Anda di halaman 1dari 49

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun.

Kontrol tekanan darah yang ketat pada kelayan diabetes berhubungan dengan

pencegahan terjadinya hipertensi yang tak terkendali.

Hipertensi merupakan segala yang paling sering ditemui pada orang lanjut

usia dan menjadi faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler. Karenanya

control tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang usia lanjut. Jose

Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto

Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya

terjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan

hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan. Jenis yang demikian lebih

sulit untuk diobati disbanding hipertensi esensial atau pada kelayan yang lebih

muda. Obat-obat antihipertensi terbaru yang bekerja pada sistem rennin-

angiotensin-aldosteron, misalnya Angiotensin-Converting Enzyme ( ACE )

inhibitor dan angiotensin-reseptor bloker memiliki potensi perbaikan

kardiovaskuler pada orang tua akibat penurunan tekanan darah efektif.


2

Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu :

 Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi

seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatik,

sisten rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan stress.

 Hipertensi sekunder

Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal.

Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll.

(Arif Mansjoer,2000)

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan : Dapat melakukan asuhan keperawatan dan dapat

memahami tentang penyakit hipertensi.

Tujuan Khusus :

1. Penulis mampu mengkaji data kelayan

2. Penulis mampu menganalisa data yang diperoleh

3. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan

4. Penulis dapat memprioritaskan masalah-masalah yang terjadi dan yang

mungkin terjadi.

5. Penulis dapat menentukan tujuan tindakan keperawatan

6. Penulis dapat menerapkan pelaksanaan tindakan keperawatan

7. Penulis dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan.


3

C. Metode penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam menyusun laporan ini yaitu

pendekatan

1. Medote deskripsi

2. Medote studi kepustakaan

3. Metode studi kasus

Tehnik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawancara,

observasi, dan penelusuran data tertulis. Sumber data diperoleh dari

kelayan itu sendiri

D. Sistimatika Penulisan

BAB I :Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan

penulisan, metode penulisan, dan sistimatika penulisan.

BAB II :Tinjauan teori, terdiri dari proses menua, konsep dasar dan

konsep dasar asuhan keperawatan.

BAB III :Metode Penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN : Laporan pendahuluan, dan SAP ( satuan acara penyuluhan)


4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Aging proses

1. Pengertian

Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tidak

terhindarkan dengan karakteristik menurunya interaksi antara lanjut usia

dengan yang lain disekitarnya. Individu yang diberi kesempatan untuk

mempersilahkan dirinya menghadapi ketidakmampuan dan bahkan

kematian (Cox, 1984)

2. Teori Proses Menua

Proses penuan merupakan proses secara berangsur yang

mengakibatkan perubahan secara kumulatif dan merupakan perubahan

serta berakhir dengan kematian.

Teori biologi tentang penuaan dibagi menjadi :

b. Teori instrik

Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul akibat

penyebab dalam diri sendiri.

c. Teori Ekstriksi

Perubahan terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan. Perubahan

yang berkaitan dengan usia lanjut timbul dalam penyebab diri sendiri

dapat berupa :
5

a) Toeri Genetik Clock atau Teori Genetik dan mutasi

Teori tersebut mengatakan bahwa menua telah terprogram

secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies

mempunyai di dalam nucleus (inti sel) satu jam genetic yang telah

diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung

mitosis dan akan meghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Jadi

menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal

dunia, meskipun menjadi lemah dan sakit.

b) Teori Imunologi Slow Virus

System imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia

dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan

organ tubuh.

c) Teori Stress

Menua menjadi atau terjadi akibat hilangnya sel-sel yang

bias digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat

mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha

dan stress, menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

d) Teori Terprogram

Teori yang menua terprogram, sel tubuh manusia hanya

dapat membagi diri sebanyak satu kali. Artinya kemampuan

organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah

sel-sel tersebut mati.


6

e) Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua /usang reaksi kimianya menyebabakan

ikatan yang kuat. Khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini

meyebabkan kurang elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

 Perubahan Biologi Yang Berasal Dari Luar Atau Ekstrinsik

1. Teori Radikal

Radikal bebas dapat berbentuk didalam badan, tidak stabilnya

radikal bebas (kelompok atom), mengakibatkan oksidasi oksigen

bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini

menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi.

2. Teori Mutasi Sematik

Menurut teori ini factor lingkungan menyebabkan mutasi

sematik, sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat

memperpendek umur, sebaliknya menghindari dapat memperpanjang

umur. Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

sematik akan menyebabkan terjadinaya penurunan kemampuan fungsi

sel tersebut. Sebagai salah satu hipotesi yang berhubungan dengan

mutasi sel sematik adalah hipotesis error catasrop.

3. Teori Social

Salah satu teori social yang berkenan dengan proses openurunan

adalah teori pembebasan. Teori tersebut menerangkan bahwa dengan

berubahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai melepas diri


7

dari kehidupan social. Keadaan ini memagkibatkan interaksi social

lansia menurun baik secara kualifikasi maupun kuantitatif.

3. Teori Psikologi

a. Teori Tugas Perkembangan

Menurut Hang Kerst (1992) bahwa setiap individu harus

memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap

kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas

perkembangan yang spesifik ini tergantung pada manutrasi fisik.

Penghargaan cultural masyarakat dari nilai serta aspirasi individu.

Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan

adanya penurunan kekuatan fisik dan kesalahan. Penerimaan adanya

kematian dari pasanganya dan orang-orang yang berarti bagi dirinya.

Mempertahankan hubungan dengan grup yang seusianya, adopsi dan

adaptasi dengan peran social secara fleksibel dan mempertahankan

kehidupan secara memuaskan.

b. Kepribadian Selanjutnya

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berupa pada lansia.

Teori ini merupakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang

yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang

dimilikinya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketuaan (Nugroho,2000) adalah

 Herediter

 Nutrisi
8

 Status kesehatan

 Pengalaman hidup

 Lingkungan

 Stress

 Perubahan fisik pada proses penuaan

Penelitian menyakini bahwa kita dialhirkan dengan jam biologis,

jam ini di program untuk rentang hidup yang sudah ditetapkan, kecelakaan

dan proses penyakit dengan beranjaknya usia, perubahan yang terjadi

secara bertahap menjadi semakin nyata. Perubahan tertentu terjadi disemua

system tubuh. Perubahan ini tidak perlu terjadi bersamaan disetiap system.

B. Konsep Dasar

1. Hipertensi

a. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140

mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.rogen,

1996).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan

tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90

mmHg atau lebih (Barbara Hearrison, 1997).


9

b. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang

spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardia output

atau peningkatan tekanan perifer.

Namun ada beberapa factor yang mempemgaruhi terjadinya hipertensi

 Genetic : respon neurology terhadap stress atau kelainan arteri atau

transportnya

 Obesitas : terkait dengan kadar insulin yang tinggi yang

menyebabkan tekanan darah meningkat

 Stress lingkungan

 Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua

serta pelebaran pembuluh darah (Arif mansjoer, 2000)

Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu

 Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang

mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan

saraf simpatik, sisten rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan

stress.

 Hipertensi sekunder

Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal.

Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll.

(Arif Mansjoer,2000)
10

c. Manifetasi Klinis

Manifestasi klinis pada kelayan dengan hipertensi adalah

meningkatkan tekanan darah >140/90 mmHg, sakit kepala, epetaksis,

pusing/migrant, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunag-

kunang, lemah dan lelah, muka pucat dan suhu tubuh rendah. (Arif

mansjoer, 2000)
11

d. Patofisiologi

Obesitas Arterisklerosis

Pengumpulan Lemak Hilangnya elastisitas pembuluh darah

Penyempitan Pembuluh Darah

Aliran darah ke jantung me

Peningkatan tekanan ketidakseimbangan suplai

Vaskuler serebral dan kebutuhan O2

Nyeri akut kelemasan umum

(sakit kepala)

Intolenransi aktivitas pola hidup monoton

Gangguan pola istirahat tidur

(Arif Manjoer 2000)


12

e. Penatalaksanaan Medis

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis

penatalaksanaan :

1. Penatalaksanaan non farmakologis

a) Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB

dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan

aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adostrogen dalam

plasma.

b) Aktivitas

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan

disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan

kemampuan seperi berjalan, jogging, bersepeda dan berenang.

2. Penatalaksanaan farmakologis

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi

yaitu :

1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4) Tidak menimbulkan intoleransi.

5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh kelayan.


13

Golongan obat-obatan yang diberikan pada kelayan hipertensi

seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis

kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea.

b. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung

koroner dan penyakit serebravaskuler.

Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, murnius stenosis

valvular.takikardia, berbagai distnenia, DJV/kongesti

vena, ekstermitas (perubahan warna kulit, suhu dingin,

pengisian kapiler mingkin lambat/ tertunda), kulit

(pucat, sianosis dan kemerahan)

c. Integritas ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,

euphoria, atau marah kronik.

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continu

perhatian tangisan yang meledak.


