KEPERAWATAN MATERNITAS
DISUSUN OLEH:
NAMA : YULIANA DEWI
NIM: P05120318040
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat tergantung
pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan
persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, pendarahan
pascapersalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena dianggap
makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan, preeklamsia, janin besar, dan
lain-lain (Yulaikhah, 2006).
Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun, ini yang membuat kajian bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan
ini. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka Kematian Bayi
34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 (neraca.co.id).
2. Tujuan
Tujuan penulis untuk melakukan penelitian ini yaitu untuk Mengetahui nutrisi
yang diperlukan ibu hamil, Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu
hamil dan Mengetahui akibat gangguan gizi pada pertumbuhan janin.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Protein
c. Lemak
Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid
esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding
sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam tubuh
janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34 dan
16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin.
Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan
berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan
bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,
daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.
e. Kalsium (Ca)
f. Asam Folat
i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi
kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian, dan
daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada masa
kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan dengan
adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang mengalami
down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur yang sudah
difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut, serta
tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yang
rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan
untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa (penglihatan,
penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging, hati, telur,
ayam, seafood, susu, dan kacang.
Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil
a. Faktor Langsung
Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu
yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
o Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari
di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu
yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah
buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging
segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang berwarna hijau
tua.
o Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa
vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi
untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4
mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel,
ubi, aprikot, dan tomat.
b. Faktor Tidak Langsung
10
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil,
terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam folat
dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian janin di
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan zat
besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan anemia.
Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara bermakna
lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan
merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada wanita
didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik. Akibat lain dari
defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus, lahir mati, atau bayi
lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.
d. Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan
dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada
dalam masa pertumbuha cepat,
e. Defisiensi Vitamin A
11
c. Riwayat Kehamilan
d. Kondisi Janin
e. Kondisi Psikologi dan Usia Ibu
f. Postur Tubuh
g. Faktor Lain
6. Pencegahan Bayi Lahir Prematur
12
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu disaat
hamil. Nutrisi ibu disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang
berdampak pada pertumbuhan janin yang dikandungnya.
Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu faktor
langsung seperti keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi makanan, pembagian
makanan dan pangan masyarakat, pengetahuan gizi yang kurang, pemenuhan
makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja, pantangan pada makanan
tertentu, selera makan, dan suplemen makanan. Faktor tidak langsung seperti
pendidikan keluarga, faktor budaya dan faktor fasilitas kesehatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Lestari, Rina. 2013. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil. (Online).
http://rinayarina.pun.bz/files/pemenuhan-gizi-ibu-hamil.pdf, diakses 29
Agustus 2015
Maharani, Dian. 2014. Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur? (Online),
(http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab.
Bayi.Lahir.Prematur) diakses 30 Agustus 2015
Maharani, Dian. 2015. Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di Cincin
Ayahnya . (Online),
(http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan.
Mungil.Tangan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 30 Agustus 2015
Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi dengan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas Bandarharjo
Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, (Online), 1(3),
(http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/), diakses 30 Agustus 2015.
14
15
16
17