Anda di halaman 1dari 12

A.

Manfaat gizi seimbang pada Ibu Hamil

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin


2. Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan baik dan aman
3. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu
4. Mengatasi permasalahan selama kehamilan
5. Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah
kelahiran bayi

B. Contoh Menu Makanan Untuk Ibu Hamil

A. Karbohidrat
Peran utama karbohidrat adalah menyediakan energi untuk sel-sel di dalam tubuh,
terutama otak dan sistem saraf pusat. Dalam kehamilan, janin menggunakan glukosa
sebagai sumber utama energinya.Perpindahan glukosa dari ibu ke janin diperkirakan
sekitar 17-26 gram/hari, dan di akhir kehamilan kebanyakan glukosa dipakai untuk
perkembangan otak janin. (Shils et al, 2006).
Rekomendasi asupan harian atau Dietary Recommended Intake (DRI) menyarankan
kebutuhan rata-rata karbohidrat pada ibu hamil adalah 135-175 gram/hari. Jumlah ini
cukup dan mampu menyediakan kalori yang cukup, mencegah terjadinya ketosis, dan
menjaga kadar glukosa dalam darah yang sesuai dan normal selama kehamilan.
(Mahan,Stump,2004).
B. Protein
Protein merupakan komponen struktural utama di dalam tubuh manusia. Protein juga
dapat berfungsi sebagai enzim dan hormon. Selama kehamilan terjadi peningkatan
perombakan protein di dalam tubuh dan sejumlah protein dapat terakumulasi sejalan
dengan pertumbuhan janin, uterus, volume darah, plasenta, cairan amnion (Shils et al,
2006).
Ibu hamil membutuhkan tambahan protein untuk mendukung sintesis jaringan
tubuhnya dan jaringan tubuh janin. Kebutuhan protein meningkat selama kehamilan
dan mencapai puncak pada trimester ketiga. Adapun rekomendasi asupan harian untuk
protein sebesar 71 gram/hari (Mahan, Stump, 2004).
C. Lemak
Lemak merupakan sumber energi terbesar untuk tubuh manusia dan menjadi
komponen penting dalam penyerapan vitamin-vitamin larut lemak dan karotenoid
(Shils et al, 2006). Jumlah asupan lemak seharusnya bergantung kepada kebutuhan
energi untuk penambahan berat badan yang sesuai selama kehamilan. Jumlah anjuran
lemak n-6 polyunsaturated atau lemak tak jenuh sebesar 13 gram/hari, sementara
untuk lemak n-3 polyunsaturated sebesar 1,4 gram/hari.(Mahan, Stump, 2004)
D. Vitamin Larut Lemak
Vitamin A berperan penting dalam pengaturan eskpresi gen serta mendukung
proliferasi dan diferensiasi sel secara khusus untuk perkembangan tulang belakang,
medula spinalis, anggota gerak, jantung, mata dan telinga (Shils et al, 2006). Jumlah
asupan vitamin A yang disarankan untuk ibu hamil dengan usia kurang dari 18 tahun
adalah sebesar 750 μg retinol atau 2800 IU, sedangkan untuk ibu hamil dengan usia
lebih dari 18 tahun sebesar 770 μg atau 3000 IU. Kelebihan asupan retinol dapat
menyebabkan efek teratogenik yakni kelainan neural crest (Mahan, Stump, 2004)
Vitamin D berfungsi untuk menjaga kadar serum kalsium dan konsentrasi fosfor
dengan cara meningkatkan penyerapan sistem gastrointestinal. Selain itu, Vitamin D
juga merupakan antiproliferasi yang poten. Dalam kehamilan, peningkatan asupan
vitamin D meningkatkan konsentrasi 25(OH)D3 di sirkulasi. Jumlah asupan vitamin
D yang disarankan sebesar 5 μg (200 IU)/hari (Shils et al,2006). Defisiensi vitamin D
dalam kehamilan dapat berhubungan dengan terjadinya hipokalsemia pada neonates,
hipoplasia enamel gigi, serta mempengaruhi mineralisasi tulang janin. (Mahan,
Stump, 2004)
Vitamin E berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh. Vitamin E atau Tokoferol
juga berfungsi menghambat aktivitas protein kinase. Jumlah asupan vitamin E yang
disarankan tidak berbeda untuk wanita yang sedang hamil dan tidak hamil yakni
sebesar 15 mg α- tokoferol. (Shils et al, 2006)
Vitamin K berperan sebagai koenzim dalam sintesa protein tertentu yang berperan
dalam koagulasi dan metabolism tulang (Shils et al, 2006). Jumlah asupan vitamin K
yang disarankan selama kehamilan tidak berbeda baik untuk wanita hamil dan tidak
hamil, yakni sebesar 90mg/hari untuk wanita usia lebih dari 18 tahun dan 75mg/hari
untuk wanita kurang dari 18 tahun (Mahan,Stump,2004).
E. Vitamin Tidak Larut Lemak
Vitamin B1 atau thiamin berperan sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat
dan asam amino-rantai-bercabang. Peningkatan kebutuhan thiamin sebesar 30%
dalam kehamilan didasarkan pada peningkatan pertumbuhan baik untuk kompartemen
maternal dan janin (Shils et al,2006).
Vitamin B2 atau riboflavin berperan sebagai koenzim dalam banyak reaksi oksidasi-
reduksi di dalam tubuh. Kebutuhan tambahan untuk riboflavin selama masa
kehamilan didasarkan pada penambahan kebutuhan energi dan pertumbuhan (Shils et
al, 2006).
Vitamin B3 atau niacin dibutuhkan untuk pembentukan nicotinamide-adenine
dinucleotide yang berperan dalam proses oksidasi dan biosintesis asam lemak serta
steroid (Shils et al, 2006).
Vitamin C atau asam askorbat yang dianjurkan selama masa kehamilan adalah 80-85
mg/hari atau 20% lebih banyak dibanding yang wanita yang tidak hamil
(Cunningham,Leveno,2005).
F. Air dan Elektrolit
Air merupakan pelarut dalam berbagai reaksi biokimia. Air berperan penting dalam
mempertahankan volume intravascular, mentranspor berbagai zat gizi dan membantu
mengontrol suhu tubuh. Konsumsi air yang disarankan untuk wanita adalah 2,7-3
L/hari. Total akumulasi air sekitar 6-9 liter terjadi pada kehamilan dengan sekitar 1,8-
2,5 liter berada di interstisial. Osmolalitas plasma berkurang sekitar 8-10 mOsm/kg
selama kehamilan dan tetap rendah hingga persalinan (Shils et al, 2006)
Natrium dan klorida dibutuhkan untuk mempertahankan volume ekstraselular dan
osmolalitas serum. Natrium merupakan kation yang terpenting dalam kompartemen
ekstraselular, sedangkan klorida merupakan anion terpenting dalam kompartmen
ekstraselular. Walaupun perubahan substansi baik di intravaskular maupun
ekstravaskular dapat terjadi selama kehamilan, penambahan konsumsi natrium dan
klorida tidak dianjurkan (Shils et al, 2006).
G. Mineral Makro
Kalsium berperan penting dalam kekuatan tulang dan gigi. Selain itu juga berperan
dalam kontraksi vaskular, kontraksi otot, dan transmisi saraf (Shils et al, 2006). Faktor
hormonal mempengaruhi metabolism kalsium pada wanita yang sedang hamil.
Hormon Human chorionic somatomammotropin dari plasenta meningkatkan
kecepatan perombakan tulang ibu. Sekitar 30 gram kalsium terakumulasi selama
kehamilan, dan kebanyakan terakumulasi di tulang janin. Asupan kalsium yang
disarankan selama kehamilan adalah 1300 mg/hari untuk wanita kurang dari 18 tahun
dan 1000 mg/hari untuk wanita lebih dari 19 tahun (Mahan,Stump,2004).
Fosfor merupakan komponen penting dari seluruh jaringan tubuh memiliki fungsi
struktural dan fungsi regulasi. Perubahan dalam kehamilan selain dapat meningkatkan
absorpsi kalsium juga dapat meningkatkan absorpsi fosfor (Shils et al, 2006). Asupan
fosfor yang dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil sama dengan wanita yang tidak
hamil yaitu 1250 mg/hari untuk wanita usia kurang dari 19 tahun dan 700 mg/hari
untuk wanita usia lebih dari 19 tahun (Mahan,Stump,2004).
Magnesium merupakan kofaktor untuk lebih dari 300 enzim yang bekerja di dalam
tubuh. Asupan magnesium yang disarankan untuk wanita dalam masa kehamilan
adalah 360-400 mg. Dalam hal ini terdapat peningkatan asupan senilai 40-90 mg
dibanding wanita yang tidak hamil (Mahan,Stump,2004).
H. Mineral Tambang
Peningkatan suplai aliran darah selama kehamilan juga meningkatkan kebutuhan
terhadap zat besi selain itu volume eritrosit juga meningkat 20% - 30% selama
kehamilan. Seorang wanita hamil harus mengkonsumsi sekitar 700 – 800 mg
penambahan zat besi selama kehamilan. Sekitar 500 mg akan digunakan untuk proses
pembentukan darah (hematopoiesis) dan 250 – 300 mg untuk perkembangan jaringan
janin dan plasenta. Untuk itu asupan zat besi yang disarankan untuk seorang ibu hamil
adalah 27 mg/hari (Mahan,Stump,2004). Kekurangan zat besi dalam kehamilan akan
meningkatkan resiko kematian pada ibu hamil ketika anemia berat telah terjadi.
Anemia maternal juga berhubungan dengan kejadian persalinan prematur dan berat
badan bayi lahir rendah (BBLR) (Shils et al, 2006).
Zinc atau seng memiliki fungsi struktural, regulasi, dan katalisis. Ada sekitar 100
enzim yang bergantung kepada kerja zinc. Asupan harian yang dianjurkan bagi ibu
hamil yaitu 11 mg untuk wanita hamil dengan usia lebih dari 19 tahun, sedangkan 12
mg untuk wanita hamil usia kurang dari 18 tahun. Menurut Murtaugh dan Weingart
(1995) dalam Mahan dan Stump (2004), asupan zinc rata-rata pada wanita hamil
adalah 11,1mg/hari. Wanita hamil dengan defisiensi seng atau zinc tidak dapat
mengatur penyimpanan zinc di dalam tulang secara efektif (Mahan,Stump,2004).
Fluor atau fluoride berhubungan dengan jaringan yang terkalsifikasi. Fluor juga dapat
menghambat pembentukan dan perkembangan karies pada gigi serta dapat
merangsang perkembangan tulang (Shils et al, 2006). Asupan harian yang disarankan
selama kehamilan adalah 3 mg/hari (Mahan,Stump,2004)
Yodium atau Iodine merupakan komponen esensial hormon tiroid. Hormon tiroid
berperan dalam proses mielinasi sistem saraf pusat janin. Kekurangan yodium dapat
menyebabkan kerusakan pada otak janin serta dapat meningkatkan resiko terjadinya
kretinisme. Kretinisme merupakan salah satu bentuk gangguan neurologis akibat
hipotiroid janin yang menyebabkan retardasi mental, tubuh pendek, bisu, tuli dan
spasme otot. (Shils et al,2006). Asupan yang disarankan selama kehamilan sebesar
220 μg/hari. Jumlah ini harus adekuat untuk memenuhi kebutuhan yodium janin
(Mahan,Stump,2004)
Tembaga merupakan salah satu komponen metalloenzym yang berperan dalam
oksidasi dan reduksi molekul oksigen (Shils et al, 2006). Asupan tembaga pada ibu
hamil umumnya masih kurang. Asupan tembaga yang disarankan selama kehamilan
sebesar 1000 μg/hari (Mahan, Stump,2004).
Selenium merupakan komponen esensial dari enzim glutathione peroxidase, yang
mengkatalisis perubahan hydrogen peroksida menjadi air. Seleniuma adalah salah satu
komponen pertahanan tubuh yang penting dalam melawan kerusakan akibat radikal
bebas. Defisiensi zat mineral ini dapat menyebabkan manifestasi Cardiomyopathy
pada ibu hamil dan pada anak-anak. Asupan selenium yang dianjurkan pada ibu hamil
sebesar 60 μg/hari (Cunningham,Leveno,2005).
Asam Folat
Kebutuhan akan asam folat meningkat selama kehamilan. Asam folat berperan dalam
pembentukan sel darah merah ibu hamil atau maternal erythropoiesis, pertumbuhan
plasenta, dan yang terpentinguntuk mencegah terjadinya neural tube defect atau Spina
Bifida (Mahan,Stump,2004).
Asupan asam folat yang disarankan selama kehamilan adalah 600 μg/hari. Defisiensi
asam folat ditandai dengan adanya pengurangan sintesis DNA atau deoxyribonucleic
acid dan aktivitas mitosis pada sel-sel individu. Anemia megaloblastik merupakan
tahap lanjut yang banyak terjadi akibat defisiensi folat. Gejala-gejalanya mungkin
tidak terlalu terlihat hingga trimester ketiga, akan tetapi perubahan morfologi sel-sel
darah dan perubahan biokimia dapat terjadi sepanjang anemia (Mahan,Stump,2004).
Centers for disease control and prevention (CDC) telah merekomendasikan seluruh
wanita yang sedang hamil untuk meningkatkan asupan asam folat dan konsumsi
suplemen asam folat juga seharusnya sudah dimulai sebelum konsepsi. Beberapa
contoh makanan yang kaya akan asam folat adalah roti, beras, dan pasta
(Mahan,Stump,2004).

Pola makan yang baik selama kehamilan sangatlah penting karena pemilihan makanan
dan minuman saat hamil akan menentukan kesehatan ibu dan anak di masa mendatang
(Queensland Dietition,2013). Kebutuhan zat gizi selama kehamilan dapat dipenuhi
dengan konsumsi makanan dan minuman baik dari sumber hewani maupun nabati.
Berikut ini beberapa zat gizi dan sumbernya
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber zat tenaga. Sumber karbohidrat yang disarankan
untuk ibu hamil seperti beras, kentang, bihun, mie, roti, macaroni, krackers (Depkes,
2011).
2. Protein
Protein berperan sebagai zat pembangun dalam tubuh. Contoh sumber protein yang
disarankan untuk ibu hamil adalah ayam, ikan, daging, telur, hati, keju, susu, kacang-
kacangan, tahu, dan tempe (Depkes, 2011).
3. Asam Folat
Asam folat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Zat gizi ini
sangat diperlukan pada masa sebelum kehamilan sampai trimester pertama kehamilan.
Sumber makanan yang kaya akan asam folat bisa didapatkan dari sayur-sayuran hijau
seperti bayam, brokoli, bok choy dan salad. Selain itu juga bisa didapatkan dari buah-
buahan dan sereal (Queensland Dietition,2013).
4. Zat Besi
Sumber zat besi yang lebih baik adalah yang berasal dari sumber hewani karena zat
besi dari sumber hewani lebih mudah diabsorbsi dibanding zat besi dari sumber
nabati. Zat besi banyak ditemukan pada daging, sayur-sayuran hijau, kacang-
kacangan. Selain itu konsumsi vitamin C juga dapat meningkatkan absorpsi zat besi.
(Queensland Dietition,2013).
5. Yodium
Yodium diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak
janin. Yodium bisa didapatkan dari sayur-sayuran, buah-buahan, makanan laut, telur,
serta garam beryodium. (Queensland Dietition, 2013)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pola makan :


