Vol. 1, No. 3, Desember 2013
DEFINISI DAN TERMINOLOGI
PROSES MENUA
Menua didefinisikan sebagai proses yang merubah seorang
dewasa sehat menjadi seorang yang “frail‟ (lemah, rentan)
dengan berkurangnya sebagian besar cadangan system fisiologis
dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan
kematian secara eksponensial.
Terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh gerontologis
ketika membicarakan proses menua :
a. Aging (bertambahnya umur)
b. Senescence (menjadi tua)
c. Homeostenosis

Sumber: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid 3 edisi IV. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
TEORI-TEORI PROSES
PENUAAN
1. Teori Biologis 2. Teori Psikososiologis
a. Teori Radikal Bebas a. Teori Kepribadian
b. Teori Genetika b. Teori Tugas Perkembangan
c. Teori Cross Link c. Teori Disengagement
d. Teori Wear and Tear d. Teori Aktivitas
e. Teori Imunitas dari Teori Disangagement
f. Teori Neuroendokrin e. Teori Kontinuitas
g. Riwayat Lingkungan

Sumber: Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LANSIA

01 02 03

Gangguan Perubahan Saluran Cerna


Penglihatan Komposisi Tubuh

04 05 06

Hepar System
Ginjal
Kardiovaskular
Sumber : Marlita Lora Dkk. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatkemandirian Lansia Dalam Melakukan
Activitydaily Living (Adl) Di Upt Pstw Khusnul Khotimah. Universitas Abdurabb. 2017.
KLASIFIKASI & KARAKTERISTIK LANSIA
KLASIFIKASI LANSIA :
Berdasarkan WHO 2013
- Usia pertengahan /pralansia/middle age : 45-54 tahun
- Lansia / elderly : 55 – 65 tahun
- Lansia muda : 66 – 74 tahun
- Lansia tua 75 – 90 tahun
- Sangat tua : > 90 tahun

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) lanjut usia dikelompokan menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan
usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan).
Menurut depkes RI 2019 :
- Pralansia : 45 – 59 tahun
- Lansia : 60 – 69 tahun
- Lansia dengan resiko tinggi : > 70 tahun atau > 60 tahun dengan masalah kesehatan.
Sumber: Aryana, Suka, dkk. Geriatric Opinion 2018. Perhimpunan Gerontology Medic Indonesia Cabang Bali.
KLASIFIKASI & KARAKTERISTIK LANSIA
KARAKTERISTIK LANSIA :

- Berusia lebih dari 60 tahun


- Kebutuhan dan masalah yang bervariasi.
- Tanggungan keluarga
- Tempat tinggal : rumah sendiri, tinggal bersama anak. cenderung akan ditinggalkan
oleh keturunannnya dalam rumah yang berbeda.
- Frekuensi sakit: Frekuensi sakit yang tinggi  tidak produktif lagi & mulai tergantung
kepada orang lain.

Sumber: Aryana, Suka, dkk. Geriatric Opinion 2018. Perhimunan Gerontology Medic Indonesia Cabang Bali.
MASALAH-MASALAH PADA
SINDROM GERIATRI
1. Immobility 9. Isolation
2. Instability 10. Impairment of vision and hearing
3. Incontinence 11. Inanition
4. Impaction 12. Insomnia
5. Immuno-defficiency 13. Impotency  
6. Infection 14. Impecunity
7. Iatrogenics 15. Frailty
8. Intellectual impairment 16. Sarcopenia
DEFINISI & EPIDEMIOLOGI LANSIA
Definisi Epidemiologi

Jatuh merupakan salah satu masalah yang Kejadian jatuh pada pasien lanjut usia
sering terjadi pada lansia akibat berbagai yang dirawat inap di rumah sakit sering
perubahan fungsi organ, penyakit, dan faktor terjadi dengan 2,3 hingga 7 kejadian
lingkungan. Akibat yang ditimbulkan oleh jatuh per 1000 pasien setiap harinya.
jatuh tidak jarang tidak ringan, seperti cedera Sekitar 30% dari pasien yang dirawat
kepala, cedera jaringan lunak, sampai inap mengalami luka dengan 4% hingga
dengan patah tulang. Jatuh juga seringkali 6%nya mengalami jejas berat.
merupakan pertanda kerapuhan (frailty), dan
merupakan faktor prediktor kematian atau
penyebab tidak langsung kematian melalui
patah tulang.

Sumber : Vera. Analisis Laporan Kejadian Jatuh pada Pasien Lansia Saat Rawat Inap di Rumah Sakit Immanuel
Bandung Periode 2014-2016. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha. Journal of Medicine
and Health Vol. 3 No. 2 August 2021. e-ISSN : 2442-5257
PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO JATUH PADA
LANSIA

Sumber: Martono, H.Hadi, Pranarka Kris. Geriatri Ilmu Kesehatan Uusia Lanjut Edisi 5,  Jakarta : Balai penerbit FKUI, 2014. Hal 180-181)
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al. Buku Ajar Ilmu  Penyakit Dalam Jilid 3 edisi IV. Jakarta: Interna Publishing; 2009. 
HASIL INTERPRETASI PEMERIKSAAN
FISIK & PENUNJANG
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang Interpretasi

TD: 170/100 mmHg Hipertensi derajat 2 


N: 92 x/menit Normal
P: 30 x/menit Takipnea
S: 37,1oC Normal
Pemeriksaan Auskultasi Thoraks terdengar bunyi Gejala pneumonia
ronkhi di seluruh lapangan ke dua paru

Tungkai kiri bila digerakkan sangat terhambat Osteoartritis


oleh karena kesakitan pada paha

Kedua dorsum pedis terlihat edema Diabetes Mellitus Tipe 2 


BB: 47 kg dan TB: 160 cm  18,3 kg/m2  (Berat Badan Kurang)
 
Penilaian ADL dengan Indeks 50/100 (Dependen Berat)
Abbreviated Mental Test 6/10 (Gangguan Kognitif sedang)
Mini Nutrision Assesment 16 (Malnutrisi)
ETIOPATOMEKANISME GEJALA PADA SKENARIO
Nyeri pada pangkal paha kiri dan nyeri bila digerakkan dialami
sejak 2 hari yang lalu setelah jatuh terduduk

• Lansia >> kepadatan tulang menurun >> tulang menjadi rapuh >> resiko jatuh tinggi >> jatuh >>
fraktur  
• Jatuh terduduk >> columna femoralis >> nyeri pangkal paha
• blood supply dari caput femoral berjalan disepanjang column femoralis berasal dari A. circumflexa
femoris medialis, yang mengalir dibawah m. quadratus femoral. 
• fraktur yang terjadi pada column femur dapat mengakibatkan terjadinya gangguan supply darah akibat
robekan pada cabang dari arteri circumflexa → aktifnya mediator radang yang → timbunya nyeri.

Sumber: Kazley J, Bagchi K. Femoral Neck Fractures. [Updated 2020 May 27]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537347/
ETIOPATOMEKANISME GEJALA PADA SKENARIO

Berjalan agak pincang karena mengeluh


Membungkuk ke depan sejak 7 tahun terakhir lutut kanan sakit dan sering bengkak

osteoporosis → densitas tulang akan berkurang dan • Berkurangnya massa otot → mengubah beban sendi →

rapuh → bagian depan vertebra akan hancur, ↑produksi adipokin & sitokin → inflamasi
• Disfungsi mitokondria, stres oksidatif, dan penurunan
kehilangan ketinggiannya → bagian belakang
autofagi dalam kondrosit → mendorong proses
relatif tetap utuh → Vertebra berbentuk baji →
katabolik dan kematian sel melalui proses anabolik
tulang belakang melengkung ke depan secara tidak
→inflamasi → peningkatan ROS & peningkatan sitokin
normal → bungkuk
proinflamasi →nyeri,panas,bengkak → berjalan
pincang

Sumber: Valdes, Ana M., and Joanne Stocks. "Osteoarthritis and aging." European Medical Journal 3.1 (2018):
116-123
ETIOPATOMEKANISME GEJALA PADA SKENARIO
Batuk berlendir dan kental tetapi dan sulit dikeluarkan

• Ketika terjadi infeksi,  Makrofag pada alveoli berperan sebagai sel fagosit utama dalam alveolus yang
akan mendeteksi setiap mikoba patogen dan melakukan sterilisasi. Makrofag merupakan faktor yang
baperan penting  sebagai penyaji antigen untuk dikenali oleh Limfosit T, serta kaitannya dengan produksi
antibodi spesifik IgA, IgM, IgG, oleh limfosit B. Namun Pada proses penuaan, terjadi kompensasi sistem
imun yang menyebabkan penurunan respon limfosit T dan limfosit B. Hal ini yang menyebabkan respon
imun terhadap ancaman mikroba akan menurun. Sehingga dapat terjadi infeksi pada saluran nafas bawah. 
• Infeksi >>> hipersekresi mucus >> peningkatan sekresi sel goblet di saluran nafas kecil, bronchi,
bronchiole >> penumpukan mucus >> batuk susah dikeluarkan

Sumber: Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Penterjemah: Ermita I, Ibrahim I. Singapura: Elsevier
ETIOPATOMEKANISME GEJALA PADA SKENARIO
Nafsu makan menurun Tidak ingat pada hal-hal yang baru dilakukan

• Perubahan fisiologi slauran cerna🡪pemecahan makronutrient • Pada saat memasuki usia lanjut terjadi penurunan dari
yang tidak sempurna🡪pengosongan lambung menjadi sel sel saraf terutama dalam hippocampus yang
lambat🡪penurunan nafsu makan merupakan pusat memori dan juga pengaturan emosi.
Secara konsisten, fungsi sel induk saraf dalam
• Ketika sakit terjadi peningkatan kadar sitokin proinflamasi
hippocampus berkurang dengan meningkatnya usia.
yang menghambat kerja Neuropeptide Y ( stimulant nafsu)>>
penurunan nafsu makan. • Menurunnya kemampuan kognitif yang ditandai dengan
banyak lupa merupakan salah satu gejala kepikunan.
• Jumlah gigi dan produksi air liur berkuang >>
ketidaknyamanan saat makan >>komsumsi makanan
terganggu >> penurunan nafsu makan

Sumber: Darmojo,R.Boedhi,H.Hadi Martono.2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi:4. FK UI : Jakarta
Atun M. (2010). Lansia Sehat dan Bugar, Kreasi Wacana, Yogyakarta
ETIOPATOMEKANISME GEJALA PADA SKENARIO
Sering marah-marah dan kadang menangis sendiri

• Wanita menopause
• Stres pada lansia dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan peningkatan glukokortikoid dan

penurunan neurosteroid yang dapat merusak sel atau melalui peningkatan kortisol, yang menurunkan

ketersediaan glukosa, dan menyebabkan eksototoksisitas glutamat, peningkatan kalsium dan stres oksidatif

(penurunan antioksidan). Peningkatan ion kalsium dan stres oksidatif dapat langsung menyebabkan kerusakan

sel, apoptosis dan kematian sel.  Peningkatan kortisol  akan menurunkan kemampuan perbaikan neuron dan

mengurangi neurogenesis, hal ini menyebabkan kerusakan sel dan depresi. Gejala depresi terdiri dari gejala

perasaan, pola pikir, perilaku, dan fisik. Mudah marah dan agresif serta menangis tanpa sebab yang jelas

adalah gejala perasaan pada depresi. 

Sumber: Wolkowitz OM, Epel ES, Reus VI, Mellon SH. 2010. Depression Gets Old Fast: Do Stress And
Depression Accelerate Cell Aging. Depression And Anxiety 27 : 327–338
ETIOPATOMEKANISME GEJALA PADA SKENARIO
Edema dorsum pedis Terdengar bunyi ronkhi
di seluruh lapangan paru

Pada lansia terjadi penurunan isi sekuncup ventrikel kanan->


Ronkhi mencerminkan adanya letupan mendadak jalan
tekanan dan volume akhir diastole ventrikel kanan meningkat -
nafas kecil yang sebelumnya tertutup. seiring pasien
>  beban atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel kanan
mengeluhkan batuk-batuk berlendir Ronkhi tersebut
pada waktu diastole -> akibat kenaikan tekanan dalam atrium
disebabkan oleh penutupan jalan nafas regional
kanan. -> hambatan aliran masuknya darah dalam vena kava
dikarenakan penimbunan mucus pada saluran nafas. 
superior dan inferior ke dalam jantung ->  kenaikan dan adanya
bendungan pada vena-vena sistemik-> bila keadaan ini terus
berlanjut -> terjadi bendungan sistemik yang lebih berat -> 
edema tungkai bawah -> edema dorsum pedis.

Sumber: Price. A Sylvia dan Wilson,Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Edisi 6 Volume I,
Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
ETIOPATOMEKANISME GEJALA PADA SKENARIO
Batas jantung melebar

• Hipertensi kronik-> konstriksi otot polos pembuluh darah perifer -> menginduksi perubahan
struktural dengan penebalan dinding pembuluh darah arteriol -> peningkatan tahanan perifer yang
irreversible -> kerja jantung menjadi bertambah berat-> supaya volume sekuncup tetap stabil,
peningkatan beban tekanan -> meningkatkan tegangan dinding (stres dinding) -> untuk
mengurangi tegangan dinding ->  peningkatan ketebalan dinding jantung ->  hipertrofi dinding
jantung ->  peningkatan tebal dinding jantung yang lama kelamaan ->  kardiomegali -> pada
pemeriksaan fisik ditemukan batas jantung yang melebar.

Sumber: Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
HUBUNGAN GEJALA UTAMA DENGAN PENYERTA
Hubungan nafsu makan dengan jatuh Hubungan depresi dengan jatuh

- Lansia → kurangnya kepekaan indra perasa dan Pada skenario pasien mengalami gejala seperti sering

penciuman → penurunan nafsu makan  marah marah dan kadang menangis sendiri yang
merupakan gejala dari depresi sedang.
- Lansia → perubahan fungsi usus, inefektifitas
Salah satu faktor risiko jatuh dari faktor intrinsik yaitu
metabolisme, kegagalan homeostasis dan defek nutrient
gangguan psikologis salah satunya adalah depresi. 
→ penurunan asupan makanan 
Gangguan psikologis dan emosional tersebut
- Penurunan asupan makanan → malnutrisi → gangguan mempengaruhi kesadaran, konsentrasi, gaya berjalan
kerja otot dan penurunan massa tulang → mengganggu keseimbangan, dan proses informasi yang diperlukan
kemampuan motorik →  keseimbangan postural lansia untuk berpindah atau mobilisas

terganggu → jatuh

Sumber: Dewi, Sofia Rhosma. Status Nutrisi Lansia Dan Risiko Jatuh Pada Lansia. The Indonesian Journal Of Health Science Vol. 11, No.1, Juni 2019 

Lubis NL. Depresi: Tinjauan Psikologis Ed.1. Jakarta: Kencana; 2009


HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KELUHAN PASIEN

Semakin bertambahnya usia seseorang maka  risiko jatuh tinggi yang semakin meningkat hal ini
dikarenakan manusia akan mengalami proses degenerasi dan penurunan dalam kemampuan
melakukan aktivitas kehidupan sehari- hari, sehingga fleksibilitas yang dimiliki akan semakin menurun
dan menyebabkan risiko jatuh yang lebih besar.

Usia lanjut wanita memiliki risiko jatuh lebih tinggi daripada usia lanjut laki-laki. Hal ini dikatakan bahwa
wanita lebih rentan terkena osteoporosis akibat penurunan hormon estrogen dan progesteron.
Osteoporosis pada lansia merupakan faktor risiko yang menyebabkan lansia mengalami jatuh

Sumber: Deniro, Agustin Junior Nanda, dkk. 2017. Hubungan antara Usia dan Aktivitas Sehari-Hari dengan Risiko
Jatuh Pasien Instalasi Rawat Jalan Geriatri. Jurnal Ilmu Penyakit Dalam Volume 4 Nomor 4
Sari, Yulinda Permata, Sugiyanto. 2015. Hubungan tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari dengan resiko jatuh pada
lansia di PTSW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul . Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta.
HUBUNGAN RIWAYAT PENYAKIT DENGAN
KEJADIAN JATUH

Sumber: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi VI. Jakarta: InternaPublishing
Djap Hadi Susanto, dkk. 2018. Faktor Risiko Ketidakpatuhan Minum Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi. J. Kedok Meditek Vol.
24, No. 68
TATALAKSANA AWAL

Sumber: KJ, Koval ZJ. Hip Fractures: I. (1994). Overview and Evaluation and Treatment of femoral Neck Fractures. J Am Acad Orthop Surg. 1994
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
Barnedh, H., et al. 2006. Penilaian Keseimbangan menggunakan Skala Keseimbangan Berg pada Lansia di Kelompok lansia Puskesmas Tebet. Tesis. Jakarta:FKUI.
Darmojo, R.B.& Martono, H.H. (2004). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
LANGKAH PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Anamnesis riwayat jatuh, penyakit yang 1. Tanda Vital 4. Neurologi


menyertai. Anamnesis dilakukan baik terhadap 2. Kepala atau Leher 5. Muskuloskeletal
penderita ataupun saksi mata jatuh atau 3. Jantung
keluarganya. Anamnesis meliputi :
1. Seputar jatuh Pemeriksaan Penunjang
2. Gejala yang menyertai
3. Kondisi komorbid yang relevan 1. Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, GDS, elektrolit,
4. Review obat-obatan yang diminum urin, albumin, SGOT dan SGPT, fraksi lipid, fungsi
5. Review keadaan lingkungan tiroid, dll.
2. Foto radiologi : foto X-ray tulang, dan foto thoraks.
Sumber : Darmojo, Boedhi.2010. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal: 186-187
PENCEGAHAN & EDUKASI
Pencegahan Edukasi
1. Identifikasi faktor resiko Edukasi terutama pada keluarga lansia yaitu:
2. Menilai cara berjalan (GAIT) 1. Memodifikasi lingkungan rumah seperti menjaga agar
dan keseimbangan lantai tidak licin, misalnya basah atau ada genangan
3. Mengatur / Mengatasi air.lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan rata
Faktor Situasional 2. Tidak ada barang-barang yang berserakan di lantai
4. Melakukan Kegiatan Senam 3. Pencahayaan yang cukup dan tidak menyilaukan
  4. Mengurangi tangga yang ada dijalur lansia berjalan.
5. Memberikan dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat
6. Mendampingi lansia untuk memeriksa kesehatan secara
teratur
7. Sering berkomunikasi dengan orangtua dan keluarga
 

Sumber: Boedhi, Darmojo, R. 2009. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ) Edisi Ke-4. Jakarta : Balai Penerbit Fkui.
Kemenkes RI.2016. Buku Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
INTEGRASI KEISLAMAN
Q.S Ar - Rum ayat 54 yaitu:

Artinya: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai