Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Hakim dan Karyadi (1988) dalam Budianto (2009),

Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme energi. Dua

proses anabolik fundamental yang bebas satu sama lain terjadi selama kehamilan.

Proses pertama ialah pertumbuhan serta pematangan janin dan plasenta yang

selanjutnya menjadi bayi, dengan berat waktu lahir kira-kira 3,4 kg. Sebagai

tambahan, si ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik dan metabolik selama

mengandung, yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang terjadi

dalam janin dan plasenta. Hal-hal tersebut dikatalis oleh perubahan kelenjar-

kelenjar endokrin pada si ibu sehingga membesarkan ukuran uterus, payudara,

volume darah ibu, cairan ketuban, dan massa jaringan adiposa. Sebagai akibat

proses-proses anabolik tersebut, kebutuhan zat gizi umumnya meningkat selama

kehamilan. Karena itu, penting sekali menganjurkan wanita hamil agar

mengkonsumsi makanan yang cukup kalori serta zat-zat gizi pelindung.

Serangkaian peristiwa kompleks terjadi setelah melahirkan. Wanita

memiliki beberapa keadaan yaitu keadaan tidak hamil, keadaan sesudah

melahirkan dan keadaan dimulainya adaptasi psikologis sebagai ibu. Orang tua

memiliki peran dan tanggung jawab baru pada saat bayi masuk secara sosial ke

dalam keluarga baru. Perubahan ini mempengaruhi kehidupan seluruh wanita dan

keluarganya, berespon dan beradaptasi dengan cara mereka masing-masing.

1
2

Persalinan merupakan peristiwa penting dan mulia. Kejadiannya penuh

ketegangan yang menguras tenaga dan sangat melelahkan. Oleh karena itu, ibu

yang telah melahirkan perlu mendapatkan perawatan sebaik-baiknya. Perawatan

fisik dan pemenuhan kebutuhan dasar pada masa puerperium harus mengarah

pada tercapainya kesehatan yang baik, dengan upaya bidan diarahkan pada

identifikasi dan penatalaksanaan masalah kesehatan yang muncul pada masa nifas

tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian nutrisi?

2. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada ibu hamil?

3. Bagaimana definisi masa nifas?

4. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada ibu nifas?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah

untuk melengkapi tugas, serta memahami tentang pengertiannutrisidan definisi

ibu pada masa nifas, serta kebutuhan nutrisi ibu hamil dan ibu pada masa nifas.

D. Sistematika Penulis

Pada makalah ini, penyusun menjelaskannya dimulai dengan bab

pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat, serta sistematika penulis atau penyusun.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi

Nutrisi atau Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh

manusia yang mengadung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin,

mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia

(Sartika, Mitayani, 2008).

B. Kebutuhan Energi dalam Kehamilan

Energi tambahan dibutuhkan selama kehamilan untuk mendukung

kehamilan dan pertumbuhan janin. Metabolisme meningkat 15% selama

kehamilan. (Mahan,Stump,2004). Kebutuhan energi untuk kehamilan yang

normal kira-kira 80.000 kkal di atas konsumsi biasanya selama seluruh masa

kehamilan yaitu 280 hari. Kebutuhan energi ini memperhitungkan kebutuhan

energi untuk pertumbuhan janin dan plasenta serta memenuhi kebutuhan-

kebutuhan lain karena perubahan tubuh ibu selama kehamilan. Hal ini berarti

penambahan sebanyak 300 kkal setiap hari selama masa hamil (Budianto, 2009).

World Health Organization (WHO) menganjurkan penambahan

sebanyak 150 kkal per hari di atas konsumsi harian selama trimester pertama dan

350 kkal per hari di atas konsumsi harian sesudah masa itu. Angka-angka ini

3
4

dihitung hanya berdasarkan kehamilan, dan tidak memperhitungkan faktor lain

seperti variasi aktivitas fisik, perubahan temperatur sekeliling atau kebutuhan

untuk pertumbuhan kedewasaan yang tak ada kaitannya dengan kehamilan.

Pengeluaran energi menurun selama trimester ketiga karena berkurangnya

kegiatan (Budianto, 2009).

C. Kebutuhan Nutrisi Ibu Pada Masa Kehamilan

1. Karbohidrat

Peran utama karbohidrat adalah menyediakan energi untuk sel-sel di

dalam tubuh, terutama otak dan sistem saraf pusat. Dalam kehamilan, janin

menggunakan glukosa sebagai sumber utama energinya.Perpindahan glukosa dari

ibu ke janin diperkirakan sekitar 17-26 gram/hari, dan di akhir kehamilan

kebanyakan glukosa dipakai untuk perkembangan otak janin (Shils et al, 2006).

Rekomendasi asupan harian atau Dietary Recommended Intake (DRI)

menyarankan kebutuhan rata-rata karbohidrat pada ibu hamil adalah 135-175

gram/hari. Jumlah ini cukup dan mampu menyediakan kalori yang cukup,

mencegah terjadinya ketosis, dan menjaga kadar glukosa dalam darah yang

(Mahan, Stump, 2004).

2. Protein

Protein merupakan komponen struktural utama di dalam tubuh

manusia. Protein juga dapat berfungsi sebagai enzim dan hormon. Selama

kehamilan terjadi peningkatan perombakan protein di dalam tubuh dan sejumlah

4
5

protein dapat terakumulasi sejalan dengan pertumbuhan janin, uterus, volume

darah, plasenta, cairan amnion (Shils et al, 2006).

Ibu hamil membutuhkan tambahan protein untuk mendukung sintesis

jaringan tubuhnya dan jaringan tubuh janin. Kebutuhan protein meningkat selama

kehamilan dan mencapai puncak pada trimester ketiga. Adapun rekomendasi

asupan harian untuk protein sebesar 71 gram/hari (Mahan, Stump, 2004).

3. Lemak

Lemak merupakan sumber energi terbesar untuk tubuh manusia dan

menjadi komponen penting dalam penyerapan vitamin-vitamin larut lemak dan

karotenoid (Shils et al, 2006). Jumlah asupan lemak seharusnya bergantung

kepada kebutuhan energi untuk penambahan berat badan yang sesuai selama

kehamilan. Jumlah anjuran lemak n-6 polyunsaturated atau lemak tak jenuh

sebesar 13 gram/hari, sementara untuk lemak n-3 polyunsaturated sebesar 1,4

gram/hari (Mahan, Stump, 2004).

4. Vitamin Larut Lemak

Vitamin A berperan penting dalam pengaturan eskpresi gen serta

mendukung proliferasi dan diferensiasi sel secara khusus untuk perkembangan

tulang belakang, medula spinalis, anggota gerak, jantung, mata dan telinga (Shils

et al, 2006). Jumlah asupan vitamin A yang disarankan untuk ibu hamil dengan

usia kurang dari 18 tahun adalah sebesar 750 µg retinol atau 2800 IU, sedangkan

untuk ibu hamil dengan usia lebih dari 18 tahun sebesar 770 µg atau 3000 IU.

5
6

Kelebihan asupan retinol dapat menyebabkan efek teratogenik yakni kelainan

neural crest (Mahan, Stump, 2004).

Vitamin D berfungsi untuk menjaga kadar serum kalsium dan

konsentrasi fosfor dengan cara meningkatkan penyerapan sistem gastrointestinal.

Selain itu, Vitamin D juga merupakan antiproliferasi yang poten. Dalam

kehamilan, peningkatan asupan vitamin D meningkatkan konsentrasi 25(OH)D3

di sirkulasi. Jumlah asupan vitamin D yang disarankan sebesar 5 µg (200 IU)/hari

(Shils et al,2006). Defisiensi vitamin D dalam kehamilan dapat berhubungan

dengan terjadinya hipokalsemia pada neonates, hipoplasia enamel gigi, serta

mempengaruhi mineralisasi tulang janin (Mahan, Stump, 2004).

Vitamin E berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh. Vitamin E

atau Tokoferol juga berfungsi menghambat aktivitas protein kinase. Jumlah

asupan vitamin E yang disarankan tidak berbeda untuk wanita yang sedang hamil

dan ttokoferol (Shils et al, 2006).

Vitamin K berperan sebagai koenzim dalam sintesa protein tertentu

yang berperan dalam koagulasi dan metabolism tulang (Shils et al, 2006). Jumlah

asupan vitamin K yang disarankan selama kehamilan tidak berbeda baik untuk

wanita hamil dan tidak hamil, yakni sebesar 90mg/hari untuk wanita usia lebih

dari 18 tahun dan 75mg/hari untuk wanita kurang dari 18 tahun (Mahan, Stump,

2004).

5. Vitamin Tidak Larut Lemak

6
7

Vitamin B1 atau thiamin berperan sebagai koenzim dalam

metabolisme karbohidrat dan asam amino-rantai-bercabang. Peningkatan

kebutuhan thiamin sebesar 30% dalam kehamilan didasarkan pada peningkatan

pertumbuhan baik untuk kompartemen maternal dan janin (Shils et al, 2006).

Vitamin B2 atau riboflavin berperan sebagai koenzim dalam banyak

reaksi oksidasi-reduksi di dalam tubuh. Kebutuhan tambahan untuk riboflavin

selama masa kehamilan didasarkan pada penambahan kebutuhan energi dan

pertumbuhan (Shils et al, 2006).

Vitamin B3 atau niacin dibutuhkan untuk pembentukan nicotinamide-

adenine dinucleotide yang berperan dalam proses oksidasi dan biosintesis asam

lemak serta steroid (Shils et al, 2006).

Vitamin C atau asam askorbat yang dianjurkan selama masa kehamilan

adalah 80-85 mg/hari atau 20% lebih banyak dibanding yang wanita yang tidak

hamil (Cunningham, Leveno, 2005).

6. Air dan Elektrolit

Air merupakan pelarut dalam berbagai reaksi biokimia. Air berperan

penting dalam mempertahankan volume intravascular, mentranspor berbagai zat

gizi dan membantu mengontrol suhu tubuh. Konsumsi air yang disarankan untuk

wanita adalah 2,7-3 L/hari. Total akumulasi air sekitar 6-9 liter terjadi pada

kehamilan dengan sekitar 1,8-2,5 liter berada di interstisial. Osmolalitas plasma

berkurang sekitar 8-10 mOsm/kg selama kehamilan dan tetap rendah hingga

persalinan (Shils et al, 2006).

7
8

Natrium dan klorida dibutuhkan untuk mempertahankan volume

ekstraselular dan osmolalitas serum. Natrium merupakan kation yang terpenting

dalam kompartemen ekstraselular, sedangkan klorida merupakan anion terpenting

dalam kompartmen ekstraselular. Walaupun perubahan substansi baik di

intravaskular maupun ekstravaskular dapat terjadi selama kehamilan,

penambahan konsumsi natrium dan klorida tidak dianjurkan (Shils et al, 2006).

7. Mineral Makro

Kalsium berperan penting dalam kekuatan tulang dan gigi. Selain itu

juga berperan dalam kontraksi vaskular, kontraksi otot, dan transmisi saraf (Shils

et al, 2006). Faktor hormonal mempengaruhi metabolism kalsium pada wanita

yang sedang hamil. Hormon Human chorionic somatomammotropin dari plasenta

meningkatkan kecepatan perombakan tulang ibu. Sekitar 30 gram kalsium

terakumulasi selama kehamilan, dan kebanyakan terakumulasi di tulang janin.

Asupan kalsium yang disarankan selama kehamilan adalah 1300 mg/hari untuk

wanita kurang dari 18 tahun dan 1000 mg/hari untuk wanita lebih dari 19 tahun

(Mahan, Stump, 2004).

Fosfor merupakan komponen penting dari seluruh jaringan tubuh

memiliki fungsi struktural dan fungsi regulasi. Perubahan dalam kehamilan selain

dapat meningkatkan absorpsi kalsium juga dapat meningkatkan absorpsi fosfor

(Shils et al, 2006). Asupan fosfor yang dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil

sama dengan wanita yang tidak hamil yaitu 1250 mg/hari untuk wanita usia

kurang dari 19 tahun dan 700 mg/hari untuk wanita usia lebih dari 19 tahun

(Mahan, Stump, 2004).

8
9

Magnesium merupakan kofaktor untuk lebih dari 300 enzim yang

bekerja di dalam tubuh. Asupan magnesium yang disarankan untuk wanita dalam

masa kehamilan adalah 360-400 mg. Dalam hal ini terdapat peningkatan asupan

senilai 40-90 mg dibanding wanita yang tidak hamil (Mahan, Stump, 2004).

8. Mineral Tambang

Peningkatan suplai aliran darah selama kehamilan juga meningkatkan

kebutuhan terhadap zat besi selain itu volume eritrosit juga meningkat 20% - 30%

selama kehamilan. Seorang wanita hamil harus mengkonsumsi sekitar 700 800

mg penambahan zat besi selama kehamilan. Sekitar 500 mg akan digunakan untuk

proses pembentukan darah (hematopoiesis) dan 250 300 mg untuk perkembangan

jaringan janin dan plasenta. Untuk itu asupan zat besi yang disarankan untuk

seorang ibu hamil adalah 27 mg/hari (Mahan, Stump, 2004). Kekurangan zat besi

dalam kehamilan akan meningkatkan resiko kematian pada ibu hamil ketika

anemia berat telah terjadi. Anemia maternal juga berhubungan dengan kejadian

persalinan prematur dan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) (Shils et al, 2006).

Zinc atau seng memiliki fungsi struktural, regulasi, dan katalisis. Ada

sekitar 100 enzim yang bergantung kepada kerja zinc. Asupan harian yang

dianjurkan bagi ibu hamil yaitu 11 mg untuk wanita hamil dengan usia lebih dari

19 tahun, sedangkan 12 mg untuk wanita hamil usia kurang dari 18 tahun.

Menurut Murtaugh dan Weingart (1995) dalam Mahan dan Stump (2004), asupan

zinc rata-rata pada wanita hamil adalah 11,1mg/hari. Wanita hamil dengan

defisiensi seng atau zinc tidak dapat mengatur penyimpanan zinc di dalam

tulang secara efektif (Mahan, Stump, 2004).

9
10

Fluor terkalsifikasi atau Fluor fluoride berhubungan dengan jaringan

yang juga dapat menghambat pembentukan dan perkembangan karies pada gigi

serta dapat merangsang perkembangan tulang (Shils et al, 2006). Asupan harian

yang disarankan selama kehamilan adalah 3 mg/hari (Mahan,Stump,2004)

Yodium atau Iodine merupakan komponen esensial hormon tiroid. Hormon tiroid

berperan dalam proses mielinasi sistem saraf pusat janin. Kekurangan yodium

dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin serta dapat meningkatkan resiko

terjadinya kretinisme. Kretinisme merupakan salah satu bentuk gangguan

neurologis akibat hipotiroid janin yang menyebabkan retardasi mental, tubuh

pendek, bisu, tuli dan spasme otot. (Shils et al,2006). Asupan yang disarankan

selama kehamilan sebesar 220 µg/hari. Jumlah ini harus adekuat untuk memenuhi

kebutuhan yodium janin (Mahan,Stump,2004) Tembaga merupakan salah satu

komponen metalloenzym yang berperan dalam oksidasi dan reduksi molekul

oksigen (Shils et al, 2006). Asupan tembaga pada ibu hamil umumnya masih

kurang. Asupan tembaga yang disarankan selama kehamilan sebesar 1000 µg/hari

(Mahan, Stump,2004). Selenium merupakan komponen esensial dari enzim

glutathione peroxidase, yang mengkatalisis perubahan hydrogen peroksida

menjadi air. Seleniuma adalah salah satu komponen pertahanan tubuh yang

penting dalam melawan kerusakan akibat radikal bebas. Defisiensi zat mineral ini

dapat menyebabkan manifestasi Cardiomyopathy pada ibu hamil dan pada anak-

anak. Asupan selenium yang dianjurkan pada ibu hamil sebesar 60 µg/hari

(Cunningham, Leveno, 2005).

9. Asam Folat

10
11

Kebutuhan akan asam folat meningkat selama kehamilan. Asam folat

berperan dalam pembentukan sel darah merah ibu hamil atau maternal

erythropoiesis, pertumbuhan plasenta, dan yang terpentinguntuk mencegah

terjadinya neural tube defect atau Spina Bifida (Mahan, Stump, 2004).

Asupan asam folat yang disarankan selama kehamilan adalah 600

µg/hari. Defisiensi asam folat ditandai dengan adanya pengurangan sintesis DNA

atau deoxyribonucleic acid dan aktivitas mitosis pada sel-sel individu. Anemia

megaloblastik merupakan tahap lanjut yang banyak terjadi akibat defisiensi folat.

Gejala-gejalanya mungkin tidak terlalu terlihat hingga trimester ketiga, akan

tetapi perubahan morfologi sel-sel darah dan perubahan biokimia dapat terjadi

sepanjang anemia (Mahan, Stump, 2004).

Centers for disease control and prevention (CDC) telah

merekomendasikan seluruh wanita yang sedang hamil untuk meningkatkan

asupan asam folat dan konsumsi suplemen asam folat juga seharusnya sudah

dimulai sebelum konsepsi. Beberapa contoh makanan yang kaya akan asam folat

adalah roti, beras, dan pasta (Mahan, Stump, 2004).

D. Definisi Masa Nifas

Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan

akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga

puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata "puer" yang artinya bayi

11
12

dan "Parous" berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena

sebab melahirkan atau setelah melahirkan.

Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40

hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda

kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti atau

tetap keluar darah, maka per- hatikanlah bila keluarnya disaat 'adah (kebiasaan)

haidh, maka itu darah haidh atau menstruasi. Akan tetapi, jika darah keluar terus

dan tidak pada masa-masa haidnya dan darah itu terus tidak berhenti mengalir,

maka ibu harus segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter.

Beberapa konsep mengenai pengertian masa nifas berdasarkan para ahli

antara lain:

1. Menurut Bener V.R dan Brown L.K (1996) dalam Anggraeni (2010)

Puerperium adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada

periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima

kebahagiaan dan tanggung jawab dalam keluarga.

2. Menurut illiams dalam Anggraeni (2010) puerperium didefinisikan

sebagai masa persalinan selama dan segera setelah melahirkan, meliputi

minggu-minggu berikutnya pada waktu alat-alat reproduksi kembali ke

keadaan tidak hamil atau kembali normal.

3. Menurut Pusdiknakes (2003) Masa nifas adalah masa dimulai beberapa

jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.

12
13

4. Menurut Abdul Bari (2000) Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.

5. Menurut Cunningham (1995) Masa nifas merupakan masa selama

persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu

berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil

yang normal.

E. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Ibu Pada Masa Nifas

Dahulu biasa untuk membatasi diet wanita masa nifas yang

melahirkan pervaginam, tetapi sekarang diet umum yang menarik dianjurkan.

Kalau pada akhir 2 jam setelah melahirkan setelah melahirkan per vaginam tidak

ada kemungkinan komplikasi yang memerlukan anestesi, pasien hendaknya

diberikan minum dan makan jika ia lapar dan haus. Sebaiknya selama menyusui

ibu tidak melakukan diet untuk menghilangkan kelebilhan berat ba dengan menu

seimbang, bergizi dan mengandung cukup kalori berguna untuk produksi ASI dan

mengembalikan tenaga setelah persalinan. Jika ibu menyusui bayi, sebaiknya

tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol. Obat-obatan

dikonsumsi sebatas yang dianjurkan dan tidak berlebihan. Sebaiknya penggunaan

obat tradisional dan obat-obatan selain vitamin dikonsultasikan dengan

dokter/bidan.

Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat

mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata-

rata memproduksi ASI sekitar 800 cc yang mengandung 600 kkal, sedangkan ibu

13
14

yang status gizinya kurang biasanya akan sedikit menghasilkan ASI. Pemberian

ASI sangatlah penting karena bayi akan tumbuh sempurna sebagai menusia yang

sehat dan pintar, sebab ASI mengandung DHA. Ada beberapa hal yang harus

dilakukan oleh ibu saat menyusui, terkait dengan pemenuhan gizi bagi bayi, antara

lain:

1. Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari.

Jumlah kalori yang dikonsumsi pada ibu menyusui mempengaruhi

kuantitas dari ASI yang diproduksi. Untuk menghasilkan setiap 100 ml

susu, ibu memerlukan asupan kalori 85 kalori. Pada saat minggu pertama

dari 6 bulan menyusui (ASI ekslusif) jumlah susu yang harus dihasilkan

oleh ibu sebanyak 750 ml setiap harinya. Dan mulai minggu kedua susu

yang harus dihasilkan adalah sejumlah 600 ml, jadi tambahan jumlah

kalori yang harus dikonsumsi oleh ibu adalah 510 kalori.

2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan

vitamin yang cukup.

3. Minum sedikitnya 1-1,5 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setelah setiap kali selesai menyusui).

Makanan yang dikonsumsi haruslah makanan yang sehat, makanan yang

sehat adalah makanan dengan menu seimbang yaitu yang mengandung

unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pengatur dan pelindung.

F. Sumber tenaga (energi)

Sumber tenaga diperlukan untuk pembakaran tubuh, pembentukan

jaringan baru serta penghematan protein (jika sumber tenaga kurang protein

14
15

digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi). Penambahan

kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca post partum mencapai 500 kkal. Rata-rata

produksi ASI sehari 800 cc yang mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori

yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika

laktasi berlangsung selamaa lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu

akan menurun, yang berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.

Sesungguhnya, tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal,

sementara sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadangan indogen, yaitu

timbunan lemak selama hamil. Mengingatkan efisiensi kofersi energi hanya 80-90

% maka energi dari makanan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi

energi ASI sebesar 400 500 kkal. Untuk menghasilkan 850 cc ASI dibutuhkan

energi 680 807 kkal energi. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan

ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat. Zat gizi yang termasuk

sumber tenaga adalah, yaitu beras, sagu, jagung dan tepung terigu, havermount

dan ubi.

G. Sumber pembangun

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel sel yang

rusak dan mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum

diserap dalam darah. Pencernaannya dibantu oleh enzim dalam lambung dan

pankreas sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati (hepar)

melalui pembuluh darah (vena porta). Selama menyusui ibu membutuhkan

tambahan protein di atas normal sebesar 20 gram / hari. Maka dari itu ibu

dianjurkan makan makanan mengandung asam lemak omega 3 yang banyak

15
16

terdapat di ikan kakap, tongkol, dan lemuru. Asam ini akan diubah menjadi DHA

yang akan keluar sebagai ASI. Selain itu ibu dianjurkan makan makanan yang

mengandung kalsium, zat besi, vitamin C, B1, B2, B12 dan D Sumber protein

dapat diperoleh dari protein nabati dan hewani. Protein nabati antara lain ikan,

udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu, dan keju. Protein nabati

banyak terkandung dalam kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang merah,

kacang hijau, kacang kedelai, tahu dan tempe. Sumber protein terlengkap terdapat

dalam susu, telur, dan keju. Ketiga makanan tersebut juga mengandung zat kapur,

zat besi dan vitamin B.

H. Sumber pengatur dan pelindung

Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi kelancaran

metabolisme di dalam tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran

metabolisme di dalam tubuh. Sumber buah pengatur dan pelindung bisa diperoleh

dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar. Berikut ini beberapa mineral

penting:

1. Zat kapur

Zat kapur dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Sumbernya antara lain

susu, keju, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.

2. Fosfor

Fosfor dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak.

Sumbernyá antara lain susu, keju, kacang-kacangan dan sayuran berdaun

hijau.

16
17

3. Zat Besi

Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena

dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel darah merah sehingga

daya angkut oksigen sehingga mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi

antara lain kuning telur hati, daging, kerang, ikan, kacang-kacangan, dan

sayur-sayuran bewarna hijau.

4. Yodiunm

Yodium sangat untuk mencegah timbulnya kelemahan mental

(terbelakang) dan kekerdilan fisik yang serius. Sumber yodium adalah

minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium.

5. Kalsium

lbu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertmbuhan gigi dan anak

sebagai sumbernya yaitu susu dan keju.

6. Zat Besi

Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40

hari pasca persalinan.

7. Vitamin A

Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A

kepada bayinya melalui ASI.

8. Vitamin B1

17
18

Berfungsi agar nafsu makan ibu membaik yang berasal dari hati, kuning

telur, tomat, jeruk, nanas.

9. Vitamin B2

Untuk pencernaan berasal dari hati, kuning telur, susu, keju, sayuran

hijau.

10. Vitamin B3

Untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, dan jaringan saraf. Sumbernya

antara lain dari susu, kuning telur, daging, hati, beras merah, jamur, dan

tomat.

11. Vitamin B6

Untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi.

Sumbernya antara lain gandum, jagung, hati, dan daging.

12. Vitamin B12

Untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaring-an saraf.

Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikarn laut, dan kerang laut.

13. Vitamin C

Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan ikat (untuk

penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan

terhadap infeksi, dan memberikan kekuatan pada pembuluh darah.

Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, pepaya, dan

sayuran.

18
19

14. Vitamin D

Untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya berasal dari

minyak ikan, ikan, susu, margarin, dan penyinaran kulit dengan matahari

pagi sebelum jam 9.

15. Vitamin K

Untuk mencegah perdarahan. Sumbernya dari hati, brokoli, bayam, dan

kuning telur

19
20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nutrisi atau Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia

yang mengadung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak,

protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia (Sartika,

Mitayani, 2008).

World Health Organization (WHO) menganjurkan penambahan

sebanyak 150 kkal per hari di atas konsumsi harian selama trimester pertama dan

350 kkal per hari di atas konsumsi harian sesudah masa itu. Angka-angka ini

dihitung hanya berdasarkan kehamilan, dan tidak memperhitungkan faktor lain

seperti variasi aktivitas fisik, perubahan temperatur sekeliling atau kebutuhan

untuk pertumbuhan kedewasaan yang tak ada kaitannya dengan kehamilan.

Pengeluaran energi menurun selama trimester ketiga karena berkurangnya

kegiatan (Budianto, 2009).

20
21

Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat

mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata-

rata memproduksi ASI sekitar 800 cc yang mengandung 600 kkal, sedangkan ibu

yang status gizinya kurang biasanya akan sedikit menghasilkan ASI.

B. Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai yang menjadi

bahasan makalah ini. Kami yakin, makalah ini masih begitu banyak kekurangan.

Maka dengan itu, kami memohon maaf dan terimakasih. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

(https://www.google.com/url?

sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/han

dle/123456789/61984/Chapter%2520II.pdf). Diakses pada hari Minggu,

19 Mei 2019, pukul 21:52.

Sari, E. P., & Rimandini, K. D. (2014). Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal

Care). Jakarta: Trans Info Media.

22

Anda mungkin juga menyukai