Anda di halaman 1dari 10

MENGHITUNG PEMENUHAN NUTRISI IBU HAMIL

Dosen Pengampu:

Disusun oleh:

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
BAB I

Latar Belakang

Kehamilan adalah saat ketika kebutuhan gizi menjadi lebih tinggi, dan
memenuhi kebutuhan tersebut memiliki efek positif pada kesehatan sang ibu
dan bayi yang belum lahir. Dampak gizi terhadap janin yang sedang
berkembang selama kehamilan berdampak untuk seumur hidupnya, dan tentu
kita ingin melihat anak-anak memiliki warisan kesehatan yang baik untuk masa
depan. Wanita menikmati kehamilan yang sehat tanpa efek negatif dari gizi
buruk pada kesehatan mereka, dan dalam kemungkinan status gizi terbaik
untuk mendukung pemberian ASI (Bobak, 2012).
Gizi seimbang ibu hamil adalah keadaan keseimbangan antara gizi yang
diperlukan oleh ibu hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan dan
perkembangan janinnya yang dapat dipenuhi oleh asupan gizi dari aneka ragam
makanan. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat – zat gizi
daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk
dirinya dan janin yang dikandungnya. Demikian pula, bila makanan ibu kurang
tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan ibu pada masa
sebelum hamil telah buruk pula.
Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, BBLR, bayi lahir prematur atau
bahkan bayi lahir mati. Pada saat bersalin dapat mengakibatkan persalinan
lama,perdarahan, infeksi, dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan
pembedahan. Sebaliknya, makanan yang berlebih dapat mengakibatkan
kenaikan berat badan yang berlebihan , bayi besar, dan dapat pula terjadi pre-
eklamsi (keracunan kehamilan).Nutrisi layak mendapatkan perhatian khusus
selama kehamilan dan menyusui karena kebutuhan nutrisi yang tinggi dan
peran penting gizi bagi janin dan bayi. Adaptasi fisiologis selama kehamilan
sebagian melindungi janin dari kekurangan diet ibu, tetapi meskipun demikian
kekurangan ini dapat memiliki konsekuensi bagi kesehatan dan perkembangan
janin dan bayi jangka Panjang. Pasokan nutrisi yang cukup menjadi faktor
lingkungan paling penting yang mempengaruhi hasil kehamilan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian nutrisi ibu hamil


Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh
tubuh. Sedangkan Gizi adalah zat zat yang terkandung dalam makanan yang
di perlukan untuk kehidupan manusia (Arisman, 2013). Sumber zat
pembangun Diperlukan untuk pertumbuhan dan dapat diperoleh dari lauk
pauk seperti daging, ikan, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan.Sumber
zat pengatur diperlukan agar semua fungsi tubuh melaksanakan tugasnya
secara teratur yang diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Jadi
nutrisi adalah asupan berupa makanan bagi tubuh yang mengandung gizi,
dimana dalam gizi tersebut terdapat sumber zat pembangun untuk
pertumbuhan sumber zat pengaturuntuk fongsi metabolisme tubuh.
Gizi seimbang ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat tenaga,
zat pembangun dan zat pengatur dalam susunan yang seimbang dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil. Makanan dengan gizi
seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat
tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral
sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil,
namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional.Zat
tenaga adalah makanan yang mengandung zat tenaga, antara lain : kentang,
singkong, jagung, roti dan sagu. Zat pembangun adalah makanan yang
mengandung zat pengatur antara lain: tempe, tahu, ikan asin, udang, telur,
ayam, daging, hati, kacang hijau, dan lain-lain. Zat pengatur adalah
makanan yang mengatur zat pengatur antara lain : kangkung, daun
singkong, bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, pepaya, nangka,
mangga, dan lain-lain.
Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sangat membantu
ibu hamil dan janinnya melewati masa tersebut. Pada dasarnnya menu
makan yang diperlukan adalah pola makan yang sehat. Hanya saja Ibu hamil
harus lebih berhati-hati ketika memilih makanan. Dengan kebutuhan nutrisi
yang meningkat seperti kalsium, zat besi, asam folat, dan sebagainya, ibu
hamil pun perlu dikontrol kenaikan berat badannya. Kenaikan yang ideal
berkisar antara 12-15 kilogram. Jika lebih banyak dari itu dikhawatirkan
dapat mempengaruhi tekanan darah. Anjurkanlah wanita hamil makan yang
secukupnya saja, cukup mengandung protein hewani dan nabati, karena
kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat. Kenaikan berat badan
wanita hamil berkisar antara 6,5 – 16 kg selama kehamilan. Bila berat badan
tetap atau menurun, semua makan yang dianjurkan terutama yang
mengandung protein dan besi. Bila BB naik dari semestinya dianjurkan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak jangan
dikurangi apalagi sayur dan buah.

2. Macam-macam pemenuhan nutrisi ibu hamil


a. Energi
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang
meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin,
pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru
(Almatsier, 2009). Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai
cadangan lemak serta untuk proses metabolisme jaringan baru
(Mitayani. & Sartika, 2010).
Ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada
kehamilan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004
menganjurkan penambahan sebesar 300 kkal/hari untuk ibu hamil
trimester ketiga. Dengan demikian dalam satu hari asupan energi ibu
hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari. Kebutuhan
energi yang tinggi paling banyak diperoleh dari bahan makanan
sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-
bijian. Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-
padian, umbi-umbian, dan gula murni (Almatsier, 2010).
b. Protein
Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan
baru (Utami et al., 2018). Jumlah protein yang harus tersedia sampai
akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam
jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan dan Gizi VIII
2004 menganjurkan penambahan sebanyak 17 gram untuk kehamilan
pada trimester ketiga atau sekitar 1,3 g/kg/hr. Dengan demikian, alam
satu hari asupan protein dapat mencapai 67-100 gr. Bahan makanan
hewani merupakan sumber protein yang baik dalam hal jumlah
maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, dan kerang. Selain
sumber hewani, ada juga yang berasal dari nabati seperti tempe, tahu,
serta kacang-kacangan (Almatsier, 2010).
c. Zat besi
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai
pertumbuhan janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah
merah ibu. Zat besi merupakan senyawa yang digunakan untuk
memproduksi hemoglobin (Utami et al., 2018). (Arisman, 2013)
menyatakan total besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040 mg.
Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan
840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan
rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk
menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika
melahirkan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004
menganjurkan penambahan sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada
trimester ketiga. Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang
dianjurkan bagi ibu hamil trimester ketiga adalah 39 mg/hari.
Menurut (Utami et al., 2018), ada dua bentuk besi yang terdapat
dalam pangan, yaitu besi heme yang terdapat dalam produk-produk
hewani dan besi nonheme yang terdapat dalam produk-produk nabati.
Makanan dari produk hewani seperti hati, ikan dan daging yang
harganya relatif mahal dan belum sepenuhnya terjangkau oleh
kebanyakan masyarakat Indonesia. Selain sumber hewani, ada juga
makanan nabati yang kaya akan zat besi seperti singkong, kangkung,
dan sayuran berwarna hijau lainnya. Namun, zat besi dalam makanan
tersebut lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan porsi besar sumber
nabati untuk mencukupi kebutuhan besi sehari.
Menurut (Utami et al., 2018), makanan-makanan yang dapat
meningkatkan absorpsi besi selama hamil diantaranya sebagai berikut :
1) Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu
daging, sayur, dan buah yang kaya vitamin C.
2) Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan
kopi.
Kebutuhan akan zat besi yang besar terutama pada kehamilan yang
menginjak usia trimester ketiga tidak akan mungkin tercukupi hanya
melalui diet. Oleh karena itu, suplementasi zat besi sangat penting
sekali, bahkan kepada ibu hamil status gizinya sudah baik.
d. Asam folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti
metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat
sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat (Aritonang,
2010). Selain itu (Almatsier, 2010) menyebutkan bahwa asam folat
juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah
putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk pendewasaannya.
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun yang telah
maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat
di dalam makanan mereka sehari-hari tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan mereka disaat hamil.
Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden
komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, prematur,
pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage (pendarahan), (Aritonang,
2010). Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan
sebanyak 200 µg untuk ibu hamil, yang dapat dipenuhi dengan
mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28
hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan. Besarnya
suplementasi adalah 280, 660, dan 470 µg per hari, masing-masing
pada trimester I, II, dan III. Jenis makanan yang banyak mengandung
asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau,
kacangkacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.
e. Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang
perrtumbuhan tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium
juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan
berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan,
kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu yang
mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau osteoporosis.
Widya Karya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan
sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan
demikian kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi oleh ibu hamil
adalah 950 mg/hari. Makanan yang menjadi sumber kalsium
diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai produk
olahan susu seperti keju dan yoghurt. Kekurangan kalsium selama
hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu menjadi meningkat.

3. Pengaruh gizi pada kehamilan


Pengaruh Keadaan Gizi terhadap Proses KehamilanPengaruh gizi terhadap
proses kehamilan dapat mempengaruhi status gizi ibu sebelum dan selama
kehamilan. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin antara lain sebagai
berikut:
a) Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan dan berat
badan ibu tidak bertambah secara normal serta terkena penyakit
infeksi.
b) Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), perdarahan setelah persalinan serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c) Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran , abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan) dan lahir dengan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR).

4. Konsumsi baik dan buruk nutrisi ibu hamil


a. Makanan yang baik bagi ibu hamil seperti daging tanpa lemak, Telur,
Ikan salmon, Kacang-kacangan, Ubi jalar, Walnut, Sayuran daun
berwarna hijau tua, Buah-buahan dan sayuran beraneka warna, Biji-
bijian (gandum tinggi serat dan nutrisi, termasuk vitamin E, selenium,
dan fitonutrien), Makanan Olahan (yoghurt yang terbuat dari susu)
b. Jenis Makanan Yang Kurang Baik Dikonsumsi Saat Hamil antara lain
daging setengah matang, Produk susu yang tidak dipasteurisasi, Telur
mentah dan setengah matang, Kafein, Alkohol, Ikan tertentu karena
kandungan merkuri yang tinggi, dan Sayuran yang tidak dicuci.
5. Menghitung Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
a. Trimester I
Tentukan syarat-syarat pengelolaan makanan untuk ibu hamil
trimester I sesuai dengan keluhan yang dirasakan ibu.
Hitung kebutuhan kalori sehari sesuai dengan Berat Badan Ideal
untuk tinggi badannya.
Rumus BB ideal : 90% (TB – 100)
Menu sehari berdasarkan kebutuhan kalori, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral di atas dengan memperhatikan
variasi variasi dan kombinasi dari menu yang saudara susun. Pada
ibu hamil perlu diperhatikan pemilihan jenis bahan makanan dan
pengolahannya untuk disesuaiakan dengan keluhan ibu hamil.
Bentuk makanan dan frekuensi makan juga perlu disesuaikan
dengan keluhan subyektif ibu misalnya perlu diberikan dalam porsi
lebih kecil dan frekuensi lebih sering.
Hitunglah nilai gizi dari menu yang telah disusun tadi
dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
dengan cara:
Berat bahan mentah (gram) X angka yang tertera dalam DKBM
100
b. Trimester II dan III
Pengelolaan makanan untuk ibu hamil trimester II sesuai dengan
keluhan yang dirasakan ibu. Hitung kebutuhan kalori sehari sesuai
dengan Berat Badan Ideal untuk tinggi badannya.
Rumus BB ideal : 90% (TB – 100)
Lakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada ibu hamil
trimester III. Data subyektif yang perlu diketahui antara lain: Usia
kehamilan, anak ke berapa, aktifitas ibu sehari-hari, nafsu makan,
kebiasaan/kesukaan makan, Keluhan yang dirasakan ibu. Data
obyektif: BB ibu sebelum hamil, BB hamil saat ini, serta TB, Umur
tahun, tekanan darah (mmHg), Hb (g/dl)
6. Contoh Soal

Rumus Harris Benedict

A. Rumus BMR (Basal Metabolic Rate)


 Wanita = 655 + ( 9,56 x Berat Badan ) + (1,85 x Tinggi Badan) –  (4,68 x
Usia)

B. Rumus TEE (Total Energy Expenditure)


Faktor aktivitas dan faktor stress yang di sesuaikan dengan kondisi pasien saat ini.

 TEE = BMR x Faktor aktivitas x Faktor stres

BEE  = 655 + (9,6 x BB) + (1,85 x TB) – (4,68 x Usia)

 = 655 + (9,6 x 59,9) + (1,85 x 158) – (4,68 x 33)


 = 655 + 575,04 + 292,3 -154,44
 = 1377,9 kalori (Kebutuhan energi untuk fungsi kerja organ tubuh)

TEE  = BEE x Faktor Aktivitas x Faktor Stress

 = 1377,9 kal x 1,4 x 1


 = 1929,06 kal + 300 kalori
 = 2229,06 kalori (Kebutuhan energi total pada usia kehamilan)

*AKG 2019 penambahan usia kehamilan Trimester II +300 kal


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama.


Arisman. (2013). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC.
Bobak. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC.
Mitayani., & Sartika, W. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi (Edisi pert). CV. Trans Info
Media.
Utami, R., Gunawan, I. M. A., & Aritonang, I. (2018). Pengaruh Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan terhadap Status Gizi pada Ibu Hamil
di Kabupaten Sleman. Jurnal Nutrisia, 20(1), 19–26.
https://doi.org/10.29238/jnutri.v20i1.115

Anda mungkin juga menyukai