Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PROGRAM PRAKTIK PROFESI NERS


KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai kompetensi mata ajar
keperawatan keluarga pada Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh :
Ulfa Zulfittri Yenti
P1337420918142

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGDI PROFESI NERS
2019
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA

A. Latar Belakang

1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu “masyarakat sehat

yang mandiri dan berkeadilan” dengan misi meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan

masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin

tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik (Depkes, 2010).

Guna mendukung Pembangunan Nasional bidang kesehatan ini,

keperawatan sebagai salah satu profesi di bidang kesehatan berkontribusi

melalui pengembangan pelayanan keperawatan keluarga. Pelayanan

keperawatan keluarga merupakan bagian dari pelayanan kesehatan

masyarakat yang diberikan kepada klien sesuai dengan tahap perkembangan

keluarga agar mandiri dalam kesehatannya dengan mengutamakan upaya

promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

(Depkes, 2010).
Peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan keluarga

menurut Depkes (2010) adalah sebagai pendidik kesehatan, pemberi

pelayanan, advokat keluarga, penemu kasus, peneliti, manajer dan

koordinator, fasilitator, konselor dan pengubah atau pemodifikasi

lingkungan.

Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang

disebabkan oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di

berbagai n egara berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan

subtropis. Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan

penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta

standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah

(Garna,2012).

Demam thypoid sendiri akan sangat berbahaya jika tidak segara di

tangani secara baik dan benar, bahkan menyebabkan kematian. Menurut

data WHO (World Health Organisation) memperkirakan angka insidensi di

seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka kematian akibat demam

thypoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia. Di Indonesia

sendiri, penyakit thypoid bersifat endemik, menurut WHO angka penderita

demam thypoid di Indonesia mencapai 81% per 100.000 (Depkes RI, 2013).

Berdasarkan data yang di peroleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah berdasarkan system surveilans terpadu beberapa penyaki terpilih

pada tahun 2010 penderita Demam Thypoid ada 44.422 penderita, termasuk
urutan ketiga dibawah diare dan TBC selaput otak, sedangkan pada tahun

2011 jumlah penderita demam thypoid meningkat menjadi 46.142 penderita.

Hal ini menunjukan bahwa kejadian demam thypoid di Jawa Tengah

termasuk tinggi. (Dinkes Prov Jateng,2011). Komplikasi yang muncul pada

demam thypoid ada beberapa yaitu pada usus: perdarahan usus, melena,

perforasi usus, peritonis, organ lain yaitu meningitis, kolesitis, ensefalopati

dan pneumonia (Garna, 2012).

Berdasarkan pendataan atau pengkajian yang dilakukan di wilayah RT

02 RW 01 Kelurahan Srondol Kulon, terdapat salah satu keluarga dengan

riwayat penyakit thypoid. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengelola

keluarga dengan kasus thypoid.

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut

a. Data Umum

Adapun data umum yang perlu dikaji adalah nama anggota

keluarga, jenis kelamin, hubungan anggota keluarga dnegan KK,

umur, pendidikan, status imunisasi, genogram, suku bangsa, agama,

status sosial ekonomi, aktivitas rekreasi keluarga dan tipe keluarga.

Adapun tipe keluarga menurut Fatimah (2010) adalah:

1) Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi

maupun keduanya.

2) Keluarga besar (ekstended family), yaitu keluarga inti ditambah

dengan sanak saudaranya, misalnya kakek, nenek, keponakan,

paman, bibi, saudara sepupu, dan lain sebagainya.


3) Keluarga bentukan kembali (dyadic family), yaitu keluarga baru

yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau

kehilangan pasangannya.

4) Orang tua tunggal (single parent family), yaitu keluarga yang

terdiri dari salah satu orang tua baik pria maupun wanita dengan

anak-anaknya akibat dari perceraian atau ditinggal oleh

pasangannya.

5) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage

mother).

6) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri

tanpa pernah menikah (the single adult living alone).

7) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the

nonmarital heterosexual cohabiting family) atau keluarga

kabitas (cohabition).

Keluargaberkomposisi(composite) yaitu keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

b. Lingkungan

Adapun data lingkungan yang perlu dikaji lebih lanjut, yakni sebagai

berikut :

1) Karakteristik Rumah :

Denah rumah, pembuangan air kotor, pembuangan sampah,

sanitasi, sumber pencemaran, sumber air minum, dan jamban.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

3) Mobilitas geografi keluarga


4) Sistem pendukung keluarga

c. Fungsi Keluarga

Friedman, Bowden dan Jones (2010: 86) menyatakan bahwa terdapat

5 fungsi keluarga yaitu:

1) Fungsi afektif, fungsi mempertahankan kepribadian:

memfasilitasi stabilitasi kepribadian orang dewasa, memenuhi

kebutuhan psikologis anggota keluarga.

2) Fungsi sosialisasi dan status sosial, menfasilitasi sosialisasi

primer anggota keluarga yang bertujuan untuk menjadikan

anggota keluarga yang produktif dan memberikan status pada

anggota keluarga.

3) Fungsi reproduksi, mempertahankan kontinuitas keluarga

selama beberapa generasi dan untuk kelangsungan hidup

masyarakat.

4) Fungsi ekonomi, menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan

alokasi efektifnya.

Fungsi perawatan kesehatan, menyediakan kebutuhan fisik,

makanan, pakaian dan tempat tinggal dan perawatan kesehatan.

d. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang perlu dikaji lebih lanjut yaitu :

1) Vital Sign :

Pada fase 7-14 hari didapatkan suhu tubuh 390C, pada malam

hari dan biasanya turun pada pagi hari. Pada pemeriksaan nadi
didapatkan penurunan frekuensi nadi (bradikardi

relatif) (Muttaqin & Sari, 2011).

2) Body Sistem

a) Sistem Pernafasan

Sistem pernapasan biasanya tidak didapatkan adanya

kelainan, tetapi akan mengalami perubahan apabila terjadi

respon akut dengan gejala batuk kering. Pada beberapa

kasus berat bisa didapatkan adanya komplikasi tanda dan

gejala pneumonia (Muttaqin & Sari, 2011).

b) Sistem Kardiovaskuler

Keringat dingin,Penurunan tekanan darah, dan diaphoresis

sering didapatkan pada minggu pertama. Kulit pucat dan

akral dingin berhubungan dengan kadar hemoglobin. Pada

minggu ketiga, respon toksin sistematik bisa mencapai otot

jantung dan terjadi miokarditis dengan manifestasi

penurunan curah jantung, nyeri dada, dan kelemahan

fisik (Muttaqin & Sari, 2011)

c) Sistem Persarafan

Pada pasien dengan dehidrasi berat akan menyebabkan

penurunan perfusi sereberal dengan manifestasi sakit

kepala, perasaan lesu, gangguan mental seperti halusinasi

dan derilium. Padapasien bisa didapatkan kejang umum

yang merupakan respon terlibatnya saraf pusat dengan

infeksi tifus abdominalis (Muttaqin & Sari, 2011).


d) Sistem Perkemihan

Pada kondisi berat akan dijumpai penurunan urin output

respon dari penurunan curah jantung (Muttaqin & Sari,

2011)

e) Sistem Pencernaan

Inspeksi : lidah kotor, berselaput putih, dan tepi

hiperemesis, disertai stomatitis (tanda ini tampak pada

minggu kedua berhubungan dengan infeksi sistemik dan

endotoksin kuman), sering muntah, perut kembung, distensi

abdomen dan nyeri merupakan tanda yang diwaspadai

terjadinya perforasi dan peritonitis

Auskultasi : Didapatkan penurunan bising usus pada

minggu pertama dan terjadi konstipasi. Serta selanjutnya

meningkat akibat diare.

Perkusi : Didapatkan suara timpani abdomen akibat

kembung

Palpasi : Hepatomegali dan splenomegali. Pembesaran hati

dan limfa mengindikasikan infeksi yang mulai terjadi pada

minggu kedua. Nyeri tekan abdomen

f) Sistem Reproduksi

Pasien yang sudah menikah akan menghindari aktivitas

seksual karena harus menjalani bedrest (Nugroho, 2011)


g) Sistem Imun

Sistem imun mengalami penurunan diakibatkan oleh

terinfeksinya tubuh oleh bakteri salmonella thypi sehingga

tubuh akan membuat antibody untuk mempertahankan daya

tahan tubuhnya (Nugroho, 2011)

h) Sistem Endokrin

Terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan tonsil. Serta limpa

menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi (Haryono,

2012)

i) Sistem Pengindraan

Lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung

merah serta bergetar dan tremor. Selain itu ruam kulit (rash)

umumnya terjadi pada hari ketujuh dan terbatas pada

abdomen di salah satu sisi dan tidak merata (Haryono,

2012).

e. Harapan Keluarga

Keluarga berharap agar dapat hidup sehat, sejahtera, tentram, dan

damai, dijauhkan dari segala macam penyakit terutama keluarga

yang memiliki riwayat thypoid.

B. Rencana Keperawatan

1. Tujuan Umum

Dalam waktu + 30 menit terkumpul data yang dapat menunjang

timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.


2. Tujuan Khusus

a) Terkumpul data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan

fisik.

b) Teridentifikasi masalah kesehatan

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga,

pemeriksaan fisik dan harapan keluarga.

2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi.

3. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik.

4. Waktu : Hari Senin, 11 Maret 2019 pukul 10.50 – 11.20 WIB

5. Tempat : Rumah keluarga, Bpk W, RT 02 / RW 01

6. Strategi Pelaksanaan

No. Fase Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan

Keluarga

1. Orientasi 5 mneit 1) Mengucapkan salam Menjawab

2) Memperkenalkan salam

diri Menerima

3) Menjelaskan tujuan Memperhatikan

kunjungan

4) Memvalidasi Memberikan

keadaan keluarga Informasi


2. Kerja 20 menit 1) Melakukan Memberikan

pengkajian informasi

2) Melakukan Menerima

pemeriksaan fisik

(khusus untuk

anggota keluarga

yang beresiko)

3) Mengidentifikasi Memperhatikan

masalah kesehatan

4) Memberi re- Menerima

inforcement pada

hal-hal posistif yang

dilakukan keluarga

3. Terminasi 5 menit 1) Membuat kontrak Membuat

untuk pertemuan kesepakatan

selanjutnya

2) Mengucapkan salam Menjawab

salam

7. Kriteria Evaluasi

a) Struktur

 LP sudah ada sehari sebelumnya

 Alat bantu atau media sudah disiapkan

 Kontrak waktu dengan keluarga tepat dan sesuai rencana


b) Proses

 Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan

 Keluarga aktif dalam kegiatan

c) Hasil

 Didapatkan data umum, lingkungan, fungsi keluarga,

pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang beresiko dan

harapan keluarga

 Teridentifikasi masalah kesehatan

 Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai