Anda di halaman 1dari 16

ASKEP LANSIA DENGAN

DIMENSIA
KELOMPOK 9 :
DIAN YUNIARTI
FITRI WASAHUA
LILI ASMILA
RISHERWANDI
VIKA FAUJIAH
DEFINISI

 Dimensia merupakan kerusakan fungsi kognitif global


yang bersifat progersif dan mempengaruhi aktivitas
sosial,pekerjaan, dan aktivitas sehari hari
(Stanley,2006)
 Penderita dimensia seringkali menunjukkan beberapa
gangguan dan perubahan tingkah laku yang
menganggu ataupun yang tidak menganggu.
TIPE DIMENSIA

Menurut Miller (2012) terdapat 4 tipe dimensia yakni :


1. Penyakit Alzeimar
Adanya perubahan dalam kognitif dan adanya perubahan
sikap.
2. Dimensia Vascular
Penurunan fungsi kognitif secara progresif pada fungsi
social dan pekerjaan seseorang,parkinson spontan,kehilangan
kesadaran,mudah jatuh,depresi dan gangguan tidur
Continue….

3. Demensia Frontotemporal
Adanya perilaku hilang kontrol,sering memasukan
objek ke dalam mulut,gangguan obsesi,gangguan dalam
mengartikan kata.
4. Dimensia Low Body
Kognisi yang fluktuatif dengan perubahan perhatian
dan kesadaran,halusinasi visual yang berulang dan
adanya karakteristik dari purkinsonisme.
KONSEKUENSI PERUBAHAN PADA
LANSIA DENGAN DIMENSIA

Dalam pengalaman orang yang dimensia


menggambarkan cara yang unik dimana dimensia
mempengaruhi individu.
1. Tahapan Dimensia.
2. Kesadaran Diri dari orang yang Dimensia
3. Pengalaman Pribadi Dimensia
4. Perilaku dan Psikologis Gejala Dimensia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN DIMENSIA

1. Pengkajian
Identifikasi faktor faktor yang menganggu dengan
penilaian dimensia.Penilaian awal meliputi perubahan
fungsi kognitif & psikososial,perubahan status
mental,perubahan kemampuan fungsional,penyebab
perubahan perilaku.
Continue……

Pengkajian Kognitif
Fungsi kognitif Lansia dapat dikaji dengan cara MMSE
dan CDR
 Mini Mental Status Exam (MMSE)
Pengkajian yang dilakukan dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada klien dengan tes awal
untuk mengetahui kondisi kognitif klien .
4 Klien diminta untuk menghitung mundur, mengurangi 100 5

dengan 7. Hentikan setelah klien memberikan 5 jawaban.

Nilai 1 untuk setiap jawaban benar. Jika klien tidak dapat

melakukannya, minta klien mengeja terbalik kata “DUNIA”.

Nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan,

misalnya aiund – 2 nilai.

IV. MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

5 Klien diminta menyebut kembali 3 nama benda yang telah 3

disebutkan pada poin registrasi . Satu poin untuk setiap

jawaban benar.

V. BAHASA

6 Klien diminta menyebutkan 2 nama benda yang ditunjuk 2

(pensil, buku). Satu poin untuk setiap jawaban benar.


7 Klien diminta mengulangi kalimat yang telah disebutkan terlebih dahulu 1

“namun”, “tanpa”, “bila”. Satu poin untuk setiap pengulangan sempurna.

8 Klien diminta untuk melakukan perintah, “Ambil kertas ini dengan tangan Anda, 3

lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”. Satu poin untuk setiap perintah yang

dilakukan dengan benar.

9 Klien diminta untuk membaca dan melakukan perintah, “Pejamkanlah mata Anda” 1

yang tertulis di selembar kertas. Satu poin untuk perintah yang dilakukan dengan

benar.
10 Pasien diminta menulis kalimat dengan spontan. Jangan mendikte kalimat. Kalimat 1

minimal terdiri dari subjek dan predikat. Ejaan dan tanda baca tidak diperhitungkan.

Satu poin jika klien dapat melakukannya.


Skor Keterangan

Nilai 24-30 Tidak ada gangguan kognitif

Lansia memang cenderung pelupa, cenderung untuk melakukan pekerjaan di

rumah, dapat melakukan pekerjaan yang mudah dan aman, dapat mengenali

nama/alamat sendiri, pembicaraan terbatas namun masih dapat dimengerti, dan

dapat mengerjakan tugas khusus.

Nilai 18-23 Gangguan kognitif sedang

Sering kali tersesat di luar rumah, tidak tahu alamat, resiko kecelakaan lebih

tinggi.

Nilai 0-17 Gangguan kognitif berat

Gangguan memori berat, pembicaraan kacau, tidak mepedulikan personal

hygiene.
Continue…….

 Clinical Dementia Rating (Cdr)


CDR merupakan suatu metode pengkajian dengan
wawancara klinis dengan klien dan informan lain untuk
mendapatkan informasi mengenai 6 domain kognitif,
yakni memori, orientas, penilaian dan penyelesaian
masalah, hubungan sosial, serta hobi dan perawatan
diri. Dari hasil pengkajian tersebut, tenaga kesehatan
akan mendapatkan hasil yang menyatakan tingkat
demensia seseorang.
Continue…

2. Diagnosa Keperawatan
 Ketakutan
 Cemas
 Gangguan harga diri
 Isolasi Sosial
 Koping individu inefektif
 Gangguan memori
 Ketidakseimbangan nutrisi
 Defisit Perawatan diri
 Gangguan persepsi sensori
 Gangguan pola tidur
 Inkontinensia Urine
Continue……
3. Intervensi
Intervensi untuk mengobati penyakit dan mengelola
konsekuensi fungsional. Banyak intervensi berlaku untuk
semua orang dengan demensia dan individual sesuai dengan
manifestasi spesifik (misalnya, meyakinkan kecemasan dan
perilaku yang tidak aman atau tidak pantas). Demikian pula,
intervensi promosi kesehatan (misalnya, olahraga dan gizi)
dapat diterapkan untuk pencegahan primer dan sekunder.
Seperti orang yang telah merawat orang dengan demensia,
intervensi harus sangat individual dan sering dimodifikasi
Continue…..

4. Evaluasi
Perawat dapat mengevaluasi perawatan orang dengan
demensia yang sesuai sejauh mana mereka menerima
dukungan dan menjaga martabat dan kualitas hidup
mereka. Karena penurunan fungsi dari demensia, asuhan
keperawatan dievaluasi secara terus menerus karena
kondisi orang tersebut berubah dan dalam kaitannya
dengan tujuan yang sesuai.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai