Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

A DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG
MURAI
UPTD RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
DINKES PROVINSI KEPULAUAN
BANGKABELITUNG
TAHUN 2022

Disusun Oleh :
1. Mega (21300061)
2. Nafa Martianingsih (21300066)
3. Rice Marita (21300020)
4. Sri Wahyuni (21300083)
5. Tezia Pratama (21300077)
6. Umilul Mukarommah (21300076)
A. Pengertian Skizofrenia :

Skizofrenia adalah gangguan mental yang dapat mempengaruhi tingkah laku,emosi,dan komunikasi.

Skizofrenia juga paling sering ditemukan didalam masyarakat Indonesia biasanya terdiagnosa pada usia 25 tahun
sampai 35 tahun terjadi pada laki-laki dan wanita berusia 35 tahun,masalah keperawatan harga diri rendah salah
satunya dengan menggali aspek positif yang dimiliki oleh klien,dengan cara mendiskusikan bahwa klien masih
memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan dirumah (Yosep 2018 ).

B. Etiologi
Menurut Videbeck (2008) menyatakan bahwa skizofrenia dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:
Faktor Predisposisi
Terdiri dari : a. Faktor Biologis - Faktor genetika
- Faktor neuroanatomi
- Neurokimia

b. Faktor Psikologis
c. Faktor Sosiokultural dan Lingkungan
LANJUTAN……….
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dari skizofrenia antaralain sebagai berikut :
a. Biologis
b. Lingkungan
c. Pemicu Gejala

C. Manifestasi Klinik
Menurut Gejala-gejala skizofrenia menurut Keliat (2012) adalah :
1. Gejala positif : - Waham
- Halusinasi
- Perubahan arus pikir
- Perubahan perilaku

2. Gejala negative : - Sikap masa bodoh (apatis)


- Pembicaraan terhenti tiba-tiba (blocking)
- Menarik diri dari pergaulan sosial (isolasi sosial)
- Menurunnya kinerja atau aktivitas sosial sehari-hari
KONSEP ISOLASI SOSIAL

1. Pengertian :
Isolasi social yaitu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa di tolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).

2. Penyebab Isolasi Sosial


a. Faktor Predisposipi :
- Faktor tumbuh kembang
- Faktor komunikasi dalam keluarga
- Faktor sosial budaya
- Faktor biologis
b. Faktor Presipitasi :
- Faktor eksternal
- Faktor internal

3. Tanda dan Gejala Isolasi Sosial


a. Subyektif
b. Obyektif
TINJAUAN KASUS

Pengkajian
1. IDENTITAS KLIEN PENANGGUNG JAWAB KLIEN
Inisial :TN. A Inisial : TN. C
Umur : 43tahun Umur : 48 tahun
Informan : Klien Hubungan: Saudara
No. RM : 00.92.83
2. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Klien mengatakan sering menyendiri di dalam kamar, klien melihat bayang hitam, klien sudah 3 bulan tidak
mengambil obat dengan alasan tidak mempunyai uang.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah. Klien mengatakan lupa terakhir kali di rawat di sini dan sudah 5 kali masuk rumah sakit jiwa.
2. Klien mengatakan pengobatan sebelumnya belum berhasil karena tidak memiliki uang untuk kontrol dan
mengambil obat.
3. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
4. Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang membuat klien merasa kehilangan dan berpisah dengan kedua

orang tua dan istrinya.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial


4. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital ( TD : 120/80 mmHg, N: 85x/i, RR : 20x/i, T: 36’5 C
2. Ukur : ( TB : 170 cm, BB : 65 kg)
3. Keluhan Fisik : Tidakadakeluhanfisik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Pola asuh: permitif
Pola komunikasi :tidak terlalu terbuka
Pengambilankeputusan : saudara ke 1
MasalahKeperawatan ;tidak ada masalah keperawatan

1. Konsep Diri
a. Citra Tubuh: Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.
b. Identitas : klien mengatakan senang sebagai seorang lelaki dan klien juga merasakan senang sudah
menikah. Klien senang pada kerjaanya sebagai karyawan.
c. Peran: Klien mengatakan ketika di rumah sering beres-beres rumah, klien berfungsi sebagai anak yang

ramah dan baik.


d. Ideal Diri: Klien mengatakan harapan kedepannya ingin sembuh.
e. Harga Diri: klien merasakan malu dan minder jika berdekatan dengan orang disekitarnya
Masalah keperawatan ; Harga Diri Rendah Kronik
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang berarti dalam kehidupannya adalah anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien mengatakan tidak pernah berkumpul dengan
masyarakat sekirnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien malu dan minder untuk berkumpul dengan orang
sekitar.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial dan Harga Diri Rendah Kronik
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengetahui dirinya beragama islam dan klien juga tau tata cara sholat.
b. Kegiatan Ibadah :
Selama dirawat klien jarang beribadah.
Masalah keperawatan : Distres Spiritual
6. STATUS MENTAL
a. Penampilan: klien mengatakan mandi 2x/hari, klien mampu menggunakan sampo, dan berpakaian klien
seperti biasa, klien terlihat cukup rapi.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
b. Pembicaraan: saat diajak berinteraksi, klien berbicara spontan, klien mau menjawab pertanyaan yang
diajukan, pembicaraan sesuai, saat berinteraksi kontak mata klien tidak bertahan lama, klien menjawab
pertanyaan seadanya.
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial
c. Aktifitas motorik: selama dirawat klien tampak tenang, selalu mengikuti kegiatan yang ada dirumah sakit.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
d. Alam perasaan: klien mengatakan senang.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
e. Afek : afek klien sesuai
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
f. Interaksi selama wawancara: klien cukup kooperatif selama wawancara klien mampu menjawab.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
g. Persepsi: halusinasi penglihatan dan pendengaran
Klien mengatakan ada melihat bayangan hitam menyerupai wanita/laki-laki, dan sering mendengar suara
bisikan seperti ancaman,marah-marah.
Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori
h. Proses Pikir: klien memiliki proses pikir bloching, pembicaraan terhenti tiba-tiba kemudian dilanjutkan
dengan
baik.
i. Masalah keperawatan:
Isi pikir: klien Tidak
mengatakan tidakada masalah
memiliki keperawatan
phobia, klien tidak mengalami waham.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
j. Tingkat kesadaran: compos mentis
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
k. Memori: saat pengkajian klien dapat menjelaskan kegiatan yang dilakukan dan menceritakan
pengalamannya.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung: klien mampu berhitung sederhana dan membaca.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
m. Kemampuan penilaian: klien mampu mengambil keputusan sederhana , seperti mandi sebelum makan,
karena
lebih segar.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
n. Daya Tilik Diri: klien menyadari saat ini sedang dirawat di rsj, klien menyadari penyakitnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
a. Makan
Klien makan 3x sehari ( pagi, siang, malam), menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan langsung oleh

pihak rsj, klien makan secra mandiri.


b. BAB/BAK
c. Klien
MandimampuBAB/BAKsendiritanpabantuan orang lain.
Klien mandi 2-3 harisecara mandiri tanpa bantuan
d. Berpakaian/Berhias
Klien mampuberpakaian sendiri
e. Istirahat dan Tidur
Klien tidur siang selama 1-3 jam dan tidur malam selama 8 jam.
f. Penggunaan Obat
Selama dirawat di rsj, klien mampu minum obat secara teratur dan diarahkan perawat.
g. Pemeliharaan Kesehatan
Klien membutuhkan perawatan lanjutan dirumah dan melakukan kontrol rutin sesuai dengan surat kontrol
yang sudah diberikan.
h. Kegiatan Dalam Rumah
Pasienmengatakanketika dirumah klien sering membantu seperti menyapu, bersih-bersih, nyuci piring, serta
menyiapkan makanan.
i. Kegiatan Di Luar Rumah
Klienmengatakan tidak ada kegiatan diluar rumah
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan ketika klien merasakan pikirannya tidak nyaman dan melihat bayangan hitam, klien
mengalihkannya dengan cara menonton tv dan tidur. Terkadang sulit mengendalikannya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUGAN
a. Klienmampu dan mau berinteraksi dengan perawat
b. Klienmengatakanlulusan S1
c. Klien di rumah bisa melakukan pekerjaan rumah
d. Yang membiayai hidup klien, klien sendiri, tetapi semenjak sakit kakak klien yeng memegang semua uang
klien
e. Pelayanan dikesehatan di dekat tempat tinggal klien sudah tersedia
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :


Klienmenyadari bahwa dirinya sakit dan sedang dirawat di rsj prov.kep.babel. klien mengatakan dirinya
baik-baik saja, klien tau tentang penyakitnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 
11. ASPEK PENUNJANG
1. Diagnosa medis: Skizofrenia Paranoid
2. Terapi Medik :
Nama Obat Kontra
Dosis Indikasi Efek Samping
  Indikasi

Untuk mengobati Dengan riwayat Pusing, kantuk, mual dan muntah,


gangguan bipolar hipersensitif. peningkatan BB, kelelahan,
atau gangguan Penggunaan gangguan tidur, peningkatan
tingkah laku bersamaan jumlah air liur
Eperison 2x2mg dengan obat
lain

Mengatasi gejala Tidak boleh Konstipasi, pusing, mulut kering,


parkison diberikan pada mual dan muntah, sakit kepala,
THP 2x1 mg pasien dengan lelah, lemas, mengantuk
glaukoma

Untuk psikosis, Jangan di Pusing, sakit kepala, mulut kering,


gangguan konsumsi pada mual, cemas berlebihan, BB naik
CPZ 2x100mg perilaku, mual, kondisi depresi
muntah, migrane sistem saraf
pusat
3. Hasil laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 15.1 P: 13,0 – 17,0 W : 12.0 – 16,0 g/dl

Leukosit 9.30 Dewasa : 4.000- 10.000 / Ul

Trombosit 240.000 150.000 – 450.000 ( 10³/ul)

Eritrosit 4.3 P= 4,5 – 5,5 W= 4,0 – 5,0 ( 10³/ul)

Hematokrin 36 36.0 -48.0 %

MCV 81 76 – 96 FL

MCH 35 27,0 – 32,0 pg

MCHC 42 30.0 – 35.0 g/dl

Diff. Count    

Netrofil 57 50.0 – 75.0%


Limfosit 36 25.0 – 40.0%

Monosit 7 30 – 70%

Kimia klinik    

Glukosa 189 < 200 mg


Data Senjang Masalah Keperawatan
 
DS : klien mengatakan sering menyendiri di dalam kamar dan klien tidak pernah berkumpul  
dengan masyarakat sekirnya, dan merasa kehilangan dan berpisah dengan orangtua dan  
istrinya.  
   
DO : Isolasi Sosial
 
- Klien tampak diam  
 
- Klien merespon pertanyaan dengan minimal
 
- Klien tampak tidak berinteraksi dengan orang lain  
 
- Kontak mata tidak adekuat  

DS : klien merasakan malu dan minder jika berdekatan dengan orang disekitarnya.  
DO :  
 
- Klien sesekali menundukkan kepala  
- Klien kooperatif  
- Ttv : Td: 120/80 mmhg  
Harga Diri Rendah Kronik
- N : 85x/m
- T : 36,5‫ﹾ‬C
- RR : 20x/m
DS : Klien mengatakan jarang beribadah di rumah sakit. Distres Spiritual

DO :
- Klien tidak mampu beribadah.

MASALAH KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Distres Spiritual
 
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental ditandai dengan merasa ingin sendiri dan minder
2. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan gangguan psikiatri ditandai dengan merasa malu dan kontak
mata kurang.
3. Distres Spiritual berhubungan dengan kondisi penyakit kronis ditandai dengan tidak mampu beribadah

PRIORITAS MASALAH
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah Kronik
3. Distres Spiritual
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
 
Inisial Klien : Tn. A Hari/
Tanggal :Kamis, 28 april 2022
Ruangan :Murai NO.RM :
00.92.83
NO

Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil  (SLKI) Intervensi  (SIKI)

1. Isolasi sosial berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Promosi Sosialisasi (I.09313)
perubahan status mental ditandai dengan keperawatan selama 3x24 jam maka
Observasi
merasa ingin sendiri dan minder keterlibatan klien meningkat dengan
(D.0121) kriteria hasil : 1. Identifikasi kemampuan melakukan interaksi
  - Minat interaksi meningkat 2. Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan
- Verbalisasi sosial menurun orang lain
 
- Perilaku menarik diri menurun Terapeutik
(L.13116)
3. Motivasi meningkat keterlibatan dalam suatu hubungan
4. Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
5. Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan
kelompok
NO

Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil  (SLKI) Intervensi  (SIKI)

1. 6. Motivasi kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi


dengan orang lain
7. Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
8. Diskusikan perencanaan kegiatan dimasa depan
9. Berikan umpan balik positif pda setiap peningkatan
kemampuan
10. Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri

Edukasi
11. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
12. Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan
13. Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
14. Anjurkan meningkatkan kejujuran
diri dan menghormati hak orang lain
15. Anjurkan menggunakan alat bantu
16. Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk
kegiatan khusus
17. Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi
18. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
2. Harga diri rendah kronik Setelah dilakukan intervensi Dukungan Keyakinan (I.09259)
berhubungan dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam maka
psikiatri ditandai dengan merasa harga diri meningkat dengan kriteria Observasi
malu dan kontak mata kurang. hasil : 1. Identifikasi keyakinan, masalah , dan tujuan
(D.0086) - Kontak mata meningkat perawatan.
  - Perasaan malu menurun 2. Indetifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai
(L.09069) kondisi pasien.
3. Monitor kesehatan fisik dan mental pasien.
Terapeutik
4. Integrasikan keyakinan dalam rencana perawatan
sepanjang tidak membahayakan/berisiko
keselamatan.
5. Berikan harapan realistis sesuai prognosis.
6. Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi
kesehatan.
Edukasi
7. Jelaskan bahaya atau risiko yang terjadi akibat
keyakinan negatif.
8. Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk
memenuhi keyakinan dan perawatan.
9. Berikan penjelasan yang relevan dan mudah
dipahami
3. Distres Spiritual berhubungan dengan Dukungan Spiritual (I.09276)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
kondisi penyakit kronis ditandai dengan
selama 3x24 jam diharapakan status Observasi :
tidak mampu beribadah
siritual membaik dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi perasaan khawatir, kesepian,
(D.0003) dan ketidakberdayaan.
-Kemampuan beribadah membaik 2. Identifikasi pandangan tentang hubungan
 
-Koping membaik antara spiritual dan kesehatan.
3. Identifikasi harapan dan kekuatan pasien.
(L.01006) 4. Identifikasi ketaatan dalam beragama.
Teraupetik :
5. Berikan kesempatan mengekspresikan
perasaan tentang penyakit dan kematian.
6. Berikan kesempatan mengekspresikan dan

meredakan marah secara tepat.


7. Sediakan privasi dan waktu tenang untuk
aktivitas spiritual.
8. Diskusikan keyakinan tentang makna dan
tujuan hidup.
9. Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah.
Edukasi :
10. Anjurkan berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan/atau orang lain.
11. Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok
pendukung.
12. Ajarkan metode relaksasi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn. A Hari/ Tanggal :28
april 2022
Ruangan : Murai NO.RM : 00.92.83

TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI


Kamis, 28 april Isolasi sosial 1. Melakukan komunikasi terapeutik S:
2022 berhubungan dengan 2. Mengidentifikasi hambatan melakukan - klien mengatakan senang bisa mengobrol dan
Jam : 10.00 wib perubahan status interaksi dengan orang lain kenal dengan suster
mental ditandai (klien mengatakan merasa minder dengan - klien mengatakan belum mau/minder berkumpul
dengan merasa ingin orang lain karena penyakitnya) dengan orang lain
sendiri dan minder 3. Memotivasi dalam aktivitas baru dan kegiatan O:
  kelompok - klien tampak diam
4. Memotivasi berinteraksi fengan orang lain - kontak mata belum adekuat
5. Mengajarkan bercakap-cakap / berkenalan - klien merespon pertanyaan dengan minimal
dengan orang lain A : Isolasi Sosial
 
P: lanjutkan intervensi
1. Melakukan komunikasi terapeutik
2. Mengidentifikasi hambatan melakukan interaksi
dengan orang lain (klien mengatakan merasa
minder dengan orang lain karena penyakitnya)
3. Memotivasi dalam aktivitas baru dan kegiatan
kelompok
4. Memotivasi berinteraksi fengan orang lain
5. Mengajarkan bercakap-cakap/ berkenalan dengan
orang lain
 
Kamis, 28 april 2022 Harga diri rendah kronik 1. Mengidentifikasi keyakinan klien. S : klien mengatakan sudah mengerti apa yang dijelaskan
Jam : 09.00 wib  
berhubungan dengan 2. Memonitor kesehatan fisik dan mental pasien.
O:
gangguan psikiatri 3. Mengintegrasikan keyakinan dalam rencana - Klien tampak kooperatif
ditandai dengan merasa perawatan sepanjang tidak - Klien tampak senang.
- Klien
malu dan kontak mata membahayakan/berisiko keselamatan.
- TTV : Td : 110/85 mmhg
kurang. 4. Memberikan harapan realistis sesuai prognosis. - N : 90x/m
5. Memfasilitasi memberikan makna terhadap - T : 36,0‫ﹾ‬C
- RR : 20x/m
kondisi kesehatan.
 
6. Menjelaskan bahaya atau risiko yang terjadi A : Harga diri rendah kronis
akibat keyakinan negatif.  
7. Menjelaskan alternatif yang berdampak positif P : Intervensi dilanjutkan

untuk memenuhi keyakinan dan perawatan. 1. Mengidentifikasi keyakinan klien.

8. Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah 2. Memonitor kesehatan fisik dan mental pasien.

dipahami 3. Mengintegrasikan keyakinan dalam rencana perawatan


sepanjang tidak membahayakan/berisiko keselamatan.
4. Memberikan harapan realistis sesuai prognosis.
5. Memfasilitasi memberikan makna terhadap kondisi
kesehatan.
6. Menjelaskan bahaya atau risiko yang terjadi akibat
keyakinan negatif.
7. Menjelaskan alternatif yang berdampak positif untuk
memenuhi keyakinan dan perawatan.
8. Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah
dipahami.
Kamis, 28 Distres Spiritual 1. Menanyakan perasaan khawatir, kesepian, dan S : Klien mengatakan sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan
april 2022 perawat.
Jam : berhubungan dengan ketidakberdayaan.  
09.30 wib kondisi penyakit kronis 2. Menanyakan harapan dan kekuatan pasien. O : - Klien tampak senang
ditandai dengan tidak 3. Mengidentifikasi ketaatan dalam beragama. - Klien tampak kooperatif
- Klien mengulang lagi apa yang sudah dijelaskan.
mampu beribadah 4. Memberikan kesempatan mengekspresikan perasaan
 
  tentang penyakit dan kematian. A : Distress Spiritual
5. Memberikan kesempatan mengekspresikan dan  
P : Intervensi dilanjutkan :
meredakan marah secara tepat.
1. Menanyakan perasaan khawatir, kesepian, dan ketidakberdayaan.
6. Menyediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas
2. Menanyakan harapan dan kekuatan pasien.
spiritual.
3. Mengidentifikasi ketaatan dalam beragama.
7. Mendiskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan
4. Memberikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang
hidup.
penyakit dan kematian.
8. Memfasilitasi melakukan kegiatan ibadah.
5. Memberikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan marah
9. Menganjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman,
secara tepat.
dan/atau orang lain.
6. Menyediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual.
10. Menganjurkan berpartisipasi dalam kelompok
7. Mendiskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup.
pendukung.
8. Memfasilitasi melakukan kegiatan ibadah.
11. Mengajarkan metode relaksasi (tarik nafas dalam)
9. Menganjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/atau
orang lain.
10. Menganjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung.
11. Mengajarkan metode relaksasi (tarik nafas dalam)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn. A Hari/ Tanggal :29 april
2022
Ruangan : Murai NO.RM : 00.92.83
TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI
jumat, 29 april 2022 Isolasi sosial berhubungan dengan 1. Melakukan komunikasi terapeutik S:
Jam : 08.00 wib 2. Mengidentifikasi hambatan melakukan - klien mengatakan masih belum
perubahan status mental ditandai interaksi dengan orang lain mau / minder berkumpul dengan
dengan merasa ingin sendiri dan (klien mengatakan merasa minder dengan orang lain
minder orang lain karena penyakitnya) O:
  3. Memotivasi dalam aktivitas baru dan kegiatan - klien tampak diam
kelompok - kontak mata belum adekuat
4. Memotivasi berinteraksi fengan orang lain - klien merespon pertanyaan
5. Mengajarkan bercakap-cakap / berkenalan dengan minimal
dengan orang lain A : Isolasi Sosial
 
P: lanjutkan intervensi
1. Melakukan komunikasi
terapeutik
2. Memotivasi berinteraksi fengan
orang lain
3. Mengajarkan bercakap-cakap/
berkenalan dengan orang lain
 
TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat , 29 april 2022 Harga diri rendah kronik berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi keyakinan klien. S : klien mengatakan sudah mengerti apa
Jam : 09.00 wib yang dijelaskan
gangguan psikiatri ditandai dengan merasa 2. Memonitor kesehatan fisik dan mental pasien.  
malu dan kontak mata kurang. 3. Mengintegrasikan keyakinan dalam rencana O:
perawatan sepanjang tidak membahayakan/berisiko - Klien tampak kooperatif
- Klien tampak senang.
keselamatan.
- Klien
4. Memberikan harapan realistis sesuai prognosis. - TTV : Td : 115/98 mmhg
5. Memfasilitasi memberikan makna terhadap kondisi - N : 89x/m
- T : 36,0‫ﹾ‬C
kesehatan.
- RR : 19x/m
6. Menjelaskan bahaya atau risiko yang terjadi akibat  
keyakinan negatif. A : Harga diri rendah kronis
7. Menjelaskan alternatif yang berdampak positif untuk  
P : Intervensi dilanjutkan
memenuhi keyakinan dan perawatan. 1. Mengidentifikasi keyakinan klien.
8. Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah 2. Memberikan harapan realistis sesuai
dipahami prognosis.
3. Memfasilitasi memberikan makna
terhadap kondisi kesehatan.
4. Memberikan penjelasan yang relevan
dan mudah dipahami.
 
 
TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 29 april 2022 Distres Spiritual berhubungan dengan kondisi 1. Menanyakan perasaan khawatir, kesepian, dan S : Klien mengatakan sudah mengerti apa
Jam : 09.30 wib yang sudah dijelaskan perawat.
penyakit kronis ditandai dengan tidak mampu ketidakberdayaan.  
beribadah 2. Menanyakan harapan dan kekuatan pasien. O : - Klien tampak senang
  3. Mengidentifikasi ketaatan dalam beragama. - Klien tampak kooperatif
- Klien mengulang lagi apa yang sudah
4. Memberikan kesempatan mengekspresikan perasaan
dijelaskan.
tentang penyakit dan kematian.  
5. Memberikan kesempatan mengekspresikan dan A : Distress Spiritual
 
meredakan marah secara tepat.
P : Intervensi dilanjutkan :
6. Menyediakan privasi dan waktu tenang untuk
1. Menanyakan perasaan khawatir,
aktivitas spiritual.
kesepian, dan ketidakberdayaan.
7. Mendiskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan
2. Menyediakan privasi dan waktu tenang
hidup.
untuk aktivitas spiritual.
8. Memfasilitasi melakukan kegiatan ibadah.
3. Memfasilitasi melakukan kegiatan
9. Menganjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman,
ibadah.
dan/atau orang lain.
4. Menganjurkan berinteraksi dengan
10. Menganjurkan berpartisipasi dalam kelompok
keluarga, teman, dan/atau orang lain.
pendukung.
5. Menganjurkan berpartisipasi dalam
11. Mengajarkan metode relaksasi (tarik nafas dalam)
kelompok pendukung.
6. Mengajarkan metode relaksasi (tarik
nafas dalam)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn. A Hari/ Tanggal :30 april
2022
TGL/JAM
Ruangan
DX
: Murai NO.RM
IMPLEMENTASI
: 00.92.83 EVALUASI
sabtu, 30 april 2022 Isolasi sosial berhubungan dengan 1. Melakukan komunikasi terapeutik S:
Jam : 08.00 wib 2. Memotivasi berinteraksi dengan orang lain - klien mengatakan akan berusaha untuk tidak
perubahan status mental ditandai 3. Mengajarkan bercakap-cakap / berkenalan dengan minder dan mau berkumpul dengan orang lain
dengan merasa ingin sendiri dan orang lain O:
minder - klien tampak lebih bersemngat
  - kontak mata adekuat
- tampak perasaan minder menurun
 
A : Isolasi Sosial teratasi
 
P: lanjutkan intervensi
- pertahankan dukungan dari orang sekitar
TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 30 april 2022 Harga diri rendah kronik 1. Mengidentifikasi keyakinan klien. S : klien mengatakan sudah mengerti apa yang
Jam : 09.00 wib 2. Memberikan harapan realistis sesuai prognosis. dijelaskan
berhubungan dengan gangguan
3. Memfasilitasi memberikan makna terhadap kondisi  
psikiatri ditandai dengan merasa kesehatan. O:
malu dan kontak mata kurang. 4. Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah - Klien tampak kooperatif
dipahami. - Klien tampak senang.
- Klien
- TTV : Td : 115/98 mmhg
- N : 89x/m
- T : 36,0‫ﹾ‬C
- RR : 19x/m
 
A : Harga diri rendah kronis
 
P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi keyakinan klien.
2. Memberikan harapan realistis sesuai prognosis.
3. Memfasilitasi memberikan makna terhadap
kondisi kesehatan.
4. Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah
dipahami.
TGL/JAM DX IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 30 april 2022 Distres Spiritual berhubungan 1. Menanyakan perasaan khawatir, kesepian, dan S : Klien mengatakan sudah mengerti apa yang sudah
Jam : 09.00 wib dijelaskan perawat.
dengan kondisi penyakit kronis ketidakberdayaan.  
ditandai dengan tidak mampu 2. Menyediakan privasi dan waktu tenang untuk O : - Klien tampak senang
beribadah aktivitas spiritual. - Klien tampak kooperatif
- Klien mengulang lagi apa yang sudah dijelaskan.
3. Memfasilitasi melakukan kegiatan ibadah.
- Kegiatan beribadah pasien sudah membaik
4. Menganjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman,  
dan/atau orang lain. A : Distress Spiritual
 
5. Menganjurkan berpartisipasi dalam kelompok
P : Intervensi dilanjutkan :
pendukung. 1. Menanyakan perasaan khawatir, kesepian, dan
6. Mengajarkan metode relaksasi (tarik nafas dalam) ketidakberdayaan.
2. Menyediakan privasi dan waktu tenang untuk
aktivitas spiritual.
3. Memfasilitasi melakukan kegiatan ibadah.
4. Menganjurkan berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan/atau orang lain.
5. Menganjurkan berpartisipasi dalam kelompok
pendukung.
6. Mengajarkan metode relaksasi (tarik nafas
dalam)
A. Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan pada Tn. A kami menemukan data sebagai berikut, Tn. A mengatakan klien
mengatakan tidak pernah berkumpul dengan masyarakat sekitar. Pasien juga mengatakan malu jika teman dan
tetangganya mengetahui penyakitnya, klien mengatakan malu dan minder jika bertemu dengan orang
sekitarnya. Klien jarang beribadah . Diagnosa Keperawatan yang didapat pada Tn. A adalah Isolasi sosial,
Harga diri rendah kronis, dan Distres Spiritual. Rencana tindakan yang dilakukan padaTn. A dengan diagnose
Isolasi sosial. Melakukan komunikasi terapeutik, Memotivasi berinteraksi dengan orang lain, Mengajarkan
bercakap-cakap atau berkenalan dengan orang lain. Memonitor perilaku yang mengidentifikasi halusinasi,
Mengajarkan pasien cara mengontrol halusinasi ( melakukan aktivitas terjadwal).

B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan agar lebih menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan Isolasi Sosial.
2. Mahasiswa lebih meningkatkan komunikasi teraupetik dalam berinteraksi dengan
klien.
3. Mahasiswa hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan berkerjasama
dengan perawat ruangan untuk memvalidasi data.

Anda mungkin juga menyukai