DIMENSIA
KELOMPOK 9 :
DIAN YUNIARTI
FITRI WASAHUA
LILI ASMILA
RISHERWANDI
VIKA FAUJIAH
DEFINISI
3. Demensia Frontotemporal
Adanya perilaku hilang kontrol,sering memasukan
objek ke dalam mulut,gangguan obsesi,gangguan dalam
mengartikan kata.
4. Dimensia Low Body
Kognisi yang fluktuatif dengan perubahan perhatian
dan kesadaran,halusinasi visual yang berulang dan
adanya karakteristik dari purkinsonisme.
KONSEKUENSI PERUBAHAN PADA
LANSIA DENGAN DIMENSIA
1. Pengkajian
Identifikasi faktor faktor yang menganggu dengan
penilaian dimensia.Penilaian awal meliputi perubahan
fungsi kognitif & psikososial,perubahan status
mental,perubahan kemampuan fungsional,penyebab
perubahan perilaku.
Continue……
Pengkajian Kognitif
Fungsi kognitif Lansia dapat dikaji dengan cara MMSE
dan CDR
Mini Mental Status Exam (MMSE)
Pengkajian yang dilakukan dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada klien dengan tes awal
untuk mengetahui kondisi kognitif klien .
4 Klien diminta untuk menghitung mundur, mengurangi 100 5
jawaban benar.
V. BAHASA
8 Klien diminta untuk melakukan perintah, “Ambil kertas ini dengan tangan Anda, 3
lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”. Satu poin untuk setiap perintah yang
9 Klien diminta untuk membaca dan melakukan perintah, “Pejamkanlah mata Anda” 1
yang tertulis di selembar kertas. Satu poin untuk perintah yang dilakukan dengan
benar.
10 Pasien diminta menulis kalimat dengan spontan. Jangan mendikte kalimat. Kalimat 1
minimal terdiri dari subjek dan predikat. Ejaan dan tanda baca tidak diperhitungkan.
rumah, dapat melakukan pekerjaan yang mudah dan aman, dapat mengenali
Sering kali tersesat di luar rumah, tidak tahu alamat, resiko kecelakaan lebih
tinggi.
hygiene.
Continue…….
2. Diagnosa Keperawatan
Ketakutan
Cemas
Gangguan harga diri
Isolasi Sosial
Koping individu inefektif
Gangguan memori
Ketidakseimbangan nutrisi
Defisit Perawatan diri
Gangguan persepsi sensori
Gangguan pola tidur
Inkontinensia Urine
Continue……
3. Intervensi
Intervensi untuk mengobati penyakit dan mengelola
konsekuensi fungsional. Banyak intervensi berlaku untuk
semua orang dengan demensia dan individual sesuai dengan
manifestasi spesifik (misalnya, meyakinkan kecemasan dan
perilaku yang tidak aman atau tidak pantas). Demikian pula,
intervensi promosi kesehatan (misalnya, olahraga dan gizi)
dapat diterapkan untuk pencegahan primer dan sekunder.
Seperti orang yang telah merawat orang dengan demensia,
intervensi harus sangat individual dan sering dimodifikasi
Continue…..
4. Evaluasi
Perawat dapat mengevaluasi perawatan orang dengan
demensia yang sesuai sejauh mana mereka menerima
dukungan dan menjaga martabat dan kualitas hidup
mereka. Karena penurunan fungsi dari demensia, asuhan
keperawatan dievaluasi secara terus menerus karena
kondisi orang tersebut berubah dan dalam kaitannya
dengan tujuan yang sesuai.
Terima kasih