Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. DEFINISI KOMUNITAS
1. WHO (1974)
komunitas sebagai suatu kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah,
nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adarasa saling mengenal dan
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
2. Sparadly (1985)
Komunitas sebagai sekumpulan orang yang sering bertukar pengalaman penting
dalam hidupnya.
3. Koentjaraningrat (1990)
Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yangmenurut suatu wilayah nyata
dan berinteraksi menurut suatu system adat istiadat ,serta terikat olehrasa identitas
suatu komunitas.

4. Riyadi (2007)
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama
dengan di bawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama di mana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama.
5. Sumijatun dkk. (2006)
Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai,perhatian yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang
jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.

B. DEFISINI KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelaynan biologi, social, psikososial, dan spiritual secara
komprehensif, ditetapkan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

C. DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. WHO (1947)
Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang
lain.

2. Ruth B. Freeman (1981)


Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang
ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri
sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, sekelompok
khusus atau masyarakat.

3. DEPKES RI (1986)
Suatu upaya pelayanan kepeawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan
lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan lainnya dan masyarakat
untuk memperoleh tingkat kesehatan indivisu, keluarga dan masyarakat lebih tinggi.

4. Pradley (1985)
Pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
pelaksanaan pada kelompok risiko tinggi, dalamupaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan yang penyakit dan peningkatan kesehatan, denagn
menjamin keterjangkauan pelayan kesehatan yang dibutuhkan.

D. TUJUAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung terhadap individu, keluarga, dan
kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dengan
mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut.
c. Meneruskan serta memecahkan masalah kesehatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi.

2. Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendekatan berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang tepat cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006)

E. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Efendy1998), sasarn ini terdiri dari :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual.

2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secaraterus
menerus dab terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara kebeluruhan.

3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin,umur, permasalahan,kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan.

F. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Proses kelompok
2. Pendidikan kesehatan
3. Kerjasama

G. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Kemanfaatan
Intervensi yang dilaksanakan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Autonomi
Diberiakn kebebasan untukmelakukan/memilih alternative yang terbaik yang
disediakan untuk komunitas.
3. Keadilan
Melakukan upaya/tindakan sesuai dengan kemampuan/kapasitas komunitas.

H. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayan terhadap
pengaruh lingkungan terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehtan falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigm keperaeatan titik sentral
setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigm keperawatan komunitas
yang terdiri dari 4 komponen dasar yaitu manusia, kesehatan, lingkungan, keperaeatan.

I. PERBEDAAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI KLINIK/RUMAH SAKIT


DENGAN DI KOMUNITAS
Perbedaan
No Aspek
Rumah Sakit Komunitas
1 Tempat Kegiatan Bangsal perawatan klinik Puskesmas
Rumah
Sekolah
Perusahaan-perusahaan
Panti-panti
2 Tipe-tipe klien yang Orang sakit Orang sehat
dilayani Orang meninggal Orang sakit
Orang meninggal
3 Ruang Lingkup Kuratif Promotif
Pelayanan Rehabilitatif Preventif
Kuratif
Rehabilitatif resosialisasi
4 Fokus/Perhatian Rasa aman selama sakit Peningkatan kesehtan
utama Pencegahan penyakit
5 Sasaran pelayanan individu Individu
Keluarga
Kelompok Khusus
Masyarakat

J. TINGKAT PENCEGAHAN DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS


Menurut leavel dan clark, tingkat pencegahan dalam sebelum terjadinya penyakit dan
pada tahap terjadinya penyakit.
1. Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini dpaat dilakukan pencegahan primere pencegahan. Pencegahan primer
ini dapat dilaksanakan selama masa prepatogenesis suatu kejadian penyakit atau
masalah kesehatan.pencegahan primer dilakukan melalui dua kelompok.
a. Peningkatan kesehatan
b. Perlindungan umum dan khusus.

2. Tahap Patogenesis
Pada tahap pathogenesis dapat dilakukan dua kegiatan pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan sekunder,yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang
sakit dengan dua kelompok kegiatan berikut ini:
1) Diagnosis diat dan pengobatan segera/adekuat.
2) Pembatasan kecacatan
b. Pencegahan tersier yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang telah
sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan.

K. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Pengkajian Keperawatan Kesehatan Komonitas
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses pendekatan untuk
mengenal komunitas. Orang-orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan
berperan di dalam proses keperwatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan
dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi factor positif dan negative yang
berbenturan dengan masalah kesehatan darimasyarakat hingga sumber daya yang
dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi untuk promosi kesehatan.
Pengkajian suatu komunitas dimulai dengan mengidentifikasi system yang ada di
dalamnya. Perlu di ingat,bahwa system adalah keseluruhan unit yang berfungsi
karena saling tergantungnya bagian tersebut. Komunitas juga merupakan keseluruhan
kesatuan fungsi karena saling ketergantungan antar bagian atau subsistem.
Pada tahap pengkajian ini perlu diketahui dengan sosialisasi program perawatan
kesehatan. Komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama
dalam komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasiini melibatkan masyarakat baik
formal maupun nonformal, kader masyarakat, serta perwakilan dan tiap elemen
masyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya). Setelah itu, kegiatan dilanjutkan
dengan dilakukannya survei mawas diri (SDM) yang diikuti dengan kegiatan
musyawarah masyarakat desa (MMD).

Survei Mawas Diri


Survei mawas diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan pengumpulan, dan perkenalan
maslah kesehtan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan
petugas kesehatan atau perawat di desa. (Depkes RI, 2007). Tujuan Survei Mawas
Diri adalah sebagai berikut:
 Masyarakat mengenal,mengumpulkan data, dan mengkaji masalah kesehatan
yang adadi desa.
 Timbulnya minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan
pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi.

Survei Mawas Diri dilaksanakan di desa terpilih dengan memilih lokasi tertentu yang
dapat menggambarkan keadaan desa pada umumnya. Survei Mawas Diri (SMD)
dilaksanakan oleh kader masyarakat yang telah ditunjuk dalam pertemuan tingkat
desa. Informasi tentang masalah-masalah kesehatan di desa dapat diperoleh sebanyak
mungkin dari kepala keluarga (KK)yang bermukim di lokasi terpilih tersebut. waktu
pelaksanaan SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan desa.
Cara pelaksanaan Survei Mawas Diri adalah sebagai berikut:
 Perawat komunitas dan kader yang ditugaskanuntuk melakukan Survei
Mawas Diri meliputi:
 Penentuan sasaran, baik jumlah KK maupun lokasinya.
 Penentuan data informasi masalah kesehatan yang akan dikumpulkan
dalam mengenal masalah kesehatan
 Penentuan cara memperoleh informasi kesehatan, misalnya apakah
akan mempergunakan cara pengamatan atau wawancara. Cara
memperoleh informasi dapat dilakukan dengan kunjungan dari rumah
ke rumah atau melalui pertemuan kelompok sasaran.
 Pembuatan instrument dan alat untuk memperoleh informasi
kesehatan. Misalnya dengan menyusun sekitar pertannyaan
(kuesioner) yang akan dipergunakan dalam wawancara atau membuat
daftar hal-hal yang akan dipergunakan dalam pengamatan.
 Kelompok pelaksanaan SMD dengan membimbing perawat di desa
mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan yang
direncanakan.
 Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat didesa mengolah
informasi masalah kesehatan yang telah dikumpulkan sehingga dapat
diperoleh perumusan masalah kesehatan dan perioritas masalah kesehatan di
wilayahnya.

Musyawarah Masyarakat Desa


Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) alah pertemuan seluruh warga desa untuk
membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan
masalah kesehatan yang diperoleh dari survei mawas diri (Depkes RI, 2007).
Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut:
 Masyarakat mengenal maslaah kesehatan di wilayahnya
 Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
 Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adalah sebagai
berikut:
 Pembukaan dengan menguraikan masalah dan tujuan MMD dipimpin
oleh kepala desa.
 Mengenalkan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah
prndapat dengan mempergunakan alat peraga dan lain-lain dengan
dipimpin oleh ibu desa.
 Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD.
 Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atasdasar
pengenalan masalah dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi
teknis dari petugas kesehatan di desa atau perawat komunitas.
 Penyusunan rencana penanggulangan maslah kesehatan dengan
dipimpin oleh kepala desa.
 Penutup.

Metode dan Pendekatan Pengkajian Komunitas


Beberapa metode digunakaan untuk mengumpulkan data yang ada
dikomunitas adalah sebagai berikut:
Windshield Survey
Dugunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi
darikomunitas,lingkungan serta gaya hidup masyarakat.
Data Sekunsder
Pada metode ini perawat menggunakan data yang telag tercatat
sebelumnya,yang termasuk dalam data sekunder meiputi data-data seperti
data statistic, dokumen yang telah ditentukan, catatan dalam pertemuan,
hasil survei kesehatan dan catatan kesehatan.
Selain data sekunder diatas, metode pengkajian komunitas bias didapatkan
dari data survei, sementara dengan informasi, observasi komunitas, serta
forum komunikasi.

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan
masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan hasil
pemeriksaan dan komunitas. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record (Mubarok, 2006).
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau anamnase,
pengamatan dan pemeriksaan fisik.

a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social
ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan
masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan
praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas
(masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi, struktur politik,
distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b) Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, agam dan komposisi keluarga.
c) Vital statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic
antara lain : dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR, cakupan
imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan
kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok
khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis,
penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana
dibawah ini :
 Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh
 Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) :
- ISPA
- Penyakit asthma
- TBC paru
- Penyakit kulit, dll
 Riwayat penyakit keluarga
 Pola pemenuhan sehari-hari :
- Pola pemenuhan nutrisi
- Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
- Pola istirahat dan tidur
- Pola eliminasi
- Pola aktivitas gerak
- Pola pemenuhan kebersihan diri
 Status psikososial :
- Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
- Hubungan dengan orang lain
- Peran di masyarakat
- Kesedihan yang dirasakan
- Stabilitas emosi
- Penelantaran anak atau lansia
- Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku tindakan
kekerasan
- Status pertumbuhan dan perkembangan
 Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
 Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
 Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
 Luas bangunan
 Bentuk bangunan
 Jenis bangunan
 Atap rumah
 Dinding
 Lantai
 Ventilasi
 Pencahayaan
 Penerangan
 Kebersihan
 Pengaturan ruangan dan perabot
 Kelengkapan alat rumah tangga
b) Sanitasi
 Penyediaan air bersih (MCK)
 Penyediaan air minum
 Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
 Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
 Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya,
sebutkan.
 Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
 Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya, sebutkan.
c) Fasilitas
 Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
 Pekarangan
 Sarana olahraga
 Taman, lapangan
 Ruang pertemuan
 Sarana hiburan
 Sarana ibadah
d) Batas-batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur, dan selatan
e) Sarana ibadah
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
a) Pelayanan kesehatan
 Lokasi sarana kesehatan
 Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
 Jumlah kunjungan
 Sistem rujukan
b) Fasilitas sosial (pasar, toko ,swayalan)
 Lokasi
 Kepemilikan
 Kecukupan
4) Ekonomi
a) Jenis Pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
5) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
 Sistem keamanan lingkungan
 Penanggulangan kebakaran
 Penanggulangan bencana
 Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
b) Transportasi
 Kondisi jalan
 Jenis transportasi yang dimiliki
 Sarana transportasi yang ada
6) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
 Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
 Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
 Jenis bahasa yang digunakan
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut:
1) Klasifikasi data atau kategori data
Cara mengkategori data :
a) Karakteristik demografi
b) Karakteristik geografi
c) Karakteristik social ekonomi
d) Sumber dan pelayanan kesehatan
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan.
Tujuan analisa data adalah :
1) Menetapkan kebutuhan komunity
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunity
4) Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
c. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat
diatasi sekaligus. Oleh karena itu perlu diprioritaskan masalah.
d. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut
Abraham H. Maslow yaitu :
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosis Keperawatan Kesehatan Komonitas
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dan individu atau kelompok di
mata perawat secara akumubilitas dapat mengindikasikan dan memberikan intervensi
secara baik untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah, atau
menaggunlanginya. Efendi (2009) mengidentifikasikan bahwa diagnosa keperawatn
adalah masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan.

3. Perencanaan Keperawatan Kesehatan Komonitas


4. Implementasi Keperawatan Kesehatan Komonitas
5. Evaluasi Keperawatan Kesehatan Komonitas

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori. Jakarta:
Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai