Untuk pertumbuhan yang normal, tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan
energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrient esensial yang menjadi basis pertumbuhan
(Suandi, 2004). Kebiasaan makan yang diperoleh selama remaja akan berdampak pada
kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut (Arisman,
2004).
1. Asupan energi
Asupan energi untuk remaja putri usia 10-12 tahun adalah 2050 kkal sedangkan usia 13-15
tahun adalah 2350 kkal (Depkes RI, 2005). Energi dibutuhkan untuk dapat mempertahankan
hidup, menunjangpertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari
karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam makanan (Almatsier, 2001).
Kandungan energi yang paling tinggi diperoleh dari bahan makanan yng mengandung
karbohidrat. Karbohidrat ini merupakan sumber energi yang utama bagi hampir seluruh
penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun
jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu gram karbohidrat hanya empat kalori namun bila
dibandingkan dengan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber energi yang murah.
Kejar tumbuh pada remaja sangat sensitif terhadap energi dan perubahan yang terjadi pada
energi. Asupan energi yang rendah menyebabkan retradasi pertumbuhan, berat badan rendah,
dan semistarvasi (Suandi, 2004).
Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase
luteal dibandingkan fase folikuler. Peningkatan 550 kkal/hari. Kesimpulannya bahwa
estrogen menyebabkan efek peningkatan dan penurunan terhadap nafsu makan (Krummel,
1996 dalam Path 2004). Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan
asupan energi belum didapatkan data yang pasti.
Kategori asupan energi dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi
3 yaitu:
2. Asupan lemak
Lemak memegang peran penting sebagai komponen struktural dan fungsional membran sel
dan perkusor senyawa yang meliputi berbagai segi dari metabolisme. Lemak juga sebagai
sumber asam lemak esensial yang diperlukan oleh pertumbuhan, sebagai sumber suplai
energi yang berkadar tinggi, dan sebagai pengangkut vitamin yang larut dalam lemak
(Suandi, 2004).
Perbandingan komposisi energi dari lemak yang dianjurkan adalah 20-30%, hal tersebut
sudah dapat menggambarkan pola makan yang baik karena jumlah ini sudah dapat memenuhi
kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak
(Hardiansyah, 2004).
Apabila dalam tubuh lemak melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal
maka akan terjadi penimbunan lemak sehingga mengakibatkan berat badan lebih dari normal
dan hormon yang dibentuk oleh lemak akan memacu menstruasi datang lebih dini
(Soetjiningsih, 1998).
Asupan tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroid, dibuktikan dengan diet
rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi, lamamya menstruasi, serta
memperpanjang fase folikuler (Path, 2004).
3. Asupan protein
Kebutuhan puncak protein seimbang dengan asupan energi, kebutuhan protein lebih erat
berhubungan ke model pertumbuhan dibandingkan ke usia kronologis. Kebutuhan protein
sehari yang direkomendasikan pada remaja berkisar antara 44-59 gram (Suwandi, 2004). Path
(2004) menjelaskan bahwa asupan protein dan lemak akan meningkat pada fase luteal.
Kategori asupan protein dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi
3 yaitu:
4. Asupan karbohidrat
Sumber energi terbesar tubuh adalah karbohidrat yang menjadi bagian dari berbagai macam
struktur komponen primer diet serat. Karbohidrat disimpan sebagai glikogen atau diubah
menjadi lemak tubuh (Suandi, 2004). Tidak ada ketentuan tentang karbohidrat sehari untuk
manusia namun untuk memelihara kesehatan komposisi energi dari karbohidrat yang
dianjurkan adalah sebesar 60% (Hardiansyah, 2004).
Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot,
dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di
dalam jaringan lemak (Almatsier, 2004). Karbohidrat juga merupakan sumber peningkatan
asupan kalori selama fase luteal pada siklus menstruasi (Krummel, 1996 dalam Path 2004).