Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT


KONSEP GIZI SEIMBANG

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Wulan Angraini,. SKM, MKM

Disusun oleh :

1. Vivi Yuniasari (2013201053)


2. Fahrit Fajri Jawanda (2013201048)
3. Jeni Ardianti (2013201009)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Dasar Ilmu Gizi
Kesehatan ini.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
modul ini terutama Ibu Wulan Angraini ,SKM.,MKM. selaku dosen mata Kuliah
Dasar Ilmu Gizi semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, serta membalas kebaikan yang telah diberikan. Mudah-mudahan makalah ini
dapat di manfaatkan sebaik-baiknya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gizi seimbang yang yang biasa dikenal umum adalah empat sehat lima
sempurna. Konsep ini dikenalkan sejak tahun 1950 oleh Prof Poerwo
Soedarmo, bapak gizi Indonesia. Saat ini, konsep tersebut dianggap tak
sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi.
Sebagai gantinya, kini dikenalkan pedoman gizi seimbang. Pedoman gizi
seimbang (PGS) adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi
seimbang memerhatikan empat prinsip, yakti variasi makanan, pentingnya
pola hidup bersih, pentingnya pola hidup aktif dan olahraga, serta
pemantauan berat badan ideal. Berbeda dengan konsep empat sehat lima
sempurna yang menyamaratakan kebutuhan gizi semuaorang
PGS berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, dan
aktivitas fisik memerlukan gizi yang berbeda sesuai dengan kondisi masing-
masing individu semua itu dibutuhkan karena manusia membutuhkan energi
untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhandan melakukan
aktivitas fisik. Dan energi dan gizi itu diperoleh dari macam-macam
makanan. (Almatsier Sunita, 2004)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh yaitu jenis
kelamin, umur dan status kesehatan. Gizi seimbang adalah susunan pangan
sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal untuk mencegah masalah gizi yang tidak di inginkan nantinya.
Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian
hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang.
Menu berasal dari kata ”menu” yang berarti suatu daftar yang tertulis secara
rinci. Sedangkan definisi menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan
atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau
sekelompok untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi,
siang, dan malam. (Pane, Elviza, Wulandari, dkk, 2020)
Pola menu seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan
istilah ”Empat Sehat Lima Sempurna”. Pola menu 4 sehat 5 sempurna
adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung
semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Menurut Prof. Soekirman,
prinsip gizi seimbang adalah kebutuhan jumlah gizi disesuaikan dengan
golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, serta aktivitas fisik. Tak hanya
itu, perlu diperhatikan variasi jenis makanan.(Dr. Achmad, Djaeni,
Sediaoetama ) Bahan makanan dalam konsep gizi seimbang terbagi atas tiga
kelompok, yaitu:
1. Sumber energi/tenaga : Padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan,
sagu, jagung, dan lain-lain.
2. Sumber zat Pengatur : sayur dan buah-buahan.
3. Sumber zat pembangun : ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-
kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom,susu kedelai.
Konsep gizi seimbang menetapkan tiga belas pesan dasar sebagai pedoman
praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman.

Agar status gizi serta kesehatan yang optimal dapat tercapai ada 13 Pedoman
umum Gizi Seimbang adalah sebagai berikut :
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-
ASI sesudahny
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
11. Hindari minuman yang beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. (Waryana, 2010)
B. Klasifikasi Status Gizi
Kategori status gizi menurut pengukuran berat badan menurut usia (BB/U)
terbagi dalam 4 kategori, yaitu status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang
dan status gizi buruk. (Setyawati, Veria, Ana, Vilda, dkk 2018)
1. Gizi Baik
Gizi baik yaitu keadaan dimana asupan zat gizi sesuai penggunaan untuk
aktifitas tubuh, keadaan gizi baik terjadi karena adanya keseimbangan
jumlah makanan yang dimakan dan yang dibutuhkan tubuh.
2. Gizi Lebih
Gizi lebih merupakan keadaan gizi seseorang yang pemenuhan
kebutuhannya melampaui batas lebih dari cukup (kelebihan) dalam waktu
yang cukup lama. Hal ini dicerminkan pada kelebihan berat badan yang
terdiri dari timbunan lemak, besar tulang dan otot/daging.
3. Gizi Kurang
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas
berfikir, dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Adapun
kelompok yang memiliki resiko gizi kurang, yaitu bayi dan balita (anak-
anak) serta ibu hamil.
4. Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi atau
nutrisinya dibawah standar rata-rata. Gizi buruk biasa terjadi pada balita
ditandai oleh membusungnya perut (busung lapar) dan merupakan bentuk
terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi.
Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni:
a. Marasmus, ialah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat.
b. Kwashiorkor, penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk
(suger baby), bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping
kekurangan protein. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua
punggung kaki sampai seluruh tubuh.
c. Marasmus-kwasiorkor, merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup
mengandung protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal.
C. Komponen (EAR, RDA, AI, UL)
1. Kebutuhan Perkiraan Rata-rata atau Estimated Average Requirements
(EAR), merupakan nilai yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan 50%
masyarakat dalam kelompok usia tersebut berdasarkan kajian literatur
ilmiah. Kegunaannya adalah untuk mengevaluasi kecukupan dari intake
nutrient pada kelompok populasi. (Almatsier Sunita, 2004)
2. Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances
(RDA), merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua
orang sehat (97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh aktivitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.[4] Definisi tersebut menyiratkan bahwa
tingkat asupan yang akan menyebabkan defisiensi gizi berbahaya hanya
2,5%. Ini dihitung berdasarkan EAR dan biasanya kira-kira 20% lebih
tinggi dari EAR (Lihat Menghitung AKG (RDA)). Kegunaanya adalah
sabagai salah satu acuan dalam penilaian atau perencanaan konsumsi
pangan. (Almatsier Sunita, 2004)
3. Asupan Adekuat atau Adequate Intake (AI), jumlah yang ditetapkan di
mana tidak ada RDA yang ditetapkan, namun agak kurang diyakini
memadai untuk semua orang dalam kelompok demografis.
*Kegunaannya sebagai asupan nutrient untuk kelompok orang sehat.
(Almatsier Sunita, 2004)
4. Batas atas asupan atau Tolerable upper intake levels (UL),batas
kehatihatian terhadap asupan nutrisi yang berlebihan (seperti vitamin A)
yang dapat berbahaya dalam jumlah besar. Ini adalah tingkat konsumsi
nutrisi harian tertinggi yang dianggap aman, dan tidak menimbulkan efek
samping pada, 97,5% individu sehat menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh aktivitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis.
Definisi tersebut menyiratkan bahwa kelebihan tingkat asupan sebesar
2,5% sudah berbahaya. Otoritas Keamanan Pangan Eropa (European
Food Safety Authority, EFSA) juga telah menetapkan UL yang tidak
selalu sepakat dengan UL A.S. Misalnya, UL seng adalah 40 mg di A.S.
dan 25 mg menurut EFSA. (Almatsier Sunita, 2004)
BAB III
RINGKASAN

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.

Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di
bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang
produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang
melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan
beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit
jantung dsb. Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan
yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.

Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang
tepat, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi
Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan
menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih,
artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan
untuk hidup sehat dan aktif.
Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, seperti
manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga teratur serta senantiasa
menjaga dan memantau berat badan. Pahami dan Praktikkan pola hidup sehat
dengan prinsip Gizi Seimbang untuk menjaga keadaan gizi tetap baik, yang akan
bermanfaat bagi kesehatan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Alristina Arie Dwi, S.KM, M.Kes. Dkk. 2021. Ilmu Gizi Dasar Pembelajaran.
CV. Sarnu Untung.
Prof. DR. Sediaoetama Achmad Djaeni, Msc. 2006. PT. Dian Rakyat Jakarta.
Sunita. Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama.
Waryana, S.KM, M.Kes. 2010.Pustaka Rihama.
Pane Herviza Wulandary. Dkk.2020. Gizi dan Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai