A DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG
MURAI
UPTD RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
DINKES PROVINSI KEPULAUAN
BANGKABELITUNG
TAHUN 2022
Disusun Oleh :
1. Mega (21300061)
2. Nafa Martianingsih (21300066)
3. Rice Marita (21300020)
4. Sri Wahyuni (21300083)
5. Tezia Pratama (21300077)
6. Umilul Mukarommah (21300076)
A. Pengertian Skizofrenia :
Skizofrenia adalah gangguan mental yang dapat mempengaruhi tingkah laku,emosi,dan komunikasi.
Skizofrenia juga paling sering ditemukan didalam masyarakat Indonesia biasanya terdiagnosa pada usia 25 tahun
sampai 35 tahun terjadi pada laki-laki dan wanita berusia 35 tahun,masalah keperawatan harga diri rendah salah
satunya dengan menggali aspek positif yang dimiliki oleh klien,dengan cara mendiskusikan bahwa klien masih
memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan dirumah (Yosep 2018 ).
B. Etiologi
Menurut Videbeck (2008) menyatakan bahwa skizofrenia dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:
Faktor Predisposisi
Terdiri dari : a. Faktor Biologis - Faktor genetika
- Faktor neuroanatomi
- Neurokimia
b. Faktor Psikologis
c. Faktor Sosiokultural dan Lingkungan
LANJUTAN……….
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dari skizofrenia antaralain sebagai berikut :
a. Biologis
b. Lingkungan
c. Pemicu Gejala
C. Manifestasi Klinik
Menurut Gejala-gejala skizofrenia menurut Keliat (2012) adalah :
1. Gejala positif : - Waham
- Halusinasi
- Perubahan arus pikir
- Perubahan perilaku
1. Pengertian :
Isolasi social yaitu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa di tolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).
Pengkajian
1. IDENTITAS KLIEN PENANGGUNG JAWAB KLIEN
Inisial :TN. A Inisial : TN. C
Umur : 43tahun Umur : 48 tahun
Informan : Klien Hubungan: Saudara
No. RM : 00.92.83
2. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Klien mengatakan sering menyendiri di dalam kamar, klien melihat bayang hitam, klien sudah 3 bulan tidak
mengambil obat dengan alasan tidak mempunyai uang.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah. Klien mengatakan lupa terakhir kali di rawat di sini dan sudah 5 kali masuk rumah sakit jiwa.
2. Klien mengatakan pengobatan sebelumnya belum berhasil karena tidak memiliki uang untuk kontrol dan
mengambil obat.
3. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
4. Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang membuat klien merasa kehilangan dan berpisah dengan kedua
1. Konsep Diri
a. Citra Tubuh: Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.
b. Identitas : klien mengatakan senang sebagai seorang lelaki dan klien juga merasakan senang sudah
menikah. Klien senang pada kerjaanya sebagai karyawan.
c. Peran: Klien mengatakan ketika di rumah sering beres-beres rumah, klien berfungsi sebagai anak yang
8. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan ketika klien merasakan pikirannya tidak nyaman dan melihat bayangan hitam, klien
mengalihkannya dengan cara menonton tv dan tidur. Terkadang sulit mengendalikannya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUGAN
a. Klienmampu dan mau berinteraksi dengan perawat
b. Klienmengatakanlulusan S1
c. Klien di rumah bisa melakukan pekerjaan rumah
d. Yang membiayai hidup klien, klien sendiri, tetapi semenjak sakit kakak klien yeng memegang semua uang
klien
e. Pelayanan dikesehatan di dekat tempat tinggal klien sudah tersedia
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
MCV 81 76 – 96 FL
Diff. Count
Monosit 7 30 – 70%
Kimia klinik
DS : klien merasakan malu dan minder jika berdekatan dengan orang disekitarnya.
DO :
- Klien sesekali menundukkan kepala
- Klien kooperatif
- Ttv : Td: 120/80 mmhg
Harga Diri Rendah Kronik
- N : 85x/m
- T : 36,5ﹾC
- RR : 20x/m
DS : Klien mengatakan jarang beribadah di rumah sakit. Distres Spiritual
DO :
- Klien tidak mampu beribadah.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Distres Spiritual
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental ditandai dengan merasa ingin sendiri dan minder
2. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan gangguan psikiatri ditandai dengan merasa malu dan kontak
mata kurang.
3. Distres Spiritual berhubungan dengan kondisi penyakit kronis ditandai dengan tidak mampu beribadah
PRIORITAS MASALAH
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah Kronik
3. Distres Spiritual
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
Inisial Klien : Tn. A Hari/
Tanggal :Kamis, 28 april 2022
Ruangan :Murai NO.RM :
00.92.83
NO
1. Isolasi sosial berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Promosi Sosialisasi (I.09313)
perubahan status mental ditandai dengan keperawatan selama 3x24 jam maka
Observasi
merasa ingin sendiri dan minder keterlibatan klien meningkat dengan
(D.0121) kriteria hasil : 1. Identifikasi kemampuan melakukan interaksi
- Minat interaksi meningkat 2. Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan
- Verbalisasi sosial menurun orang lain
- Perilaku menarik diri menurun Terapeutik
(L.13116)
3. Motivasi meningkat keterlibatan dalam suatu hubungan
4. Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
5. Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan
kelompok
NO
Edukasi
11. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
12. Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan
13. Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
14. Anjurkan meningkatkan kejujuran
diri dan menghormati hak orang lain
15. Anjurkan menggunakan alat bantu
16. Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk
kegiatan khusus
17. Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi
18. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
2. Harga diri rendah kronik Setelah dilakukan intervensi Dukungan Keyakinan (I.09259)
berhubungan dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam maka
psikiatri ditandai dengan merasa harga diri meningkat dengan kriteria Observasi
malu dan kontak mata kurang. hasil : 1. Identifikasi keyakinan, masalah , dan tujuan
(D.0086) - Kontak mata meningkat perawatan.
- Perasaan malu menurun 2. Indetifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai
(L.09069) kondisi pasien.
3. Monitor kesehatan fisik dan mental pasien.
Terapeutik
4. Integrasikan keyakinan dalam rencana perawatan
sepanjang tidak membahayakan/berisiko
keselamatan.
5. Berikan harapan realistis sesuai prognosis.
6. Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi
kesehatan.
Edukasi
7. Jelaskan bahaya atau risiko yang terjadi akibat
keyakinan negatif.
8. Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk
memenuhi keyakinan dan perawatan.
9. Berikan penjelasan yang relevan dan mudah
dipahami
3. Distres Spiritual berhubungan dengan Dukungan Spiritual (I.09276)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
kondisi penyakit kronis ditandai dengan
selama 3x24 jam diharapakan status Observasi :
tidak mampu beribadah
siritual membaik dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi perasaan khawatir, kesepian,
(D.0003) dan ketidakberdayaan.
-Kemampuan beribadah membaik 2. Identifikasi pandangan tentang hubungan
-Koping membaik antara spiritual dan kesehatan.
3. Identifikasi harapan dan kekuatan pasien.
(L.01006) 4. Identifikasi ketaatan dalam beragama.
Teraupetik :
5. Berikan kesempatan mengekspresikan
perasaan tentang penyakit dan kematian.
6. Berikan kesempatan mengekspresikan dan
8. Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah 2. Memonitor kesehatan fisik dan mental pasien.
B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan agar lebih menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan Isolasi Sosial.
2. Mahasiswa lebih meningkatkan komunikasi teraupetik dalam berinteraksi dengan
klien.
3. Mahasiswa hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan berkerjasama
dengan perawat ruangan untuk memvalidasi data.