Anda di halaman 1dari 39

LITERASI ZAT GIZI

MAKRO
dan Pemecahan Masalahnya

Nama : Aji Putra Utama

Npm : 2013201040

Prodi : Kesehatan Masyarakat

Ilmu Dasar Gizi

1. Jenis Potein
 Protein Enzim, Membantu Pembentukan Molekul Baru Dengan
Membaca Informasi Genetik Yang Disimpan Dalam DNA
 Protein Struktural, Mempertahankan Struktur Dan Membangun
Konstruksi Tubuh Dari Tingkat Sel
 Protein Hormon, Bertugas Mengatur Tindakan Dan Fungsi Hormon
Dalam Tubuh
 Protein Antibodi, Mengikat Partikel Asing Tertentu Seperti Virus Dan
Bakteri Untuk Membantu Melindungi Tubuh.
 Protein Transport, Mengikat Dan Membawa Atom Dan Molekul Kecil Di
Dalam Sel Dan Ke Seluruh Tubuh
 Protein Pengikat, Berfungsi Untuk Menyimpan Asam Amino Dan Ion
Logam Yang Dibutuhkan Dalam Tubuh.
 Protein Penggerak, Untuk Pergerakan Otot Dalam Tubuh, Seperti
Mengatur Kekuatan Dan Kecepatan Jantung Bergerak Dan Otot Saat
Berkontraksi.

2. Protein Yang Dimakan 3x24 Jam Ke Depan

Jam 9.25 Makan Nasi Dengan Telur Dadar

Jam 13.20 Makan Nasi Dengan Ikan Goreng

Jam 19.14 Minum Susu Dan Makan Nasi Dengan Ikan Goreng

Daftar Pustaka
Adawiyah, R. 2008. Pengolahan Dan Pengawetan Ikan. PT.Bumi Aksara.
Jakarta. Agmar, S.Y. 2012. Gel Electrophoresis (SDS-PAGE).
Http://Doctorstory.Wordpress.Com/2012/03/17/Gel-Electrophoresis-Sds-
Page/. Diakses Pada Tanggal 4 September 2017. Anam, K. 2009. SDS-PAGE
Dengan Silver Staining Dan Zimmogram.
Bioteknologi Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Andriani, 2006.
Pengganti Formalin, Asam Asetat Dapat Untuk Mengawetkan
Daging Ayam. Tabloid Sinar Tani. Edisi Agustus 2006. Angienda, P.O., B.O.
Aketch, And N.Waindi. 2010. Development Of All-Male
Fingerlings By Heat Treatment And The Genetic Mechanism Of Heat
Induced Sex Determination In Nile Tilapia (Oreochromis Niloicus L.).
International Journal Of Biological And Life Sciences, 6 (1): 38-42.

Nama : Aji Putra

Utama Npm :

2013201040

Prodi : Kesehatan Masyarakat

1. Pengertian lemak adalah senyawa kimia tidak larut air yang disusun oleh unsur Karbon (C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Pengertian lemak bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air), untuk
melarutkan lemak dibutuhkan pelarut khusus seperti eter, klorofom dan benzen. Lemak juga adalah
salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di
alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar

2. Sarapan : air putih (0g)


Makan siang : nasi (0,3g) dan tumis tahu (40g pada minyak, 4,7g pada tahu,

0,4 pada cabai) Makan malam : nasi (0,3g) dan tumis tahu (40g pada minyak,

4,7g pada tahu, 0,4 pada cabai)

3. Daftar Pustaka

Pipit festival w (buku ajar gizi dan diet, surabaya UMsurabaya, 2018)

Vida ana ferda setyawati (dasar ilmu gizi kesehatan masyarakat, Ngaglik,
sleman, jogjakarta, 2018)

Ana samiatul milah (gizi untuk keluarga, jawa barat, 2019)


Nama : Aji Putra Utama

Npm : 2013201040

Prodi : Kesehatan Masyarakat

1. Makanan yang di makan

Sayur Bening = wortel, kubis(vitamin A, larut lemak)

Tumis Tempe = tempe (vitamin B12, larut air), cabai (vitamin C)

larut lemak Susu = (vitamin D, larut lemak)

2. Daftar Pustaka

Vilda ana veria, dasar ilmu gizi kesehatan masyarakat, agustus 2018,

yogyakarta Wiwik kusmawati, buku ajar ilmu gizi, Agustus 2019,

Ponorogo

Susirah Soepardjo, gizi seimbang dalam kehidupan, 2011, jakarta


Nama : Aji Putra Utama

Npm : 2013201040

Prodi : Kesehatan Masyarakat

Dasar Ilmu Gizi

1. Nasi, Sambal Tempe, Dan Sayur Sawi

2. Zat Gizi Makro

 Karbohidrat 400gr yang di perlukan tubuh perhari

 Protein 55gr yang di perlukan tubuh perhari

 Lemak 30gr yang di perlukan tubuh perhari Zat

Gizi Mikro

 Vitamin 90mg yang diperlukan tubuh perhari

 Mineral 100mg yang diperlukan tubuh perhari


Nama : Aji Putra
Utama Npm :
2013201040
Prodi : Kesehatan Masyarakat

1. Masalah gizi timbul karena terjadi suatu ketidak seimbangan atau gangguan antara
asupan yang diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidak seimbangan tersebut bisa berarti
kelebihan maupun kekurangan gizi.

2.
1) Anak-Anak dan ibu hamil yg kekurangan vitamin A
2) Anemia pada ibu hamil
3) gizi kurang pada bayi yg baru lahir
4) stunting pada anak - anak yg masih balita
5) GAKI (kurangnya yodium)
6) Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas 2018) mencatata stunting di
Bengkulu sebesar 27,98% dengan angkat tersebut menunjukan 1 dar 3 anak di
Bengkulu menderita stunting
7) Lebih dari 10 ribu balita di Bengkulu alami gizi burut dan gizi kurang
Nama : Prayoga

Ttl : Bengkulu, 14

juni 2004 TB :

165cm

BB : 90kg

Link jurnal : https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.lppm-
stikesfa.ac.id/index.php/FHJ/article/download/160/61/
&ved=2ahUKEwiJpM2XtY30AhUzHrkGH
WCeDsAQFnoECAUQAQ&sqi=2&usg=AOvVaw34pwBrJn6N71kb2EpRVlNX
Nama : Aji Putra Utama Npm
: 2013201040
Prodi : Kesmas

NO NAMA TEMPAT, TANGGAL JENIS TB BB


LAHIR KELAMIN
1 Dwi Putra Laksono Mojorejo , 20 Oktober Laki-Laki 169 56 kg
2003 cm
2 Doni Ardianto Sambirejo, 11 Laki-Laki 165 50 kg
September 2005 cm
3 Dian Wita Sari Curup, 17 Julii 2002 Perempuan 167 57 kg
cm
4 Meni Curup, 25 Juni 1997 Perempuan 162 50 kg
cm
5 Sri Aryani Sambirejo, 12 Perempuan 157 40 kg
september 2001 cm
6 Diona Agustin Curup, 11 Agustus Perempuan 154 45 kg
2001 cm
7 Dian Febianto Mojorejo , 19 Februari Laki-Laki 170 56 kg
2004 cm
8 Alfiansyah Mojorejo, 15 Maret Laki-Laki 167 55 kg
2003 cm
9 Dea Ayu Sambirejo, 21 April Perempuan 164 55 kg
2002 cm
10 Sella Shasmitha Curup, 20 Mei 2001 Perempuan 154 44 kg
cm
Nama : Aji Putra Utama Npm :
2013201040
Prodi : Kesehatan Masyarakat
Nama : Aji Putra Utama

NPM : 2013201040

- Jelaskan dan berikan contoh FFQ makanan kalian selama 3x24 jam
yang dari tanggal 18-20 Desember 2021

JAWAB :
(Food Frequency Questionnaire) adalah metode yang difokuskan pada
kekerapan konsumsi makanan pada subjek ditambah dengan informasi
kuantitatif jumlah makanan yang dikonsumsi setiap porsi makan.
JENIS HARIAN
MAKANAN
1X 2X 3X
1.Makanan
Pokok
Nasi Putih √
Mie Instan √
Roti Cokelat √
2.Lauk Pauk
Ayam √
Telur √
Ikan sarden √
Tempe √
3.Sayuran
Bayam √
Kangkung √
Sawi √
4.Buahan
Jeruk √
Pisang √
5.SUSU
Susu √

-Tanggal 18

Pagi hari :Roti

Siang hari : Nasi Putih,Telur dadar,Tumisan Kangkung

Sore hari : Nasi Putih,Tempe goreng,Tumisan Kangkung


-Tanggal 19
Pagi hari : Nasi putih, Ikan sarden,Sayur Sawi
Siang hari : Nasi putih,Ikan sarden,sayur sawi,buah

pisang Sore hari : Nasi Putih,Telur sambal

-Tanggal 20

Pagi hari : Roti, Susu


Siang hari : Nasi putih, Ayam santan,Sayur bayam
Sore hari :Nasi putih,Ayam santan,Mie Instan,Buah jeruk
Nama : Aji Putra Utama
NPM : 2013201040
Prodi : Kesehatan Masyarakat

Dasar Ilmu
Gizi
Kesehatan
Masyarakat
1. Secara umum, siklus kehidupan manusia dibagi menjadi masa kehamilan, bayi dan ibu
menyusui, balita, anak sekolah dan remaja, serta lansia. Setiap tahapan kehidupan
memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, kebutuhan kalori dalam
sehari untuk wanita dewasa secara umum adalah 1.900 kkal sementara untuk ibu hamil
dengan kehamilan pada trimester I membutuhkan tambahan sekitar 180 kkal/hari dan 300
kkal/hari pada trimester II dan III.Untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam setiap tahapan
kehidupan, penerapan pola hidup sehat dengan prinsip gizi seimbang adalah kunci
keberhasilan untuk mewujudkan kondisi kesehatan yang optimal untuk saat ini dan masa
yang akan datang.
2. Keadaan kesehatan setiap individu pada setiap tahap daur kehidupan dipengaruhi
secara langsung oleh dua faktor utama yaitu konsumsi makanan dan adanya penyakit
infeksi.Keadaan kesehatan setiap individu pada setiap tahap daur kehidupan dipengaruhi
secara langsung oleh dua faktor utama yaitu konsumsi makanan dan adanya penyakit
infeksi.Sedangkan penyebab tidak langsung adalah ketersediaan pangan di tingkat
keluarga, asuhan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan.
MAKALAH
DASAR ILMU GIZI
Materi 10
( Penilaian Status Gizi Secara Langsung Antropometri )

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Wulan Angraini,. SKM, MKM

Disusun oleh kelompok 8 :

1. Aisyah Rahma Dhanti NPM : 2013201047


2. Ghari Yulian NPM : 2013201032
3. Aji Putra NPM : 2013201040

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan Hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Penilaian Status Gizi Secara
Langsung(Antropometri)" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Gizi. Selain Itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wulan Selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Dasar
Gizi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 7 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1 PENGDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
A. Definisi Antropomteri..............................................................................................2
B. Fungsi Antropometri................................................................................................3

C. Penilaian Status Gizi Metode Antropometri..............................................................4

D. Jenis Parameter.........................................................................................................7

E. Indeks Antropometri.................................................................................................9

F. Pengukuran Antropometri Pada Balita...................................................................13

BAB III PENUTUP.................................................................................................................15


A. Kesimpulan............................................................................................................ 15

DAFATAR PUSAKA.............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri adalah ukuran.
Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan bagian tubuh manusia. Jadi
antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia. Dalam menilai status gizi dengan
metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan
status gizi. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri untuk mengukur
status gizi adalah konsep dasar pertumbuhan. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Gizi Merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian
antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan Gizi normal tercapai bila
kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat Gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan
oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu. Faktor yang secara
langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang
melatar belakangi kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga, produktivitas dan
Pengetahuan tentang gizi anak tersebut. Usia Remaja (10-19 Tahun) biasanya sangat rentan terhadap
masalah gizi, karena pada usia remaja banyak mengalami perubahan secara hormonal dan
berpengaruh pada perubahan fisiknya. Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan
nutrisi yang lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat aktif
dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status gizi.
Konsep dasar antropometri untuk mengukur status gizi adalah konsep pertumbuhan, pada dasarnya
menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Beberapa alasan
antropometri digunakan sebagai indikator status gizi, yaitu: pertumbuhan agar berlangsung baik
memerlukan asupan gizi yang seimbang. Gizi yang tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya
gangguan pertumbuhan, kekurangan zat gizi akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan,
sebaliknya kelebihan asupan gizi dapat mengakibatkan tumbuh berlebih (gemuk). Oleh karena itu
antropometri sebagai variabel status pertumbuhan dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai
status gizi. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Antropomteri
Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri adalah
ukuran. Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan bagian tubuh

1
manusia. Jadi antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia. Dalam
menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia
sebagai metode untuk menentukan status gizi. Konsep dasar yang harus dipahami dalam
menggunakan antropometri untuk mengukur status gizi adalah konsep dasar pertumbuhan.
(Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Antropometri adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran, proporsi,
dan komposisi tubuh manusia. Antropometri mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia.
Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan
adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuhlainnya seperti lingkar
lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul.
Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisaberdiri sendiri untuk menentukan status gizi
dibanding baku atau berupa indeksdengan membandingkan ukuran lainnyaseperti BB/U,
BB/TB.TB/U (Kemenkes RI, 2020). (Sulfianti Sulfianti, 2021)
Ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna
merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok. Ukuran tubuh
manusia bervariasi berdasarkan umur, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok
pekerjaan. Interaksi antara ruang dengan manusia secara dimensional dapat menimbulkan
dampak antropometris, yaitu kesesuaian dimensi-dimensi ruang terhadap dimensi tubuh
manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam
proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi
manusia. (Sulfianti Sulfianti, 2021)

Metode penilaian status gizi dengan antropometri ini memiliki banyak kelebihan.
Pertama, prosedur sederhana, aman, mudah dilakukan di lapangan dan untuk sampel besar.
Tidak memerlukan proses yang rumit untuk melakukan langkah-langkah dalam antropometri
dan mudah dilakukan dimana saja. Kedua, alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat
dibeli atau dibuat di setiap wilayah. (Vilda Ana, 2018)
Kegiatan yang dilakukan dalam antropometri adalah penimbangan, pengukuran tinggi
badan, pengukuran lingkar dada, pengukuran lingkar kepala, pengukuran lingkar lengan atas,
pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit. Masing-masing kegiatan tersebut menggunakan
alat yang berbeda dan parameter serta indeks yang berbeda pula. Untuk lebih jelasnya, akan
dirinci pada sub pokok bahasan di bawah ini. (Vilda Ana, 2018)
Antropometri gizi merupakan pengukuran berbagao macam dimensi dan kompetisi
tubuh dari berbagai tingkatan usia dan tingkatan gizi. Ukuran tubuh yang biasa digunakan

2
adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit.
Terdapat juga beberapa parameter yang sering digunakan yaitu umur, lingkar kepela, lingkar
dada, lingkar pinggang dan lingkar pinggul. (Vilda Ana, 2018)
Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Beberapa contoh jenis ukuran antropometri yang
digunakan untuk menilai status gizi di antaranya berat badan, panjang atau tinggi badan,
lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, lingkar kepala, lingkar dada, dan lainnya.
(Holil M. Par’i, Oktober,2017)

B. Fungsi Antropometri
Fungsi antropometri sebagai parameter untuk menilai status gizi secara garis besar
ada 2, yaitu untuk menilai status pertumbuhan dan untuk menilai status gizi pada populasi
tertentu. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Antropometri sebagai penilaian status pertumbuhan, digunakan untuk menilai
pertambahan ukuran tubuh dari waktu ke waktu. Pertumbuhan tubuh akan berkembang dan
bertambah setiap waktu tergantung asupan gizi yang dikonsumsi. Ukuran tubuh yang dapat
dinilai untuk mengukur pertumbuhan di antaranya adalah berat badan, panjang/tinggi badan,
lingkar kepala yang dilakukan teratur setiap periode tertentu. Misalnya, pemantauan
pertumbuhan yang dilakukan di posyandu dengan memantau pertambahan berat badan
dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), atau pemantauan pertumbuhan yang
dilakukan pada setiap anak balita yang berkunjung di Puskesmas dengan menggunakan
Grafik Pertumbuhan Anak (GPA). (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Fungsi kedua antropometri adalah untuk penilaian status gizi pada waktu tertentu.
Kegiatan penilaian status gizi di sini dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, misalnya
setiap 1 tahun atau 5 tahun sekali atau hanya dilakukan pada 1 kali periode saja dan dilakukan
pada populasi. Tujuan penilaian status gizi di sini adalah untuk mengetahui prevalensi status
gizi pada waktu tertentu atau dapat juga dilakukan untuk mengetahui perkembangan
prevalensi status gizi pada populasi dari waktu ke waktu. Tujuan penilaian status gizi di sini
adalah untuk mengetahui prevalensi status gizi. Contohnya adalah kegiatan Pemantauan
Status Gizi (PSG) yang dilakukan setiap tahun oleh Kementerian Kesehatan RI dan Dinas
Kesehatan. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)

C. Penilaian Status Gizi Metoda Antropometri

3
Untuk menilai status gizi dengan metoda antropometri memerlukan 4 (empat) variabel
yaitu: 1) Jenis kalamin, 2) Umur, 3) Berat Badan, 4) Panjang/Tinggi Badan. (Holil M. Par’i,
Oktober,2017)
1. Jenis Kelamin
Menurut KBBI Jenis kelamin diartikan sebagai sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan
seseorang. Untuk menilai status gizi seseorang, penting memperhatikan jenis kelamin
eseorang karena pola pertumbuhan anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Sehingga kita
tidak boleh hanya mengandalkan kebiasaan nama untuk menentukan jenis kelamin, sebagai
contoh nama Sri tidak selalu perempuan, sebaliknya nama Agus juga tidak selalu laki-laki.
Dengan indeks BB/U kurva pertumbuhan pada umur yang berbeda pertumbuhan berat badan
anak laki-laki lebin tinggi dibanding dengan anak perempuan. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
2. Umur
Umur merupakan lama waktu hidup seseorang durasi atau lama hidup seseorang dari
saat lahir. Berdasarkan Standar Pemantauan Pertumbuhan (2005), umur ditetapkan sebagai
bulan penuh (30 hari). Sebagai contoh umur 23 hari = 0 bulan, umur 3 bulan 14 hari = 3
bulan, umur 3 bulan 29 hari = 3 bulan. Untuk keperluan penilaian status gizi maka umur
dinyatakan dalam satuan bulan penuh. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Teknis untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara :
a. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang dibuat oleh orang
tuanya. Jika tidak ada, jika memungkinkan catatan pamong. Jika diketahui kalender
lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal (Sunda, Jawa, dan lain-lain), cocokkan
dengan kalender nasional,
b. Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat orang tua, atau berdasar kejadian
penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kades, pemilu, banjir, gunung meletus,
dan lain-lain),
c. Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak kerabat/ tetangga
yang diketahui pasti tanggal lahirnya,
d. Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak diketahui, maka
ditentukan tanggal 15 bulan yang bersangkutan. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)

3. Berat Badan
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral yang terdapat di
dalam tubuh. Terdapat beberapa alasan kenapa berat badan digunakan sebagai parameter
antropometri. Alasan tersebut di antaranya adalah perubahan berat badan mudah terlihat
4
dalam waktu singkat, berat badan dapat menggambarkan status gizi saat ini. Untuk
melakukan pengukuran berat badan diperlukan alat yang hasil ukurannya akurat. Untuk
mendapatkan ukuran berat badan yang akurat, maka terdapat beberapa persyaratan di
antaranya adalah alat ukur berat badan harus mudah digunakan dan dibawa, mudah
didapatkan dan harganya relatif murah, ketelitian alat ukur 0,1 kg (100 gram), skala mudah
dibaca, cukup aman digunakan serta alat sudah dikalibrasi. Beberapa jenis alat timbang yang
biasa digunakan untuk mengukur berat badan diantaranya dacin untuk menimbang berat
badan balita, timbangan detecto, bath room scale (timbangan kamar mandi), timbangan injak
digital, dan timbangan lainnya. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
4. Panjang Badan atau Tinggi Badan
Panjang badan atau tinggi badan merupakan parameter antropometri untuk
pertumbuhan linier. Tinggi badan merupakan parameter antropometri untuk menilai
pertumbuhan panjang atau tinggi badan. Perubahan tinggi badan terjadi dalam waktu yang
lama, sehingga sering disebut akibat masalah gizi kronis. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur tinggi badan harus mempunyai ketelitian 0,1 cm. Anak yang berusia 0–2 tahun
diukur dengan ukuran panjang badan, sedangkan anak berusia lebih 2 tahun dengan
menggunakan mikrotois. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
5. Pemantauan Pertumbuhan
Untuk memantau pertumbuhan anak, maka hasil data antropometri di plot kedalam
Grafik Pertumbuhan Anak atau GPA yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. (Holil M.
Par’i, Oktober,2017)
Grafik Pertumbuhan Anak terdiri atas 4 indek yaitu :
a. Panjang/Tinggi menurut Umur (PB-TB/U),
b. Berat Badan menurut Umur (BB/U),
c. Berat Badan menurut Panjang-Tinggi Badan (BB/PB-TB) dan
d. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U). (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
6. Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) Perempuan
Grafik Panjang-Tinggi Badan menurut Umur (PB-TB/U) menunjukkan pencapaian
panjang badan relatif terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi
Anak Perempuan umur 0-2 tahun dan 2-5 tahun dengan indeks PB-TB/U: di bawah -2 SD
disebut Pendek, dibawah -3 SD disebut Sangat Pendek. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Grafik Berat Badan menurut Umur (BB/U) menunjukkan berat badan relatif terhadap
umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi Anak Perempuan umur 0-2 tahun
dan 2-5 tahun dengan indeks BB/U: dibawah -2 SD disebut berat badan kurang, di bawah -3
5
SD disebut berat badan sangat kurang/severly underweight periksa tanda klinis marasmus
atau kwashiorkor. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Grafik Berat Badan menurut Panjang-Tinggi Badan (BB/PB-TB) menunjukkan
pencapaian panjang badan relatif terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0).
Status Gizi Anak Perempuan umur 0-2 tahun dan 2-5 tahun dengan indeks BB/PB-TB: di atas
3 SD disebut sangat gemuk/obese, di atas 2 SD disebut overweight, di bawah 2 SD disebut
kurus, di bawah -3 SD disebut sangat kurus. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Grafik indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) menunjukkan indeks maasa tubuh
(IMT rasio berat badan terhadap panjang/tinggi badan) untuk anak perempuan umur anak 0-
2 tahun dan 2-5 tahun dibandingkan dengan median (garis 0). IMT/U khususnya sangat
berguna untuk penapisan kelebihan berat badan. IMT/U di atas 3 SD disebut sangat
gemuk/obese, 2 SD disebut gemuk/overweight, 1 SD disebut risiko gemuk (overweight).
(Holil M. Par’i, Oktober,2017)
7. Grafik Pertumbuhan ANAK/GPA Laki-Laki
Grafik Panjang-Tinggi Badan menurut Umur (PB-TB/U) menunjukkan pencapaian
panjang badan relatif terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi
Anak Laki-laki umur 0-2 tahun dan 2-5 tahun dengan indeks PB-TB/U: dibawah -2 SD
disebut Pendek, dibawah -3 SD disebut Sangat Pendek. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Grafik Berat Badan menurut Umur (BB/U) menunjukkan berat badan relatif terhadap
umur dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi Anak Laki-laki umur 0-2 tahun dan
2-5 tahun dengan indeks BB/U: di bawah -2 SD disebut berat badan kurang, di bawah -3 SD
disebut berat badan sangat kurang/severly underweight periksa tanda klinis marasmus atau
kwashiorkor. (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Grafik Berat Badan menurut Panjang-Tinggi Badan (BB/PB-T) menunjukkan
pencapaian panjang badan relatif terhadap umur dibandingkan dengan median (Garis 0).
Status Gizi Anak Laki-laki umur 0-2 tahun 2-5 Tahun dan dengan indeks BB/PB: diatas 3 SD
disebut sangat gemuk/obese, di atas 2 SD disebut weight, dibawah 2 SD disebut kurus, di
bawah -3 SD disebut sangat kurus, (Holil M. Par’i, Oktober,2017)
Grafik indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) menunjukkan indeks massa tubuh
(IMT rasio berat badan terhadap panjang/tiggi badan) untuk anak Laki-laki umur anak 0-2
tahun dan 2-5 tahun dibandingkan dengan median (garis 0). IMT/U khususnya sangat
berguna untuk penapisan kelebihan berat badan. IMT/U di atas 3 SD disebut sangat
gemuk/obese, 2 SD disebut gemuk/overweight, 1 SD disebut risiko gemuk (overweight).
(Holil M. Par’i, Oktober,2017)
6
D. Jenis Parameter
Parameter adalah sebuah alat ukur untuk melihat kesuksesan ataupun keberhasilan
dari tujuan. Metode antropometri membutuhkan beberapa parameter, diantaranya umur, berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lengan atas, lingkar kepala, dan lingkar dada. Masing-
masing parameter akan dibahas di bawah ini. (Vilda Ana, 2018)
1) Umur
Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan adalah tahun
umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0 - 2 tahun digunakan bulan usia penuh
(Completed Month). (Vilda Ana, 2018)
Contoh : Tahun usia penuh (Completed Year)
Umur : 10 tahun 5 bulan, dihitung 10 tahun
10 tahun 11 bulan, dihitung 10 tahun
Contoh : Bulan usia penuh (Completed Month)
Umur : 6 bulan 10 hari, dihitung 5 bulan
8 bulan 25 hari, dihitung 8 bulan
Permasalahan yang sering terjadi adalah sebagian besar kader-kader Posyandu dan
orang tua anak, terutama yang memiliki pengetahuan "kurang" menyebutkan umur dengan
pembulatan keatas. (Vilda Ana, 2018)

“Contoh : umur 4 tahun 6 bulan dikatakan umur 5 tahun lahir tanggal 17 Desember
2000, bila sudah masuk tahun 2009 dikatakan umurnya 9 tahun tanpa melihat bulannya apa”
(Vilda Ana, 2018)

2) Berat Badan
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang.
Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat & protein otot menurun. Pada orang yang
edema & acites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan
jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. (Vilda Ana, 2018)

3) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu &
keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Pengukuran tinggi badan u/ anak
balita sudah dapat berdiri, contoh : mikrotoa. (Vilda Ana, 2018)

7
4) Lingkar Kepala
Lingkar kepala : memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala / peningkatan
ukuran kepala. Contoh : Yang sering adalah kepala besar (hidrocefalus) & kepala kecil
(mikrosefalus). Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak & tulang
tengkorak. Lingkar kepala dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam
pengukuran umur. Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai standard of reference.
Tulang tengkorak/ lingkar kepala dipengaruhi oleh suku bangsa dan genetik. Juga
dipengaruhi oleh kebudayaan, seperti orang Amerika Utara, dimana kepala anak agak besar.
(Vilda Ana, 2018)
5) Lingkar lengan atas
Pengukuran LLA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara
deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui
kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronis (KEK). Wanita usia subur adalah wanita usia
15 - 45 tahun. (Vilda Ana, 2018)

6) Lingkar Dada
Biasanya dilakukan pada anak usia 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala danlingkar
dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat &
pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan & 5 tahun, rasio antara lingkar kepala &
dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan
pertumbuhan / kelemahan otot & lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai
indikator dalam menentukan KEP pada balita. Masalah yang sering ditemukan adalah akurasi
pengukuran (pembacaan), karena pernafasan anak yang tidak teratur. (Vilda Ana, 2018)

7) Jaringan Lunak
Otak, hati, jantung & organ dalam lainnya merupakan bagian yg cukup besar dari
berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi. Otot dan jaringan
lemak merupakan jaringan lunak yg sangat bervariasi pada penderita KEP. (Vilda Ana, 2018)

E. Indeks Antropometri
1. Berat badan menurut umur (BB/U)

8
Jika dalam keadaan normal maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan
umur. Jika dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu berat badan berkembang
cepat/ lebih lambat dari keadaan normal. Mengingat karakteristik berat badan labil, maka
indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini atau dengan istilah lain
current nutritional status. .(Vilda Ana, 2018)

Kelebihan Indeks BB/U :


a. Mudah, cepat dimengerti masyarakat umum
b. Baik untuk mengukur status gizi akut/kronis
c. BB dapat berfluktuasi
d. Sensitif terhadap perubahan
e. Dapat mendeteksi kegemukan (over weight)
Kelemahan Indeks BB/U :
a. Mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru jika terdapat edema,asites
b. Daerah terpencil & tradisional, pencatatan umur belum baik
c. Perlu data umur yang akurat, terutama usia balita
d. Sering terjadi kesalahan, seperti pengaruh pakaian/gerakan anak saat penimbangan
Hambatan pada masalah sosial budaya, orang tua tidak mau menimbangkan anaknya
karena dianggap seperti barang dagangan .(Vilda Ana, 2018)
Alat yang digunakan untuk menimbang berat badan adalah timbangan digital dan
dacin. (gambar 2 dan 3)

.(Vilda Ana, 2018)


Timbangan digital seperti pada gambar 2 di atas, digunakan untuk mulai dari seorang
balita yang sudah bisa berdiri tegak sampai dengan dewasa. Kualitasnya tergantung pada
merek. Kekurangan dari timbangan ini adalah kesulitan untuk dikalibrasi dibandingkan
dengan timbangan injak (bathroom) yang biasa dipakai orang awam. Akan tetapi
ketelitiannya lebih tinggi yaitu 0,1 kg. .(Vilda Ana, 2018)

9
.(Vilda Ana, 2018)

Timbangan dacin digunakan untuk bayi dan balita yang belum bisa berdiri tegak. Ada
langkah-langkah yang harus dilakukan agar timbangan dacin dapat digunakan dengan baik,
seperti yang sudah dijelaskan pada gambar di atas. Ketelitian timbangan dacin sama dengan
timbangan digital yaitu 0,1 kg. Masalah yang sering ditemukan di posyandu adalah anak
sering takut dan menagis keteika akan ditimbang sehingga mempengaruhi hasilnya.
Kecerdasan para pembuat program gizi adalah menciptakan sebuah modifikasi terhadap dacin
ini dengan menggantikan sarung timbang menjadi kuda-kudaan agar anak tidak takut lagi saat
ditimbang. .(Vilda Ana, 2018)
2. Tinggi badan menurut umur (TB/U)
Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Kondisi normal, TB
tumbuh seiring pertambahan umur. Maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu.
Beaton & Bengoa ( 1973 ) : bahwa indeks TB/U disamping memberikan status gizi masa
lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi. .(Vilda Ana, 2018)
Keunggulan indeks TB/U :
a. Baik untuk menilai status gizi masa lampau
b. Murah,mudah
Kelemahan indeks TB/U :
a. TB tidak cepat naik, tidak ungkin turun
b. Pengukuran relatif sulit, karena anak harus tegak berdiri
Ketepatan umur sulit di dapat .(Vilda Ana, 2018)

10
.(Vilda Ana, 2018)
Tinggi badan diukur menggunakan alat ukur yang dinamakan "microtoise" atau istilah
awammnya adalah mikrotoa. Gambar di atas menunjukkan dengan jelas bentuk mikrotoa dan
bagaimana menggunakannya. Pertama tarik dari bawah di angka ke atas sepanjang 200 cm
kemudian bagian atas di paku atau lakban. Pastikan mikrotoa menempel dan tidak bergerak
ketika dipakai. Setiap 10 kali, mikrotoa harus di cek ulang apakah bergeser dari angka
seharusnya atau tidak. .(Vilda Ana, 2018)
3. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
Dalam keadaan normal, perkembangan BB akan searah dg pertumbuhan TB dg
kecepatan tertentu. Indeks BB/TB mrp indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini
(sekarang). Indeks BB/TB merupakan indeks yang independen terhadap umur. .(Vilda Ana,
2018)
Keuntungan indeks BB/TB
a. Tidak perlu data umur
b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
Kelemahan indeks BB/TB
a. Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup
tinggi/kelebihan tinggi menurut umurnya, karena faktor umur tidak dipertimbangkan
b. Mengalami kesulitan pengukuran, khususnya kelompok balita
c. Butuh 2 macam alat ukur shg pengukuran relatif lama
d. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran,terutama jika dilakukan
oleh kelompok non-profesional.(Vilda Ana, 2018)
4. Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)
LLA meberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah
kulit. LLA merupakan parameter yang labil, sehingga LLA merupakan indeks status gizi saat
ini. (Jellife, 1966): perkembangan LLA pada tahun pertama 5,4 cm sedangkan pada umur 2

11
tahun - 5 tahun 1,5 cm per tahun, kurang sensitif untuk usia selanjutnya. Penggunaan LLA
sebagai indikator status gizi, disamping digunakan secara tunggal juga dalam dalam bentuk
kombinasi dengan dengan parameter lainnya LLA/U dan LLA/TB yang disebut dengan
quack stick. .(Vilda Ana, 2018)
Keuntungan indeks LLA/U
a. Indikator yang baik untuk menilai KEP
b. Murah, mudah
Alat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi sehingga dapat
digunakan oleh yang tidak bisa baca tulis .(Vilda Ana, 2018)
Kelemahan indeks LLAU
a. Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat
b. Sulit menentukan ambang batas
Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak, khususnya usia 2 - 5 tahun karena
perubahan tidak nampak nyata. .(Vilda Ana, 2018)

.(Vilda Ana, 2018)


Pengukuran lingkar lengan atass seseorang menggunakan alat ukur yang dinamakan
pita LILA. Pita ini memiliki 2 sisi, sisi pertama digunakan untuk mengukur ibu hamil, apabila
berada pada warna merah, berarti berat badan ibu hamil kurang, apabila berada pada warna
putih, berarti berat badan ibu hamil cukup. Sedangkan sisi kedua digunakan pada bayi yang
baru lahir, apabila warna merah berarti berat badan bayi kurang, apabila berada pada warna
putih, berarti berat badan bayi cukup. .(Vilda Ana, 2018)
5. Tebal lemak bawah kulit menurut umur (TLBK/U)
Pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian
tubuh : Bagian lengan atas (triceps & biceps), lengan bawah (forearm), tulang belikat
(subscapular), ditengah garis ketiak (mid axillary), sisi dada (pectoral), perut (abdominal),

12
suprailiaka, paha, tempurung lutut ( supra patellar) dan pertengahan tungkai bawah (medial
calf). .(Vilda Ana, 2018)

.(Vilda Ana, 2018)

Selain dengan menggunakan skin fold caliper, besarnya lemak dalam tubuh juga bisa
dilihat dengan BIA (bio impedance analyzer). Alat bioelectrical impedance ini bentuknya
mirip seperti timbangan elektronik biasa, tapi ada pada bagian remotenya yang bisa ditarik
keatas dengan pegangan seperti motor-motoran. jika kita akan melakukan pengkuran lemak
tubuh pegangan ini harus kita pegang saat menaiki alat ini dengan posisi memegangnya tegak
lurus dengan badan kita. Tidak lupa pula sebelumnya, kita telah mengisi data-data yang
diminta oleh alat ini. Selain mengukur lemak tubuh, alat ini juga mengukur massa otot kita,
proporsi lemak dan otot dibagian tubuh atas, bawah, tangan, dan kaki, mengukur juga body
age. Hal menarik dari pengukuran body age, body age yang dimaksud oleh alat ini adalah
umur dari sel-sel tubuh kita, kadang malah kebanyakannya body age kita bisa jadi jauh lebih
tua daripada usia kita karena pola hidup kita yang kurang sehat. .(Vilda Ana, 2018)

(Vilda Ana, 2018)

F. Pengukuran Antropometri pada balita


Berdasarkan peraturan menteri kesehatan pengukuran antropometri sangat mudah
dilakukan, tetapi juga rentan terhadap error data dan bias. Untuk menghindari hal ini, perlu
diperhatikan kualitas alat dan ketelitian pengukur. Berikut ini adalah beberapa cara yang

13
biasa digunakan untuk melakukan pengukuran berat badan pada balita (Kemenkes RI, 2020):
(Sulfianti Sulfianti, 2021)
1. Menggunakan dacin
Dacin adalah salah satu alat yang biasa digunakan dalam kegiatan posyandu balita
karena sangat memenuhi syarat sebagai alat ukur. Cara menggunakan dacin dalam proses
penimbangan: (Sulfianti Sulfianti, 2021)
a. Gantungkan dacin pada dahan pohon, palang rumah, penyangga kaki tiga (tripod)
b. Periksa kembali apakah dacin sudah menggantung dengan kuat
c. Sebelum dipakai, letakkan bandul geser pada angka 0 (nol)
d. Pasanglah sarung timbang yang kosong pada dacin
e. Seimbangkan dacin yang sudah dibebani sarung timbang
f. Posisikan anak dengan baik di dalam dacin dan seimbangkan
g. Tentukan berat badan anak dengan membaca angka diujung bandul geser
h. Catat hasil penimbangan di buku pencatatan
i. Geserlah bandul geser ke angka nol, setelah itu keluarkan anak dari sarung
timbang(Sulfianti Sulfianti, 2021)
2.  Menggunakan timbangan injak
Anak terkadang merasa tidak nyaman atau takut ketika harus dimasukkan kedalam
sarung timbang sehingga menimbulkan tangisan atau gerakangerakan yang akan menyulitkan
pengukur dalam melakukan pengukuran. Untuk mengatasi hal ini, anak dapat ditimbang
bersama ibunya menggunakan timbangan injak dalam posisi digendong. (Sulfianti Sulfianti,
2021)
Berikut ini adalah tahapannya:
a. Letakkan timbangan di bagian yang rata/datar dan keras
b. Jika berada diatas rumput yang tebal atau karpet tebal, pasanglah kaki tambahan pada
timbangan untuk bisa mengatasi daya pegas dari alas yang tebal
c. Periksa alat timbang untuk memastikan telah menunjukkan angka "00.00" sebelum
melakukan penimbangan
d. Mintalah ibu menggendong anaknya tanpa bantuan kain atau selendang, kemudian
berdiri ditengah timbangan
e. Pastikan posisi ibu; badan tegak, mata lurus kedepan, kaki tidak menekuk dan kepala
tidak menunduk.
f. Catatlah hasil penimbangan kemudian minta ibu untuk turun dari timbangan

14
g. Ulangi proses penimbangan, kali ini hanya ibu saja kemudian catat hasil pengukuran
(Sulfianti Sulfianti, 2021)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri adalah
ukuran. Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan bagian tubuh
manusia. Jadi antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia. Dalam
menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia
sebagai metode untuk menentukan status gizi. Faktor yang secara langsung mempengaruhi
status gizi adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Antropometri adalah ukuran tubuh
manusia sebagai metode untuk menentukan status gizi. Konsep dasar antropometri untuk
mengukur status gizi adalah konsep pertumbuhan, pada dasarnya menilai status gizi dengan
metode antropometri adalah menilai pertumbuhan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Vilda Ana, V. S. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Deepublishh.

Sumber: GoogleBook

Sulfianti Sulfianti, S. S. (2021). Penentuan Status Gizi. Yayasan Kita Menulis.

Sumber: GoogleBook

16
Holil M. Par’i, S. M. (Oktober,2017). Penilaian Status Gizi. Hak Cipta dan Hak Penerbitan dilindungi
Undang-undang.

17

Anda mungkin juga menyukai