BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrol tekanan darah yang ketat pada kelayan diabetes berhubungan dengan
Hipertensi merupakan segala yang paling sering ditemui pada orang lanjut
control tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang usia lanjut. Jose
Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto
hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan. Jenis yang demikian lebih
sulit untuk diobati disbanding hipertensi esensial atau pada kelayan yang lebih
Hipertensi sekunder
(Arif Mansjoer,2000)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Khusus :
mungkin terjadi.
C. Metode penelitian
pendekatan
1. Medote deskripsi
D. Sistimatika Penulisan
BAB II :Tinjauan teori, terdiri dari proses menua, konsep dasar dan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Aging proses
1. Pengertian
b. Teori instrik
c. Teori Ekstriksi
yang berkaitan dengan usia lanjut timbul dalam penyebab diri sendiri
dapat berupa :
5
mempunyai di dalam nucleus (inti sel) satu jam genetic yang telah
mitosis dan akan meghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal
organ tubuh.
c) Teori Stress
d) Teori Terprogram
1. Teori Radikal
sematik, sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat
umur. Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel
3. Teori Social
3. Teori Psikologi
b. Kepribadian Selanjutnya
dimilikinya.
Herediter
Nutrisi
8
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stress
jam ini di program untuk rentang hidup yang sudah ditetapkan, kecelakaan
system tubuh. Perubahan ini tidak perlu terjadi bersamaan disetiap system.
B. Konsep Dasar
1. Hipertensi
a. Pengertian
mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.rogen,
1996).
b. Etiologi
transportnya
Stress lingkungan
stress.
Hipertensi sekunder
(Arif Mansjoer,2000)
10
c. Manifetasi Klinis
kunang, lemah dan lelah, muka pucat dan suhu tubuh rendah. (Arif
mansjoer, 2000)
11
d. Patofisiologi
Obesitas Arterisklerosis
(sakit kepala)
e. Penatalaksanaan Medis
penatalaksanaan :
a) Diet
plasma.
b) Aktivitas
2. Penatalaksanaan farmakologis
yaitu :
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
takipnea.
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
e. Makanan/ cairan
pengggunaan dierutik
DJV, glikosuria.
f. Neurosensoris
abdomen/massa.
15
h. Pernafasan
merokok.
i. Keamanan
j. Pembelajaran/ penyuluhan
(Doengoes,2000)
2. Diagnosa keperawatan
vascular cerebral
(Doengoes,2000)
16
3.
Untuk menentukan
intervensi selanjutnya.
17
Menunjukkan mendorong
memperlambat respon
keterampilan koping.
- Dor
mengungkapka perasan
19
- Liba
pengobatan
- Kaji
penggunaan mekanisme
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Soeparman.1987. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Biografi.
bersih
wisma selaparang
23
Alamat : Mataram
kelayan lupa)
2. Riwayat Keluarga
Genogram
24
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: garis perkawinan
: kelayan
Kelayan adalah anak keenam dari delapan bersaudara, dan menikah dengan
suaminya yang pertama dan suaminya sudah meninggal 3 tahun yang lalu.
suaminya yang kedua dip anti social tresna werda “ puspakarma “ Mataram
( Wisma Selaparang ).
3. Riwayat Rerkerjaan
Pekerjaan saat ini : kelayan saat ini tidak bekerja hanya tinggal dip
Alamat pekerjaan :-
Alat tranportasi :-
(bemo).
26
kelayan mengaku sering diberi uang oleh petugas panti dan kandang-
5. Riwayat rekreasi
Keanggotaan organisasi :-
6. Sistem pendukung
27
orang psikolog ,1 orang ahli gizi dan 1 orang psikiater yang melayani
seluruh penghuni panti dan pada tiap wisma dikoordinir oleh satu petugas
kali sehari.
7. Diskripsi kekhususan
mengaji.
8. Status kesehatan
dibagian lutut.
28
pilek dan batuk, namun setelah minium obat kelayan akan sembuh.
tidak begitu akrab, dan kelayan bertemu dengan temannya yang pulang
dari panti karena liburan dan temannya kelayan bercerita tentang panti,
kadang-kadang.
Obat-obatan
Tetanus :-
Alergi :-
Indeks Katz :A
pauk yang telah ditentukan oleh bagian ahli gizi, dan 1 porsi dihabiskan
BAK 3-4 kali sehari dengan warna urinnya kuning bening dan baunya
khas. Kelayan mengaku tidak ada keluhan terhadap BAB dan BAKnya.
02.00 sering terjaga pada malam hari dan jarang tidur siang kecuali
kali sehari dan menggosok gigi 2 kali sehari dan keramas 2-3 kali
dalam seminggu. Ini terlihat dari penampilan kelayan yang bersih dan
rapi.
terpenuhi.
wismanya.
dipanti
oleh perawat.
31
teman-temannya.
kepada Tuhan Ynag Maha Esa dan selalu berdo’a untuk kesembuhan
penyakitnya.
Tanda-tanda vital :
RR : 24 x mnt
SH : 37
32
berwarna putih, tidak ada ketombe, dan tidak ada nyeri tekan pada
kepala.
putih, konjutiva merah muda, pupil bereflek pada cahaya dan kararak
Telinga : bentuk simetris, tidak ada serum, tidak ada nyeri tekan dan
Hidung : tidak ada cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada
belakang
kiposis (bungkuk)
tidak ada keluhan nyeri ulu hati dan tidak ada keluhan nyeri pinggang.
eksremities dan patah tulang tidak ada. Bentuk ekstermitas atas dan
5 5
5 5
genetalia.
11. Sistem pengecapan : kelayan masih bisa merasakan asin, manis, pahit
jaman belanda
6 Siapa presiden Indonesia sekarang ? Tidak tahu
7 Siapa nama presiden sebelumnya ? Suharto
apa sekarang ?
5 3 Dimana kita sekarang (Negara,
Lantai) ?
Registrasi 3 3 Nama 3 objek : detik untuk
35
mengatakan masing-masing.
kebelakang
Mengingat 3 3 Minta kelayan untuk mengulang ke
Dari fungsi mental nilai total : 22 yaitu aspek kognitif dan mental dalam
taraf baik.
36
ada/minimal.
4. Apgar keluarga satu alat scrining singkat yang dapat digunakan untuk
menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga Partnership 1
saya
3 Saya puas dengan cara keluarga Growth 1
(teman-teman) saya
1. Laboratorium :-
2. Radiologi :-
3. EKG :-
B. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa data
nyeri kepala.
R : dibelakng kepala
38
S:3 Penyempitan
hanya diwaktu-waktu
beraktifitas. kejantung me
DO : TD : 150/110 mmHg,
SH : 37
saat beraktifitas.
Nyeri akut
beraktifitas.
39
berolahraga kebutuhan O2
TD : 150/110 mmHg
R : 24 x / menit
SH : 37
5 5
5 5
3 DS : kelayan mengatakan Obesitas Gangguan pola
R : 24 x / menit Penyempitan
SH : 37
Aliran darah
kepala.
- Mata : bentuknya
- Telinga : bentuk
pendengaranya.
41
mokosa hidung.
bagian belakang
(bungkuk)
Paru : perkusi
terdengar sonor,
auskultasi terdengar
42
vesikuler, tidak
Jantung : perkusi
jantung terdengar
jantung terdengar S1
suara tambahan.
pinggang.
b. Rumusan Diagnosa
43
BAB IV
PEMBAHASAN
antara teori dan kenyataan dalam asuhan keperawatan gerontik dengan kasus
1. Pengkajian
Dalam pengkajian data pada teori dengan diagnosa “Hipertensi” antara lain
Dari pengkajian antara teori dan kasus ditemukan ada kesenjangan yaitu :
2. Diagnosa Keperawatan
45
diagnosa yaitu :
pembuluh darah
vascular cerebral
tangani.
3. Perencanaan
a. Nyeri akut
4. Pelaksanaan
hampir sama hanya saja pada tinjauan teori pelaksanaan terdapat kolaborasi
dengan dokter atau ahli terapi lainya namun pada tinjauan kasus penulis tidak
5. Evaluasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
2. Diagnosa kperawatan
yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari dan
saat beraktifitas.
3. Perencanaan
48
yang ada.
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
B. Saran
lebih optimal.
2. Bagi Institusi
49