Anda di halaman 1dari 32

PRAKTEK KLINIK KOMPREHENSIF II

KASUS PSIKOSOSIAL & GANGGUAN JIWA


(Kasus 2 & 4 )

Fasilitator : Akbar Harisa, S.Kep.,Ns.,MN


Mahasiswa : Nur Afiah Dayana C051171034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
Kasus 2 Gangguan Psikososial
Kasus 2 Hasil Pengkajian Pada Tn. H Dengan Diagnosa Medis Diabetes Melitus Tipe
2 Di Ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor
Pengkajian dilakukan pada tanggal 03 - 06 Juni 2014. Klien adalah Tn. H yang berusia
44 tahun. Klien dibawa ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor dengan keluhan mengeluh
sakit pada ulu hati dan sesak, terasa mual, muntah tidak ada, pusing, dan mempunyai riwayat
penyakit diabetes sejak satu tahun yang lalu. Keluhan utama klien saat ini adalah mual dan
sesak. Klien mengatakan sesak bila beraktifitas, selama perawatan klien terlihat sering
termenung dan jarang berinteraksi dengan orang lain, klien sendiri bekerja sebagai tenaga
pengajar didaerah kota Bogor, klien telah menikah dan dikaruniai tiga orang putra tercinta,
klien tinggal didaerah yang tak begitu padat namun klien dalam kesehariannya gemar
melakukan aktifitas sosial, setelah klien terdiagnosa mengidap penyakit diabetes mellitus
sekitar 2 tahun yang lalu klien mulai membatasi aktifitasnya karena merasa tak berdaya dengan
kondisi penyakitnya, klien rajin kontrol ke Poli diabetes namun hanya untuk mengambil jatah
obat bulanan saja, sejak dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit klien mengeluh sesak napas
bila bergerak.
Menurut klien orang yang berarti dalam kehidupannya adalah istri dan anak anaknya.
Klien berpenampilan rapi, memakai baju sesuai ukurannya. Saat berbicara klien tampak
tenang, terkadang tampak termenung dan sedih saat menceritakan masa lalunya yang menurut
klien sangat menyedihkan dan sempat membuat klien depresi ketika mengetahui mengidap
penyakitnya, klien tak mengerti mengapa menderita penyakit diabetes melitus kenapa bukan
orang lain saja, klien merasa selama ini tak pernah mengontrol pola makannya, klien
mengatakan tidak tahu harapan kedepan dalam kehidupannya ini khususnya terhadap
pemulihan penyakitnya ini dan masa depan anak- anaknya terhadap kondisi penyakitnya yang
kronis, klien merasa tak mampu menentukan pilihan bila ditanya daerah mana yang akan
dilakukan penyuntikan, klien merasa apapun yang akan dilakukan tak akan mengubah klien
sebagai sebagai penderita diabetes melitus. Klien tidak mengalami ganguan memori, namun
kadang bila dalam pembicaraan klien sulit untuk berkonsentrasi dan kadang terlihat gelisah
Klien dapat menceritakan kejadian masa lalunya dan kejadian yang baru saja terjadi.
Format Pengkajian

Ruang rawat : Antasena Rs Marzoeki Mahdi Bogor


Tanggal dirawat :-
Tanggal Pengkajian : 3 s.d 6 Juni 2014

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : H ( L/P ) Umur : 44 thn No. RM : -

II. ALASAN MASUK

Mengeluh sakit pada ulu hati dan sesak, terasa mual, muntah tidak ada, dan pusing.

III. PEMERIKSAAN FISIK  (tidak disebutkan dalam kasus)

1. TTV : TD : - mmHg N : - X/mnt


S :-C P : - X/mnt
2. Ukur : BB : - kg, TB : - cm

3. Keluhan fisik :
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………................
Masalah keperawatan ……………………………….....................................................
IV. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri

a. Citra tubuh :
=
b. Identitas :
= sebagai tenaga pengajar di kota Bogor
c. Peran :
= Sebagai seorang suami dan seorang ayah dari 3 anak.
d. Ideal diri :
=
e. Harga diri :
=
2. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti :


= Klien mengatalan orang yang berarti dalam hidupnya adalah istri dan anak-
anaknya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
= Sebelum didiagnosa Diabetes Melitus Type 2, Klien gemar melakukan aktivitas
sosial
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
= Setelah mengetahui penyakitnya, klien membatasi aktivitasnya karena merasa
tidak berdaya

V. MEKANISME KOPING  (tidak disebutkan dalam kasus)

Adaptif : Maladaptif :
Bicara dengan orang lain  Minum alkohol
Mampu menyelesaikan  Reaksi lambat/ berlebih
Masalah  Bekerja berlebihan
keperawatan ………………………………..................................................................
masalah
 Teknik relokasi  Menghindar
 Aktivitas konstruktif  Mencederai diri
a. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN
 Olahgara  Lainnya…………………
 Lainnya ……………

VI. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN  (tidak disebutkan dalam


kasus)
 Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
 Masalah dengan pendidikan, uraikan
 Masalah dengan pekerjaan, uraikan
 Masalah dengan perumahan, uraikan
 Masalah dengan ekonomi, uraikan
Klien mengatakan tidak tahu harapan kedepan dalam kehidupannya khususnya
pemulihan penyakitnya dan masa depan anak-anaknya terhadap kondisi penyakit yang
kronis
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Klien rajin kontrol ke poli diabetes namun hanya untuk mengambil jatah obat bulanan
saja, tidak melakukan pemeriksaan dan konsultasi.
 Masalah lainnya, uraikan
- Merasa tak pernah mengontrol pola makannya
- Klien merasa tak mampu menentukan pilihan bila ditanya daerah mana yang
dilakukan penyuntikan
- Klien merasa apapun yang akan dilakukan tak akan mengubah klien sebagai
penderita diabetes melitus
- Kadang bila dalam pembicaraan klien sulit untuk berkonsentrasi dan kadang
terlihat gelisah

VII. ASPEK MEDIK

Diagnosis medik : Diabetes Melitus Type 2


Terapi medik : Terapi insulin dan obat bulanan
Analisa Data
NO DATA DIAGNOSA
1 Data Subjektif Ketidakberdayaan
- Setelah klien terdiagnosa mengidap penyakit diabetes mellitus sekitar 2 tahun yang lalu klien mulai
membatasi aktifitasnya karena merasa tak berdaya dengan kondisi penyakitnya
- Klien tampak termenung dan sedih saat menceritakan masa lalunya yang menurut klien sangat
menyedihkan dan sempat membuat klien depresi ketika mengetahui mengidap penyakitnya
- Klien mengatakan tidak tahu harapan kedepan dalam kehidupannya ini khususnya terhadap pemulihan
penyakitnya ini dan masa depan anak- anaknya terhadap kondisi penyakitnya yang kronis
- Klien merasa tak mampu menentukan pilihan bila ditanya daerah mana yang akan dilakukan penyuntikan
- Klien merasa apapun yang akan dilakukan tak akan mengubah klien sebagai sebagai penderita diabetes
melitus
Data Objektif
- Klien sering termenung
- Tampak sedih dan murung saat menceritakan masalahnya
- jarang berinteraksi dengan orang lain
-
2 Data Subjetif
- Klien membatasi aktivitasnya karena merasa tak berdaya dengan penyakitnya
- Klien mengatakan bahwa tak mengerti mengapa penyakit diabetes melitus terjadi padanya, kenapa bukan
orang lain (denial) Koping individu tidak efektif
- Klien mengatakan tidak pernah mengontrol pola makannya

Data Objektif
- Klien tidak mampu menentukan pilihannya dalam penentuan lokasi penyuntikan
2 Data Subjektif Ansietas
- menurut klien sangat menyedihkan dan sempat membuat klien depresi ketika mengetahui mengidap
penyakitnya
- Klien takut kondisinya semakin parah / klien mengatakan tidak tahu harapan kedepan terhadap kondisi
penyakitnya yang kronis
Data Objektif
- Klien kadang terlihat gelisah
- Terlihat murung
- Klien sulit untuk berkonsentrasi
Pohon Masalah

Keputusasaan Efek

Ketidakberdayaan Core Problem

Koping individu tidak efektif Etiologi

Diagnosa Prioritas
1. Ketidakberdayaan
2. Koping individu tidak efektif
3. Ansietas

Rencana Keperawatan

A. Ketidakberdayaan
a. Tujuan
1) Tujuan umum
Klien mampu menyelesaikan masalah-masalah dengan cara-cara yang efektif
untuk mengontrol situasi kehidupannya, dengan demikian menurunkan
perasaan ketidakberdayaan.
2) Tujuan khusus
Klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
perawatan kesehatannya sendiri dalam waktu (misalnya) 5 hari.
b. Intervensi
1) Biarkan klien mengambil sebanyak mungkin tanggung jawab untuk praktik-
praktik perawatan dirinya sendiri.
Rasional : memberikan klien pilihan-pilihan akan meningkatkan perasaan
mampu mengontrol pada klien.
Contoh :
a) Libatkan pasien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan dirinya
yang ingin dicapai
b) Biarkan pasien menetapkan sendiri jadwal aktifitas perawatan dirinya.
c) Berikan pasien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
d) Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang dibuat. Hargai hak
pasien dalam membuat keputusan-keputusan tersebut secara mandiri,
dan menahan diri dari usaha-usaha untuk mempengaruhinya terhadap
hal-hal yang kelihatannya lebih logis.
2) Lakukan pendekatan yang hangat, menerima pasien apa adanya dan bersifat
empati.
3) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri
( misalnya rasa marah, frustasi dan simpati).
4) Dukung aktifitas secara bertahap, tingkatkan sejalan dengan mobilisasi energi
pasien.
5) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif.
6) Beri waktu untuk pasien berespons.
7) Tunjukkan respons emosional dan menerima pasien.
8) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi.
9) Berikan program yang nyata dan berstruktur.
10) Tetapkan tujuan yang realistik, relevan dengan kebutuhan dan minat pasien,
fokuskan pada aktivitas positif.
11) Bantu pasien mengidentifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak
berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
12) Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaan-perasaan yang berhubungan
dengan ketidakmampuan.
13) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
14) Bantu pasien untuk menyadari nilai-nilai yang dimilikinya atau perilakunya
dan perubahan yang terjadi.
15) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien.
16) Motivasi pada keluarga untuk berperan aktif dalam membantu pasien
menurunkan perasaan tidak berdaya.
17) Libatkan keluarga untuk mendukung respons emosional adaptif pasien.
B. Koping individu tidak efektif
a. Tujuan
1. Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
2. Menyatakan kesadaran kemmapuan koping/kekuatan pribadi
3. Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk
menghindari/merubahnya.
4. Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode koping efektif.

b. Intervensi
1. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya,
kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam
rencana pengobatan
2. Catat ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah.
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor dan kemungkinan strategi untuk
mengatasinya.
4. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan.
5. Dorong pasien untuk mengevalusai prioritas/tujuan hidup. Tanyakan pertanyaan
seperti “apakah yang Anda lakukan merupakan yang Anda inginkan?”
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup
yang perlu

C. Ansietas

a. Tindakan untuk pasien


– Pasien mampu menurunkan ansietas dengan mengenal ansietas yang dialami
– Pasien mampu menurunkan ansietas melalui aktivitas mengontrol ansietas
– Pasien mampu memperagakan dan menggunakan aktivitas menurunkan ansietas
 Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
• Mengucapkan salam terapeutik
• Berjabat tangan
• Menjelaskan tujuan interaksi
• Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Bantu pasien mengidentifikasi ansietas yang dialami oleh pasien
• Bantu pasien perasaan, persepsi dan ketakutan terkait ansietas yang dialami
• Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
• Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
• Bantu pasien mengidentifikasi waktu dan frekuensi timbulnya ansietas
• Bantu pasien menyadari respon ansietas yang dirasakan
3. Ajarkan pasien melakukan aktivitas untuk menurunkan ansietas yang dialami:
• Latih relaksasi: tarik napas dalam, relaksasi progresif
• Latih ventilasi perasaan dengan komunikasi terbuka
• Latih menghentikan pikiran negatif
• Latih teknik reduksi ansietas dengan kegiatan

b. Tindakan Untuk Keluarga


– Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya
– Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
– Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
– Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien dengan ansietas
– Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas.
 Tindakan
1. Bantu keluarga mengenal masalah ansietas yang dialami oleh anggota keluarganya:
 Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian ansietas
 Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab ansietas
 Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala ansietas
2. Diskusikan dan latih keluarga cara merawat anggota keluarga dengan ansietas
melalui aktivitas untuk menurunkan ansietas:
• Latih relaksasi: tarik napas dalam , relaksasi progresif
• Latih ventilasi perasaan dengan komunikasi terbuka
• Latih menghentikan pikiran negatif
• Latih teknik reduksi ansietas melalui kegiatan
3. Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi-kondisi dimana pasien harus dirujuk
kefasilitas kesehatan dan bagaimana cara merujuknya
Kasus 4 Gangguan Jiwa
Tn. R 28 tahun, klien datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2017,
dengan keluhan tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak banyak bercakap-cakap, banyak
melamun, mengurung diri dan sering menyendiri. Menurut keluarga, klien pernah mengalami
gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di rawat di RSJ yang pertama pada
tanggal 12 Juni 2015 dikarenakan klien apatis, diam di kamar (mengurung diri), menolak
berhubungan dengan orang lain. Dari pengkajian, didapatkan: klien tidak minum obat secara
teratur sehingga pengobatan kurang berhasil. Keluarga klien tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa seperti yang dialami oleh klien. Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan dan dulu pernah dikucilkan oleh teman- temannya waktu SMA.
Klien juga merasa malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan. Dan
keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD : 120/ 80 mmHg, N: 86X/mnt, S:37,4°C, P:20X/mnt, TB:160cm, BB:50kg.
Hasil pengkajian juga didapatkan klien tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada
tubuh klien tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.

Nama : Tn. R
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Alamat : Makassar
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : 17 Desember 2017
Tanggal pengkajian : 18 Desember 2017

Klien datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2012, dengan keluhan:
- Tidak mau bergaul dengan orang lain
- Tidak banyak bercakap-cakap
- Banyak melamun
- Mengurung diri
- Sering menyendiri

Klien tidak pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan di masa kanak-kanak
Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan sesuai pernyataan
klien “saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA”. Klien mengatakan “
malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan”.

Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya,serta kakaknya.
pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, yang dipimpin oleh ayahnya. Pola asuh
klien keras, penuh dengan kedisiplinan, klien selalu di pojokkan dan di tuntut untuk segera
mendapatkan pekerjaan karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
Klien mengatakan: menyukai seluruh bagian tubuhnya. Tidak ada kecacatan anggota tubuh dan
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan pernyataan klien: “ saya menyukai seluruh
bagian tubuh saya”. Di rumah klien berperan sebagai seorang anak dan seorang kakak,
menuntut klien merasa puas sebagai laki- laki, karena di keluarga klien di ajarkan untuk
bertanggung jawab dan disiplin, serta di diperlakukan sebagai seorang anak laki- laki. Dengan
pernyataan klien: “saya di perlakukan sebagai seorang kakak laki-laki yg bertanggung jawab”.

Klien berperan sebagai anak dan kakak, yang harus berbakti dan menuntun adik- adik. Klien
belum mendapatkan pekerjaan. Dengan pernyataan klien: “ di rumah saya di tuntut untuk bisa
menuntun adik- adik saya.”

Klien mengatakan ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuanya, dan ingin
membina rumah tangga, serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya. Dengan pernyataan klien:
“saya ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu kedua orang
tua saya.”

Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar, karena belum
bekerja. Dengan pernyataan klien: “saya malu bermain dengan teman- teman.”

Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya
memendam masalah sendiri.

Dengan pernyataan klien: “ kalau saya ada masalah saya tidak punya tempat untuk bercerita,
saya hanya memendamnya sendiri.”

Klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat, selama di RSJ lebih
banyak menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan kelompok.” Dengan pernyataan
klien: “ saya di rumah hanya diam di kamar, tidak pernah ikut kegiatan apapun.”

Klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara dengan orang
lain, tidak ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan banyak orang
dan ramai. Dengan pernyataan klien: “ saya tidak mempunyai teman dekat, saya juga tidak
menyukai tempat yang ramai dan banyak orang.”

Klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien pasrah dengan keadaannya mungkin sudah
ditakdirkan oleh Allah. Dengan pernyataan klien: “ saya yakin kalau saya bisa senbuh atas
kehendak Allah.” Klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah
shalat 5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan kesembuhan. Dengan pernyataan klien: “
saya tidak pernah sholat, saya hanya berdoa sama Allah supaya saya cepat sembuh.”

Klien tampak tidak rapi, baju tidak rapi, kuku klien tampak panjang, rambut acak- acakan.
Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.

Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas, klien mau
beraktivitas apabila dimotivasi.

Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan dirinya, klien
merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup ini. Tidak ada perubahan roman muka pada
saat diceritakan cerita lucu yang membuat tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila
ada stimulus emosi yang kuat (afek tumpul).
Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering
menunduk, bahkan sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap.

Klien mengatakan klien suka mendengar bisikan seperti suara temannya menyuruh pergi,
biasanya bisikan itu datang pada saat klien melamun. Dengan pernyataan pasien: “ saya suka
mendengar bisikan dan bisikannya datang kalau saya sedang melamun.”
Pembicaraan klien secukupnya.
Selama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri
sendiri, orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain
dan tampak memisahkan diri dari orang lain. Klien sadar sepenuhnya ditandai klien tidak
tampak bingung klien bisa menyebutkan namanya dengan benar, juga bisa membedakan waktu
pagi, siang dan malam serta dapat menyebutkan tempat di mana klien berada. Klien mampu
mengingat dengan baik kejadian jangka panjang, dan jangka pendek dan kejadian saat ini.
Jangka panjang
- Klien mampu mengingat tanggal masuk ke RSJP magelang.

Jangka pendek
- Klien mampu mengingat apa yang terjadi pada minggu ini.

Memori saat ini


- Klien dapat mengingat apa yang dilakukan tadi sebelum melakukan interaksi. Klien
mampu berhitung sederhana, klien mampu menyebutkan angka, klien juga mampu
menjawab 3 dikurangi 1, klien menjawab 2. Klien mampu mengambil keputusan yang
ringan misalnya klien memilih cuci tangan dulu sebelum makan. Klien menyadari
bahwa dirinya berada di RSJ dan menyadari dirinya sakit.

Klien mengatakan jika ia mempunyai masalah, klien senang memendamnya dan tidak mau
menceritakannya kepada orang lain. Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan
jarang berinteraksi dengan lingkungan. Keluarga klien mengerti bahwa klien mengalami
gangguan jiwa, oleh sebab itu keluarga membawanya ke RSJ.
Farmakoterapi :

Clarpramazine(cpz) Dosis yg diberikan 10 mg/hari.

Haloperidol (HPD) Dosis yang diberikan 3- 5 mg/ hari.

Trihexypenidil (THP) Dosis yang diberikan 2 mg/ hari.


Format Pengkajian

Ruang rawat :-
Tanggal Masuk : 17 Desember 2018
Tanggal Pengkajian : 18 Desember 2018

VIII. IDENTITAS KLIEN

Inisial : R ( L/P ) Umur : 28 thn No. RM : -

IX. ALASAN MASUK


Keluhan klien tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak banyak bercakap-cakap,
banyak melamun, mengurung diri dan sering menyendiri

X. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
 Ya
 Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
 Kurang berhasil
 Tidak berhasil
3. Trauma usia pelaku korban saksi
 Aniaya fisik …… ……. ……. …..
 Aniaya seksual …… ……. …… ……
 Penolakan …… …… …… ……
 Kekerasan dalam
keluarga …… …… ……. ..…..

 Tindakan criminal …… ……. …… …...

Jelaskan:

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?


 Ada
 Tidak
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
= Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dan dulu
pernah dikucilkan oleh teman- temannya waktu SMA. Klien juga merasa malu karena
sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan. Dan keluarganya selalu menuntut
klien untuk segera bekerja.

a. PEMERIKSAAN FISIK

4. TTV
TD : 120/80 mmHg N : 86 X/mnt
S : 37,4°C P : 20 X/mnt

5. Ukur
BB : 50 kg, TB : 160 cm

6. Keluhan fisik : Kien tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada tubuh klien
tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.

b. PSIKOSOSIAL
3. Genogram :

Keterangan
: Ayah
: Ibu
: Klien
: Saudara klien

Jelaskan : Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua
adiknya,serta kakaknya. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, yang
dipimpin oleh ayahnya. Pola asuh klien keras, penuh dengan kedisiplinan, klien
selalu di pojokkan dan di tuntut untuk segera mendapatkan pekerjaan karena sampai
sekarang belum mendapatkan pekerjaan.

4. Konsep diri

a. Citra tubuh :
= Klien mengatakan: menyukai seluruh bagian tubuhnya
b. Identitas :
= Belum menikah
c. Peran :
= Klien berperan sebagai anak dan kakak, yang harus berbakti dan menuntun
adik- adik. Klien belum mendapatkan pekerjaan. Dengan pernyataan klien: “di
rumah saya di tuntut untuk bisa menuntun adik- adik saya”.

d. Ideal diri :
= Klien mengatakan ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuanya,
dan ingin membina rumah tangga, serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya.
Dengan pernyataan klien: “saya ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan
pekerjaan agar bisa membantu kedua orang tua saya”.

e. Harga diri :
= Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar,
karena belum bekerja.Dengan pernyataan klien: “saya malu bermain dengan
teman- teman”.

5. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti :


= Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya
masalah,hanya memendam masalah sendiri. Dengan pernyataan klien: “ kalau saya
ada masalah saya tidak punya tempat untuk bercerita, saya hanya memendamnya
sendiri”.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
= Klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat,
selama di RSJ lebih banyak menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan
kelompok. Dengan pernyataan klien: “ saya di rumah hanya diam di kamar,
tidak pernah ikut kegiatan apapun”.

3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :


= Klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara
dengan orang lain, tidak ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di
lingkungan banyak orang dan ramai. Dengan pernyataan klien “saya tidak
mempunyai teman dekat, saya juga tidak menyukai tempat yang ramai dan
banyak orang”.
7. Spiritual  (tidak disebutkan dalam kasus)

a. Nilai dan keyakinan :

= Klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien pasrah dengan
keadaannya mungkin sudah ditakdirkan oleh Allah.Dengan pernyataan klien.
“saya yakin kalau saya bisa sembuh atas kehendak Allah”.

b. Kegiatan ibadah :
= Klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah
shalat 5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan kesembuhan. Dengan
pernyataan klien “saya tidak pernah sholat, saya hanya berdoa sama Allah
supaya saya cepat sembuh”.

c. STATUS MENTAL

1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan : Klien tampak tidak rapi, baju tidak rapi, kuku klien tampak panjang,
rambut acak- acakan.
2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Inkoherensi
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya,


klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk
diajak berkomunikasi.
3. Aktivitas Motorik
 Lesu
 Tegang
 Gelisah
 Agitasi
 Tik
 Grimasem
 Tremor
 Kompulsif

Jelaskan : Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran
daripada beraktivitas, klien mau beraktivitas apabila dimotivasi.
4. Alam perasaan
 Sedih
 Ketakutan
 Putus asa
 Khawatir
 Gembira berlebihan

Jelaskan : Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang
peduli dengan dirinya, klien merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup
ini.
8. Afek
 Datar
 Tumpul
 Labil
 Tidak sesuai

Jelaskan : Tidak ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu
yang membuat tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada
stimulus emosi yang kuat (afek tumpul)

9. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga

Jelaskan : Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara
kurang, klien lebih sering menunduk, bahkan sampai memutuskan
pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap

10. Persepsi

Halusinasi :

 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penghidu/Penciuman

Jelaskan : Klien mengatakan klien suka mendengar bisikan seperti suara


temannya menyuruh pergi, biasanya bisikan itu datang pada saat klien
melamun. Dengan pernyataan pasien: “ saya suka mendengar bisikan dan
bisikannya datang kalau saya sedang melamun.”

11. Isi pikir


 Obsesi
 Phobia
 Hipokondria
 Depersonalisasi
 Ide yang terkait
 Pikiran magis

Waham :

 Agama
 Somatik
 Kebesaran
 Curiga
 Nihilistik
 Sisip pikir
 Siar pikir
 Kontrol pikir

Jelaskan :

12. Arus pikir


 Sirkumstansial
 Tangensial
 Kehilangan asosiasi
 Flight of idea
 Blocking
 Pengulangan pembicaraan/perseverasi

Jelaskan :

13. Tingkat Kesadaran


 Bingung
 Sedasi
 Stupor
 Disorientasi waktu
 Disorientasi orang
 Disorientasi tempat

Jelaskan :

14. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang
 Gangguan daya ingat jangka pendek
 Gangguan daya ingat saat ini
 Konfabulasi

Jelaskan :

15. Tingkat konsentrasi dan berhitung


 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan :

16. Kemampuan penilaian


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien mampu mengambil keputusan yang ringan misalnya klien


memilih cuci tangan dulu sebelum makan.
17. Daya tilik diri
 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :

d. MEKANISME KOPING  (tidak disebutkan dalam kasus)

Adaptif : Maladaptif :
 Bicara dengan orang lain  Minum alkohol
 Mampu menyelesaikan  Reaksi lambat/ berlebih
masalah
Masalah  Bekerja berlebihan
keperawatan ………………………………..................................................................
 Teknik relokasi  Menghindar
 Aktivitas konstruktif  Mencederai diri
e.  MASALAH
OlahgaraPSIKOSOSIAL &  Lainnya…………………
LINGKUNGAN
 Lainnya ……………
 Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
 Masalah dengan pendidikan, uraikan
 Masalah dengan pekerjaan, uraikan
 Masalah dengan perumahan, uraikan
 Masalah dengan ekonomi, uraikan
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
 Masalah lainnya, uraikan

f. KURANG PENGETAHUAN TENTANG  (tidak disebutkan dalam kasus)

 Penyakit jiwa
 Faktor presipitasi
 Koping
 Sistem pendukung
 Penyakit fisik
 Obat-obatan
 Lainnya :

g. ASPEK MEDIK  (tidak disebutkan dalam kasus)

Diagnosis medik : -
Terapi medik :

- Clarpramazine(cpz) Dosis yg diberikan 10 mg/hari.


- Haloperidol (HPD) Dosis yang diberikan 3- 5 mg/ hari.
- Trihexypenidil (THP) Dosis yang diberikan 2 mg/ hari.
Analisa Data

NO DATA DIAGNOSA
1 DS :
 Keluhan saat tidak mau bergaul dengan orang lain
 tidak banyak bercakap-cakap
 banyak melamun
 mengurung diri dan sering menyendiri
 Klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat, selama di RSJ lebih banyak
menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan kelompok.
 Klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara dengan orang lain, tidak
ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan banyak orang dan ramai
Isolasi Sosial : Menarik Diri
 Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan
DO:
 Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering menunduk, bahkan
sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap.
 Klien berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk
diajak berkomunikasi.
 Selama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri,
orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain dan tampak
memisahkan diri dari orang lain
- Klien lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas
2 DS :
- Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar, karena belum bekerja
- Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya memendam
masalah sendiri.
- Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan dirinya, klien merasa putus Gangguan Konsep Diri : Harga
asa dan tidak berharga dalam hidup ini Diri Rendah
DO:
- kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering menunduk, bahkan sampai memutuskan
pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap
3 DS :

DO:
 Klien tampak tidak rapi Defisit Perawatan Diri
 baju tidak rapi
 kuku klien tampak panjang
 rambut acak- acakan
4 DS :
 Klien mengatakan klien suka mendengar bisikan seperti suara temannya menyuruh pergi, biasanya Gangguan Persepsi Sensori :
bisikan itu datang pada saat klien melamun. Dengan pernyataan pasien: “ saya suka mendengar bisikan Halusinasi
dan bisikannya datang kalau saya sedang melamun.”
DO:
Pohon Masalah

Effect
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Core Problem
Defisit Perawatan Diri
Isolasi Sosial : Menarik Diri

Etiologi
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah

Diagnosa Prioritas
1. Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri
4. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Rencana Keperawatan

1. Isolasi sosial : Menarik Diri

N Pasien Keluarga
o SPIP SPIK
1 Identifikasi penyebab isolasi sosial: siapa yang Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, merawat pasien
dan apa sebabnya
2 Keuntngan punya teman dan bercakap-cakap Jelaskan pengertian,tanda & gejala, dan proses
terjadinya isolasi sosial (gunakan booklet)
3 Kerugian tidak punya teman dan tidak Jelaskan cara merawat isolasi sosial
bercakap-cakap
4 Latih cara berkenalan dengan pasien dan Latih dua cara merawat yaitu berkenalan dan
perawat atau tamu berbicara saat melakukan kegiatan harian
5 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berkenalan memberikan pujian saat besuk
SPIIP SPIIK
1 Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa orang). Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian merawat/melatih pasien berkenalan dan
berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri
pujian
2 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat
harian (latih 2 kegiatan) melibatkan pasien berbicara (makan, sholat
bersama) di rumah
3 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih cara mmbimbing pasien berbicara dan
berkenalan 2-3 orang pasien, perawat dan memberi pujian
tamu, berbicara saat melakukan kegiatan
harian
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual saat
besuk
SPIIIP SPIIIK
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (berapa Evaluasi kegiatan keluarga dalam
orang) dan bicara saat melakukan kegiatan merawat/melatih pasien berkenalan dan
harian. Beri pujian berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri
pujian
2 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan Jelaskan cara melatih pasien melakukan
harian (l2 kegiatan baru) kegiata sosial seperti berbelanja, meminta
sesuatu, dll
3 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih keluarga mengajak pasien belanja saat
berkenalan 4-5 orang, berbicara saat besuk
melakukan 4 kegiatan harian
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berikan pujian saat besuk
SPIVP SPIVK
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara Evaluasi kegiatan keluarga dalam
saat melakukan empat kegiatan harian. Beri merawat/melatih pasien berkenalan dan
pujian berbicara saat melakukan kegiatan harian,
berbelanja. Beri pujian
2 Latih cara berbicara sosial: meminta sesuatu, Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
menjawab pertanyaan kambuh, rujukan
3 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berkenalan >5 orang, orang baru, berbicara memberikan pujian
saat melakukan kegiatan harian dab sosialisasi
SPVP SPVK
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berbicara saat melakukan kegiatan harian dan merawat/melatih pasien berkenalan dan
sosialisasi. Beri pujian berbicara saat melakukan kegiatan harian,
berbelanja dan kegiatan lain dan follow up.
Beri pujian
2 Latih kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3 Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
4 Nilai apakah isolasi sosial teratasi ke RSJ/PKM

2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


N Pasien Keluarga
o SPIP SPIK

1 Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga


dan aspek positif yang dimiliki pasien (buat dalam merawat pasien
daftar kegiatan)

2 Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) : proses terjdinya harga diri rendah (gunakan
buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat booklet)
ini

3 Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang Diskusikan kemampuan atau aspek positif
dapat dilakukan saat ini untuk dilatih pasien yang pernah dimiliki seelum dan setelh
sakit

4 Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara Jelaskan cara merawat hagadiri rendah terutma
melakukannya) memberikan pujian semua hal yang positif
pada pasien

5 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk dilatih Latih keluarga memberi tanggung jawab
dua kali per hari kegiatan pertama yang dipilih pasien: bimbing
dan beri pujian

Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan


memberikan pujian

SPIIP SPIIK

1 Evaluasi kegiatan pertama yang telah diltih Evaluasi kegiatan keluarga daam membimbing
dan berikan pujian pasien melaksanakan kegiatan pertama yang
dipilih dan dilatih pasien. Beri pujian

2 Bantu pasien memilih kegitan kedua yang akan Bersama keluarga melatih pasien dalam
dilatih melakukan kegiatan kedua yang dipilih pasien

3 Latih kegiatan kedua (alat dan cara) Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian

4 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan:


dua kegiatan masing masing dua kali per hari
SPIIIP SPIIIK

1 Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang Evaluasi kegiatan keluarga daam membimbing
telah dilatih dan berikan pujian pasien melaksanakan kegiatan pertama dan
kedua yang dipilih dan dilatih pasien. Beri
pujian

2 Bantu pasien meilij kegiatan ketiga yang akan Bersama keluarga melatih pasien dalam
dilatih melakukan kegiatan ketiga yang dipilih pasien

3 Latih kegiatan ketiga (alat dan cara) Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian

4 Masukkan pada jadual kegiatan untuk dilatih:


tiga kegiatan, masing masing dua kali per hari

SPIVP SPIVK

1 Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga Evaluasi kegiatan keluarga dalam
yang telah dilatih dan berikan pujian membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama, kedua, dan ketiga yang dipilih dan
dilatih pasien. Beri pujian

2 Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang Bersama keluarga melatih pasien dalam
akan dilatih melakukan kegiatan keempat yang dipilih
pasien

3 Latih kegiatan keempat (alat dan cara) Jelaskan follow up keRSJ/PKM, tanda kambuh

4 Masukkan pada jadual kegiatan untuk dilatih: Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
empat kegiatan, masing masing dua kali per memberikan pujian
hari

SPVP SPVK

1 Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan kegiatan
yang dipilih pasien. Beri pujian

2 Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak Nilai kemampuan keluarga


terhingga

3 Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga membimbing


pasien melakukan kontrol ke RSJ/PKM
4 Nilai apakah harga diri pasien telah meningkat

3. Defisit Perawatan Diri


Pasien Keluarga
SPIP 1) N SPIK
o

1 Identifikasi masalah perawatan diri: Diskusikan masalah yang dirasakan dalam


kebersihan diri, berdandan, makan/minum, merawat pasien
BAB/BAK

2 Jelaskan pentingnya kebersihan diri Jelaskan pengertian,tanda & gejala, dan proses
terjadinya defisit perawatan diri (gunakan
booklet)

3 Latih cara dan alat kebersihan diri Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri

4 Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan Latih dua cara merawat : kebersihan diri dan
ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong berdandan
kuku

5 Masukkan pada jadual kegiatan untul latihan Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
mandi, sikat gigi (2x per hari), cuci rambut ( 2x memberikan pujian
per minggu), potong kuku (1x pr minggu)

SPIIP SPIIK

1 Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien kebersihan diri. Beri
pujian

2 Jelaskan cara dan alat untuk berdandan Latih dua (yang lain) cara merawat : makan &
minum, bAB & BAK

3 Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
sisiran, rias muka untuk perempuan beri pujian

4 Masukkan pada jadual kegiatan untuk


kebersihan diri dan berdandan

SPIIIP SPIIIK

1 Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan Evaluasi kegiatan keluarga dalam


berdandan. Beri pujian merawat/melatih pasien kebersihan diri dan
berdandan. Beri pujian

2 Jelaskan cara dan alat makan dan minum Bimbing keluarga merawat kebersihan diri
dan berdandan dan makan dan minum pasien

3 Latih cara makan dan minum yang baik Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
beri pujian
4 Masukkan pada jadual kegiatan untuk
kebersihan diri, berdandan dan makan dan
minum yang baik

SPIVP SPIVK

1 Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, Evaluasi kegiatan keluarga dalam


makan dan minum yang baik. Beri pujian merawat/melatih pasien kebersihan diri,
berdandan, makan & minum dengan baik. Beri
pujian

2 Jelaskan cara BAB & BAK Bimbing keluarga merawat kebersihan diri
dan berdandan dan makan dan minum dan BaB
& BAK pasien

3 Latih cara BAB & BAK Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
beri pujian

4 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan


kebersihan diri, berdandan makan & minum
yang baik

SPVP SPVK

1 Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri: Evaluasi kegiatan keluarga dalam


kbersihan diri, berdandan, makan dan minum merawat/melatih pasien dalam perawatan diri:
yang baik, BAB & BAK. Beri pujian kebersihan diri, berdandan, makan & minum,
BAB & BAK. Beri pujian

2 Nilai kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga merawat pasien

3 Nilai kemampuan yng telah mandiri Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
ke RSJ/PKM

4 Nilai apakah perawatan diri telah baik

4. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

N Pasien Keluarga
o SPIP SPIK

1 Identifikasi halusinasi: isi,, frekuensi, waktu Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
terjadi, spritual, situasi pencetus, perasaan, merawat pasien
respon

2 Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, Jelaskan pengertian,tanda & gejala, dan proses
obat, bercakap-cakap , melakukan kegiatan terjadinya halusinasi (gunakan booklet)
3 Latih cara mengontrol halusinasi dgn Jelaskan cara merawat halusinasi
menghardik

4 Masukkan pada jadual kegiatan untul latihan Latih satu cara merawat pasien halusinasi :
menghardik hardik

5 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan


memberikan pujian

SPIIP SPIIK

1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik. Beri Evaluasi kegiatan keluarga dalam


pujian merawat/melatih pasien menghardik. Beri
pujian

2 Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
(jelaskan 6 benar:: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)

3 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih cara memberikan/membimbing minum
menghardik dan minum obat obat

4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan


beri pujian

SPIIIP SPIIIK

1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan Evaluasi kegiatan keluarga dalam


minum obat. Beri pujian merawat/melatih pasien menghardik dan
memberikan obat. Beri pujian

2 Latih cara mengontrol halusinasi dengan Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi kegiatan untuk mengontrol halusinasi

3 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap
menghardik, minum obat, dan bercakap-cakap dengan pasien terutama saat halusinasi

4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan


beri pujian

SPIVP SPIVK

1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum Evaluasi kegiatan keluarga dalam


obat dan bercakap-cakap. Beri pujian merawat/melatih pasien menghardik,
memberikan obat, dan bercakap-cakap. Beri
pujian

2 Latih cara mengontrol halusinasi dg Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda


melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan) kambuh, rujukan
3 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan memberikan pujian
kegiatan harian

SPVP SPVK

1 Evaluasi kegiatan untuk latihan menghardik, Evaluasi kegiatan keluarga dalam


minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan merawat/melatih pasien menghardik,
harian. Beri pujian memberikan obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan harian, dan follo up Beri pujian

2 Nilai kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga merawat pasien

3 Nilai kemampuan yng telah mandiri Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
ke RSJ/PKM

4 Nilai apakah halusinasi terkontrol

Anda mungkin juga menyukai