menjadi:
a.
b.
c.
d.
permasalahan
yang
berkaitan
dengan
pencapaian
1. Permasalahan Umum :
- Makin besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis
kemiskinan.
- Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga
yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
- Lahirnya kelompok masyarakat industri.
- Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan
lanjut usia.
- Belum membudaya
dan melembaganya
kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan khusus :
- Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik, mental maupun sosial.
- Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
- Rendahnya produktivitas kerja lansia.
- Banyaknya lansia yang miskin, telantar dan cacat.
- Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
- Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.
4. Teori Proses Menua
Teori-Teori Biologi (Nugroho, 2008)
1. Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel
pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas
adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel).
2. "Pemakaian dan Rusak" kelebihan usaha dan stres menyebabkan
2
yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial.
b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari
lanjut usia.
c. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke lnjut usia.
2. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang
lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang
dimilikinya.
3. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun,
baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi
kehilangan ganda (Triple Loos), yakni :
a. Kehilangan peran (Loos of Role)
b. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contact and
Relation Ships)
c. Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to Social
Mores and Values)
4.
Lingkungan
Stres
5. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
1. Perubahan-perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ
tubuh diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan,
kardio vaskuler, sistem pengaturan temperatur tubuh, sistem
respirasi, muskuloskletal, gastrointestinal, genitourinaria, endokrin
dan integumen
Perubahan-perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan (Hereditas)
Lingkungan
Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
Gangguan gizi akibat kehilakngan jabatan
Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman-teman dan family
Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
Perkembangan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970).
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,
1970).
6. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia
Menurut "The national Old People's Welfare Council"
Di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum
pada lanjut usia ada 12 macam, yakni (Nugroho, 2000: 42):
1.
Depresi mental
2.
Gangguan pendengaran
3.
Bronkitis kronis
4.
5.
6.
Anemia
7.
Demensia
Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
iii.
Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D.
Patofisiologi/Pathways
Defisiensi Insulin
glukagon
penurunan pemakaian
glukosa oleh sel
glukoneogenesis
lemak
Mual muntah
hiperglikemia
protein
glycosuria
ketogenesis
BUN
Osmotic Diuresis
ketonemia
Nitrogen urine
Dehidrasi
Kekurangan
volume cairan
pH
Hemokonsentrasi
Asidosis
Trombosis
Koma
Kematian
Aterosklerosis
Makrovaskuler
Jantung
Miokard Infark
Serebral
Stroke
Mikrovaskuler
Retina
Ginjal
Retinopati
diabetik
Nefropati
Ekstremitas
Gangren
Ggn. Penglihatan
Ggn Integritas Kulit
Resiko Injury
Gagal
Ginjal
E.
Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM
(mg/dl)
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
< 100
100-200
>200
<80
80-200
>200
<110
110-120
>126
<90
90-110
>110
Plasma vena
Darah kapiler
Plasma vena
Darah kapiler
10
Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
11
Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,
perubahan tekanan darah
Integritas Ego
Stress, ansietas
Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
2.
Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury
12
3. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan
penurunan
masukan
oral,
anoreksia,
mual,
peningkatan
Intervensi :
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek
Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
Doenges,
Marilyn
E,
Rencana
Asuhan
Keperawatan
Pedoman
untuk
16