Anda di halaman 1dari 17

TUGAS V

KEPERAWATAN MATERNITAS

MANAJEMEN NUTRISI IBU HAMIL

DOSEN PEMBIMBING : ASMAWATI, S.Kp, M.Kep

DISUSUN OLEH:
NAMA : YULIANA DEWI
NIM: P05120318040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/ 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat tergantung
pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan
persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, pendarahan
pascapersalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena dianggap
makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan, preeklamsia, janin besar, dan
lain-lain (Yulaikhah, 2006).

Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun, ini yang membuat kajian bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan
ini. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka Kematian Bayi
34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 (neraca.co.id).
2. Tujuan
Tujuan penulis untuk melakukan penelitian ini yaitu untuk Mengetahui nutrisi
yang diperlukan ibu hamil, Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu
hamil dan Mengetahui akibat gangguan gizi pada pertumbuhan janin.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Nutrisi Ibu Hamil


Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat hamil.
Zat gizi sendiri menurut Almatsier (2009:3) merupakan ikatan kimia yang diperlukan
tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membagun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013)

2. Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil

Penambahan zat-zat gizi berguna untuk: kesehatan ibu hamil, pertumbuhan


janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan tumbuh kembang bayi. Selama hamil
calon ibu memerlukan lebih banyak zat gizi dari pada wanita yang tidak hamil,
karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya,
bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu
sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain
(Lestari, 2013).

Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%


dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air
ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan
digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibunya. Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat
badan sebesar 11-13 kg. (Sitanggang, 2013).

Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung


karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan
meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara
proporsional. Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan
yang adekuat. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium
akhir kehamilan yaitu pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30
g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38. :
(Lestari, 2013).
a. Karbohidrat

Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan


pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. Konsentrasi glikogen pada hati dan
otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan. Metabolisme karbohidrat ibu
hamil sangat kompleks, karena terdapat kecenderungan peningkatan ekskresi
dextrone dalam urine. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang 65% dari total kalori
sehingga perlu penambahan.

b. Protein

Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian


disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan
persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari
protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus
adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein
loss di urine +30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar
1,01 g/kg. BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita
dengan berat badan 55 kg.

c. Lemak

Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi


mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak dibutuhkan untuk proses laktasi
yang akan datang.Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara
minggu 35-40 kehamilan.

Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid
esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding
sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam tubuh
janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34 dan
16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin.

d. Zat Besi (Fe)

Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus


adekuat selama hamil untuk mencegah anemia. Wanita hamil memerlukan 800 mg
atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan,
karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan
ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga
dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari
suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan
plasenta.

Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan
berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan
bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,
daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.

e. Kalsium (Ca)

Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatan karena


terjadinya peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan
kalsium, dan retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium
diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan
kalsium, kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600
mg/hari dan total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari.
Kalsium dapat diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering,
kacang kedelai kering atau basah, dan brokoli segar.

f. Asam Folat

Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu


sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat
kekurangan asam folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan
kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada kerusakan
organa-organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan
kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan (retardasi
mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per hari selama
kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan 470 ug per hari pada
trisemester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam.
g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu
hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat
meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang
sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak, ragi,
kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.
h. Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel bayi,
terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E dapat
ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji kapas, dan
minyak jagung.

i. Vitamin A

Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi
kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian, dan
daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada masa
kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan dengan
adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang mengalami
down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur yang sudah
difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut, serta
tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yang
rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan
untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa (penglihatan,
penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging, hati, telur,
ayam, seafood, susu, dan kacang.
Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil

Bahan Makanan Trimester I Trimester II dan III


Nasi/ Penukar 3 ¼ gelas 3 ½ gelas
Daging/penukar 2 ½ potong 2 ½ potong
Tempe/ Penukar 5 potong 5 potong
Sayur 3 gelas 3 gelas
Buah 2 potong 2 potong
Minyak 2 sdm 2 sdm
Kacang Hijau 2 ½ sdm 2 ½ sdm
Susu 2 ½ sdm 2 ½ sdm
Tepung sarikedelai - 4 sdm
Gula 1 sdm 1 sdm
Nilai Gizi Trimester I Trimester II dan III
Energi 2095,8 kal 2164,5 kal
Protein 79,5 gram 82,5 gram
Lemak 57 gram 65 gram
Karbohidrat 273,8 gram 275 gram
Vitamin C 70 mg 70 mg
Zat Besi 31 mg 31 mg

Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil


Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut Direktorat Bina
Gizi, Kemenkes (2011)
Pagi:
 Nasi
 Ayam Goreng bumbu lengkuas
 Pepes Tahu
 Oseng-oseng jagung muda + wortel
 Susu
Jam 10.00: Bubur Kacang Hijau
Siang:
 Nasi
 Sop Sayuran
 Ikan balado
 Kripik Tempe
 Jeruk
Jam 16.00: Selada buah
Malam:
 Nasi
 Telur Balado
 Perkedel Tahu
 Tumis Tauge + Baso
 Pisang
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil

a. Faktor Langsung

 Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan


yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.

 Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu
yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.

 Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan


sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.

 Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih


dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa
ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk
pembagian makanan keluarga.

 Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.

 Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat


pemenuhan gizi menurun atau berlebih.

 Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang


dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.

 Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.


Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.

 Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya diberikan


untuk ibu hamil, antara lain:

o Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari
di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu

yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah
buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging
segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang berwarna hijau
tua.

o Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan


gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari
tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap
harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang, rumput
laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan, biji-
bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.

o Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa
vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi
untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4
mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel,
ubi, aprikot, dan tomat.
b. Faktor Tidak Langsung

 Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan


menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai
informasi.

 Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan


tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu
hamil.

 Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong


status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat
memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan
hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.

4. Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin

a. Kekurangan energi dan protein (KEP)

Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan


meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan
ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR
mempunyai resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan
gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat
umum daripada menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi
pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat
lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap
pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan.
Dikaitkan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III
kehamilan sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini
dari perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya
adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang
berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada
masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak.
Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian
perinatal dan menaikkan berat badan bayi.

10
b. Anemia Gizi

Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil,
terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam folat
dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian janin di
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan zat
besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan anemia.
Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara bermakna
lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan
merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada wanita
didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik. Akibat lain dari
defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus, lahir mati, atau bayi
lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.
d. Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan
dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada
dalam masa pertumbuha cepat,
e. Defisiensi Vitamin A

Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan


meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin.
f. Defisiensi Thiamin

Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri


congenital.
g. Defisiensi Kalsium

Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur


tulang secara menyeluruh pada bayi.

5. Faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir Prematur


a. Ibu Tidak Sehat
b. Gaya Hidup tidak sehat

11
c. Riwayat Kehamilan
d. Kondisi Janin
e. Kondisi Psikologi dan Usia Ibu
f. Postur Tubuh
g. Faktor Lain
6. Pencegahan Bayi Lahir Prematur

a. Menjaga Berat Badan Ideal


b. Menjaga Kesehatan Mulut

c. Mencukupi Kebutuhan Nutrisi


d. Rutin Mengkonsumsi Air Putih
e. Menghindari Rokok dan Alkohol
f. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan

12
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu disaat
hamil. Nutrisi ibu disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang
berdampak pada pertumbuhan janin yang dikandungnya.

Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang


adekuat seperti karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat, kolin,
vitamin E, vitamin A, vitamin B1, iodine, dan zinc (seng).

Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu faktor
langsung seperti keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi makanan, pembagian
makanan dan pangan masyarakat, pengetahuan gizi yang kurang, pemenuhan
makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja, pantangan pada makanan
tertentu, selera makan, dan suplemen makanan. Faktor tidak langsung seperti
pendidikan keluarga, faktor budaya dan faktor fasilitas kesehatan.

Kecukupan gizi pada ibu disaat hamil sangat berpengaruh terhadap


pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Beberapa contoh akibat defisiensi gizi
pada janin diantaranya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian janin di dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, janin diresorpsi, lahir mati, bayi lahir lemah,
hambatan pada pertumbuhan janin, kehamilan serotinus, partus lama, prematuritas
dan reterdasi janin, beri-beri congenital, serta kelainan struktur tulang secara
menyeluruh pada bayi

13
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Lestari, Rina. 2013. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil. (Online).
http://rinayarina.pun.bz/files/pemenuhan-gizi-ibu-hamil.pdf, diakses 29
Agustus 2015
Maharani, Dian. 2014. Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur? (Online),
(http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab.
Bayi.Lahir.Prematur) diakses 30 Agustus 2015
Maharani, Dian. 2015. Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di Cincin
Ayahnya . (Online),
(http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan.
Mungil.Tangan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 30 Agustus 2015
Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi dengan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas Bandarharjo
Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, (Online), 1(3),
(http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/), diakses 30 Agustus 2015.

14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai