I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : H ( L/P ) Umur : 44 thn No. RM : -
Mengeluh sakit pada ulu hati dan sesak, terasa mual, muntah tidak ada, dan pusing.
3. Keluhan fisik :
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………................
Masalah keperawatan ……………………………….....................................................
IV. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Citra tubuh :
=
b. Identitas :
= sebagai tenaga pengajar di kota Bogor
c. Peran :
= Sebagai seorang suami dan seorang ayah dari 3 anak.
d. Ideal diri :
=
e. Harga diri :
=
2. Hubungan sosial
Adaptif : Maladaptif :
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/ berlebih
Masalah Bekerja berlebihan
keperawatan ………………………………..................................................................
masalah
Teknik relokasi Menghindar
Aktivitas konstruktif Mencederai diri
a. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN
Olahgara Lainnya…………………
Lainnya ……………
Data Objektif
- Klien tidak mampu menentukan pilihannya dalam penentuan lokasi penyuntikan
2 Data Subjektif Ansietas
- menurut klien sangat menyedihkan dan sempat membuat klien depresi ketika mengetahui mengidap
penyakitnya
- Klien takut kondisinya semakin parah / klien mengatakan tidak tahu harapan kedepan terhadap kondisi
penyakitnya yang kronis
Data Objektif
- Klien kadang terlihat gelisah
- Terlihat murung
- Klien sulit untuk berkonsentrasi
Pohon Masalah
Keputusasaan Efek
Diagnosa Prioritas
1. Ketidakberdayaan
2. Koping individu tidak efektif
3. Ansietas
Rencana Keperawatan
A. Ketidakberdayaan
a. Tujuan
1) Tujuan umum
Klien mampu menyelesaikan masalah-masalah dengan cara-cara yang efektif
untuk mengontrol situasi kehidupannya, dengan demikian menurunkan
perasaan ketidakberdayaan.
2) Tujuan khusus
Klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
perawatan kesehatannya sendiri dalam waktu (misalnya) 5 hari.
b. Intervensi
1) Biarkan klien mengambil sebanyak mungkin tanggung jawab untuk praktik-
praktik perawatan dirinya sendiri.
Rasional : memberikan klien pilihan-pilihan akan meningkatkan perasaan
mampu mengontrol pada klien.
Contoh :
a) Libatkan pasien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan dirinya
yang ingin dicapai
b) Biarkan pasien menetapkan sendiri jadwal aktifitas perawatan dirinya.
c) Berikan pasien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
d) Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang dibuat. Hargai hak
pasien dalam membuat keputusan-keputusan tersebut secara mandiri,
dan menahan diri dari usaha-usaha untuk mempengaruhinya terhadap
hal-hal yang kelihatannya lebih logis.
2) Lakukan pendekatan yang hangat, menerima pasien apa adanya dan bersifat
empati.
3) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri
( misalnya rasa marah, frustasi dan simpati).
4) Dukung aktifitas secara bertahap, tingkatkan sejalan dengan mobilisasi energi
pasien.
5) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif.
6) Beri waktu untuk pasien berespons.
7) Tunjukkan respons emosional dan menerima pasien.
8) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi.
9) Berikan program yang nyata dan berstruktur.
10) Tetapkan tujuan yang realistik, relevan dengan kebutuhan dan minat pasien,
fokuskan pada aktivitas positif.
11) Bantu pasien mengidentifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak
berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
12) Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaan-perasaan yang berhubungan
dengan ketidakmampuan.
13) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
14) Bantu pasien untuk menyadari nilai-nilai yang dimilikinya atau perilakunya
dan perubahan yang terjadi.
15) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien.
16) Motivasi pada keluarga untuk berperan aktif dalam membantu pasien
menurunkan perasaan tidak berdaya.
17) Libatkan keluarga untuk mendukung respons emosional adaptif pasien.
B. Koping individu tidak efektif
a. Tujuan
1. Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
2. Menyatakan kesadaran kemmapuan koping/kekuatan pribadi
3. Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk
menghindari/merubahnya.
4. Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode koping efektif.
b. Intervensi
1. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya,
kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam
rencana pengobatan
2. Catat ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah.
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor dan kemungkinan strategi untuk
mengatasinya.
4. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan.
5. Dorong pasien untuk mengevalusai prioritas/tujuan hidup. Tanyakan pertanyaan
seperti “apakah yang Anda lakukan merupakan yang Anda inginkan?”
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup
yang perlu
C. Ansietas
Nama : Tn. R
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Alamat : Makassar
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : 17 Desember 2017
Tanggal pengkajian : 18 Desember 2017
Klien datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17 Desember 2012, dengan keluhan:
- Tidak mau bergaul dengan orang lain
- Tidak banyak bercakap-cakap
- Banyak melamun
- Mengurung diri
- Sering menyendiri
Klien tidak pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan di masa kanak-kanak
Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan sesuai pernyataan
klien “saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA”. Klien mengatakan “
malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan”.
Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya,serta kakaknya.
pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, yang dipimpin oleh ayahnya. Pola asuh
klien keras, penuh dengan kedisiplinan, klien selalu di pojokkan dan di tuntut untuk segera
mendapatkan pekerjaan karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
Klien mengatakan: menyukai seluruh bagian tubuhnya. Tidak ada kecacatan anggota tubuh dan
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan pernyataan klien: “ saya menyukai seluruh
bagian tubuh saya”. Di rumah klien berperan sebagai seorang anak dan seorang kakak,
menuntut klien merasa puas sebagai laki- laki, karena di keluarga klien di ajarkan untuk
bertanggung jawab dan disiplin, serta di diperlakukan sebagai seorang anak laki- laki. Dengan
pernyataan klien: “saya di perlakukan sebagai seorang kakak laki-laki yg bertanggung jawab”.
Klien berperan sebagai anak dan kakak, yang harus berbakti dan menuntun adik- adik. Klien
belum mendapatkan pekerjaan. Dengan pernyataan klien: “ di rumah saya di tuntut untuk bisa
menuntun adik- adik saya.”
Klien mengatakan ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuanya, dan ingin
membina rumah tangga, serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya. Dengan pernyataan klien:
“saya ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu kedua orang
tua saya.”
Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar, karena belum
bekerja. Dengan pernyataan klien: “saya malu bermain dengan teman- teman.”
Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya
memendam masalah sendiri.
Dengan pernyataan klien: “ kalau saya ada masalah saya tidak punya tempat untuk bercerita,
saya hanya memendamnya sendiri.”
Klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat, selama di RSJ lebih
banyak menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan kelompok.” Dengan pernyataan
klien: “ saya di rumah hanya diam di kamar, tidak pernah ikut kegiatan apapun.”
Klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara dengan orang
lain, tidak ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan banyak orang
dan ramai. Dengan pernyataan klien: “ saya tidak mempunyai teman dekat, saya juga tidak
menyukai tempat yang ramai dan banyak orang.”
Klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien pasrah dengan keadaannya mungkin sudah
ditakdirkan oleh Allah. Dengan pernyataan klien: “ saya yakin kalau saya bisa senbuh atas
kehendak Allah.” Klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah
shalat 5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan kesembuhan. Dengan pernyataan klien: “
saya tidak pernah sholat, saya hanya berdoa sama Allah supaya saya cepat sembuh.”
Klien tampak tidak rapi, baju tidak rapi, kuku klien tampak panjang, rambut acak- acakan.
Kontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu
memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas, klien mau
beraktivitas apabila dimotivasi.
Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan dirinya, klien
merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup ini. Tidak ada perubahan roman muka pada
saat diceritakan cerita lucu yang membuat tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila
ada stimulus emosi yang kuat (afek tumpul).
Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering
menunduk, bahkan sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap.
Klien mengatakan klien suka mendengar bisikan seperti suara temannya menyuruh pergi,
biasanya bisikan itu datang pada saat klien melamun. Dengan pernyataan pasien: “ saya suka
mendengar bisikan dan bisikannya datang kalau saya sedang melamun.”
Pembicaraan klien secukupnya.
Selama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri
sendiri, orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain
dan tampak memisahkan diri dari orang lain. Klien sadar sepenuhnya ditandai klien tidak
tampak bingung klien bisa menyebutkan namanya dengan benar, juga bisa membedakan waktu
pagi, siang dan malam serta dapat menyebutkan tempat di mana klien berada. Klien mampu
mengingat dengan baik kejadian jangka panjang, dan jangka pendek dan kejadian saat ini.
Jangka panjang
- Klien mampu mengingat tanggal masuk ke RSJP magelang.
Jangka pendek
- Klien mampu mengingat apa yang terjadi pada minggu ini.
Klien mengatakan jika ia mempunyai masalah, klien senang memendamnya dan tidak mau
menceritakannya kepada orang lain. Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan
jarang berinteraksi dengan lingkungan. Keluarga klien mengerti bahwa klien mengalami
gangguan jiwa, oleh sebab itu keluarga membawanya ke RSJ.
Farmakoterapi :
Ruang rawat :-
Tanggal Masuk : 17 Desember 2018
Tanggal Pengkajian : 18 Desember 2018
X. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
3. Trauma usia pelaku korban saksi
Aniaya fisik …… ……. ……. …..
Aniaya seksual …… ……. …… ……
Penolakan …… …… …… ……
Kekerasan dalam
keluarga …… …… ……. ..…..
Jelaskan:
a. PEMERIKSAAN FISIK
4. TTV
TD : 120/80 mmHg N : 86 X/mnt
S : 37,4°C P : 20 X/mnt
5. Ukur
BB : 50 kg, TB : 160 cm
6. Keluhan fisik : Kien tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada tubuh klien
tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.
b. PSIKOSOSIAL
3. Genogram :
Keterangan
: Ayah
: Ibu
: Klien
: Saudara klien
Jelaskan : Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua
adiknya,serta kakaknya. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, yang
dipimpin oleh ayahnya. Pola asuh klien keras, penuh dengan kedisiplinan, klien
selalu di pojokkan dan di tuntut untuk segera mendapatkan pekerjaan karena sampai
sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
4. Konsep diri
a. Citra tubuh :
= Klien mengatakan: menyukai seluruh bagian tubuhnya
b. Identitas :
= Belum menikah
c. Peran :
= Klien berperan sebagai anak dan kakak, yang harus berbakti dan menuntun
adik- adik. Klien belum mendapatkan pekerjaan. Dengan pernyataan klien: “di
rumah saya di tuntut untuk bisa menuntun adik- adik saya”.
d. Ideal diri :
= Klien mengatakan ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuanya,
dan ingin membina rumah tangga, serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya.
Dengan pernyataan klien: “saya ingin segera sembuh dan bisa mendapatkan
pekerjaan agar bisa membantu kedua orang tua saya”.
e. Harga diri :
= Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar,
karena belum bekerja.Dengan pernyataan klien: “saya malu bermain dengan
teman- teman”.
5. Hubungan sosial
= Klien beragama islam dan yakin adanya Allah, klien pasrah dengan
keadaannya mungkin sudah ditakdirkan oleh Allah.Dengan pernyataan klien.
“saya yakin kalau saya bisa sembuh atas kehendak Allah”.
b. Kegiatan ibadah :
= Klien mengatakan selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah
shalat 5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan kesembuhan. Dengan
pernyataan klien “saya tidak pernah sholat, saya hanya berdoa sama Allah
supaya saya cepat sembuh”.
c. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien tampak tidak rapi, baju tidak rapi, kuku klien tampak panjang,
rambut acak- acakan.
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Inkoherensi
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : Klien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran
daripada beraktivitas, klien mau beraktivitas apabila dimotivasi.
4. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang
peduli dengan dirinya, klien merasa putus asa dan tidak berharga dalam hidup
ini.
8. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan : Tidak ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu
yang membuat tertawa, klien tampak biasa saja, hanya bereaksi bila ada
stimulus emosi yang kuat (afek tumpul)
Jelaskan : Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara
kurang, klien lebih sering menunduk, bahkan sampai memutuskan
pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap
10. Persepsi
Halusinasi :
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu/Penciuman
Waham :
Agama
Somatik
Kebesaran
Curiga
Nihilistik
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Jelaskan :
Jelaskan :
Jelaskan :
14. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan :
Jelaskan :
Jelaskan :
Adaptif : Maladaptif :
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/ berlebih
masalah
Masalah Bekerja berlebihan
keperawatan ………………………………..................................................................
Teknik relokasi Menghindar
Aktivitas konstruktif Mencederai diri
e. MASALAH
OlahgaraPSIKOSOSIAL & Lainnya…………………
LINGKUNGAN
Lainnya ……………
Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Masalah dengan perumahan, uraikan
Masalah dengan ekonomi, uraikan
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Masalah lainnya, uraikan
Penyakit jiwa
Faktor presipitasi
Koping
Sistem pendukung
Penyakit fisik
Obat-obatan
Lainnya :
Diagnosis medik : -
Terapi medik :
NO DATA DIAGNOSA
1 DS :
Keluhan saat tidak mau bergaul dengan orang lain
tidak banyak bercakap-cakap
banyak melamun
mengurung diri dan sering menyendiri
Klien mengatakan belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat, selama di RSJ lebih banyak
menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan kelompok.
Klien mengatakan di rumah klien termasuk orang yang pendiam, malas bicara dengan orang lain, tidak
ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan banyak orang dan ramai
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Klien mengatakan tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan
DO:
Klien lebih banyak diam, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering menunduk, bahkan
sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap.
Klien berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk
diajak berkomunikasi.
Selama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri,
orang atau lingkungan), sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain dan tampak
memisahkan diri dari orang lain
- Klien lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas
2 DS :
- Klien mengatakan malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar, karena belum bekerja
- Klien mengatakan tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya memendam
masalah sendiri.
- Klien tampak sedih, karena klien merasa sendiri, tidak ada yang peduli dengan dirinya, klien merasa putus Gangguan Konsep Diri : Harga
asa dan tidak berharga dalam hidup ini Diri Rendah
DO:
- kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering menunduk, bahkan sampai memutuskan
pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap
3 DS :
DO:
Klien tampak tidak rapi Defisit Perawatan Diri
baju tidak rapi
kuku klien tampak panjang
rambut acak- acakan
4 DS :
Klien mengatakan klien suka mendengar bisikan seperti suara temannya menyuruh pergi, biasanya Gangguan Persepsi Sensori :
bisikan itu datang pada saat klien melamun. Dengan pernyataan pasien: “ saya suka mendengar bisikan Halusinasi
dan bisikannya datang kalau saya sedang melamun.”
DO:
Pohon Masalah
Effect
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Core Problem
Defisit Perawatan Diri
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Etiologi
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah
Diagnosa Prioritas
1. Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri
4. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Rencana Keperawatan
N Pasien Keluarga
o SPIP SPIK
1 Identifikasi penyebab isolasi sosial: siapa yang Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, merawat pasien
dan apa sebabnya
2 Keuntngan punya teman dan bercakap-cakap Jelaskan pengertian,tanda & gejala, dan proses
terjadinya isolasi sosial (gunakan booklet)
3 Kerugian tidak punya teman dan tidak Jelaskan cara merawat isolasi sosial
bercakap-cakap
4 Latih cara berkenalan dengan pasien dan Latih dua cara merawat yaitu berkenalan dan
perawat atau tamu berbicara saat melakukan kegiatan harian
5 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berkenalan memberikan pujian saat besuk
SPIIP SPIIK
1 Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa orang). Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian merawat/melatih pasien berkenalan dan
berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri
pujian
2 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat
harian (latih 2 kegiatan) melibatkan pasien berbicara (makan, sholat
bersama) di rumah
3 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih cara mmbimbing pasien berbicara dan
berkenalan 2-3 orang pasien, perawat dan memberi pujian
tamu, berbicara saat melakukan kegiatan
harian
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual saat
besuk
SPIIIP SPIIIK
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (berapa Evaluasi kegiatan keluarga dalam
orang) dan bicara saat melakukan kegiatan merawat/melatih pasien berkenalan dan
harian. Beri pujian berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri
pujian
2 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan Jelaskan cara melatih pasien melakukan
harian (l2 kegiatan baru) kegiata sosial seperti berbelanja, meminta
sesuatu, dll
3 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih keluarga mengajak pasien belanja saat
berkenalan 4-5 orang, berbicara saat besuk
melakukan 4 kegiatan harian
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berikan pujian saat besuk
SPIVP SPIVK
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara Evaluasi kegiatan keluarga dalam
saat melakukan empat kegiatan harian. Beri merawat/melatih pasien berkenalan dan
pujian berbicara saat melakukan kegiatan harian,
berbelanja. Beri pujian
2 Latih cara berbicara sosial: meminta sesuatu, Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
menjawab pertanyaan kambuh, rujukan
3 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
berkenalan >5 orang, orang baru, berbicara memberikan pujian
saat melakukan kegiatan harian dab sosialisasi
SPVP SPVK
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berbicara saat melakukan kegiatan harian dan merawat/melatih pasien berkenalan dan
sosialisasi. Beri pujian berbicara saat melakukan kegiatan harian,
berbelanja dan kegiatan lain dan follow up.
Beri pujian
2 Latih kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3 Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
4 Nilai apakah isolasi sosial teratasi ke RSJ/PKM
2 Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) : proses terjdinya harga diri rendah (gunakan
buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat booklet)
ini
3 Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang Diskusikan kemampuan atau aspek positif
dapat dilakukan saat ini untuk dilatih pasien yang pernah dimiliki seelum dan setelh
sakit
4 Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara Jelaskan cara merawat hagadiri rendah terutma
melakukannya) memberikan pujian semua hal yang positif
pada pasien
5 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk dilatih Latih keluarga memberi tanggung jawab
dua kali per hari kegiatan pertama yang dipilih pasien: bimbing
dan beri pujian
SPIIP SPIIK
1 Evaluasi kegiatan pertama yang telah diltih Evaluasi kegiatan keluarga daam membimbing
dan berikan pujian pasien melaksanakan kegiatan pertama yang
dipilih dan dilatih pasien. Beri pujian
2 Bantu pasien memilih kegitan kedua yang akan Bersama keluarga melatih pasien dalam
dilatih melakukan kegiatan kedua yang dipilih pasien
3 Latih kegiatan kedua (alat dan cara) Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
1 Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang Evaluasi kegiatan keluarga daam membimbing
telah dilatih dan berikan pujian pasien melaksanakan kegiatan pertama dan
kedua yang dipilih dan dilatih pasien. Beri
pujian
2 Bantu pasien meilij kegiatan ketiga yang akan Bersama keluarga melatih pasien dalam
dilatih melakukan kegiatan ketiga yang dipilih pasien
3 Latih kegiatan ketiga (alat dan cara) Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
SPIVP SPIVK
1 Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga Evaluasi kegiatan keluarga dalam
yang telah dilatih dan berikan pujian membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama, kedua, dan ketiga yang dipilih dan
dilatih pasien. Beri pujian
2 Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang Bersama keluarga melatih pasien dalam
akan dilatih melakukan kegiatan keempat yang dipilih
pasien
3 Latih kegiatan keempat (alat dan cara) Jelaskan follow up keRSJ/PKM, tanda kambuh
4 Masukkan pada jadual kegiatan untuk dilatih: Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
empat kegiatan, masing masing dua kali per memberikan pujian
hari
SPVP SPVK
1 Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membimbing pasien melaksanakan kegiatan
yang dipilih pasien. Beri pujian
2 Jelaskan pentingnya kebersihan diri Jelaskan pengertian,tanda & gejala, dan proses
terjadinya defisit perawatan diri (gunakan
booklet)
3 Latih cara dan alat kebersihan diri Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri
4 Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan Latih dua cara merawat : kebersihan diri dan
ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong berdandan
kuku
5 Masukkan pada jadual kegiatan untul latihan Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
mandi, sikat gigi (2x per hari), cuci rambut ( 2x memberikan pujian
per minggu), potong kuku (1x pr minggu)
SPIIP SPIIK
1 Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien kebersihan diri. Beri
pujian
2 Jelaskan cara dan alat untuk berdandan Latih dua (yang lain) cara merawat : makan &
minum, bAB & BAK
3 Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
sisiran, rias muka untuk perempuan beri pujian
SPIIIP SPIIIK
2 Jelaskan cara dan alat makan dan minum Bimbing keluarga merawat kebersihan diri
dan berdandan dan makan dan minum pasien
3 Latih cara makan dan minum yang baik Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
beri pujian
4 Masukkan pada jadual kegiatan untuk
kebersihan diri, berdandan dan makan dan
minum yang baik
SPIVP SPIVK
2 Jelaskan cara BAB & BAK Bimbing keluarga merawat kebersihan diri
dan berdandan dan makan dan minum dan BaB
& BAK pasien
3 Latih cara BAB & BAK Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
beri pujian
SPVP SPVK
3 Nilai kemampuan yng telah mandiri Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
ke RSJ/PKM
N Pasien Keluarga
o SPIP SPIK
1 Identifikasi halusinasi: isi,, frekuensi, waktu Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
terjadi, spritual, situasi pencetus, perasaan, merawat pasien
respon
2 Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, Jelaskan pengertian,tanda & gejala, dan proses
obat, bercakap-cakap , melakukan kegiatan terjadinya halusinasi (gunakan booklet)
3 Latih cara mengontrol halusinasi dgn Jelaskan cara merawat halusinasi
menghardik
4 Masukkan pada jadual kegiatan untul latihan Latih satu cara merawat pasien halusinasi :
menghardik hardik
SPIIP SPIIK
2 Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
(jelaskan 6 benar:: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih cara memberikan/membimbing minum
menghardik dan minum obat obat
SPIIIP SPIIIK
2 Latih cara mengontrol halusinasi dengan Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi kegiatan untuk mengontrol halusinasi
3 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap
menghardik, minum obat, dan bercakap-cakap dengan pasien terutama saat halusinasi
SPIVP SPIVK
SPVP SPVK
3 Nilai kemampuan yng telah mandiri Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol
ke RSJ/PKM