14

d. Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tidak.

e. Makanan/ cairan

Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan

yang tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual

muntah, perubahan berat badan dan riwayat

pengggunaan dierutik

Tanda : BB normal atau obesitas dan adanya edema, kongesti vena,

DJV, glikosuria.

f. Neurosensoris

Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas

dan atau kelemahansatu sisi tubuh, dan gangguan

penglihatan (mis, penglihatan kabur)

Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi

bicara, efek, proses piker atau memori).Respon motorik

(penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau ferleks

tendo dalam). Perubahan rentina optic.

g. Nyeri/ ketidak nyamanan

Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai dan nyeri

abdomen/massa.
15

h. Pernafasan

Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk

dengan atau tanpa pembentukan sputum dan riwayat

merokok.

i. Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi

unirateral fransie, hipotesi postural.

j. Pembelajaran/ penyuluhan

Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris,

penyakit jantung, DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor

resiko anelik, penggunaan pil KB atau hormon lain.

(Doengoes,2000)

2. Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan

vasokonstriksi pembuluh darah

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2

c. Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan

vascular cerebral

d. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping

tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.

(Doengoes,2000)
16

3.

DX Tujuan Intervensi Rasional


I Setelah dilakukan - Obs  Untuk mengetahu

tindakan keperawatan ervasi tekanan darah klien tekanan darah dalam

diharapkan resiko tinggi secara terus menerus rentang normal atau

penuruna curah jantung tidak

dapat teratasi dengan  Untuk mengetahui

criteria hasil : - Men adanya pucat, dingin,

 Kelayan mau gobservasi warna kulit, kulit lembab dan masa

berpartisipasi kelembaban, suhu. pengisian kapiler

dalam aktivitas berkaitan dengan

yang menurunka vasokonstriksi.

TD dan frekuensi  Menurunkan stress dan

jantung stabil. ketegangan yang

 Mempertahanka - Anj mempengaruhi

n TD dalam urkan klien untuk tekanan darah dan

rentang individu membatasi aktivitas . perjalanan penyakit

yang dapat diterina. hipertensi.

 Untuk menentukan

intervensi selanjutnya.
17

II Setelah dilakukan - Kola  Untuk mengurangi

tindakan keperawatan borasi dan pemberian terapi. penggunaan energi,

diharapkan intoleransi dan membantu antara

aktivitas baik, dengan - Men suplai dan kebutuhan

criteria hasil : ganjurkan klien untuk oksigen.

 Berpartisipasi penghematan energi.  Memberikan bantuan

dalam aktivitas hanya sebatas

yang di inginkan. kebutuhan akan

 Menunjukkan mendorong

penurunan dalam - Beri kemandirian dalam

tanda-tanda dorongan kepada klien melakukan aktivitas.

intoleransi untuk melakukan aktivitas

fisiologi. secara bertahap jika dapat  Untuk meminimalkan

III Setelah dilakukan ditoleransi. stimulasi/meningkatka

tindakan keperawatan n relaksasi

diharapkan nyeri kepala

berkurang/ tidak ada

dengan criteria hasil  Untuk mengetahui

 Nyeri akut/nyeri - Anj skala nyeri.

kepala urkan kelayan untuk  Untuk menurunkan

berkurang/tidak mempertahankan tirah tekana vaskuler

ada mempertahankan tirah serebral


18

baring selama fase akut.

 memperlambat respon

- Men simpati efektif dalam

gkaji intesitas nyeri menghilanhkan sakit.

- Men  Mekanisme adaptif

IV Intoleransi aktivitas b/d ganjurkan kelayan untuk perlu untuk mengubah

kelemahan umum kompres hangat pada dahi pola hidup seseorang.

ketidak seimbangan dan leher bagian belakang.  Membantu

antara suplai dan keb. - Mel mengudentifikasi dasar

Oksigen. atih kelayan untuk kesulitan dalam

melakukan teknik relaksasi mekanisme koping.

dan diktrasi  Untuk memperbaiki

keterampilan koping.

- Men  Melindungi kelayan


gkaji keefektifitas strategis dalam mempengaruhi
koping dengan perasan.
mengobsevasi perilaku.

- Dor

ong kelayan untuk

mengungkapka perasan
19

- Liba

tkan kelayan dalam proses

pengobatan

- Kaji

penggunaan mekanisme

pertahanan diri kelayan

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat

disesuaikan dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan

sesuai dengan diagnosa yang ada.

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan

kepada kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan.

Evaluasi keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.


20

DAFTAR PUSTAKA

Callahan, Barton, Schumaker. 2000. Seri Skema Diagnosis Dan Penatalaksanaan

Praktis. Binapura Aksara.: Jakarta

Doengoes Marilynn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Umtuk

Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta

Soeparman.1987. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI

Tarwoto, wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.

Salemba Medika : Jakarta


21
22

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 01 – juli - 2008

Nama Pengkaji : Sri Handayani

Waktu pengkajian : 11.00 WITA

A. Pengkajian

1. Data Biografi.

 Nama : Ppq ”M”

 Tempat dan Tanggal lahir : Praya, ± 78 tahun

 Pendidikan terakhir : Tidak sekolah

 Golongan darah : Tidak tahu

 Status perkawinan : Kawin (Cerai mati)

 Peanampilan : Kelayan tampak rapi dan

bersih

 TB/BB : 148 cm/ 50 Kg

 Alamat : Praya Lombok Tengah

 Orang terdekat yang dihubungi : Ibu Mariamah yang ada di

wisma selaparang
23

 Alamat : Mataram

 Tanggal masuk panti : ± 4 tahun (tanggalnya

kelayan lupa)

2. Riwayat Keluarga

 Genogram
24

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: laki-laki / perempuan meninggal.

: garis perkawinan

: cerai ( cerai mati )

: kelayan

-------- : tinggal serumah.


25

Kelayan adalah anak keenam dari delapan bersaudara, dan menikah dengan

seorang laki-laki, kelayan mengaku mempunyai satu anak dengan

suaminya yang pertama dan suaminya sudah meninggal 3 tahun yang lalu.

Satu orang anaknya sudah berkeluarga. Kelayan mengaku bertemu dengan

suaminya yang kedua dip anti social tresna werda “ puspakarma “ Mataram

( Wisma Selaparang ).

3. Riwayat Rerkerjaan

 Pekerjaan saat ini : kelayan saat ini tidak bekerja hanya tinggal dip

anti sosiaal tresna werda “puspakarma” Mataram (Wisma Selaparang)

 Alamat pekerjaan :-

 Berapa jarak dari rumah : -

 Alat tranportasi :-

 Pekerjaan sebelumya : pembantu rumah tangga

 Berapa jarak dari rumah : ± 1 km

 Alat tranportasi : kelayan mengatakan menggunakan angkutan kota

(bemo).
26

 Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan :

kelayan mengaku sering diberi uang oleh petugas panti dan kandang-

ladang diberikan oleh tamu-tamu yang datang meninjau kewismanya.

4. Riwayat lingkungan hidup

 Tipe tempat tinggal : permanen

 Jumlah kamar : 3 kamar tidur,2 kamar mandi/WC dan I

tempat masak ( dapur ) dan 1 ruang tamu.

 Kondisi tempat tinggal : tampak bersih, pencahayaannya cukup terang,

ventilasinya baik dan tidak pengap.

 Jumlah orang yang tinggal di wisma Selaparang : 3 orang laki-laki, 3

orang wanita dan 1 orang ketua RT.

 Sarana diwisma : terdapat tempat tidur, lemari pakaian,kursi, meja

makan dan satu buah televise 21 inch.

5. Riwayat rekreasi

 Hobby / minat : Mengaji, puasa, sholat,senam

 Keanggotaan organisasi :-

 Liburan perjalanan : kelayan mengatakan sering ke makam

luang balo / keliling.

6. Sistem pendukung
27

Di Panti Social Tresna Werda “Puspakarma” Mataram terdapat klinik

yang melayani kesehatan lansia dengan jumlah tenaga perawat 2 orang, 1

orang psikolog ,1 orang ahli gizi dan 1 orang psikiater yang melayani

seluruh penghuni panti dan pada tiap wisma dikoordinir oleh satu petugas

dari pekerja social.

Panti sudah menjalin kerjasama dengan puskesmas dan RSUD Mataram

untuk keperluan bila ada anggota wisma yang perlu dirujuk

 Jarak rumah sakit dengan wisma ± 2 km

 Jarak wisma sokong dengan klinik ± 50 meter.

 Makanan yang dihantarkan : Kelayan mengaku dihantarkan makanan 3

kali sehari.

7. Diskripsi kekhususan

 Kebiasaan ritual : kelayan mengaku selalu sholat kemasjid dan

mengaji.

8. Status kesehatan

 Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu : kelayan mengatakan

sering merasakan sakit pinggang / nyeri di bagian belakang , sakit

kepala di bagian belakang kepalanya dan kadang – kadang sakit

dibagian lutut.
28

 Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : kelayan mengatakan

tidak penah menderita penyakit yang berat-berat, hanya pernah sakit

pilek dan batuk, namun setelah minium obat kelayan akan sembuh.

9. Alasan datang ke panti werda

Kelayan mengatakan kesepian semenjak suaminya meninggal, kelayan

tinggal bersama keluarga suaminya tapi kelayan dan keluarga suaminya

tidak begitu akrab, dan kelayan bertemu dengan temannya yang pulang

dari panti karena liburan dan temannya kelayan bercerita tentang panti,

sehingga kelayan berinisiatif untuk tinggal dipanti.

10. Keluhan utama

 Kelayan mengatakan nyeri kepala/dibelakang kepala.

 Provokativ/palliative : Kelayan mengatakan nyeri kepala tiba-tiba.

 Quality/quantity : Kelayan mengatakan seperti nyut-nyut

kadang-kadang.

 Region : Kepala bagian belakang

 Severity scala : 3 ( ringan )

 Timming : Kelayan mengaku hanya di waktu-waktu

tertentu pada malam hari dan saat beraktifitas.


29

Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan

Kelayan mengatakan tahu tentang penyakit yang diderita, begitu juga

dengan pengobatannya. Kelayan mengatakan setelah minum obat yang

diberikan oleh klinik panti, nyeri kepala berkurang.

Obat-obatan

No. Nama Dosis Keterangan


1 Captopril 200mg ½ x 1 Antihipertensi
2. Piroxicam ( kapsul ) 2x1 Sakit pinggang

Status Imunisasi : Tidak terkaji

Tetanus :-

Pneomovales : Tidak terkaji

Alergi :-

Penyakit yang diderita : Hipertensi

11. Aktivitas hidup sehari-sehari

 Indeks Katz :A

 Oksigenasi : Kelayan mengatakan mampu bernapas dengan baik

tanpa ada gangguan. RR 24 kali permenit

 Makan minum : Kelayan mengaku makan 3 kali sehari dengan lauk

pauk yang telah ditentukan oleh bagian ahli gizi, dan 1 porsi dihabiskan

dan minum 6-7gelas perhari ( 1200cc)


30

 Eliminasi : Kelayan mengatakan BAB 1 kali sehari dengan

konsisten lembek, warnanya kecoklat-coklatan, dan baunya khas dan

BAK 3-4 kali sehari dengan warna urinnya kuning bening dan baunya

khas. Kelayan mengaku tidak ada keluhan terhadap BAB dan BAKnya.

 Aktivitas : Kelayan mengatakan capek, lemah, pada saat

beraktifitas rasa tidak nyaman saat bergerak.

 Istrahat Tidur : Kelayan mengatakan biasanya tidur jam 21.00-

02.00 sering terjaga pada malam hari dan jarang tidur siang kecuali

merasa ngantuk. Kelayan mengatakan susah tidur.

 Personal Hygiene : Kelayan tampak bersih, kelayan mengaki mandi 2

kali sehari dan menggosok gigi 2 kali sehari dan keramas 2-3 kali

dalam seminggu. Ini terlihat dari penampilan kelayan yang bersih dan

rapi.

 Seksual : Kelayan mengatakan kebutuhan seksualnya

terpenuhi.

 Rekreasi : Kelayan kadang-kadang menonton TV di

wismanya.

 Psikologis : Kelayan mengatakan merasa nyaman tinggal

dipanti

 Persepsi kelayan : Kelayan tahu tentang penyakitnya sangat

berbahaya apa dan kelayan mampu menyebutkan 3 kata yang disebutkan

oleh perawat.
31

 Konsep diri : Kelayan mengatakan dirinya sudah tua tapi kelayan

mengaku masih mampu melakukan aktifitasnya tiap hari sendiri tanpa

bantuan orang lain.

 Emosi : Kelayan mengaku tidak pernah marah dengan

teman-temannya.

 Adaptasi : Kelayan mengaku mampu beradaptasi/gergaul

dengan teman-temannya yang berada diwisma.

 Mekanisme pertahanan diri : Kelayan mengaku selalu mendekatkan diri

kepada Tuhan Ynag Maha Esa dan selalu berdo’a untuk kesembuhan

penyakitnya.

12. Tinjauan Sistem.

 Keadaan umum : Baik, penampilan rapi, bicara teratur dan terarah.

Kondisi badan agak terlihat lemah.

 Tingkat kesadaran : Composmestis

 GCS : Membuka mata : 4, verbal : 5 psikomotor : 6.

 Tanda-tanda vital :

 Tensi : 150/110 mmHg

 Nadi : 64 x/menit ( takikardi )

 RR : 24 x mnt

 SH : 37
32

1. Kepala : bentuk kepala bulat, tidak lesi/benjoal, rambut tipis dan

berwarna putih, tidak ada ketombe, dan tidak ada nyeri tekan pada

kepala.

2. Mata : bentuknya simetris, tidak terdapat edema,skelera tampak

putih, konjutiva merah muda, pupil bereflek pada cahaya dan kararak

(-) dan tidak ada keluhan mengenai mata.

Telinga : bentuk simetris, tidak ada serum, tidak ada nyeri tekan dan

tidak ada keluhan pada pendengaranya.

Hidung : tidak ada cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada

peradangan mokosa hidung.

3. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening ataupun

kelenjar tyroid, kadang-kadang klien merasa kaku pada leher bagian

belakang

4. Dada dan punggung : Bentuk dada simetris, tidak terdapat

dispepnia, saat palpasi terdapat getaran dinding dada yang sama,

perkusi sonor, auskultasi vaskuler. Pada punggung tidak terdapat

kiposis (bungkuk)

 Paru : perkusi terdengar sonor, auskultasi terdengar vesikuler, tidak

terdapat suara ronchi.

 Jantung : perkusi jantung terdengar pekak dan auskultasi jantung

terdengar S1 S2 tunggal tidak ada suara tambahan.


33

5. Abdomen dan pinggang : bising usus (12)

Abdomen tampak simetris, tidak tampak adanya benjolan pada ,palpasi

tidak ada keluhan nyeri ulu hati dan tidak ada keluhan nyeri pinggang.

6. Estremitas atas dan bawah : Tidak diketemukan kelumpuhan

eksremities dan patah tulang tidak ada. Bentuk ekstermitas atas dan

bawah simertris dan tidak ada keluhan.

5 5
5 5

7. Sistem Imune : tidak dikaji karena alatnya tidak ada.

8. Genetalia : kelayan mengaku tidak ada keluhan mengenai alat

genetalia.

9. Sistem reproduksi : sudah menopause.

10. Sistem Persyarafan : mengatakan masih mampu menggerakkan bola

mata kanan dan kiri danatas bawah, masih mampu tersenyum,

meringis dan mengangkat alis. Refleks patella positif, refleks babinsky

positif dan refleks taktilnya positif.

11. Sistem pengecapan : kelayan masih bisa merasakan asin, manis, pahit

dengan mata tertutup


34

12. Sistem penciuman : kelayan masih dapat mencium dan membedakan

bau yang harum dan busuk

13. Status kognitif, afektif dan sosial

1. Short portable mental (SPSMQ) : nilai 4 kerusakan intelektual ringan.

No. Pertanyaan Jawaban


1 Tanggal berapa hari ini ? Tanggal 01
2 Hari apa sekarang ini ? Hari selasa
3 Apa nama tempat ini ? Panti
4 Berapa umur anda ? 80 tahun
5 Kapan anda lahir ? Tahunya saya lupa tapi pada

jaman belanda
6 Siapa presiden Indonesia sekarang ? Tidak tahu
7 Siapa nama presiden sebelumnya ? Suharto

Dari 7 pertanyaan kelayan mampu menjawab 5 pertanyaan yang berarti

fungsi intelektualnya utuh.

2. Mini mental state examaration (muse) : menguji aspek-aspek kognitif.

Aspek Nilai Pasien Pertanyaan


Orientasi 5 4 Tahun, Musim, Tanggal, Hari, Bulan

apa sekarang ?
5 3 Dimana kita sekarang (Negara,

Wilayah, Kota, Rumah/Rumah Sakit,

Lantai) ?
Registrasi 3 3 Nama 3 objek : detik untuk
35

mengatakan masing-masing.

Kemudian tanyakan pada kelayan 3

objek setelah anda mengatakanya.

Beri satu point untuk setiap jawaban

yang benar. Kemudian ulangi sampai

kelayan mempelajari ke tiganya.

Jumlahkan percobaan dan catat.


Perhatian 5 4 Seri 7’s 1 point untuk setiap

dan kebenaran. Berhenti setelah 5

Kalkulasi jawaban. Bergantian eja kata

kebelakang
Mengingat 3 3 Minta kelayan untuk mengulang ke

tiga objek diatas. Berikan 1 point

untuk setiap kebenaran.


Bahasa 9 5 Nama pensil dan melihat (2 point).

Mengulang hal berikut “tidak ada

jika, dan atau tetapi (1 point)”


Niai total 30 22

Dari fungsi mental nilai total : 22 yaitu aspek kognitif dan mental dalam

taraf baik.
36

3. Intervensi depresi beck : untuk mengetahui tingkat depresi Lansi : nilai

yang didapatkan adalah 3 yang berarti tingkat depresi kelayan :tidak

ada/minimal.

4. Apgar keluarga satu alat scrining singkat yang dapat digunakan untuk

mengkaji fungsi sosial lansia.

No Uraian Fungsi Skor


1 Saya puas bahwa saya dapat kembali Adaptation 1

pada keluarga (teman-teman) saya

untuk membantu pada waktu sesuatu

menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga Partnership 1

(teman-teman) saya membicarakan

sesuatu dengan saya dan

mengungkapkan masalah dengan

saya
3 Saya puas dengan cara keluarga Growth 1

(teman-teman) saya menerima dan

mendukung keinginan saya untuk

melakukan aktivitas atau arah baru


4 Saya puas dengan cara keluarga Affection 1

(teman-teman) saya

mengekspresikan efek dan berespon

terhadap emosi saya seperti marah,


37

sedih atau mencintai


5 Saya puas dengan cara keluarga Resolve 2

(teman-teman) saya dan saya

menyediakan waktu bersama-sama


Ket. Selalu = 2, Kadang-kadang = 1, Total 6

Hampir tidak pernah = 0


Nilai 6 berarti fungsi social lansia kurang baik

14. Data penunjang

1. Laboratorium :-

2. Radiologi :-

3. EKG :-

4. Obat-obat : Captoril dosis ½ x1 perhari.

B. Diagnosa Keperawatan

a. Analisa data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS : Kelayan megatakan Obesitas Nyeri akut

nyeri kepala.

P : nyeri kepala dengan tiba –

tiba Pengumpulan lemak

Q : rsanya seperti nyut – nyut

R : dibelakng kepala
38

S:3 Penyempitan

T : kelayan mengatakan pembuluh darah

hanya diwaktu-waktu

tertentu pada malam hari

dan pada saat Aliran darah

beraktifitas. kejantung me

DO : TD : 150/110 mmHg,

RR : 24x/mnt Peningkatan tekanan

Nadi: 64x/mnt vaskuler serebral

SH : 37

Kelayan tampak lemah

dan meringis, diwaktu- Nyeri kepala bagian

waktu tertentu pada belakang

malam hari dan pada

saat beraktifitas.

Nyeri akut

2 DS : Kelayan mengatakan Aliran darah

capek, lemah pada saat kejantung me

beraktifitas.
39

DO : Kelayan tampak letih Ketidakseimbangan

saat beraktifitas, setelah suplai darah dan

berolahraga kebutuhan O2

TD : 150/110 mmHg

R : 24 x / menit

N : 64 x / menit Kelemasan umum

SH : 37

k/u lemah, pucat.

Kekuatan otot Intoleransi aktifitas

5 5
5 5
3 DS : kelayan mengatakan Obesitas Gangguan pola

susah tidur pada malam hari istharat tidur

DO : k/u tampak lemah dan Pengumpulan lemak

tampak sedikit pucat

TD : 150 / 110 mmHg

R : 24 x / menit Penyempitan

N : 64 x / menit pembuluh darah

SH : 37

- Pola tidur sehari 2 jam.


40

Aliran darah

- Refleks patella positif, kejantung me

refleks babinsky positif dan

refleks taktilnya positif.

- Kepala : bentuk kepala Peningkatan tekanan

bulat, tidak lesi/benjoal, vaskuler serebral

rambut tipis dan berwarna

putih, tidak ada ketombe, dan

tidak ada nyeri tekan pada Nyeri akut

kepala.

- Mata : bentuknya

simetris, tidak terdapat Gangguan pola

edema,skelera tampak putih, istrahat tidur

konjutiva merah muda, pupil

bereflek pada cahaya dan

kararak (-) dan tidak ada

keluhan mengenai mata.

- Telinga : bentuk

simetris, tidak ada serum,

tidak ada nyeri tekan dan

tidak ada keluhan pada

pendengaranya.
41

- Hidung : tidak ada

cuping hidung, tidak ada

polip, tidak ada peradangan

mokosa hidung.

- Leher : Tidak terdapat

pembesaran kelenjar getah

bening ataupun kelenjar

tyroid, kadang-kadang klien

merasa kaku pada leher

bagian belakang

- Dada dan punggung :

Bentuk dada simetris, tidak

terdapat dispepnia, saat

palpasi terdapat getaran

dinding dada yang sama,

perkusi sonor, auskultasi

vaskuler. Pada punggung

tidak terdapat kiposis

(bungkuk)

 Paru : perkusi

terdengar sonor,

auskultasi terdengar
42

vesikuler, tidak

terdapat suara ronchi.

 Jantung : perkusi

jantung terdengar

pekak dan auskultasi

jantung terdengar S1

S2 tunggal tidak ada

suara tambahan.

- Abdomen dan pinggang :

bising usus (12)

Abdomen tampak simetris,

tidak tampak adanya benjolan

pada ,palpasi tidak ada

keluhan nyeri ulu hati dan

tidak ada keluhan nyeri

pinggang.

b. Rumusan Diagnosa
43

1. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang yang

ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD :

150/110 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis.

2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa

capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga.

3. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang

ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari.


44

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB IV atau pembahasan akan diuraikan kesenjangan-kesenjangan

antara teori dan kenyataan dalam asuhan keperawatan gerontik dengan kasus

“Hipertensi”. Uraikan tentang pembahasan disesuaikan dengan langkah-langkah

dalam proses keperawatan yang meliputi :

1. Pengkajian

Dalam pengkajian data pada teori dengan diagnosa “Hipertensi” antara lain

: Identitas kelayan, data bio-psiko-sosial-spritual, aktifitas/ istirahat, integritas

ego, makanan/ cairan, nyeri, keamanan, interaksi social, riwayat hipertensi.

Sedangkan pengkajian pada kasus dimulai dari identitas kelayan, genogram,

riwayat penyakit, keluarga, riwayat lingkungan hidup, riwayat rekreasi, system

pendukung, pemeriksaan fisik (Head To Toe), status kesehatan (keluhan

utama), kebutuhan sehari-hari, mulai dari nutrisi, eliminasi, aktifitas istirahat

dan tidur, personal hygiene, neurosensoris, nyeri.

Dari pengkajian antara teori dan kasus ditemukan ada kesenjangan yaitu :

Pada tinjauan teori tidak dilakukan pengkajian tentang genogram sedangkan

pada tinjauan kasus kelayan dikaji tentang riwayat genogramnya, dimana

genogram itu perlu dikaji untuk mengetahui garis keturunan kelayan.

2. Diagnosa Keperawatan
45

Pada diagnosa keperawatan yang ditinjau dari segi teori ditemukan 4

diagnosa yaitu :

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi

pembuluh darah

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak

seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2

c. Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan

vascular cerebral

d. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak

efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.

Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada kasus yang ada setelah

dilakukan pengkajian ditemukan ada 3 diagnosa yaitu:

a. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang yang

ditandai dengan kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110

mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis.

b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa

capek, lemah saat beraktifitas dan setelah berolahraga.

c. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang

ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari.


46

Penulis mengambil/ mengangkat diagnosa tersebut karena pada saat

melakukan pengkajian masalah utama yang ditemukan dan perlu segera di

tangani.

3. Perencanaan

Perencanaan dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan yang

ditemukan pada kelayan dan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu :

a. Nyeri akut

b. Gangguan intoleransi aktifitas

c. Gangguan pola istirahat tidur

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori

hampir sama hanya saja pada tinjauan teori pelaksanaan terdapat kolaborasi

dengan dokter atau ahli terapi lainya namun pada tinjauan kasus penulis tidak

pernah berkolaborasi dengan dokter atau ahli terapi.

5. Evaluasi

Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek yaitu untuk mengevaluasi

keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan.


47

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan terhadap kelayan dengan diagnosa medis

hipertensi, penulis dapat menyimpulkan ;

1. Pengkajian

Dari hasil pengkajian ditemukan data bahwa kelayan memiliki

3masalah utama yaitu nyeri akut, gangguan intoleransi aktifitas dan

gangguan pola istirahat tidur.

2. Diagnosa kperawatan

Pada tinjauan kasus diagnosa keperawatan yang diangkat adalah nyeri

akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang ditandai dengan

kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 150/110 mmHg, kelayan

tampak lemah dan meringis. Gangguan intoleransi aktifitas berhubungan

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai

dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah

berolahraga, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut

yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari dan

saat beraktifitas.

3. Perencanaan
48

Perencanaan dibuat berdasarkan masalah utama yang ditemukan pada

saat pengkajian dan penulis berusaha untuk menyesuaikan dengan teori

yang ada.

4. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan

perencanaan yang dibuat. Namun ada salah satu perencanaan yang

berkolaborasi dengan dokter.

5. Evaluasi

Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dari evaluasi

dapat diketahui semua masalah dapat teratasi.

B. Saran

1. Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram

 Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram, agar lebih meningkatkan

pelayanan kepada lansia sehingga dapat tercapai derajat kesehatan yang

lebih optimal.

 Bagi pihak PSTW Puspakarma Mataram, dapat menambah tenaga

keperawatan, sarana keperawatan dan alat-alat harus disterilkan di

PSTW Puspakarma Mataram.

2. Bagi Institusi
49

 Dapat lebih meningkatkan dukungan moril kepada mahasiswa praktik.

Anda mungkin juga menyukai