 Makan makanan bergizi seimbang dan hindari bahan pengawet
 Pada ibu yang terlalu gemuk, disarankan untuk mengurangi porsi makanan
sumber energi dan disesuaikan dengan kebutuhan normal.
 Bila ibu terlalu kurus, disarankan untuk menambah makanan sumber energi dan
protein.
 Usahakan konsumsi makanan secara teratur dengan porsi kecil dan frekuensi
sering
 Buatlah menu makanan yang bervariasi agar tidak bosan (Depkes, 2011).

Hal-hal yang perlu dihindari dalam pola makan :


 Jangan melakukan diet selama kehamilan karena diet akan meningkatkan resiko
kekurangan vitamin, mineral, dan energi pada ibu hamil.
 Hindari merokok dan minuman beralkohol
 Hindari makanan cepat saji atau junk food serta makanan tinggi kalori
 Hindari makanan yang tinggi garam dan pengawet makanan
(Siswosuharjo,Chakrawati,2010)

Gizi seimbang untuk ibu hamil :


Menu makanan ibu hamil berdasarkan trisemester :

Porsi satu kali makan :


1.Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat

yaitu padi-padian atau serealia seperti beras, jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian
seperti ubi, singkong, dan talas; serta hasil olahannya seperti tepung-tepungan, mi,
roti, makaroni, havermout, dan bihun.

2. Sumber protein,

yaitu sumber protein hewani, seperti daging, ayam, telur, susu, dan keju; serta sumber
protein nabati sepeerti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta hasil oalahannya seperti tempe, tahu, susu
kedelai, dan oncom.

3. Sumber zat pengatur 


berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan berwarna hijau dan kuning jingga,
seperti bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan tomat; serta sayur
kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis, dan kecipir. Buah-buahan
diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti
pepaya, mangga, nanas, nangka, nangka masak, jambu biji, apel, sirsak dan jeruk.

BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI DAN DIBATASI OLEH IBU HAMIL

1) Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan


tambahan makanan yang kurang aman
2) Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena
mengandung kuman yang berbahaya untuk janin
3) Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah
4) Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang banyak
mengandung gula, lemak misalnya: keripik, cake
5) Membatasi makanan yang mengandung gas, contoh: nangka (matang dan
mentah), kol,ubi jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri ulu hati pada ibu
hamil
6) Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena mengandung energi
tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu hamil meningkat berlebihan dan bayi lahir
besar

CONTOH MENU SEHARI

Dalam sehari ibu hamil konsumsi minyak sebanyak 3 sendok makan (hanya


penyerapan saja) atau setara dengan 30 gram minyak. Di bawah ini merupakan
contoh menu dengan ±3 sendok makan minyak per hari)

Sarapan

 1 piring nasi atau penggantinya (1 gelas)


 1 butir telur ceplok
 1 mangkuk sayuran (daun singkong, katuk atau lainnya)
 1 gelas susu
 1 potong buah pepaya

Selingan

 1 potong kue tradisional


 1 gelas jus buah

Makan Siang

 1-2 piring nasi atau penggantinya (1-2 gelas)


 2 potong sedang tempe atau tahu
 1 potong ikan goreng
 1 mangkuk sayuran
 1 buah jeruk

Selingan

 1 mangkuk bubur kacang hijau


 1 gelas jus buah
 1 gelas teh manis

Makan malam

 1-2 piring nasi atau penggantinya (1-2 gelas)


 2 potong sedang tempe atau tuhu
 1 potong semur daging
 1 mangkuk sayuran
 1 buah apel

C. Dampak Bila Ibu Kekurangan Gizi

Gangguan kesehatan yang terjadi jika ibu hamil kurang gizi

Ibu hamil dengan gizi buruk juga akan mempengaruhi kesehatan dirinya sendiri. Gizi
yang tidak cukup selama kehamilan akan menyebabkan beberapa gangguan kesehatan
seperti anemia, merasa lelah dan lesuh, produktivitas rendah, dan menurunnya sistem
kekebalan tubuh sehingga mudah terserang infeksi. Kekurangan gizi pada ibu hamil
tidak hanya terjadi jika kurangnya nutrisi makronutrien. Namun, ini juga akan
berdampak buruk jika ibu hamil kekurangan nutrisi mikronutrien. Gangguan
kesehatan yang mungkin terjadi meliputi:
 Defisiensi zinc dan magnesium dapat menyebabkan preeklampsia dan
kelahiran prematur.
 Kurangnya zat besi dan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia.
 Asupan vitamin B12 yang tidak memadai juga dapat menyebabkan masalah
pada sistem saraf.
 Kekurangan vitamin K bisa menyebabkan perdarahan yang berlebihan saat
melahirkan.
 Asupan yodium yang tidak memadai selama kehamilan dapat menyebabkan
keguguran dan bayi lahir mati.

Pengaruh ibu hamil kurang gizi terhadap janin

Kurang nutrisi pada ibu hamil dikaitkan dengan berbagai dampak buruk pada janin
yang sedang berkembang, termasuk lambatnya pertumbuhan janin dan berat lahir
rendah. Kekurangan gizi selama kehamilan akan meningkatkan risiko:

 Stillbirth (bayi lahir mati)


 Lahir prematur
 Kematian perinatal (kematian bayi tujuh hari setelah lahir). Bayi yang
memiliki berat kurang dari 2,5 kilogram (kg) kemungkinan 5 hingga 30 kali lebih
besar untuk meninggal dalam tujuh hari pertama kehidupan dibandingkan dengan bayi
dengan berat normal (≥2,5kg). Bayi yang memiliki berat badan kurang dari 1,5 kg
memiliki peningkatan risiko kematian 70 hingga 100 kali dalam tujuh hari sejak lahir.
 Gangguan sistem saraf, pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah.
 Cacat lahir
 Kurang berkembangnya beberapa organ
 Kerusakan otak

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil

a. Faktor Langsung
Gizi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit, khususnya
penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut adalah :
1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang
berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau daerah
tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu yang panjang
sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan sampai
membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi tercemar atau
tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa ayah
adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk pembagian makanan
keluarga.
5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat mempengaruhi
status gizi seseorang.
6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang dipandang
pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang beragam didasarkan
pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian masyarakat yang
masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Selera
makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun dipicu oleh
pengolahan serta penyajian makanan .
9) Suplemen Makanan, Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya diberikan
untuk ibu hamil, antara lain:
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe)
yang dapat membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung
200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.
Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari di malam hari selama 90 hari
berturut-turut, karena pada sebagian ibu yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri
pada lambung, diare, dan susah buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan
zat besi adalah daging segar, ikan, telur, kacang- kacangan, dan sayuran segar yang
berwarna hijau tua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan gigi
bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari tulang ibu.
Kebutuhan akan kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap harinya. Asupan Kalsium
bisa didapat dari minum susu, ikan, udang, rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus
jeruk, ikan sarden, kacang- kacangan, biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau
gelap.
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa
vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi untuk
membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini
dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.

b. Faktor Tidak Langsung


1) Pendidikan keluarga
Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan tentang
gizi yang diperolehnya melalui berbagai informasi.
2) Faktor budaya
Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan tertentu yang jika
dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.
3) Faktor fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan dan gizi ibu
hamil, dimana sebagai tempat masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan
informasi kesehatan
lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif .

Daftar Pustaka

 Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama.
 Almatsier, S., 2010. Penuntun Diet, Edisi Baru, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama.
 Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I., 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi
Kesehatan, Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.
 Hasanah, D.N., Febrianti dan Minsarnawati. Kebiasaan Makanan Menjadi Salah
Satu Penyebab Kekurangan Energi Koronis (KEK) pada Ibu Hamil di Poli
Kebidanan RSI&A Lestari Cirendeu Tangerang Selatan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2012, 3(3): 91-104
 Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
KIA, Jakarta, hal. 24-26
 Miyata, S.M.I. dan Proverawati, A., 2010. Nutrisi Janin & Ibu Hamil; Cara
Membuat Otak Janin Cerdas, Yogyakarta, Nuha Medika.
 Sulistyoningsih, H., 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Edisi Pertama,
Yogyakarta, Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai