M
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
(ISPA)
A. Kasus
Sebuah keluarga memiliki 2 balita tinggal di rumah kontrakan dengan luas 3x10 m2,
salah satu anaknya menderita ISPA. Hasil pemeriksaan anak tampak batuk, dan tidak
bisa mengeluarkan dahak, terdapat lendir dalam hidung. Kepala keluarga memiliki
riwayat ashma, akan kambuh jika kelelahan. Pendapatan 1,5 juta memiliki kendaraan
motor, jauh dari pelayanan kesehatan.
1. Data umum
Keterangan :
b. Tipe keluarga
c. Suku
Tn.M dan Ny. L bersuku bangsa jawa, bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia. Tn. M dan Ny. L mengatakan tidak ada pantangan atau kebiasaan
suku yang mengikat dalam keluarga. Semua kebiasaan dan adat istiadat atau
pun kepercayaan tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan. Tn. M dan
keluarga selalu makan makanan yang matang. Tn. M dalam kesehariannya
memakai pakaian modern dan tidak diharuskan memakai pakaian adat daerah.
Struktur kekuatan keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya modern. Hal ini
dilihat dari cara berpakaian, penggunaan alat komunikasi modern, dan lainnya.
Keluarga Tn. M pergi ke dokter jika sakit dan tidak pergi ke dukun.
d. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn.M beragama Islam, Tn.M dan Ny. L menjalankan
shalat 5 waktu. Tn. M selalu membiasakan dan mengajak anaknya untuk shalat
5 waktu. Tn. M dan Ny. L mengatakan melakukan pembacaan Al-Quran
minimal 2 kali dalam seminggu. Ny. L mengikuti pengajian pembacaan surat
Yasin pada setiap hari kamis malam. Tn. M dan Ny. L menjadikan agama
sebagai dasar keyakinan dengan menjauhi segala larangan dari agamanya.
Tidak ada kebiasaan agama yang bertentangan dengan kesehatan.
Tn.M bekerja sebagai buruh dan Ny.L sebagai ibu rumah tangga. Total
pendapatan keluarga Tn.M sebesar Rp. 1.500.000,- per bulan. Pendapatan
tersebut digunakan untuk keperluan sehari-sehari dan membayar sewa rumah.
Keluarga Tn.M tidak memiliki tabungan. Keluarga Tn.M memiliki kendaraan
bermotor.
Keluarga Tn.M tidak memiliki jadwal khusus untuk berlibur. Untuk mengisi
waktu luang keluarga Tn.M biasanya menonton TV di rumah bersama anggota
keluarga atau pergi mengunjungi rumah orang tua Tn.M.
Keluarga Tn.M mempunyai dua orang anak, anak yang pertama berusia 4,5
tahun, dan anak kedua berusia 3 tahun. Pada tahap perkembangan keluarga,
keluarga Tn.M berada pada tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah.
Tugas perkembangannya adalah pemenuhan kebutuhan anggota keluarga,
mensosialisasikan anak-anak terhadap lingkungan luar rumah,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, dan menata ruang
untuk anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. M memiliki kamar tidur yang terpisah dari ruangan yang lainnya
sehingga dapat meningkatkan privasi. Tn. M selalu mengajak anaknya
bersalaman pada siapapun orang yang datang kerumahnya. Tn. M mengatakan
tidak membeda-bedakan kasih sayangnya antara anak pertama dengan anak
yang kedua. Tn. M selalu membagi waktunya untuk mendiskusikan hal apapun
dengan istrinya dan juga membagi waktunya untuk bermain dengan
anak-anaknya. Tn. M membiasakan anaknya untuk selalu menaruh handuk
pada tempatnya setelah mandi ataupun merapikan mainannya jika sudah
selesai bermain. Tn. M mulai mengatakan mulai menanamkan nilai-nilai yang
harus diterapkan di kehidupan sehari-hari pada anaknya. Misalnya makan
dengan tangan kanan, tidak membantah pada orang tua, jika melewati orang
mengatakan “permisi”, tidak melangkahi makanan dan lainnya.
Menurut Ny.L menikah dengan Tn.M sejak 6 tahun lalu dan dikaruniai dua
orang anak. Tn.M mempunyai riwayat Asma, kambuh jika kelelahan. Ny.L
dan An.A sehat. Ny.L mengatakan sudah 5 hari ini An.B batuk-batuk dan
sudah dibelikan obat batuk syrup anak di warung tetapi belum sembuh. Ny.L
mengatakan apabila batuk An.B tidak sembuh, akan dibawa ke Puskesmas
terdekat.
Tn.M adalah anak ke tiga dari lima bersaudara. Dari keluarga Tn.M ada
anggota keluarga lain yang memiliki riwayat Asma yaitu ayahnya dan kakak
keduanya. Sedangkan Ny.L adalah anak ke empat dari empat bersaudara. Dari
keluarga Ny.L ada anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi yaitu
ibu Ny.L.
3. Lingkungan
Jenis rumah yang dihuni keluarga Tn.M adalah rumah permanen dengan luas
bangunan 30m2 dan luas teras 3m2.status rumah mengontrak. Terdiri dari satu
kamar tidur, satu ruang tamu, dapur, kamar mandi dan teras rumah.Terdapat
ventilasi, namun ukuran ventilasi kurang dari 10% dari luas lantai yaitu kurang
dari 3 meter. Ventilasi hanya terdapat di bagian depan rumah dengan ukuran
1,5 x 1 meter. Penerangan dalam rumah pada siang hari yaitu cahaya matahari
yang dapat masuk kedalam rumah dan pada malam hari penerangan oleh
listrik.Lantai terbuat dari keramik.Perabotan tertata rapi dirumah. Terdapat 1
kulkas di dapur. Sumber air bersih yaitu PAM. Kamar mandi bersih, terdapat
WC jongkok, dan Tn.M mengatakan pembuangan tinja kedalam septik tank.
Saluran air lancar yang bermuara pada got. Pembuangan sampah diambil oleh
petugas dalam waktu 2 hari sekali. Tn. M mengatakan jika mempunya rumah
pribadi, luas rumahnya ingin melebihi dari rumah kontrakannya. Tn. L
mengatakan dapur dirasakan terlalu sempit untuk menyimpan alat-alat
memasaknya.
Denah rumah
Keterangan :
1. Pintu Masuk
2. Ruang Tamu
3. Kamar tidur
4. Dapur
5. Kamar mandi
6. Teras
Tetangga Tn. M mayoritas bekerja sebagai buruh dan beragam Islam. Tetangga
Tn. M memiliki kebersamaan yang tinggi. Tetangga Tn. M mayoritas bersuku
jawa yang sering melakukan selametan dan yasinan setiap malam jumat. Jika
ada kegiatan masyarakat biasnaya akan diumumkan melalui pengeras suara
musholla. Tipe penduduk pada lingkungan ini adalah perkotaan. Lingkungan
tampak bersih jauh dari tempat pembuangan sampah. Terdapat got-got kecil
yang menampung pembuangan dari rumah-rumah warga yang selanjutnya
bermuara di sungai.Jalanan yang ada dilingkungan rumah Tn. M di aspal dan
jalan hanya dapat dilalui 2 motor secara bersamaan dan tidak dapat dilalui
mobil. Tidak terdapat pabrik atau tempat industri di lingkungan ini. Kelas
sosial dalam lingkungan ini berada pada kelas menengah untuk mencapai
transportasi umum harus berjalan kurang lebih 500m dan untuk kepasar 1km.
Pusat pelayanan kesehatan cukup jauh yaitu 3km. Sekolah TK, SD, SMP
berada kurang lebih 700m dari rumah. Untuk SMA berjarak 1km. Masyarakat
sekitar terlihat kompak dan akur. Selalu bertegur sapa saat bertemu.
Keluarga Tn.M tinggal di jalan Dahlia RT 18/05 sejak kurang lebih 6 tahun
lalu setelah menikah. Sebelumnya Tn. M dan Ny. L tinggal dilingkungan yang
berbeda satu sama lain. Sebelum menikah Ny. L tinggal di Kampung
halamannya.
Lingkungan rumah keluarga Tn.M saling tolong menolong. Jika ada kesusahan,
tetangga sebisa mungkin membantu. Keluarga Tn. M memiliki tempat tidur
yang nyaman dan sumber air yang bersih. Keluarga Tn. M juga memiliki 1
kendaraan bermotor yang dapat memudahkan jika berpergian kesuatu tempat.
Keluarga Tn. M menggunakan layanan kesehatan Puskesmas ataupun klinik
prakter dokter karena terdapat beberapa klinik dokter praktek yang ada di
lingkungan rumahnya.
4. Struktur keluarga
Kekuatan keluarga Tn.M ada pada dirinya sebagai kepala keluarga. Apa yang
dikatakan oleh Tn.M selalu didengar oleh istri dan kedua anaknya. Jika tidak
ada Tn. M di rumah, Ny. L lah yang memegang kendali pada anak-anaknya.
Struktur keluarga Tn. M adalah Equilitarian, dimana yang memegang dalam
keluarga adalah ayah dan ibu.
c. Struktur peran
Struktur peran Tn.M sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah dengan
bekerja sebagai buruh. Tn.M juga berperan sebagai pendidik anak-anaknya
dan melindungi keluarganya. Ny.L sebagai ibu rumah tangga yang merawat,
mengasuh, dan mendidik anak-anaknya. Ny.L juga berperan melayani
suaminya. An.A dan An.B saat ini berperan sebagai anak yang patuh pada
kedua orangtuanya. Tn. M melakukan sebagian peran Ny. L jika Ny. L jatuh
sakit. Tn. M mengatakan anggota keluarganya sudah mengerti tugasnya
masing-masing dan tidak keberatan melakukannya. Tn. M dan Ny. L
membiasaakan anaknya membereskan mainannya setelah selesai bermain.
Sampai saat ini anggota keluarga telah melakukan perannya masing-masing
dengan baik.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
f. Pemeriksaan Fisik
TD : 120/70 TD :120/80
TD : -
mmHg mmHg TD : -
Suhu :37,8
Suhu : 37,5 Suhu :37,5 Suhu :37,5 0C 0
C
0
C 0
C Nadi :
Nadi :
TTV Nadi : 82x / Nadi : 90x / 73x/menit
111x/menit
menit menit RR :
RR :
RR : RR : 20 26x/menit
50x/menit
24x/menit x/menit
Berat badan 55 Kg 58 kg 22 kg 17 kg
Tinggi
165 cm 160 cm 107 cm 93 cm
Badan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas An.B pada keluarga Tn.M
2. Ketidakmampuan keluarga Tn.M merawat An.B yang sakit ISPA
INTERVENSI
Tujuan Jangka Panjang Tujuan Jangka Pendek Kriteria Kriteria Hasil Intervensi
Setelah dilakukan 2x Setelah dilakukan tindakan Respon verbal ISPA atau infeksi saluran a. Gali pengetahuan tentang ISPA
kunjungan selama 1 hari, keperawatan selama pernapasan akut adalah b. Beri motivasi keluarga untuk
dihrapkan ISPA yang 2x15menit keluarga Tn.M infeksi yang mengganggu mengemukakan pendapatnya
diderita An. B sembuh dan dapat : proses pernafasan tentang ISPA.
jalan nafas kembali lancar 1) Menyebutkan seseorang. c. Diskusikan bersama keluarga
pengertian ISPA. mengenai pengertian penyebab
2) Menyebutkan 2 dari 3 Penyebab ISPA : dan gejala ISPA.
penyebab ISPA o Kurang gizi d. Bimbing keluarga untuk
3) Menyebutkan 2 dari 5 o Imunisasi tidak menjelaskan ulang pengertian
tanda gejala ISPA. lengkap penyebab tanda dan gejala ISPA.
o Lingkungan yang e. Beri re inforcement positif atas
tidak sehat jawaban yang diberikan.
No
Waktu TUK Implementasi Evaluasi
Dx
1 Rabu, 17 Mei 1,2,3 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang ISPA. S : - Keluarga Tn. M mengatakan telah
2017 2. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan pendapat mengetahui tanda dan gejala dari ISPA.
Pukul 17.00 tentang ISPA. - Kien mengatakan akan segera merawat
3. Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian, sebab, klien/anggota keluarga Tn.M dengan
tanda dan gejala ISPA:batuk, pilek, demam, nafas benar.
cepat, nyeri tenggorokan. O : - Klien terlihat antusias dalam
4. Menjelaskan akibat lanjut bila ISPAtidak diobati : penyuluhan dari petugas.
panas, dehidrasi berat, Pnemonia - Klien aktif mengulang dan bertanya.
5. Menjelaskan kepada keluarga tentang perawatan ISPA. A : - Tujuan tercapai/jangka pendek (TUK I)
6. Beri kompres bila demam. sebagian.
7. Berikan jeruk-kecap. P : - Pertahankan tujuan yang sudah
8. Beri minum yang banyak. tercapai.
9. Imunisasi lengkap. - Beri motivsi untuk memahami
tentang arti
10. Berobat ke puskesmas./RS
11. Mengulang apa yang sudah dijelaskan sebelumnya :
12. Tanda dan gejala
13. ISPA Perawatan terhadap An.B dengan ISPA
- Persiapkan demonstrasi pembuatan obat
14. Obat Tradisional
tradisional untuk ISPA yaitu :
15. Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyakit
Siapkan baki dan pengalas
ISPA di rumah.
16. Memotivasi klien untuk mengambil keputusan yang Potong jeruk nipis, kemudian jeruk
2 Rabu, 17 Mei 3 Mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional S : - Keluarga Tn. M mengatakan telah
2017 untuk ISPA. mengetahui tanda dan gejala dari ISPA.
Pukul 17.00 Alat dan bahan : - Kien mengatakan akan segera merawat
- Baki dan Pengalas klien/anggota keluarga Tn.M dengan
- Sendok makan benar.
- Jeruk nipis O : - Klien terlihat antusias dalam
- Kecap penyuluhan dari petugas.
- Gelass - Klien aktif mengulang dan bertanya.
A : - Tujuan tercapai/jangka pendek (TUK I)
Cara pembuatan obat tradisional untuk batuk sebagian.
( Jeruk-Kecap): P: - Pertahankan tujuan yang sudah
- Siapkan baki dan pengalas tercapai.
- Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya - Beri motivsi untuk memahami tentang arti
perawatan ISPA
disaring.
- Persiapkan demonstrasi pembuatan obat
Ambil kecap sebanyak 1 sendok
- makan, kemudian dituang kedalam gelas. tradisional untuk ISPA yaitu :
- Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian Siapkan baki dan pengalas
tuangkan kedalam gelas berisi kecap. Potong jeruk nipis, kemudian jeruk
- Aduk hingga merata diperas dan ainya disaring.
- Berikan pada anak untuk diminum Ambil kecap sebanyak 1 sendok
makan, kemudian dituang kedalam
gelas.
Ambil 1 sendok makan air jeruk
nipis, kemudian tuangkan kedalam
gelas berisi kecap.
Aduk hingga merata
Berikan pada anak untuk diminum
Menjelaskan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada di kesehatan tercapai secara kognitif.