Kabupaten Banggai
: Telah meninggal
C. Alam Perasaan
1. Mood : Disforik
2. Afek : Depresi
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Tidak dapat diraba rasakan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :-
2. Ilusi :-
3. Depersonalisasi : sde
4. Derealisasi : sde
E. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : sde
2. Isi pikir : sde
3. Arus : sde
F. Sensorium dan Kognitif
1. Orientasi (orang/ tempat/ waktu/ situasi) : sde
2. Daya ingat (segera/ pendek/ sedang/ panjang) : sde
3. Daya konsentrasi dan perhatian
o Konsentrasi : sde
o Perhatian : sde
4. Kemampuan abstrak : sde
5. Kapasitas membaca dan menulis : sde
6. Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu
G. Daya Nilai
1. Nilai sosial : sde
2. Uji daya nilai : sde
3. Penilaian realitas : Terganggu
H. Tilikan Diri : Belum diketahui
I. Reabilitas : Tidak didapatkan informasi dari
autoanamnesis
3. Pemeriksaan fisik
Abdomen: nyeri tekan epigastrium +
B. Status Neurologis
1. Fungsi kesadaran : GCS E4V5M6
2. Fungsi luhur : sde
3. Fungsi kognitif : sde
4. Fungsi sensorik : sde
5. Fungsi motorik
Kontraksi Tonus Refleks Refleks
otot otot Fisiologis Patologis
sde sde N N +2 +2 - -
sde sde N N +2 +2 - -
6. Nervus cranialis
N.III : sde
N.VII : sde
N.XII : sde
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
VI. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik : Tidak ada
B. Psikologik :
1. Gangguan alam perasaan
2. Gejala depresif: afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan,
berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas, konsentrasi dan perhatian berkurang, harga
diri dan kepercayaan diri berkurang, tidur terganggu, nafsu makan
terganggu)
3. Gangguan kemampuan menolong diri sendiri
VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
- Axis I : F32.3 episode depresif berat tanpa gejala psikotik
- Axis II : Belum ada diagnosis
- Axis III : K00-K93 Penyakit sistem pencernaan (Dispepsia)
I00-I99 Penyakit sistem sirkulasi (Riw. penyakit jantung)
- Axis IV : Masalah psikososial & lingkungan lain.
- Axis V : GAF 60-51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
Diagnosis Banding:
Gangguan Somatisasi
VIII. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP
A. Medikamentosa
Infus RL 20 tpm
Injeksi Ranitidin 50mg
Clopidogrel tab 75 mg, 1x1
Fluoxetin caps 20mg, 1x1
B. Non Medikamentosa
1. Terhadap pasien:
a. Menjelaskan terhadap pasien penyakitnya, cara, manfaat dan
efek samping dari pengobatan yang diterima pasien dan
memotivasi pasien supaya nimun obat teratur dan rutin kontrol.
b. Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas
sehari-hari secara bertahap dan membantu pasien untuk bisa
menerima kenyataan dengan ikhlas dan yakin bisa
menghadapinya.
2. Terhadap keluarga:
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gangguan jiwa yang
dialami pasien.
b. Menyarankan kepada keluarga pasien supaya berpartisipasi
dalam pengobatan pasien dan memberikan suasana/ lingkungan
yang kondusif bagi penyembuhan dan pemeliharaan pasien,
mengingatkan pasien agar teratur minum obat, serta mengantar
pasien saat kontrol.
IX. PROGNOSIS
A. Good prognosis
1. Onset lambat V
2. Faktor pencetus jelas V
3. Onset akut X
4. Riwayat sosial dan pekerjaan, premorbid baik V
5. Ganggaun mood V
6. Mempunyai pasangan V
7. Riwayat keluarga gangguan mood V
8. Sistem pendukung yang baik V
9. Gejala positif X
B. Poor prognosis
1. Onset muda X
2. Faktor pencetus tidak jelas X
3. Onset tidak jelas X
4. Riwayat sosial, seksual, pekerjaan, premorbid jelek X
5. Perilaku menarik diri V
6. Tidak menikah, cerai janda/ duda X
7. Riwayat keluarga skizofrenia V
8. Sistem pendukung yang buruk X
9. Gejala negative V
10. Tanda dan gejala neurologis X
11. Tidak ada remisi dalam 3 tahun X
12. Banyak relaps X
13. Riwayat trauma perinatal X
14. Riwayat penyerangan X
C. Kesimpulan prognosis
- Ad vitam : bonam
- Ad sanam : dubia ad bonam
- Ad fungsionam : dubia ad malam
Gangguan Depresif Berat
2 DEFINISI
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan dan rasa putus asa dan
tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
3 EPIDEMIOLOGI
Gangguan depresi berat merupakan gangguan yang sering terjadi.Terlepas dari
kultur atau negara, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih
besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Usia onset untuk gangguan depresi berat
kira-kira usia 40 tahun. 50% dari semua pasien, mempunyai onset antara usia tahun.
4 ETIOLOGI
Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-
faktor dibawah ini berperan:Faktor Biologis, Faktor Genetika, Faktor Psikososial.
5 GEJALA KLINIS Gejala mayor (pada derajat ringan, sedang dan berat):
Afek depresif,Kehilangan minat dan kegembiraan, danBerkurangnya energi yang
menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja
sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
7 PATOFISIOLOGI
Timbulnya depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik.
Neurotransmiter yang paling banyak diteliti ialah serotonin. Konduksi impuls dapat
terganggu apabila terjadi kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di celah sinaps
atau adanya gangguan sensitivitas pada reseptor neurotransmiter tersebut di post
sinaps sistem saraf pusat.Pada depresi telah di identifikasi 2 sub tipe reseptor utama
serotonin yaitu reseptor 5HT1A dan 5HT2A. Kedua reseptor inilah yang terlibat
dalam mekanisme biokimiawi depresi dan memberikan respon pada semua
golongan anti depresan.
10 Episode depresif
Biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, tetapi jika gejala utama
amat berat dan beronset cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan
diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 mingguSangat tidak mungkin pasien
akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga,
kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
12 DIAGNOSA BANDING
Dalam menegakkan suatu gangguan depresi, diagnosis lain perlu dipikirkan, seperti
adanya gangguan organik, intoksikasi atau ketergantungan zat dan abstinensia,
distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung dan gangguan penyesuaian.
Pemberian anti depresan dilakukan melalui tahapan – tahapan, yaitu dosis initial,
titrasi, stabilisasi, maintenance dan tapering off, dimana dosis dan lama
pemberiannya berbeda-beda.