Oleh:
Husnul Khatimah
10119200030
Pembimbing
dr. Mustika
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. F
Umur : 67 tahun
Alamat : Makeang
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
LAPORAN PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Tunggu Poli RSJ
Sofifi pada tanggal 15 Mei 2022, pukul 10.43 WIT.
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Pasien dating dengan keluhan rasa lemas seluruh badan.
B. Riwayat gangguan sekarang
Pasien mengeluh rasa lemas di seluruh badan sejak satu bulan
terakhir, pasien mengatakan keluhan ini sering dialami tiba-tiba saat pasien
sedang berakivitas. Pasien mengeluhkan juga rasa panas di dada, kadang
gemetaran dan keringat dingin. Pasien juga mengeluh sulit tidur sejak 2
bulan terakhir.
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi :
Halusinasi auditorik (-)
Halusinasi visual (-)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Baik
b. Kontinuitas : Relevan, koheren
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : tidak ada
b. Gangguan isi pikir : tidak ada
c. Waham : tidak ada
d. Obsesi : tidak ada
e. Fobia : tidak ada
f. Ide-ide : tidak ada
F. Pengendalian impuls : Baik selama wawancara
G. Daya nilai
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Baik
H. Tilikan : Derajat 6 (sadar kalau dirinya sakit
dan perlu pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
V. DAFTAR MASALAH
Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Namun
diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien
memerlukan farmakoterapi.
Psikologik : Ditemukan adanya gejala cemas dan depresi sehingga
diperlukan psikoterapi.
Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, sehingga
memerlukan sosioterapi.
VI. PROGNOSIS
Dubia et bonam
Faktor pendukung :
Pasien punya keinginan besar untuk sembuh
Pasien mau berobat
Faktor penghambat :
Tidak ada
VIII. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan efektifitas terapi dan efek samping dari
obat yang diberikan.
IX. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Menurut PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan cemas adalah1 :
a. Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan khusus
tertentu saja (sifatnya “free floating” atau mengambang)
b. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut :
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti telur diujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai);
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, mulut kering, dsb);
c. Adanya gejala-gejala yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan cemas.
Dari hasil pemeriksaan status mental ditemukan gejala Anxietas dan depresi
yang masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat.dan
tidak ditemukan gangguan isi pikir dan gangguan realitas. Sehingga pasien di
diagnosis dalam kategori Gangguan campuran Anxietas dan Depresi (F41.2)
PENATALAKSANAAN
Pasien dapat diterapi dengan tiga obat utama yaitu buspiron, selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan golongan benzodiazepin. Obat lain yang
dapat digunakan adalah trisiklik.2
Tabel 1. Farmakoterapi berdasarkan golongan obat
1. Maslim, Rusdi, (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III
dan DSM IV. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK Unika Atmajaya.
2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2013). Buku Ajar Psikiatri
Edisi kedua. Jakarta
3. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. (2012). Farmakologi Dasar dan
Klinik. 12th ed. Versi Indonesia. The McGraw-Hill Companies, Inc
4. Chand SP, & Marwaha R. (2021) AnxietyT. Treasure Island (FL) :
StatPearls Publishing, StatPearls.
Lampiran
1. Maslim, Rusdi, (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III
dan DSM IV. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK Unika Atmajaya.