Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA PENDERITA HIPERTENSI

DENGAN MASALAH KETIDAKPATUHAN DI DESA SEI MENCIREM

OLEH :
CLARA ALEMYCA
012021005

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN


TAHUN AJARAN 2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Menua
2.2 Konsep Penyakit
2.3 Konsep Dasar Ketidakpatuhan
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan
BAB II: TIJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Keperawatan
3.2 Diagnosa Keperawatan
3.3 Perencanaan Keperawatan
3.4 Pelaksanaan Keperawatan
3.5 Evaluasi eperawatan
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Keperawatan
4.2 Diagnosa Keperawatan
4.3 Perencanaan Keperawatan
4.4 Pelaksanaan Keperawatan
4.5 Evaluasi eperawatan
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berakat rahmat dan karunia
yang di berika,penulis dapat menyelesiakan makalah ini yanga berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MASALAH KETIDAKPATUHAN DI DESA SEI
MENCIREM”
Penulis juga mengucapkana terima kasih kepada Ibu Magda Siringi-Singo SST,.M.Kes sebagai
dosen pengampu di mata kuliah keperawatan keluarga dan Ibu Gryttha Tondang Selaku Dosen
pembimbing dalam PBL. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sumber yang telah membantu di
dalam pembuatan makalah ini,kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena
itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun kelengkapan isi makalah
ini.Akhirnya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah di atas 130/80 mmHg
atau lebih. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit serius
yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan stroke (Tamin 2020).Hipertensi
memiliki istilah silent killer atau penyakit yang membunuh secara diam-diam. hipertensi sering kali tidak
menimbulkan gejala sehingga membuat penderita hipertensi mengalami ketidakpatuhan dalam meminum
obat dan tidak menjaga pola makan tanpa memikirkan akibat komplikasi yang akan terjadi dikemudian
hari. (klik dokter 2020).
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada arteri. Dihasilkan oleh
kekuatan jantung ketika memompa darah. Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik,
tekanan sistolik atau keduaduanya secara terus menerus. Tekanan sistolik beriktan dengan tingginya
tekanan pada arteru bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan diatolik berkaitan dengan
tekanan dalam arteri jantung dalam keadaan relaksasi diantara kedua denyutan perjalanan penyakit
hipertensi sangatlah perlahan.
Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukan gejala selama bertahun-tahun, masalah laten ini
menyelubungi perkembangan penyakit, sampai terjadi kerusakan organ yang penting. Apabila terjadi
keterlibatan kerusakan organ penting, maka penyakit hipertensi memerlukan pengobatan yang
terusmenerus. Konsekuensinya biasanya terhadap ketidakpatuhan penderita hipertensi terhadap
tatalaksana pengobatan hipertensi dan pola makan penderita.
Penderita hipertensi harus mampu mematuhi apa yang telah dianjurkan oleh keluarga terhadap
pencegahan penyakitnya dan rutin minum obat yang telah dianjurkan oleh dokter atau petugas kesehatan
selain itu penderita harus banyak istirahat, mengkomsumsi makan-makanan yang rendah garam,sering
berolahraga atau beraktivitas bila perlu juga dianjurkan untuk mengkomsumsi buah mentimun, karena
buah mentimun selain banyak mengandung vitamin A, B dan C, mineral mentimun sendiri juga
mengandung potasium, magnesium dan serat yang ada pada buah mentimun dapat membantu untuk
menjaga tekanan darah tetap normal. Di samping itu pemberian terapi obat harus lebih sering dianjurkan
karena efek obat tersebut lebih cepat mengatasi masalah yang telah muncul. Dan penderita hipertensi
diharapkan patuh akan larangnya serta keluarga mampu melakukan proses penyembuhan yang tepat,
karena keluarga adalah satu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pada lansia penderita hipertensi dengan masalah
ketidakpatuhan di desa Sei Mencirem
1.3 TUJUAN
Mengambarkan asuhan keperawatan pada lansia penderita hipertensi dengan masalah
ketidakpatuhan di desa Sei Mencirem
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Proses Menua


1. Pengertian
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan
proses sepanjang hidup yang hanya di mulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis, maupun
psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur tubuh yang tidak proforsional (Nugroho, 2008).

2. Klasifikasi
a. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut :
1) Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) ada 4 tahapan yaitu :
a. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (eldery) usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
d. Usia sangat usia tua (very old) usia >90 tahun
2) Menurut Burnside (1979, dalam Buku Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3, 2008) :
a. Young old (Usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (Usia 70-79 tahun)
c. Old-old (Usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (Usia 90 tahun ke atas)
3) Menurut Bee (1996, dalam Buku Kperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3, 2008) :
a. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
b. Masa dewasa awal (usia 70-79 tahun)
c. Masa dewasa tengah (usia 40-65 tahun)
d. Masa dewasa lanjut (usia 65-75 tahun)
e. Masa dewasa sangat lanjut usia (usia >75 tahun)
b. Berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia :
1. Pralansia : Seseorang yang berusiaantara 45-59 tahun.
2. Lansia : Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansiaresikotinggi : Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).
4. Lansia potensial : Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan ataukegiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
5. Lansia tidak potensial : Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung dengan orang lain (Depkes RI, 2003).

3. Teori Proses Menua


Proses menua bersifat individual : Dimana proses menua pada setiap orang terjadi dengan usia
yang berbeda, setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan atau style yang berbeda, dan tidak ada satu faktor
pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua. Teoriteori itu dapat digolongkan dalam dua
kelompok, yaitu : kelompok biologis dan teori psikososial.
a. TeoriBiologis
Menurut Hay ick (1965, Buku Keperawatan Gerontik, 2013) secara genetik sudah terprogram
bahwa material di dalam ini sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi mitosis.
1) Teori cross-linkage (rantai silang)
Kolagen merupakan unsur penyusun tulang diantara susunan moleculer, lam kelamaan akan
meningkat kekakuannya (tidak elastis). Hal ini disebabkan oleh karena sel sel yang sudah tua dan reaksi
kimianya menyebabkan jaringan yang sangat kuat
2) Teori radikal bebas
Radikal bebas merusak membrane sel yang menyebabkan kerusakan dan kemunduran secara
fisik.
3) Teori genetic
Menurut teori ini, menua telah terprogram secara genetic untuk spesies spesies terrtentu. Menua
bisa terjadi perubahan biokimia yang deprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi.
4) Teori immunologi
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak dapat tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah.System imun
menjadi kurang efektif dalam mempertahankan diri, regulasi dan responsibilitas.
5) Teori stress-adaptasi
Menua terjadi akibat hilangnya sel sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel
tubuh telah terpakai.
6) Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai)
b. Teori psikososial
1) Teori integritas ego
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dicapai dalam tiap tahap
perkembangan. Hasil akhir yang dicapai dari penyelesaian integrias ego dan keputusan adalah kebebasan.
2) Teori stabilitas personal
Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak-kanak dan tetap bertahan secara stabil.
Perubahan yang radikal pada usia tua bisa jadi mengindikasikan penyakit otak.
3) Teori aktivitas atau kegiatan
a. Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatansecara langsung. Teori ini
menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta
dalam kegiatan sosial.
b. Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan mempertahankan
aktivitas tersebut selama mungkin.
c. Ukuran optimum (polahidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut usia.
d. Mempertahankan hubungan antara system social dan invidu agar tetap stabil dari usia
pertengahan sampai usia lanjut usia.
4) Teori kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identitas pada lansia yang
sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan
masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal. Pada teori ini terjadi pada seseorang lanjut
usia sangat dipengaruhi olehtipe personality yang dimilikinya.
5) Teori pembebasan/penarikan diri (disengagement theory)
Pokok-pokok dalam disengagement theory
a) Pada pria, kehilangan peran hidup utama terjadi pada masa pensiun. Pada wanita, terjadi pada masa
peran dalam keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa dan meninggalkan rumah untuk
belajar dan menikah.
b) Menurut (Nugroho, 2008) menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi
pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan social nyata untuk menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
c) Ada tiga aspek utama dalam teori ini :
- Kehilanganperan (loss of role)
- Hambatan kontak sosial (restriction of contacts and relationships).
- Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores and values)

4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia


a. Perubahan Fisik dan Fungsi :
1) Sel : Jumlah sel menurun/lebih sedikit, ukuran sel lebih besar, jumlah cairan tubuh dan cairan
intraseluler berkurang, Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati menurun, jumlah sel otak
menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu.
2) Sel persarafan : Menurun hubungan persarafan, beratotak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang
berkurang setiap harinya), respon dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap stress,
sarafpancaindramengecil, penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa
mengecil, lebih sensitive terhadap perubahan suhu, dan rendahnya pertahanan terhadap dingin, kurang
sensitive terhadap sentuhan, deficit memori.
3) Sistem pendengaran: membrane timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran.
4) Sistem penglihatan : Lapang pandang menurun, luas pandangan berkurang, adaptasi terhadap gelap
menurun, dan katarak.
5) Sistem kardiovaskuler : Katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding aorta menurun,
kemampuan jantung untuk memompa darah menurun, curah jantung menurun (isi semenit jantung
menurun), serta meningkatnya resitensi pembuluh darah perifersehingga tekanan darah meningkat.
6) Sistem pengaturan suhu tubuh : Temperature tubuh menurun (hipotermia) dapat mengakibatkan
metabolisme yang menurun, merasa kedinginan, pucat dan gelisah.
7) Sistem pernafasan : Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan, dan
menjadi kaku, aktivitas silia menurun, paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
napas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dalam kedalaman bernafas menurun, ukuran
alveoli melebar (membesar secara progresif) dan jumlah berkurang, berkurangnya elastisitas bronkus.
8) Sistem pencernaan : Kehilangan gigi, indra pengecapan menurun, adanya iritasi selaput lendir yang
kronis, esophagus melebar, rasa laparmenurun, asam lambung menurun, motilitas dan waktu
pengosongan lambung menurun, peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absorpsi
melemah.
9) Sistem reproduksi: Perubahan system reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovari dan uterus.
Terjadi atrofi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsur. Dorongan untuk melakukan seksual menteap sampai usia diatas 70
tahun (asal kondisi masih baik), yaitu dengan kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut
usia. Pada wanita selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi
berkurang, .dan reaksi sifatnya menjadi alkali.
b. Perubahan social
1.Peran : Post power syndrome, single women, dan single parent.
2.Keluarga (emptiness) : Kesendirian, kehampaan.
3.Teman : Ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan akan meninggal.brada di
rumah terusmenerus akan cepat pikun (tidak berkembang).
4.Abuse : Kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan nonverbal (dicubit, tidak diberi makan).
5.Masalah hukum : Berkaitan dengan perlindungan asset dan kekayaan pribadi yang dikumpulkan
sejak masih muda.
6.Pension : Kalau menjadi PNS aka nada tabungan (dana pension). Kalau tidak, anak dan cucu yang
akan memberi uang.
7.Ekonomi : Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok bagi lansia.
8.Rekreasi : Untuk ketenangan batin.
9.Keamaaan : Jatuh, terpeleset.
10. Transportasi : Kebutuhan akan system transportasi yang cocok bagi lamsia
11. Politik : Kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan, masukan dalam system politik
yang berlaku.
12. Pendidikan : Berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan kesempatan untuk tetap belajar
sesuai dengan hak asasi manusia.
13. Agama : Melaksanakan ibadah.
14. Panti Jompo : Merasa dibuang/diasingkan.
c. Perubahan Psikologis
Dalam psikologi perkembangan, lanisa dan prubahan yang dialaminya akibat proses penuaan
digambarkan oleh hal-hal berikut :
1) Masalah-masalah umum yang sering dialami oleh lansia
a. Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus bergantung pada orang lain.
b. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup untuk beralasan untu melakukan berbagai
perubahan besar dalam pola hidupnya.
c. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.
d. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah yang telah meninggal atau
pergi jauh/ cacat.
e. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah.
f. Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang dewasa.
g. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa
h. Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk lansia dan memiliki kemauan untuk
mengganti kegiatan lama yang berat dengan yang lebih cocok.
i. Menjadi sasaran atau dimanfaatkan oleh para penjual obat, buaya darat, dan kriminalitas karena
mereka tidak sanggup lagi untuk mempertahankan diri.

B. Konsep Hipertensi
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah di atas 130/80 mmHg
atau lebih. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit serius
yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan stroke (dr.Rizki Tamin 2020).
B. Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Disebut juga hipertensi idiapotik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis renin. Angiotensin dan
peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alkohol
dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan esterogen, penyakit ginjal sindrom cushing dan hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan.
a. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
- Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik
sama atau lebih besar dari 90 mmHg
- Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg Dan tekanan diastolik
lebih rendah dari 90 mmHg
b. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahanperubahan pada:
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan turunnya kontaksi dan volume.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
C. Manifestasi Klinis.
Tanda dan gejalah pada hipertensi dibedakan menjadi 2:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain
penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering kali dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan.dalam kenyataan ini mrupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
- Mengeluh sakit kepala
- Lemas
- Kelelahan
- Sesak nafas
- Gelisa
- Mual
- Muntah
- Epitakis
- Kesadaran menurun
D. Pemeriksaan Penunjang
a. pemeriksaan laboratorium
1. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat
mengindikasikan faktor resiko seperti: hipovelemik, anemia
2. BUN/kreatinin:memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa: hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar
ketekolamin.
4. Urinalisasi: darah, protein, glukosa, mngisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
b. CTS can: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyalkit jantung hipertensi.
d. IUP: mengindetifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Foto dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katub, pembesaran jantung.
E. Penatalaksanaan
1. Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhu bungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90
mmHg.
2. Prinsip pengelolahan penyakit hipertensi meliputi:
a. Terapi dengan obat: terapi dengan obat bisa menggunakan Amlodipine, karena amlodipine obat
calcium channel blockres untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Amlodipine bekerja melebar
pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir mengalir lebih muda. Obat ini dapat digunakan sebagai
mandiri. Menurunkan tekanan darah tinggi membantu mencegah stroke, serangan jantung dan masalah
ginjal
b. Terapi tanpa obat: terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat, tetapi tanpa obat ini meliputi: diet destriksi garam
secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 diet rendah gr/hr, Kolestrol dan rendah asam lemak jenuh.
c. Berhenti merokok
d. Latihan fisik / berolahraga
3. Edukasi Psikologis
a. Teknik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu teknik yang dipakai untuk menunjukan pada subyek tanda-tanda mengenai
keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback sendiri biasa
dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan
b. Teknik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan, dengan cara melatih penderita hipertensi membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
4. Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk ,eningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi
dan pengelolaanya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih
lanjut.
a. Terapi dengan obat
b. Modifikasi gaya hidup
F. Masalah Yang Sering Muncul
1. penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vaskontriksi, hipertropi/rigiditas ventrikuler,
iskemia miokrad
2. nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia
3. intolerasi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan Oksigen
4. ketidakefektifan koping
5. resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
6. resiko cedera
7. defisit pengetahuan
8. ansientas
G. Pencegahan Hipertensi
- Berhenti merokok
- Pertahankan gaya hidup sehat
- Belajar untuk rileks dan mengendalikan stress
- Batasi mengkomsumsi alkohol
- Penjelasan mengenai hipertensi
- Jika sudah menggunakaan obat hipertensi lanjutkan penggunaan secara rutin
- Diet rendah garam serta pengendalian berat badan
- Periksa tekanan darah secara rutin

C. Konsep Ketidakpatuhan
A. Pengertian Ketidakpatuhan
Perilaku indivividu atau pemberian asuhan yang tidak sesuai dengan rencana promosikesehatan
atau terapeutik yang ditetapkan oleh individu (dan/atau keluarga dan/atau komunitas)serta profesional
pelayanan kesehatan. Perilaku pemberi asuan atau individu yang tidak mematuhu ketetapan, rencana
promosi kesehatan atau terapeutik secara keseluruhan atau sebagian dapat menyebabkan hasil akhir yang
tidak efektif secara klinisatau sebagaian tidak efektif (NOC).perilaku individu dan atau pemberi asuhan
tidak mengikuti rencana perawatan/pengobatan yang disepakati dengan tenaga kesehatan,sehingga
menyebabkan hasil perawatan/pengobatan tidak efektif (Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia)
B. Etiologi
Dalam keperawatan keluarga, penyebab dari ketidakpatuhan yaitu diambil dari 5 tugas asumsitan.
bahawa keluarga tidak menjalankan kelima tugas dengan baik akan timbul masalah kesehat, dinataranya
adalah:
1. Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2. Keluarga tidak mampu mengabil keputusan yang tepat untuk melakukan tindkan yang tepat
3. Keluarga tidak mampu merawat keluarganya yang sakit atau yang tidak dapat menolong dirinya
sendiri karena cacat atau tingkat pengetahuan yang minim
4. Keluarga tidak mampu mempertahankan suasan rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Keluarga tidak mampu mempertahankan hubungan timbak balik anatar keluarga dan lembaga
kesehatan( pukesmas, dll)
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan:
1. Pememahaman tentang intruksi, Tak seorang pun dapat mematuhi intruksi jika ia salah faham
tentang intruksi yang diberikan kepadanya
2. Kualitas interaksi, Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian
yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan.
3. Isolasi sosial dan keluarga, Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam
menentukan kenyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat menentukan derajat
ketidakpatuhan.
D. Derajat Ketidakpatuhan
Derajat ketidakpatuhan itu ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Kompleksitas prosedur pengobatan
2. Derajat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan
3. Lamanya waktu dimana pasien harus mematuhi progam tersebut
4. Apakah penyakit itu benar-benar menyakitkan
5. Apakah pengobat itu berpontensi menyelamatkan hidup.
6. Keparahan penyakit yang dopersepsikan sendiri oleh pasien dan bukan petugas.
E. Pengukuran Kepatuhan
Pengukuran kepatuhan dikategorikan menjadi patuh dan tidak patuh (niven 2002).
1. Patuh, Bila perilaku penderita sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional
kesehatan.
2. Tidak patuh, Bila pasien menunjukan ketidaktaatan terhadap intruksi yang diberikan.

D. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Pengakajian merupakan konsep utama dalam hal penting dilakukan oleh perawat. Hasil
pengkajian yang dilakukan perawat berguna untuk menentukan masalah keperawatan yang muncul pada
pasien.
1. Data umum
a. Data umum
Identitas penderita yang dikaji meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan. (orang yang terkena penyakit hipertensi itu tidak memandang jenis kelamin tetapi biasanya
sering terjadi pada orang usia (laki-laki 35-50 tahun dan wanita pasca menopause).
b. Status sosial ekonomi
Biasanya sering terjadi pada status sosial ekonomi, rendah, menengah maupun kalangan atas.
c. Tipe keluarga
menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau maslah yang terjadi dengan jenis
tipe keluarga tersebut.
d. Suku bangsa
Penyakit hipertensi ini sama sekali tidak mengenal suku bangsa, dan Ras
e. Agama
Penyakit hipertensi ini tidak mengenal agama apapun
f. Aktivitas rekreasi keluarga
2. Keluhan utama
sering menjadi alasan klien untuk meminta pertologan kesehatan adalah sakit kepala disertai rasa
berat di tengkuk, sakit kepala berdenyut.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala yang dimaksud adalah
sakit dikepala, pendarahan dihidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada
penderita hipertensi. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit
kepala, kelelahan, muntah, sesak nafas, pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Menurut kelurga dan penderita tidak pernah mempunyai penyakit terdahulu.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut keluarga penderita ada salah satu keluarga yang pernah menderita penyakit hipertensi
yaitu ibunya
6. Data dasar pengkajian pasien
a. Aktivitas/istirahat
Gejala kelemahan, letih, sesak nafas, gaya hidup monoton.
Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan penyakit serebrovaskuler
Tanda: kenaikan tekanan darah meningkat, denyut nadi jelas dan karotis.
c. Integritas ego
Gejala perubahan kepribadian, ansietas, euphoria, marah kronik
Tanda: gelisah, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala gangguan saat ini atau lalu/obtruksi riwayat penyakit ginjal.
e. Makanan dan cairan
Penderita seing memakan makanan yang tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, kandungan tinggi
kalori, yang mengakibatkan mual muntah, tingginya tekanan darah dan perubahan berat badan
f. Neorosensori
Penderita sering mengeluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala subosipital,gangguan penglihatan
(diplopia, penglihatab kabur)
g. Nyeri/Ketidaknyamanan
Penderita mengeluh sakit kepala yang membuat penderita susah tidur dan mengganggu kenyamanannya
h. Pernafasan
Gejala: dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea, noktural, paroksimal, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: distress repirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyj nafas tambahan, sianosis
i. Keamanan
Gejala: gangguan kordinasi/cara berjalan.
Tanda: episode parestesia unilateral transient, hipotensi postural.
j. Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantauan ATD, perubahan dalam terapi obat
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin/hemotrokit: mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
b. BUN/Kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa: hiperglikemia diakibatkan oleh pwningkatan kadar katekolamin
d. Kalium serum: hypokalemia dapat mengindikasikan adanya aldesteron utama.
e. Kolestrol dan trigliserida serum: peningkatan kadar dapat mengindikasikan adanya
pembentukan plak ateromatos (efek kardiovaskuler)
f. Foto dada: dapat menunjukan pembesarab jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
8. Prioritas keperawatan
a. Mempertahankan atau meningkatkan kardiovaskuler
b. Mencegah komplikasi
c. Memberikan informasi tentang proses atau prognosis dalam progam pengobatan
d. Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi.
B. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien hipertensi menurut SDKI yaitu:
1. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis

C. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi adalah pemberian tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan rencana tindakan yang telah disusun setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dan
dicatat dalam pencatatan keperawatan agar tindakkan keperawatanterhadap penderita berlanjut. Prinsip
dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu dengan cara pendekatan pada penderita efektif, teknik
komunikasi teraupetik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada klien.Dalam
melakukan tindakan keperawatan menggunakan tiga tahan yaitu: dependent, independent dan
interdependent. Tindakan keperawatan secara tindakan medis. Independent adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Interdependent
adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi dan dokter. Keterampilan yang perawat
harus miliki didalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu: kognitif dan sikap psikomotor
(potter&perry,2011).
D. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan (Asmadi, 2008). Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan penderita dalam
mencapai tujuan, hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan penderita berdasarkan respon
penderita terhadap keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan.
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan ( penderita telah mencapau tujuan yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan ( penderuta mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan).
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (penderita memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mencapai tujuan (Nursalam,2012).
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan,
membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan. Evaluasi disusun menggunakan SOAP.
S: Respon subjektif penderita terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.
O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.
A: Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap
muncul atau ada masalah baru atau ada masalah yang kontradiktif dengan masalah yang ada.
P: Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa respon klien. Tugas dari evaluator adalah
menggunakan penemuan dati evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan
( Nurhayati, 2011)
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK INDIVIDU

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
1.1. Data Biografi
Nama : Tn. victoyo L / P
Tempat & Tanggal Lahir : 01-01-1962 Gol.Darah : O / A / B / AB
Pendidikan Terakhir : TidakSekolah/SD/SLTP/SLTA/DI/DIII/DIV/S1/S2
Agama : Islam/Protestan/Katolik/Hindu/Budha/Konghucu
Status Perkawinan : Kawin/Belum/Janda/Duda (cerai : Hidup/Mati)
TB/BB : 170 Cm / 80 Kg
Penampilan : baik Ciri-ciri Tubuh : normal
Status Perkawinan :kawin
Alamat : Gang pala, Dusun IIIA desa Sei Mencirem Kecamatan Sunggal
Orang Yang Paling DekatDihubungi :anak Telp./ ………………………..
Jenis Kelamin : lakilaki L/P

B. RIWAYAT KELUARGA
Pasangan ;
Hidup :hidup
Status kesehatan :baik
Umur :58 tahun
Pekerjaan :pedagang
KematianTahun MeninggalPenyebab :----------------------------------------------------------------
kematian :----------------------------------------------------------------
Anak-Anak
Hidup :4
Nama dan alamat :-------------------------------------------------------------------------------
Kematian :-------------------------------------------------------------------------------
Tahun meninggal :-------------------------------------------------------------------------------
Penyebab kematian :-------------------------------------------------------------------------------
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini :pedagang
Alamat pekerjaan : pasar rebo
Berapa jarak dari rumah : 3km (km)
Alat transportasi : becak
Pekerjaan sebelumnya :berdagang
Sumber –sumber pendapatan :berdagang
Kecukupan terhadap Kebutuhan :cukup
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tipe tempat tinggal : permanen ( milik sendiri)
Jumlah Kamar :4
Jumalah Tongkat di kamar :-
Kondisi tempat tinggal :baik
Jumlah orang yang tinggal :Laki-laki 1 Orang/Perempuan 1 Orang
Derajat Privasi :
Tetangga terdekat : tn.s
Alamat / Telepon :
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Miat : …………………….
Keanggotaan Organisasi : …………………….
Liburan Perjalanan : …………………….
F. SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG DISGUNAKAN
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : bidan narti
Jarak dari rumah : 4km
Rumah Sakit : …………………….km
Klinik : …………………….km
Pelayanan Kesehatan dirumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : tidak ada
Yang Lainnya : tidak ada

H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : tn.v menderita asam urat,kolestrol dan hipertensi
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : tn.v pernah menderita penyakit paru

1. KELUHAN UTAMA sakit kepala


Provokative / palliative : saat mengonsumsi makanan berlemak.
Quality / Quantity : seperti ditusuk-tusuk
Region : menyebar didaerah kepala
Severity Scale : skala nyeri 4
Timming : tidak tentu
Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah :
kesehatan ( misalnya ;diet khusus,mengganti balutan, ……………………………………………………………………
latihan mobilisasi / exersice/personal hygiene ……………………………………………………………………
Derajat keseluruhan fungsi relative terhadap masalah ……………………………………………………………………
kesehatan dan diagnosis medis ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
………………….
2. OBAT-OBATAN :…………………………………………………………………………………
Nama :amlodiphine
Dosis :5mg
Bagaimana/kapan penggunaannya :tablet/pagi hari
Dokter yang menginstruksikan :---------------------------------------------------------------------
Tanggal resep :---------------------------------------------------------------------
3. STATUS IMMUNISASI : (Catat tanggal terbaru dari immunisasi)
Tetanus, Difteri : …………………………………………………………..
Influensa : …………………………………………………………..
Pneumothoraks : …………………………………………………………..
4. ALERGI : (CATATAN AGEN DAN REAKSI SPESIFIK)
Obat-obatan : tidak ada
Makanan : tidak ada
Faktor Lingkungan : tidak ada
Kontak substansi
5. Nutrisi
Ingatan kembali diet 24 jam ( termasuk masukan cairan
Riwayat keperawatan dari diet makanan/Pola konsumsi
makanan misalnya;
a..Makanan yang disukai,waktu :pecal ( dimakan siang hari/ 2-4 kali dalam seminggu)
makanan/frekuensinya,dana untuk membelinya
b. Apakah ada diet khusus? : tidak ada
c. Apakah peningkatan berat badan secara tiba- tibadalam : tidak ada
jangka waktu yang lama :--------------------------------------------------------------
d. Adakah keadaan fisik klien yang memerlukan
perlakukan khusus mengenai makanan seperti adanya
riwayat penyakit diabetes meletus dan hipertensi
e.Adakah diet minum-minuman tertentu :- tidak ada
f. Adakah faktor yang mempengaruhi diet ?
a. Status kesehatan :
b. Budaya dan kepercayaan :
c Sosiokultural :
d faktor psikologis :
e Informasi yang salah tentang pantang makanan
g. Apakah masalah yang mempengaruhi masukan makanan
( misalnya pendapatan yang tak adekuat kurang
transportasi, masalah menelan atau mengunyah, strees
emosional)
5. STATUS KESEHATAN MASA LALU
Penyakit masa anak-anak : tidak ada
Penyakit serius/kronik : tidak ada
Trauma : tidak ada
Perawatan di Rumah Sakit (catat alas : tidak ada
an,tanggal,tempat,durasi, dokter) operasi ( perhatikan
jenis,tanggal tempat,alas an, dokter)
Riwayat obstetric : tidak ada
Penyakit yang diderita : tidak ada

I. TINJAUAN PERUBAHAN SISTEM TUBUH/JARINGAN

NO TINJAUAN SISTEM JARINGAN TUBUH PERNYATAAN


/PENJELASAN/PENYIMPANGAN
YA TIDAK
1 Keadaan Umum
Kelelahan 
Perubahan berat badan setahuan yang lalu 
Perubahan nafsu makan 
Demam 
Keringat malam 
Kesulitan tidur 
Sering pilek, infeksi 
Penilaian diri terhadap status kesehatan 
Kemampuan untuk melakukan AKS 
2 INTEGUMEN
Lesi/Luka . 
Pruritus 
Perubahan pigmentasi 
Perubahan tekstur 
Sering memar 
Perubahan rambut 
Perubahan kuku 
Pemajanan lama terhadap matahari 
Pola penyembuhan lesi, memar ... 
Kalus 
Skor Norton 
Skor Barden 
3 HEMOPOIETIK
Perdarahan/memar abnormal 
Pembengkakan kelenjar limfa 
Anemia 
Riwayat tranfusi darah 
4 KEPALA
Sakit kepala 
Trauma berarti pada masa lalu 
Pusing 
Gatal kulit kepala 
5 MATA
Perubahan penglihatan 
Kaca mata/lensa kontak 
Nyeri 
Air mata berlebihan 
Pruritis 
Bengkak sekitar mata 
Floster 
Diplopia 
Kabur 
Fotopobia 
Skotomata 
Riwayat Infeksi 
Tanggal pemeriksaan paling terakhir :------------------
Tanggal pemeriksaan glukoma paling terakhir :------------------
Dampak pada penampilan ADL :------------------
6 TELINGA
Perubahan pendengaran 
Tinitus 
Rabas 
Vertigo 
Sensitivitas pendengaran 
Alat-alat protesa 
Riwayat infeksi 
Tanggal pemeriksaan paling akhir 
Kebiasaan perawatan telinga 
Dampak pada penampilan AKS 
7 HIDUNG DAN SINUS
Rinorea 
Rabas 
Epistaksi 
Obstruksi 
Mendengkur 
Nyeri pada sinus 
Alergi
Riwayat infeksi
Penilaian diri pada kemampuan olfaktori:...........................
8 MULUT DAN TENGGOROKAN
Sakit tenggorokan 
Lesi/ulkus 
Serak 
Perubahan suara 
Kesulitan menelan 
Alat-alat protesa 
Riwayat infeksi 
Tanggal pemeriksaan gigi paling akhir 
Pola menggosok gigi 
Masalah dan kebiasaan membersihkan 
Gigi palsu 
9 LEHER
Kekakuan 
Nyeri/nyeri tekan 
Benjolan/massa 
Keterbatasan gerak 
10 PAYUDARA
Benjolan/massa
Nyeri/nyeri tekan
Bengkak
Keluar cairaan dari puting susu
Perubahan pada puting susu
Pola pemeriksaan pada payudara sendiri
Tanggal dan hasil Mamografi paling akhir :……………………
11 PERNAFASAN
Batuk 
Sesak nafas 
Hemopteses 
Sputum 
Mengi 
Asma/alergi pernafasan 
Tanggal dan hasil pemeriksaan Sinar X dada terakhir;............. 
13 KARDIOVASKULER
Nyeri/ketidaknyamanan dada 
Palpitasi 
Sesak nafas 
Dispnea pada aktivitas 
Dispnea noktural paroksimal 
Ortopnea 
Murmur 
Edema 
Varises 
Kaki timpang 
Parestesia 
Perubahan warna kaki 
14 GASTRO INTESTINAL
Disfagia 
Tak dapat mencerna 
Nyeri ulu hati 
Mual/muntah 
Hematemesis 
Perubahan nafsu makan 
Intoleran makanan 
Ulkus 
Nyeri 
Ikterik 
Benjolan/massa 
Perubahan kebiasaan defekasi 
Diare 
Konstipasi 
Melena 
Hemoroid 
Perdarahan rektum 
Pola defekasi biasanya 
15 PERKEMIHAN
Disuria 
Menetes 
Ragu-ragu 
Dorongan 
Hematuria 
Poliuria 
Oliguria 
Nokturia 
Inkontinensia 
Nyeri saat berkemihan 
Batu 
Infeksi 
Frekuensi 
16 GENITO REPRODUKSI PRIA
Lesi 
Rabas 
Nyeri testikuler 
Massa testikuler 
Masalah prostat 
Penyakit kelamin 
Perubahan hasrat seksual 
Impotensi 
Masalah aktivitas seksual 
17 GENITO REPRODUKSI WANITA
Lesi
Rabas
Perdarahan pasca senggama
Nyeri pelvic
Penyakit kelamin
Infeksi
Masalah aktivitas seksual
Riwayat menstruasi (usia awitan, tanggal periode menstruasi terakhir) ;
Riwayat menopouse (usia, gejala, masalah-masalah pasca menopouse);
Tanggal dan hasil tes pap paling akhir;
G..................P..................A...................
18 MUSKULOSKELETAL
Nyeri persendian 
Kekakuan 
Pembengkakan sendi 
Deformitas 
Spasme 
Kram 
Kelemahan otot 
Masalah cara berjalan 
Nyeri punggung 
Protesa 
Pola kebiasaan latihan/olahraga. 
Dampak pada penampilan AKS 
19 SISTEM SYARAF PUSAT
Sakit Kepala 
Kejang 
Serangan jatuh 
Paralisis 
Paresis 
Masalah koordinasi 
Tic/tremor/spasme . 
Parastesia 
Cedera kepala 
Masalah memori 
20 SISTEM ENDOKRIN
Intoleran panas 
Intoleran dingin 
Goiter 
Pigmentasi kulit/tekstur 
Perubahan rambut 
Polifagia 
Polidipsi 
Poliuria 
H. PSIKOSOSIAL
YA TIDAK
Cemas 
Depressi 
Insomnia 
Menangis 
Gugup 
Ketakutan 
Masalah dalam mengambil keputusan : 
Kesulitan berkonsentrasi : 
Pernyataan perasaan mengenai kepuasan 
atau frustasi 
Mekanisme koping yang biasa digubakan : 
Stees saat ini : 
Masalah tentang kematian : 
Dampak penampilan ADL : 
K. STATUS FUNGSIONAL PADA LANSIA
1. Iindeks Katz ………………………………………………………………………
2. Indeks Barthel :……………………………………………………………………….
3, Pengukuran Keseimbangan Tubuh/Resiko Jatuh
4. Pengukuran Resiko Decubitus.
5. Pengukuran Rom/Kekuatan Otot
6. Pengkajian Kualitas pola tidur dan istirahat
L. KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
1. Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) ……………………………….
2. Mini Mental State Exam (MMSE) : ………………………………………………….
3. Inventaris Depresi Beck( IDB) : ……………………………………………………………..
4. Skala Depresi Geriatrik Yesavage:.............................................................................................
M. PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL
1. APGAR Keluarga : ……………………………………………………………………….

N. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE


pemeriksaan Tanda – tanda (1) Suhu : 36,2
vital dan status gizi : (2) Tekanan darah : 170/80
(3) Nadi : 72x/i
(4) Respirasi : 21x/i
(5) Berat badan : 80kg
(6) Tinggi badan :170cm
Kepala Kebersihan : Kotor /Bersih
Kerontokan rambut :Ya / Tidak
Keluhan
Mata Konjungtiva : anemis / tidak
Sklera : ikterik /tidak
Starbismus : ya / tidak
Penglihatan : kabur / tidak
Penggunaan kacamata : ya /tidak
Peradangan : ya / tidak
Riwayat katarak : ya / tidak
Keluhan : ya / tidak
Hidung Bentuk :simetris / tidak
Peradangan : ya / tidak
Penciuman : terganggu / tidak
Mulut dan Tenggorokan Kebersihan : baik / tidak
Mukosa : kering / lembab
Peradangan / stomatitis : ya / tidak
Gigi : karies / tidak, ompong / tidak
Radang gusi : ya / tidak
Kesulitan mengunyah : ya / tidak
Kesulitan menelan : tidak ada
Telinga Kebersihan : bersih / tidak
Peradangan : ya / tidak
Pendengaran : terganggu / tidak
Leher Pembesaran kelenjar tiroid : ya / tidak
Kaku kuduk : ya / tidak.
Dada Bentuk dada : normal chest / barrel chest / pigeon chest / lainnya
Retraksi : ya / tidak
Wheezing : ya / tidak
Rhonchi : ya / tidak
Suara jantung tambahan : ada / tidak
Abdomen Bentuk : Distend / flat / lainnya
Nyeri tekan : ya / tidak
Kembung : ya / tidak
Bising usus : ada / tidak, frekuensi : 12kali/menit
Massa : ya / tidak, region
Genetalia Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
Ekstremitas Kekuatan otot : Skala 5
Kekuatan otot: 0 : Lumpuh
1. Ada kontraksi
2. Melawan grafitasi
3. Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4. Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5. Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Postur tubuh : skoliosis/lordosis/tegap (normal)
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak,
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Penggunaan alat bantu : ya/tidak,
Pemeriksaan reflex
 Biceps
 Triceps
 Knee
 Achiles
Integumen Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat / tidak
Kelembaban : kering/lembab
B. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN


DS: tn.v mengatan memiliki riwayat penyakit ketidakpatuhan b/d ketidakadekuatan
hipertensi dokter menganjurkan untuk pemahaman
mengonsumsi amlodiphine 5mg 1x1 tetapi tn.v
tidak meminunnya secara rutin diminum hanya
pada saat tnvv merasa pusing
DO: - tn.v tampak bingung saat ditanya mengenai
akibat dari tidak rutin dalam mengonsumsi obat
- Td : 170/80mmhg

C. SKORING DAN PRIORITAS MASALAH

Masalah Kriteria Bobot Skor Pembenaran


keperawatan
ketidakpatuhan Sifat masalah 3 1 tn.v mengatakan jarang meminum
b/d amlodiphine diminum hanya saat
ketidakadekuatan kepala sakit
pemahaman Kemungkinan diubah 1 2 tn.v mau untuk diberikan penyuluhan
Potensial dicegah 3 1 tn.v ingin masalahnya dicegah
Menonjolnya masalah 2 1 tn.v ingin masalahnya segera diatasi
agar penyakitnya tidak semakin parah

D. SKORING MASALAH
1. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : ............ Skor x Bobot 1 3/3 x1 = 1
1. Angka Tertinggi Skor

Kemungkinan masalah dapat diubah Skor x Bobot 1/3 ½x3=1


2. : .............. Angka Tertinggi Skor

Potensi masalah untuk Skor x Bobot 1/3 3/3 x1 = 1


3. dicegah : .................... Angka Tertinggi Skor

Menonjolnya Skor x Bobot 1 2/2 x 1 = 1


4. masalah : .................................. Angka Tertinggi Skor

Total nilai 2 2/3 4


E. Rencana Tindakan Keperawatan Gerontik

Diagnos Tujuan Keperawatan Itervensi Keperawatan Berdasarkan ; NIC


Keperawatan/Masalah berdasarkan NOC
Keperawatan
ketidakpatuhan b/d Setelah dilakukan Intervensi Utama : Dukungan kepatuhan program
ketidakadekuatan tindakan asuhan pengobatan
pemahaman keperawatan keluarga
selama 2 hari Obsevasi :
diharapkan Tn. V Identifikasi kepatuhan menjalaniprogram
dapat mengenal pengobatan
masalah terapi program
pengobatan, agar Edukasi
kepatuhan pengobatan • Informasikan program pengobatan yang harus
teratasi. dijalani
• Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program pengobatan
• Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
• Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat, jika
perlu
F. Implementasi Keperawatan Gerontik
Nama Gerontik :tn.v
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia : 61 tahun
Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/PT
Pekerjaan : pedagang
Status Gerontik Kawin
Alamat :Dusun III A,Desa Sei Mencirim,Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli serdang
Waktu/Pertemuan Diagnosa Keperawatan/Maslah Implementasi keperawatan Gerontik Tanda
ke Keperawatan Gerontik Berdasarkan Data Actions/aktifitas,Respon gerontik Tangan
( DAR) Pelaksanaka
sabtu,09 ketidakpatuhan b/d 1. Menjelaskan pengertian hipertensi clara
desember 2023 ketidakadekuatan Respon : klien dan keluarga
pemahaman
memperhatikan saat diberi penjelasan
dan mampu menjelaskan kembali
2. Menjelaskan tanda dan gejala
hipertensi Respon : klien dan keluarga
memperhatikan saat diberi
penjelasakan dan mampu memjelaskan
kembali tentang tanda dan gejala
hipertensi
3. Menjelaskan penyebab terjadinya
hipertensi Respon : klien
memperhatikan dan mempu
menjelaskan kembali tentang penyebab
hipertensi
4. Menjelaskan pengobatan hipertensi
Respon : klien memperhatikan dan
mengikuti apa yang dianjurkan oleh
perawat
5. Menjelaskan kepada keluarga
tentang pentingnya kepatuhan terhadap
pengobatan hipertensi
Respon : klien dan keluarga
memperhatikan saat diberi penjelasan
sabtu, 11 des ketidakpatuhan b/d 1. Memberi penyuluhan pada keluarga
2023 ketidakadekuatan tentang kepatuhan pengobatan dan
pemahaman
perawatan penyakit hipertensi
Respon : klien dan keluarga
memperhatikan materi yang dijelaskan
oleh perawat
2. Mendiskusikan cara perawatan atau
pola hidup yang sehat untuk klien
Respon : klien dan keluarga
memperhatikan dan mengikuti anjuran
yang dijelaskan perawat
3. Menganjurkan klien untuk
mengonsumsi obat hipertensi setiap
hari bukan hanya saat kepala pusing
Respon : klien mengikuti anjuran yang
dijelaskan perawat
4. Memberikan penjelasan tentang diit
hipertensi
Respon : klien memperhatikan saat
dijelaskan dan mampu memjawab
pertanyaan perawat
5. Menganjurkan klien untuk diit garam
dan pembatasan lemak
Respon : klien mengikuti anjuran yang
disarankan oleh perawat
6. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan dukungan kepada anggota
keluarga yang sakit
Respon :keluarga mendemonstrasikan
anjuran perawat
7. Menganjurkan kepada keluarga
untuk melakukan pemeriksaan secara
rutin ke palayanan kesehatan terdekat
Respon : keluarga mengikuti hal yang
dianjurkan perawat
G, Evaluasi Keperawatan Gerontik
Nama Gerontik : tn.v
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia : 61 tahun
Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/PT
Pekerjaan : pedagang
Status Gerontik Kawin
Alamat : Dusun III A,Desa Sei Mencirim,Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli serdang
Hari/Tanggal/Bulan/Tahun
Pertemuan :
Diagnosa Keperawatan /Maslah Catatan Perkembangan Keperawatan Gerontik berdasarkan Subjektif
Keperawatan Gerontik Objektif,Assesmet(Penilaian,Plenning ( SOAP)
ketidakpatuhan b/d S: klien mengatakan selama ini tidak mengkonsumsi obat
ketidakadekuatan pemahaman secara teratur dan sering makan makanan yang bersantan
dan tidak menghindari makanan apapun
O:
1. Klien dan keluarga tampak penasaran mengenai
cara mengkonsumsi obat yang benar
2. Klien dan keluarga belom mengerti tentang diet
hipertensi
3. Keluarga sangat ingin mengetahui makanan apa
yang seharusnya dihindari
A :Masalah ketidakpatuhan belum tarastasi
P :Intervensi dilanjutkan
ketidakpatuhan b/d S : klien mengatkan sudah memahami efek tentang tidak
ketidakadekuatan pemahaman mematuhi pengobatan dan perawatan dan sudah mulai
tertatur minum obat tanpa harus diingatkan keluarga. Klien
juga sudah mengatur pola makanannya.
O : Klien sudah mulai patuh menjalani terapi
pengobatannya dan pola diet hipertensi
A : Ketidakpatuhan berobat teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian
Hasil pengkajian pada Tn.V menunjukan adanya ketidakpatuhan minum obat pada penderita
hipertensi berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman. Hal ini disebabkan keluarga Tn.V
terutama pada Tn.V tidak mengikuti progam pengobatan dan pola diet hipertensi. Dampak dari
ketidakpatuhan pengobatan dan pola diet hipertensi akan dapat menyebabkan terjadinya rusaknya
komplikasi rusaknya organ-organ dalam tubuh, seperti: resiko setrok, gangguan pada mata , penyakit
jantung serta pada ginjal (maeliani dan tantan, 2007).
4.2 Diagnosa
Pada tinjauan pustaka diagnosa keperwatan yang muncul pada klien hipertensi menurut (Tim
Pokja SDKI, 2017) diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Hipertensi yaitu Ketidakpatuhan
berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman, karena dari hasil pengkajian pada klien, penulis
menemukan data yang mengarah pada diagnosa tersebut. Yaitu ditandai dengan adanya Tn.V tidak
mengikuti progam pengobatan sesuai anjuran dan pola diet, Tn.V maupun keluarga belum sepenuhnya
mengerti tentang pengobatan hipertensi, pola diet hipertensi, klien dan keluarga juga tidak tau mengenai
resiko jika tidak teratur minum obat dan tidak menjaga pola dietnya.
4.3 Intervensi
Intervensi keperawatan adalah suatu proses merumuskan tujuan yang di harapkan sesuai prioritas
masalah keperawatan keluarga, memiliki strategi keperawatan yang tepat, dan mengembangkan rencana
asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kebutuhan klien. Perawat perlu menyeleksi sumber-sumber
dalam keluarga yang dapat di manfaatkan, serta memprioritaskan. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini penulis menyusun intervensi berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar
Inervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Intervensi keperawatan disesuaikan dengan masalah yang
dialami oleh klien sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Rencana asuhan masalah keperawatan
pada Tn. V diambil dalam tinjauan pustaka berdasarkan teori asuhan keperawatan keluarga dengan
ketidakpatuhan pengobatan dalam asuhan keperawatan Tn. V terdapat intervensi keperawatan dalam
masing-masing diagnosa keperawatan.
4.4 Implementasi
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana atau intervensi yang
memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan,
keluarga di didik untuk dapat menilai potensi yang di miliki mereka dan mengembangkannya melalui
implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk mengenal masalah yang di hadapi, merawat
anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota
keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanana kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007).
4.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standart yang telah di tetapkan untuk melihat keberhasilannya (Suprajitno, 2004).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah diuraikan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis
Hipertensi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Fokus pengkajian pada keluarga Tn. v , yaitu keluarga Tn. v kurang mampu mengenal masalah
kesehatan yang dialami Tn. v . Keluarga Tn. v tidak mampu memberikan perawatan kepada anggota
keluarga yang sakit, yaitu Tn. v tidak mengonsumsi obat secara teratur. Keluarga Tn. M terutama pada
Tn. v tidak mampu mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat yaitu keluarga Tn. v
tidak menggunakan pelayanan atau fasilitas kesehatan dibuktikan dengan Tn. v tidak mau melakukan
cheek up atau kontrol ke puskesmas.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah ketidakpatuhan minum obat pada penderita hipertensi
berhubungan dengan efek samping program pengobatan.
3. Intervensi keperawatan berisi treatment yang akan diberikan kepada klien disesuaikan dengan masalah
yang sedang dialami oleh Tn. v sehingga intervensi keperawatan dapat tercapai.
4. Implementasi keperawatan kepada Tn. v disusun secara sistematis sesuai dengan intervensi
keperawatan yang telah disusun berdasarkan kondisi dan keadaan klien.
5. Hasil evaluasi dari kedua diagnosa yang muncul pada Tn. M setelah dilakukan tindakan, menunjukkan
masalah teratasi dan kriteria hasil yang diinginkan tercapai dengan baik, sehingga implementasi
keperawatan dihentikan..
5.2 Saran
Dari hasil study pada kasus ini merupakan sumbangan bagi pengetahuan khususnya dalam hal
asuhan keperawatan Hipertensi dengan masalah keperawatan ketidakpatuhan, secara praktis tugas akhir
ini akan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan, dan bagi profesi kesehatan.:
DAFTAR PUSTAKA

Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Askandar, T. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University Pers (AUP)

Aspiani, R.Y., 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta: EGC

KTI (SINTA NURIYAH)1801132-converted.pdf

Ferdiman. 2014. Keperawatan Keluarga. Yogyakatra: Gosyen Publising. Harmoko. 2012.

Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Herdman & Kamitsuru. 2015,

NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta : EGC
LAMPIRAN
09 Desember 2023

11 desember 2023

15 Desember 2023

Anda mungkin juga menyukai