Anda di halaman 1dari 5

BAB II

KONSEP MEDIS

A. Definisi penyakit Diare

Diare menyebabkan kehilangan banyak cairan dan elektrolit

melalui feses. Kelainan yang mengganggu peyerapan di usus halus

cenderung menyebabkan diare, sedang kelainan penyerapan di usus besar

lebih jarang menyebabkan diare. Pada dasarnya, semua diare merupakan

gangguang transportasi larutan di usus.

Perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif

dan ditentukan oleh aliran ion, terutama natrium dan klorida, serta

glukosa. Sekresi usus yang disertai ion aktif merupakan faktor penting

pada diare sekretorik (Suharyono, Boediarso dan Halimun, 1996).

Patogenesis kebanyakan episode diare dapat berasal dari kelainan

sekretorik, osmotik, atau motilitas, atau kombinasi ketiganya. Diare

sekretorik umumnya menetap walaupun tidak diberi makanan per oral

(dipuasakan). Diare sekretorik sering disebabkan oleh zat-zat pemacu

sekresi, aeperti toksin kolera, yang terikat pada reseptor diepitel

permukaan usus dan kemudian memicu akumulasi Camp atau Cgmp.

Beberapa asam lemak intralumen dan garam empedu menyebabkan

mukosa kolon menyekresi melalui mekanis ini. Diare sekretorik cenderung

menjadi diare cair, yang volumenya banyak, dengan osmolalitas yang

umumnya dapat dihitung berdasarkan jumlah elektrolit. Diare yang tidak


disertai dengan zat pemicu sekresi eksogen juga mempunyai komponen

yekretorik (seperti penyakit inklusi mikrovili kongenital).

B. Etiologi

C. Patofisiologi

Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan

oleh peningkatan produksi dan sekresi air serta elekrolit oleh mukosa usus

kedalam lumen usus. Diare osmotik terjadi bila air terdorong kedalam usus

oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorpsi, sehingga

reabsorpsi air menjadi lambat. Diare campuran disebabkan oleh

peningkatan kerja peristaltis dari usus (biasanya karena penyakit usus

imflamasi) dan kombinasi peningkatan skresi atau penerunan absorpsi

dalam usus.

D. Manifestasi klinis

Frekuensi defikasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya

tanggungan cairan dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi,

gemuru usus (borborigimus), anoreksian, dan haus. Kontraksi spasmodik

yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus (tenesmus), dapat

terjadi pada setiap defikasi.

Diare dapat eksplosif atau bertahap dalam sifat dan awitan. Gejala

yang berkaitan langsung dengan diare, diantaranya adalah dehidrasi dan

kelemahan.

Feses berair adalah karakteristik dari penyakit usus halus,

sedangkan feses semi padat lebih lering dihubungkan dengan gannguan


kolon. Feses yang sangat besar dan berminyak menunjukkan malabsorpsi

usus, dan adanya mukus dan pus dalam feses menunjukkan anteritis

inflamasi atau kolitis. Droplet minyak dalam air toilet menegakkan

diagnosa insufisiensi prankreas. Diare nokturnal mungkin manifestasi dari

neuropati diabetik.

E. Komplikasi

Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung

akibt hilangnya caian dan elektrolit secara bermakna (khususnya

kehilangan kalium). Haluaran urin kurang dari 30 ml/jam selama 2 sampai

3 jam berturut-turut, kelemahan otot, dan parestisian. Hopetensi,

anoreksia, dan mengantuk dengan kadar kalium dibawah 3,0 mEq/L (SI: 3

mmol/ L) harus dilaporkan. Penurunan kadar kalium menyebabkan

disritmia jantung (takikardia atrium dan ventrikel,f ibrilasi ventrikel, dan

kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menimbulkam kematian.

F. Pemeriksaan diagnostik

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau

pengobatan pada penyakit dasar. Obat-obatan tertentu (mis, prednison)

dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit.

Untuk diare ringan, cairan oral dengan segera ditingkatkan dan

glukosa oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehidrasi pasien.

Untuk diare sedang akibat sumber non-infeksius, obat-obatan tidak


spesifik seperti difenoksilat (lomotil) dan loperamid (imodium) juga

diberikan untuk menurunkan motilitas preparat antimikrobial diberikan

bila preparat infeksius telah teridentifikasi atau bila diare sangat berat.

Terapi cairan intravena mungkin diperlukan untuk hidrasi cepat,

khususnya untuk anak kecil atau langsia.

BAB III

KONSEP ASUAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Riwayat kesehatan diambil untuk mengidentifikasi awitan

dan pola diare serta pola eliminasi pasien sebelumnya. Terapi obat-

obatan saat ini, riwayat medis dan bedah terdahulu, asupan diet

harian, dan jadual makan didiskusikan. Laporan tentang pajanan

terakhir terhadap penyakit akut atau perjanan ke area geografis lain

adalah penting. Pasien juga ditanya tentang kram abdomen dan

nyeri, frekuensi dan dorongan mengeluarkan feses, adanya feses

cair atau berminyak, mukus, pus, dan darah dalam feses.

B. Pathway

C. Diagnosis keperawatan

D. Rencana asuhan keperawatan

E. Evaluasi

Apabila penyebab diare tidak terbukti maka tes diagnostik

berikut harus dilakukan: hitung darah lengkap, sifat kimia,

urinalisis, dan pemeriksaan feses rutin serta pemeriksaan feses


untuk orgabisme infeksius atau parasit. Proktosigmoidoskopi dan

enema barium mungkin juga dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai