PENDAHULUAN
A. Latar belakang
banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah
tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik
hipertensi ( pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga
tinggi. Oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan
keluarga resiko tinggi hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
kesehatan lansia
1. Wawancara
2. Observasi
Mengamati secara langsung terhadap kondisi dan keadaan yang terjadi pada
3. Studi dokumentasi
2
dengan keluarga pada tahap perkembangan dewasa.
4. Studi pustaka
lansia.
D. Sistematika penulisan
Evaluasi
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. Konsep lansia
A. Definisi
Usia lanjut adalah masa yang dimulai sekitar usia 60 hingga 65 tahun
B. Batasan-Batasan Lansia
VIRILITAS
4
c. Usia sangat lanjut : > 90 tahun
1. Teori Biologis
Constantinides,2017).
b. Teori Imunologis
5
c. Teori Stres
Dalam teori ini, dinyatakan bahwa sel-sel tetap ada sepanjang hidup
dianggap tidak diperlukan lagi dan tidak dapat meremajakan lagi sel-
2. Teori Psikologis
6
1) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
penghasilan
pada usia tua, tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk
7
dapat dipilah dalam tiga tingkat yaitu : pada perbedaan ego terhadap
Perubahan fisik dan pola fikir pada usia lanjut juga dapat menjadi
salah satu gangguan yang berarti bagi kehidupan lanjut usia. Kondisi
fisik/pola fikir yang menurun kadang tidak disadari oleh lanjut usia
dan hal ini dapat mengkibatkan konflik terhadap peran baru dari lanjut
tubuh untuk aktivitas sehari-hari dapat menjadi salah satu upaya untuk
8
meningkatkan moral individu dalam menerima perubahan ego menuju
keselarasan diri.
c. Teori Jung
Pada masa ini dapat terjadi “krisis usia pertengahan” yang dapat
9
dalam proses menua manakala individu mampu untuk menjadi “orang
yang berfokus pada orang lain” dan memiliki kepedulian yang penuh
3. Teori sosial
a. Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa seorang individu harus mampu eksis dan
rasa kepuasan pribadi dan kosie diri yang positif. Teori ini berdasar
pada asumsi bahwa : (1) aktif lebih baik daripada pasif (2) Gembira
lebih baik daripada tidak gembira (3) orang tua merupakan adalah
orang yang baik untuk mencapai sukses dan akan memilih alternatif
b. Teori Kontinuitas
Teori ini memandag bahwa kondisi tua merupakan kondisi yang selalu
lanjut usila.
10
3. Gejala sering tidak jelas berkembang secara perlahan
1. perubahan fisik
a. Sel.
intraseluler.
11
3) Penurunan aktivitas paru (mengembang & mengempisnya)
penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
prose difusi.
semua kejaringan.
sendiri.
terjadinya obstruksi.
c. Sistem persyarafan.
12
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
1) Penglihatan
sinar.
gelap.
pada skala.
2) Pendengaran.
bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak
13
jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas
umur 65 tahun.
meningkatnya kreatin.
4) Peraba.
14
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak).
4) Atropi vulva.
15
6) Daya seksual, Frekwensi sexsual intercouse cenderung menurun
testosteron.
jiwa (stess).
16
2) Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput
syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3) Esofagus melebar.
3) Kyphosis.
badan berkurang).
17
2) Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan
6) Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
menurun.
menurun.
18
c) Atropi payudara.
2) Kegiatan seksual.
yang lebih tua tanpa harus berhubungan badan, masih banyak cara
19
lain untuk dapat bermesraan dengan pasangan. Pernyataan
pengalaman seks.
b. Kesehatan umum
c.Tingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)
e.Lingkungan
dan famili
20
berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan
c. Gangguan halusinasi.
21
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai
sangat tua.
pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan
dari kedukaannya.
22
kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak
e. Tipe kepribadian kritik diri (Self Hate personality), pada lansia tipe
A. Definisi
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum
dari 120 mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg. ( Asuhan
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
(Smeltzer,2017)
B. Etiologi
23
Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi
b. Jenis kelamin & usia : laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca
berkembangnya hipertensi.
2. Hipertensi Sekunder : 5 – 10 %
konstriksi.
24
membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada klien
bulan.
25
e. Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah
raga)
g. Kehamilan
h. Luka bakar
C. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi :
26
Tinggi 3 (berat) 110 – 119 180 - 120
D. Patofisiologi
(curah jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung)
diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut
otonom dan sirkulasi hormone. Empat sistem control yang berperan dalam
vaskuler.
dalam aorta dan dinding ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor derajat
itu, refleks control sirkulasi meningkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan
27
hipertensi belum diketahui. Hal ini ditunjukkan untuk menaikkan re-setting
tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat melalui
tekanan darah. Kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal
sistemik.
darah. Ginjal memproduksi renin yaitu suatu enzim yang bertindak pada
sistem saraf simpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek inhibiting
28
penghambat pada ekskresi garam (natrium) dengan akibat peningkatan
tekanan darah.
normal.
29
Nampak menjadi mekanisme penting dalam menimbulkan hipertensi
E. Pathway
Jenis kelamin
Umur
HYPERTENSI
Otak
Retina
Pembuluh darah
Ginjal
Resistensi pemb. drh Suplay O2 Spasmus
Vasokontriksi
F.
otak meningkat otak menurun
pemb drh ginjal arteriole
Sistemik Koroner
Tek..Pemb. drh Sinkope jntung
otak meningkat Blood flow Diplopia
menurun vasokontriksi Iskhemi
G.
Gangguan miokard
Nyeri Resti perfusi Respon After load Nyeri dada
injuri
H. jaringan Resti injuri
RAA meningkat
kepala
F. Manifestasi Klinis
30
1. Nyeri kepala saat berjaga terkadang disertai mual dan muntah akibat
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klien antara lain : sakit kepala
keringat berlebihan, tremor otot, nyeri dada, epistaksis, pandangan kabur atau
G. Komplikasi
1. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajang tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri – arteri
31
pembuluh tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertrofi
pada maligna
6. Wanita dengan PIH dapat mengalami kejang. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat lahir rendah akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat,
32
dan dapat mengalami hipoksia dan asidosis apabila ibu mengalami kejang
H. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Terapi obat pada hipertesi dimulai dengan salah satu obat berikut ini :
sehari.
2. Non farmakologi
33
c. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium
alkohol.
f. Berhenti merokok.
34