Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPUTUSASAAN

MODUL KEPERAWATAN JIWA 1

Dosen Pengampu :

Ns. Fajriyah Nur Afriyanti, M.Kep., Sp. Kep. J

DisusunOleh:

PSIK 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OKTOBER 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................


LAPORAN PENDAHULUAN
KEPUTUSASAAN
I. Kasus .........................................................................................................................
II. Proses Terjadinya Masalah ....................................................................................
III.Data yang Perlu dikaji.............................................................................................
IV. Pohon Masalah dan Prioritas Diagnosa..................................................................
V. Rencana Tindakan Keperawatan............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

i
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPUTUSASAAN
I. Kasus
Ny. B Usia 45 tahun dirawat di RS UIN sejak tanggal 1 Oktober 2018
dengan diagnosa medis kanker otak stadium 4. Saat ini keadaan pasien
tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat. Saat
ditanya pasien tampak diam dengan tatapan kosong. Pasien
mengatakan putus asa setelah mendengar penjelasan mengenai
penyakitnya. Pasien juga mengatakan bahwa ia tidak ingin
dikemoterapi lagi. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan TD 120/90
mmHg, N 89x/menit, RR 12x/menit dan T 37 c, dan BB pasien selama
sakit terus menurun.
II. Proses Terjadinya Masalah
a. Biologis
Adanya penyakit infeksi yang kronis. Riwayat keluarga menderita depresi,
status nutrisi, status kesehatan secara umum, pembatasan aktivitas jangka
panjang ( stuart, 2011).
b. Fisiologis
 Faktor Predisposisi
Pada klien dengan keputusasaan adalah faktor :
Faktor psikologis antara lain perasaan terbuang, kehilangan kepercayaan
pada kegiatan spiritual
 Faktor presipitasi
 Faktor Psikologis
Stres jangka panjang, Retardasi mental, kemampuan komunikasi
verbal
kurang, pengalaman masa lalu kurang menyenangkan dan konsep
diri kurang
baik. Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta,
seseorang dan kehilangan harga diri.

1
c. Ekonomi
Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya
keputusasaan antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan
rawan, kultur social yang berubah misal ukuran keberhasilan individu
III. Data yang Perlu Dikaji

Biodata Pasien

Nama : Ny.B

No.Register : 098765

Agama : Islam

Pendidikan : SMK

Status Pernikahan :-

Umur : 45 thn

Alamat : Cirendeu, Ciputat timur - tangsel

Diagnosa Medis : Kanker Otak stadium 4

1. Keluhan utama :
a. Alasan Masuk :
- Pasie meengatakan putus asa setelah mengedengar
penjelasan mengenai penyakitnya.
- Pasien juga mengatakan bahwa ia tidak ingin di
kemoterapi lagi.
- pasien selama sakit terus menurun karena selera
makan yang menurun.
2. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor predisposisi : Diagnosa medis kanker otak
stadium 4
b. Faktor presipitasi : Pasie meengatakan putus asa
setelah mengedengar penjelasanmengenai penyakitnya

2
3. Fisik
Keadaan Umum : Saat ini keadaan pasien tampak pucat,
penampilan tampak lusuh dan tidak terawat
Kepala :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut :
BB :
TB : 160
TTV :
- TD 120/90 mmHg
- N89x/menit
- RR 12x/menit dan
- T 37oC
4. Psikososial
Saat di tanya pasien tamak diam dengantatapan kosong
5. Genogram
-
6. Konsep diri
a. Gambaran diri atau citra tubuh:
b. Identitas diri :
c. Peran diri :
d. Ideal diri :
- Pasie meengatakan putus asa setelah mengedengar
penjelasanmengenai penyakitnya
- Pasien juga mengatakan bahwa ia tidak ingin di
kemoterapi lagi
e. Harga diri :
7. Hubungan sosial
Saat di tanya pasien tamak diam dengantatapan kosong
8. Spiritual

3
a. Nilai dan keyakinan :
b. Kegiatan ibadah :
9. Status Mental
a. Penampilan : tampak pucat, penampilan tampak lusuh
dan tidak terawat
b. Pembicaraan : Saat di tanya pasien tamak diam
dengantatapan kosong
10. Aktivitas motorik
a. Hipomotorik :
b. Hipermotorik :
c. Agitasi :
d. Grimaseren :
e. Tremor :
f. Kompulsif :
11. Alam perasaan : pasie meengatakan putus asa setelah mengedengar
penjelasanmengenai penyakitnya
12. Proses pikir
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya dan
apa yang dirasakannya.
Isi pikir
a. Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh
pasien
b. Phobia :
c. Waham : pasien tidak mengalami waham.
13. Tingkat kesadaran dan orientasi
a. Kesadaran pasien : kesadaran pasien composmetis
b. Orientasi terhadap waktu, tempat, orang : orientasi pasien baik
terhadap waktu, tempat dan orang
14. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka
pendek dan saat ini
15. Diagnosa medis: keputusasan

4
16. Program terapi obat yang diberikan : -
IV. Pohon Masalah dan Prioritas Diagnosa

Ketidakberdayaan Couse

keputusasaan Cord Problem

Resiko Bunuh Diri Effect

Dx : Keputusasaan b.d. Penurunan Kondisi Fisiologis


V. Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan keputusasaan

a. Tujuan Umum : Klien mampu mengekspresikan harapan positif tentang


masa depan, mengekspresikan tujuan dan arti kehidupan
b. Tujuan Khusus : Klien mampu
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenal masalah keputusasaannya
3) Berpartisipasi dalam aktivitas
4) Menggunakan keluarga sebagai system pendukung
c. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
a. Ucapkan salam
b. Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai
c. Jelaskan tujuan pertemuan
d. Dengarkan klien dengan penuh perhatian
e. Bantu klien penuhi kebutuhan dasarnya
2) Klien mengenal masalah keputusasaannya
a. Beri kesempatan bagi klien mengungkapkan perasaan
sedih/kesendirian/keputusasaannya.

5
b. Tetapkan adanya perbedaan antara cara pandang klien terhadap
kondisinya dengan cara pandang perawat terhadap kondisi klien
c. Bantu klien mengidentifikasi tingkah laku yang mendukung putus
asa : pembicaraan abnormal/negative, menghindari interaksi
dengan kurangnya partisipasidalam aktivitas
d. Diskusikan dengan klien cara yang biasa dilakukan untuk
mengatasi masalah,tanyakan manfaat dari cara yang digunakan
e. Dukung klien untuk menggunakan koping efektif yang selama ini
digunakan oleh klien
f. Beri alternative penyelesaian masalah atau solusi
g. Bantu klien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap
alternative.
h. Identifikasi kemungkinan klien untuk bunuh diri (putus asa adalah
factor risiko terbesar dalam ide untuk bunuh diri) : tanyakan
tentang rencana, metode dan cara bunuh diri.
3) Klien berpartisipasi dalam aktivitas
a. Identifikasi aspek positif dari dunia klien (“keluarga anda
menelepon RS setiaphari untuk menanyakan keadaanmu ?”
b. Dorong klien untuk berpikir yang menyenangkan dan melawan
rasa putus asa
c. Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang
mendukung pikiran dan perasaan yang positif.
d. Berikan penghargaan yang sungguh-sungguh terhadap usaha klien
dalam mencapaitujuan, memulai perawatan diri, dan berpartisipasi
dalam aktivitas.
4) Klien menggunakan keluarga sebagai system pendukung
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
1. Ucapkan salam.
2. Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang
disukai.
3. Tanyakan nama keluarga, panggilan yang disukai,
hubungan dengan klien.

6
4. Jelaskan tujuan pertemuan.
5. Buat kontrak pertemuan.
b. Identifikasi masalah yang dialami keluarga terkait kondisi putus
asa klien
c. Diskusikan upaya yang telah dilakukan keluarga untuk membantu
klien mengatasimasalah dan bagaimana hasilnya.
d. Tanyakan harapan keluarga untuk membantu klien mengatasi
masalahnya.
e. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusasaan :
1. Arti, penyebab, tanda-tanda, akibat lanjut bila tidak diatasi.
2. Psikofarmaka yang diperoleh klien : manfaat, dosis, efek
samping, akibat bila tidak patuh minum obat.
3. Cara keluarga merawat klien
4. Akses bantuan bila keluarga tidak dapat mengatasi kondisi
klien (Puskesmas, RS)

7
DAFTAR PUSTAKA
1. Azis, R. (2003). Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD
Dr. Amino Gondoutomo.Keliat, B.A. (2005). Proses keperawatan
kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
2. Bulcheck, Gloria. 2016. Nursing Intervantion Clarification.
Singapore : Elvesier
3. Moerhoed, dkk. 2016. Nursing Outcome Clarification. Singapore :
Elvesier
4. Stuart and Sudden. 2013. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 6.
Jakarta: EGC.
5. TIM POKJA SDKI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP

ii
3

Anda mungkin juga menyukai