Anda di halaman 1dari 41

Pengaturan

Nutrisi Pada
Dewasa dan
Lansia
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi dan Diet
Dosen Pengampu:
Diding Kelana Setiadi
Kelas 1B
Kelompok 3
ANGGOTA :

1. Afifah Nurliana Rahmawati (2001934)


2. Dea Dian Nurfarida (2001941)
3. Nur Komariah (2001899)
4. Rena Nurhudayanti (2001963)
5. Ririn Rindayani (2001960)
6. Risma Aulia Rahman (2001940)
7. Rivany Azzahra Hidayat (2002072)
8. Siti Nur Aisyah Pratama Bintang (2001908)
9. Tarissya Fitriana Bunga Pahlepy (2001929)
10. Tia Nuraeni (2001904)
11. Viazensa Tiara Pratami (2001894)
Konsep
Nutrisi
Bagi
Orang
Dewasa
Dalam keadaan normal tubuh
mengatur keseimbangan antara energy
yang diperoleh dari makanan dengan
energy yang diperlukan tubuh, guna
mempertahankan kelangsungan hidup.
Pada orang dewasa, dimana tidak
terjadi proses pertumbuhan lagi,
kebutuhan zat-zat gizi lebih tergantung
pada aktifitas fisiknya.
Kebutuhan
Nutrisi Pada
Orang
Dewasa
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun
sesuai dengan bertambahnya usia, ini dikarenakan
menurunnya metabolisme basal dan berkurangnya
aktivitas fisik. Kebutuhan asupan energy akan
menyebabkan kenaikan berat badan. Kebutuhan
energy berbeda-beda bagi setiap orang. Anjuran
kebutuhan energy ditetapkan dalam Angka
Kecukupan Gizi (AKG).
2. Kebutuhan Karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari
total kebutuhan energi, terutama dalam bentuk
karbohidrat kompleks seperti yang terdapat dalam
padi-padian (beras, jagung, gandum, dan hasil
olahannya seperti roti) dan umbi-umbian (kentang,
singkong, danubi). Sedangkan untuk karbohidrat
sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi 5
persen dari kebutuhan energi total atau paling
banyak 4-5 sendok sehari (Almatsierdkk, 2013).
4. KebutuhanLemak
3. Kebutuhan Protein
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen
dari total kebutuhan energi. Konsumsi
atau dari kebutuhan total energi. Kebutuhan
lemak pada usia dewasa dianjurkan
konsumsi protein pada kelompok usia
mengkonsumsi daging tanpa lemak,
dewasa digunakan untuk menggantikan
ayam tanpa kulit, ikan, susu tanpa
protein yang hilang akibat rutinitas sehari-
lemak (skim) serta mengurangi santan
hari melalui urin, feses, kulit dan rambut,
dan goreng-gorengan (Almatsierdkk,
serta untuk mengganti sel-sel yang rusak.
2013).

5. Kebutuhan Vitamin
Angka kebutuhan vitamin pada
kelompok usia dewasa umunya dapat
dipenuhi apabila makanan sehari-hari
sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang
(PGS).
6. Kebutuhan mineral
Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat dipenuhi
apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS).
Beberapa mineral yang perlu diperhatikan yaitu garam natrium, besi dan kalsium.
Garam natrium terdapat dalam garam dapur (NaCl) dan monosodium glutamat
(MSG). Konsumsi garam natrium dibatasi hingga 6 g/hari (2400 mg/hari). Selain itu
dianjurkan untuk membatasi makanan yang diawetkan menggunakan garam
seperti ikan asin, ikan asap, makanan kaleng, serta acar begitu pula dengan MSG.
AKG besi pada perempuan dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa
setengah tua karena pada usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan
melalui menstruasi. Makanan sumber zat besi yang dianjurkan adalah daging
merah, hati, kuning telur, sayuran hijau, serta kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tahu dan tempe. Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan
menjaga agar tulang tetap kuat. Asupan kalsium yang cukup setiap hari dapat
mencegah terjadinya osteoporosis dikemudian hari. Makanan kaya kalsium yang
dianjurkan untuk dikonsumsi adalah susu dan hasil olahannya (Almatsierdkk,
2013).
Perubahan Fisiologis
Pada Masa Dewasa
Masa dewasa dibagi menjadi 3 tahap, yaitu masa dewasa muda, dewasa
menengah, dan dewasa tua. Pada usia dewasa Pola Pertumbuhan Berhenti Beralih
ke Tingkat Homostatis (Tidak Berubah/Stabil). Konsep keseimbangan ini dapat
dilihat pada metabolisme karbohidrat, lemak dan terutama protein. Tingkat
stabilitas metabolik tubuh tingkat dewasa merupakan hasil keseimbangan antara
tingkat pemecahan protein tubuh dan sintetis jaringan protein. Pada masa dewasa
tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan fisik tetapi juga mulai
mengalami penurunan fungsi. Keadaan puncak dari keadaan fisik membuat
beberapa orang terlena dan mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang
dapat berpengaruh terhadap Kesehatan di kemudian hari. Penyakit degenerative
juga muncul pada masa ini. Komposisi tubuh orang dewasa bervariasi tergantung :
Jenis kelamin, berat badan dan umur. Umumnya, dengan bertambahnya usia orang
dewasa, aktifitas fisik menurun, dan masa tubuh tanpa lemak menurun.
Penilaian Status Gizi
Pada Dewasa

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang


yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat
gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi
kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005).
Penilaian status gizi (PSG) menurut Hartriyanti dan Triyanti (2007)
adalah interpretasi dari data yang didapatkan dari berbagai metode untuk
mengidentifikasi populasi atau individu yang berisiko status gizi buruk.
Penilaian
status gizi dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu secaralangsung
dan secara tidak
langsung(Supariasa,2001).
Penilaian status gizi secara langsung
1. Pengukuran Antropometri
Berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensitubuh dan komposisi tubuh dan tingkat
umur dan tingkat gizi.
2.Klinis
Metode ini umumnya digunakan untuk surveyklinis secara tepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan
salah satuatau lebih zat gizi dan untuk mengetahui tingkat status gizi seorang denganmelakukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda dangejala atau riwayat penyakit.
3.Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalahpemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan.
4.Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan statusgizi dengan melibat kemampuan
fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Penilaian secara tidak langsung
a.Survei Konsumsi
Makanan Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga.
Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif
dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif
dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga dalam
memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati, 2004).
b.Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data
mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian
menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik
pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan
gizi (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
c.Faktor Ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat
terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan
lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahui
penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat
berguna untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2001).
Kebutuhan Zat Gizi Pada Masa
Dewasa

01 Kebutuhan zat gizi


.
02 Kebutuhan energi
.
Kebutuhan zat gizi: Kebutuhan energi:

1. Merupakan besarnya zat gizi yang


diperlukan oleh tubuh agar individu
tersebut dapat hidup sehat dan produktif.
2. Sudut pandang yang digunakan adalah
individu 1. Karbohidrat
3. Biasanya digunakan pada saat akan 2. Protein
menentukan kandungan gizi dari suatu 3. Lemak
menu yang akan direkomendasikan pada 4. Vitamin
orang tertentu. 5. Mineral
4. Nilainya cenderung lebih tinggi dari pada 6. Zat besi
Angka Kecukupan Gizi (AKG)
5. Untuk menentukan angka kecukupan gizi
maka harus menggunakan tabel AKG
berdasarkan WNPG 2004
Kecukupan gizi pada
masa dewasa
  Kelompok Umur
Jenis Zat Gizi Pria Wanita
19 – 29 Tahun 30 – 49 Tahun 50 – 64 Tahun 19 – 29 Tahun 30 – 49 Tahun 50 – 64 Tahun

Karbohidrat (gr) 375 394 349 309 323 285

Protein (gr) 62 65 65 56 57 57
Lemak (gr) 91 73 65 75 60 53
Vitamin  
Vit. A (mg) 600 600 600 500 500 500
Vit. D (mg) 15 15 15 15 15 15
Vit. E (mg) 15 15 15 15 15 15
Vit. B1 (mg) 1,4 1,3 1,2 1,1 1,1 1,0
Vit. B2 (mg) 1,6 1,6 1,4 1,4 1,3 1,1
Vit. B3 (mg) 15 14 13 12 12 10
Vit. C (mg) 90 90 90 75 75 75
Mineral  
Kalsium (mg) 1100 1000 1000 1100 1000 1000

Zat Besi 35 35 30 26 26 12
(mg)
Masalah-masalah
Gizi pada Dewasa
Masalah Akibat
Kekurangan
Kurang gizi dapat mengakibatkan banyak kelainan antara lain:
  Resiko mengalami komplikasi penyaki seperti campak, pneumonia, dan diare lebih

tinggi.
2.         Depresi
3.         Resiko komplikasi setelah operasi meningkat
4.         Resiko hipotermia atau suhu rendah
5.         Imunitas menurun sehingga meningkatkan risiko terhadap infeksi
6.         Penyembuhan terhadap luka dan penyakit lama
7.         Gangguan kesuburan

Sedangkan resiko penyakit yang ditimbulkan antara lain :


1.    Anemia, hal ini disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan sumber zat besi
2.    Gondok, akibat kurangnya mengkonsumsi yodium
3.    Kebutaan, disebabkan kurangnya mengkonsumsi vitamin A. (Almatsier.2003)
Masalah Akibat
Kelebihan
Dampak kelebihan gizi pada orang dewasa dapat menyebabkan penyakit:
1.         Jantung koroner
2.         Diabetes melitus
3.         Hipertensi
4.         Penyakit hati

Penyebab dari kelebihan gizi disebabkan oleh kebanyakan energi dibandingkan


pengeluaran energi. Efek Kekurangan Atau Kelebihan gizi merupakan dua hal yang sangat
berlawanan, tetapi sama-sama menjadi masalah karena cukup banyak terjadi. Kedua hal
ini sebenarnya termasuk dalam keadaan malnutrisi. Malnutrisi dapat berupa keadaan
kekurangan nutrisi karena tidak mengkonsumsi cukup kalori untuk pertumbuhan dan
kebutuhan energi sehari-hari atau tidak dapat menggunakan nutrisi yang masuk dalam
tubuh dengan baik karena penyakit tertentu. Sebaiknya, malnutrisi juga dapat berupa
keadaan nutrisi berlebih karena mengkonsumsi terlalu banyak kalori.
GIZI PADA
LANSIA
KELOMPOK 5
ANGGOTA :
1. Dea Dian Dini Nurfarida (2001941)
2. Nurkomariah (2001899)
3. Rena Nurhudayanti (2001963)
4. Ririn Rindayani (2001960)
5. Siti Nur Aisyah Pratama Bintang ( 2001908)
6. Tarissya Fitriana Bunga Pahlepy (2001929)
Gizi
Gizi -> zat kimia yang terdapat dalam makanan yang diperlukan manusia
untuk memelihara, menjaga dan meningkatkan kesehatan

Bahan-­bahan kimia yang diperlukan tubuh untuk hidup, tumbuh, bergerak dan
menjaga kesehatannya, dan sumber bahan-bahan kimia itu berasal dari makanan.
Masalah gizi di Indonesia
 kurang energi protein (KEP),
 obesitas,
 anemia,
 defisiensi vitamin A
 gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY).
• Mempertahankan kualitas hidup
• Proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi
Asupan Gizi komplikasi (lansia yang sakit)

• sumber makanan yang bergizi dengan pengolahan


yang baik untuk masyarakat khususnya bagi para
Bahan
pangan lokal lansia
• sebagai pendidik dan penyedia
• unit pelayanan
• melanjutkan perawatan pada lansia
• menetapkan hubungan yang berkelanjutan dengan petugas kesehatan
Keluarga
Lansia

Tahap akhir dalam kehidupan manusia, ditandai dengan


menurunnya kemampuan kerja tubuh akibat perubahan atau
penurunan fungsi organ-organ tubuh
WHO Kementrian Kesehatan RI

• Usia pertengahan (45-59


tahun) • Pra lanjut usia (45-59 tahun)
• Lanjut usia ( 60-74 tahun) • Lanjut Usia (60-69 tahun)
• Lanjut Tua (75-90 tahun) • Lanjut usia resiko tinggi (≥70
• Usia sangat tua (>90 tahun) tahun atau ≥ 60 tahun
dengan masalah kesehatan)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA

1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan


2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
menimbulkan konstipasi.
6. Penyerapan makanan di usus menurun.
Masalah Gizi Pada Lansia

Kekuranga
Gizi lebih Gizi kurang
n vitamin
Kebutuhan Gizi Pada Lansia
Penentuan status gizi lansia dilakukan dengan pengukuran
berat badan (BB) dan tinggi lutut (TL).
Rumus TL Chumlea yang digunakan untuk memprediksi tinggi
badan (TB) :
1. Lansia pria : TB = 84,88 – (0,24 x Usia) + (1,83 x Tinggi Lutut)
2. Lansia wanita : TB = 64,19 – (0,04 x Usia) + (2,02 x Tinggi
Lutut)
Gizi yang Dibutuhkan

 Protein(ikan dan daging)


Usia > 50 tahun : 0,8gr/kg berat badan, tapi ada juga yang
merekomendasikan hingga 1,2 gr/kg bb.
 Karbohidrat
berkisar 45-60% dari total energi. Pilihan makanan yang
berindeks glikemik rendah harus diutamakan.
 Lemak
Rekomendasi kebutuhan lemak sekitar 25% dari total
kebutuhan energi dan total kolesterol < 200 mg/hari.
PRINSIP GIZI UNTUK LANSIA

• Seimbang
• Memenuhi Selera
• Menyenangkan untuk makan
BERAPA
KEBUTUHAN
1.
ENERGI?
Rata-rata kebutuhan energi lansia

a.Laki-laki = 2200 kkal


b.Perempuan = 1900 kkal
Kebutuhan Energi dibagi dalam Jadwal
Makan Sehat

07.00 13.00 19.00


10.00 16.00
Sarapa Makan makan
Snack Snack
n siang malam
10% 10%
25% 30% 25%
KARBOHIDRAT
Sebagai Sumber Energi
Nasi, kentang, roti, mie, umbi-
umbian
Kurangi gula
3 porsi sehari
1. (1 porsi setiap makan)
PROTEIN
Memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak
Tahu, tempe, daging, ikan, telur, susu
3 porsi sehari, tapi dari daging
maksimal 1 porsi saja
SAYUR DAN BUAH
Serat = banyak manfaat
5 porsi
Sayur 3 porsi
Buah 2 porsi
Bahan makanan yang dianjurkan
 Bahan makanan segar (tidak diawet)
 Bahan makanan sumber karbohidrat : havermout/oatmeal, roti gandum, beras merah, beras
Tumbuk
 Bahan makanan sumber protein : susu rendah lemak,ikan, tempe, tahu
 Bahan makanan sumber lemak : alpukat, kacang tanah/selai kacang, minyak kedelai, minyak
jagung.
 Sayur-sayuran berwarna hijau, oranye : bayam, wortel,brokoli, labu kuning, labu siam, tomat,
sayur hijau dan sayuran segar untuk lalapan
 Buah-buahan segar : pepaya, pisang, jeruk, nanas, apel, dll
Hal yang perlu diperhatikan

 Porsi makan kecil dan sering, dianjurkan makan besar 3 kali dan selingan 2 kali sehari.
 Sayuran dipotong lebih kecil, bila perlu dimasak sampai empuk, daging dicincang dan
buah dijus/blender
 Untuk memenuhi kebutuhan air, minum air 6-8 gelas sehari.
 Makan bersama teman akan lebih meningkatkan nafsu makan.
 Penggunaan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lada,
gula, cuka, dan lain-lain akan meningkatkan cita rasa makanan
Perencanaan makan untuk lansia

 Makanan harus mengandung zat gizi dari


makanan yang beraneka ragam
 Makan lebih sering dengan porsi yang
kecil.
 Banyak minum dan kurangi garam
 Batasi makanan yang manis-manis atau
gula, minyak dan makanan yang berlemak
seperti santan, mentega dll.
 Batasi minum kopi atau teh.
 Makanan mengandung zat besi seperti :
kacang-kacangan, hati, telur, daging
rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
 Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan
dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang
digoreng
SEKIAN

 TERIMAKASIH 
Orang mampu
menikmati
hidup apabila
memiliki
kesehatan yang
baik

Anda mungkin juga menyukai