Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY J DENGAN

ISOLASI SOSIAL
DI SERI BANDUNG OGAN ILIR

Dosen Pembimbing :
Ns.Mareta Akhiriansyah,S.Kep,M.Kep

DISUSUN OLEH:
NAMA : DIAN EKANATARI,S.Kep
NPM : 21149011122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG
PALEMBANG
2022
TINJAUAN KASUS

1.Identitas Klien

Inisial : Ny. J
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Tanggal pengkajian : 27 Mei 2022

Alamat : Seri Bandung


Informant : Saudarah klien dan komunikasi dengan klien.

II.Faktor pencetus
± 3 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2018 klien di tinggal oleh suami yang
menikah lagi dengan perempuan lain, setelah kejadian tersebut Klien tampak
menyendiri, tidak bersemangat, suara pelan hampir tidak terdengar, kontak mata
kurang, selalu menunduk, tidak berani memulai pembicaraan.

III.Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu tidak
2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil
3. Aniaya fisik tidak
Aniaya seksual tidak
Penolakan Iya karena ditinggalkan suami dan anaknya
Kekerasan dalam keluarga tidak
Tindakan kriminal tidak

MASALAH KEPERAWATAN

Harga diri rendah

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa tidak ada


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Ditinggalkan suami yang menikah lagi

MASALAH KEPERAWATAN

Berduka disfungsional
IV. Fisik
Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan hasil TD : 110/80 mmHg ;
N : 80x/mnt ; S : 36,5oC ; RR : 20x/mnt. Klien memiliki tinggi badan 158 cm dan
berat badan 55 Kg.
Keluhan fisik : Tidak ada
V. Psikososial
GENOGRAM

1.

Penjelasan :

Klien anak ke 1 dari 3 bersaudara, klien brinisial Ny. J

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

; Klien

Konsep Diri
1. Gambaran diri
klien hanya diam saat diajak bicara ,dikasih uang diambil bicara sedikit
lalu diam lagi
2. Identitas

Klien anak 1 dari 3 bersaudara, klien hanya lulusan SD


3. Peran

Klien berperan sebagai isrtri dan tidak memiliki anak, klien sebelunya
tinggal bersama suaminya. Sebelum suaminya menikah lagi dan
meninggalkan klien.
4. Ideal diri :
Klien merasa malu untuk berinteraksi dengan orang lain, dan merasa
tidak berguna karna tidak bisa memberi keturunan.
5. Harga diri
Klien merasa dirinya tidak dianggap
Masalah keperawatan: Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Hubungan sosial
6. Orang yang berarti
Orang tua dan saudarah laki lakinya
7. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : tidak berperan
dalam kegiatan sosial
8. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien hanya diam
dan tidak mau menjawab jika di ajak bicara

Masalah keperawatan: isolasi sosial

Spiritual
Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam

VI. Status Mental

1. Penampilan
Cara berpakian rapi, penampilan dari rambut sampai kaki rapi dan bersih.
Klien tidak mampu memulai pertanyaan, dan hanya menjawab kalimat
singkat ketika diberi pertanyaan, suara pelan hampir tidak terdengar.

Masalah Keperawatan Isolasi Sosial Menarik Diri


2. Pembicaraan : Lambat.
Pasien bila ditanya berpikir dahulu sedikit lama baru menjawab, terkadang tidak ingin
menjawab.
Masalah keperawatan : tidak ada maslah keperawatan

3. Aktivitas Motorik
Klien tampak tegang ketika diajak berinteraksi. Alam perasaan, klien
mengatakan malu dan takut berinteraksi dengan orang baru. klien hanya
merespon ketika diberi pertanyaan. Kontak mata kurang, klien merasa
asing apabila berinteraksi dengan orang baru ataupun lingkungan

Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan


4. Alam perasaan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah keperawatan.

6. Interaksi selama wawancara


Selama wawancara klien terlihat komperatif.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

8. Proses pikir
Pasien melakukan pembicaraan sesuai dengan yang ditanyakan dan tidak berbelit belit
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat kesadaran :


Pasien memiliki disorientasi tempat jika terlalu jauh pergi dari rumah
Masalah keperawatan : pasien mengalami disorientasi tempat

11. Memori :
Pasien selalu menginggat kejadian saat dia ditinggalkan suaminya yang menikah lagi
Masalah keperawatan : pasien mengalami gangguan daya ingat panjang

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung :


Pasien selalu minta agar pertanyaan diulang
Masalah keperawatan : pasien tidak mampu berkonsentrasi

13. Kemampuan penilaian


Pasien mengatakan bila ingin makan dan setelah makan harus cuci tangan dahulu
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

14. Daya Talik diri :


Pasien mengatakan akan sakit bila tidak makan obat
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

I. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Pasien bila lapar akan mengambil dan makan sendiri

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


2. BAB / BAK

Pasien mengatakan bila BAB atau BAK pada tempatnya

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

3.Mandi

Pasien mandi sendiri 2x sehari

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Berpakaian / berhias

Pasien dapat berpakaian sendiri

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

5. Istirahat dan tidur

Pasien tidak mau tidur siang sementara malam pasien tidur sekitar jam 21.00/ 05.30
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

6. Penggunaan obat
Ibu pasien selalu memberikan obat 2 macam pasien rutin mengkonsumsinya jika ada
persediaan

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan : Ya
Perawatan pendukung : Tidak
Pasien selalu mengonsumsi obat dari puskesmas

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan : Tidak


Menjaga kerapihan rumah : Tidak
Mencuci pakaian : Tidak
Pengaturan keuangan : Tidak

Kegiatan pasien di rumah hanya makan dan tidur.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


9. Kegiatan di luar rumah

Belanja : Tidak
Trasportasi : Tidak
Lain-lain : Tidak

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan :


Klien memiliki masalah dalam berhubungan dengan lingkungan karena stigma
masyarakat terhadap dirinya yang mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di
Rumah Sakit Jiwa
Masalah keperawatan : isolasi sosial
Aspek Medis
Diagnosa
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah kronis
Terapi medik : pemberian/minum obat secara teratur
1. Haloperidol 2 x 2,5 mg
2. Trihexyphenidyl 2 x 2 mg

Analisa Data

No. Data Masalah


1. Data Subjektif : Isolasi sosial
:
keluarga klien mengatakan klien sering menyendiri

Data Obyektif:
klientampak menyendiri, suka menggaruk- garukan
kepalanya ketika diajak berbicara, Menghindari kontak
mata menghindari bertemu dengan orang baru , lebih
suka menyendiri didalam kamar klien selalu
menunduk, tidak berani memulai pembicaraan.
2 Data Subjektif : Harga Diri
Rendah Kronis
pasien mengatakan dia tidak mau bergaul dengan
orang lain karena merasa di rendahkan
karena ditinggal oleh suami

Data objektif :
klien tampak terlihat malu ketika diajak berbicara
mengenai masa lalunya, tidak berani memulai
pembicaraan, dan terlihat sedih saat
dikaji

Daftar Masalah Keperawatan


1. Isolasi Sosial
2. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah Kronis

Pohon masalah

Isolasi sosial

Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah

Diagnosa prioritas
1. Isolasi Sosial
STRATEGI PELAKSANAAN

ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)

Pertemuan : 1

SP 1 Klien : Membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenali penyebab


isolasi sosial, membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan

1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“ Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya Dian Ekanatari , saya dipanggil
Dian , saya perawat Nama ibu siapa dan senang dipanggil siapa ? “
b. Evaluasi
1) Bagaimana perasaan ibu J saat ini ?
2) Masih ingat ada kejadian apa sampai ibu J tidak mau keluar kamar
3) Apa keluhan ibu J hari ini ? Dari tadi saya perhatikan ibu J duduk menyendiri, ,
ibu tidak tampak ngobrol dengan tetangga sebelah ? Ibu J sudah mengenal
teteanga sebelah rumah?
c. Kontrak
1) Topik
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman ibu J
? Juga tentang apa yang menyebabkan ibu J tidak mau ngobrol dengan teman-
teman ?
2) Waktu
“ Ibu mau berapa lama bercakap-cakap ? Bagaimana kalau 15 menit.”
3) Tempat
“ Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang ibu J ? Bagaimana
kalau didepan rumah aja ? “
2. Fase kerja
a. Siapa saja yang tinggal satu rumah dengan ibu J ? siapa yang paling dekat dengan
ibu J ? siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu J ? Apa yang membuat ibu J
jarang bercakap-cakap ?
b. Kalau ibu J tidak mau bergaul dengan teman-teman atau orang lain, tanda-tandanya
apa saja ? mungkin ibu J selalu menyendiri ya... terus apalagi bu... (sebutkan)
c. Ibu J tahu keuntungan kalau kita mempunyai banyak teman ? coba sebutkan apa
saja ? keuntungan dari mempunyai banyak teman itu bu J adalah... (sebutkan)
d. Nah kalau kerugian dari tidak mempunyai banyak teman ibu J tahu tidak ? coba
sebutkan apa saja ? Ya ibu J kerugian dari tidak mempunyai banyak teman adalah...
(sebutkan). Jadi banyak juga ruginya ya kalau kita tidak punya banyak teman. Kalau
begitu inginkan ibu J berkenalan dan bergaul dengan orang lain ?
e. Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain.
f. Begini lo ibu J, untuk berkenalan dengan orang lain caranya adalah : pertama kita
mengucapkan salam sambil berjabat tangan, terus bilang “ perkenalkan nama
lengkap, terus bilang , terus nama panggilan yang disukai, asal kita dan hobby kita.
Contohnya seperti ini “ assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ida, asal saya dari
Seri Bandung dan hobby memasak.
g. Selanjutnya ibu J menanyakan nama lengkap orang yang diajak kenalan, nama
panggilan yang disukai, menanyakan juga asal dan hobbynya. Contohnya seperti ini
nama ibu siapa? Senang dipanggil apa ? asalnya dari mana dan hobbynya apa ?
h. Ayo ibu J coba ! misalnya saya belum kenal dengan ibu J. Coba berkenalan dengan
saya ! ya bagus sekali ! coba sekali lagi bu J. Bagus sekali !
i. Setelah ibu J berkenalan dengan orang tersebut, ibu J bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan misalkan tentang cuaca, hobi, keluarga,
pekerjaan dan sebagainya
3. Terminasi
a. Evaluasi respon
1) Evaluasi subyektif
- Bagaimana perasaan ibu J setelah berbincang-bincang tentang penyebab
ibu J tidak mau bergaul dengan orang lain dan berlatih cara berkenalan ?
2) Evaluasi obyektif
- Coba ibu J ibu sebutkan kembali penyebab ibu J tidak mau bergaul dengan
orang lain ? apa saja tanda-tandanya bu ? terus keuntungan dan kerugianya
apa saja ?
- Coba ibu T sebutkan cara berkenalan dengan orang lain, yaitu... ya bagus
- Nah sekarang coba ibu J praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya. Iya
bagus
b. Kontrak
1) Topik

“ Baik bu J sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau 2 jam


lagi sekitar jam 11 saya akan datang kesini lagi untuk melatih ibu J berkenalan
dengan teman saya

2) Waktu
“ ibu mau bertemu lagi jam berapa ? bagaimana kalau jam 9 ? “
3) Tempat
“ ibu mau bercakap-cakap dimana ? “
c. Rencana tindak lanjut
1) Selanjutnya ibu J dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi. Sehingga
ibu J lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Ibu J bisa praktikkan
2) Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bu, berapa kali sehari ibu mau berlatih
berkenalan dengan orang lain, jam berapa saja bu ? coba tulis disini. Oh jadi
mau tiga kali ya bu.

Pertemuan : 2
SP 2 Klien : Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan
orang pertama, yaitu seorang perawat )
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“ assalamualikum ibu J, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang saya
datang lagi. Ibu J masih ingatkan dengan saya ? coba siapa ? iya bagus. Tujuan saya
sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan teman saya”
b. Evaluasi
1) Bagaimana perasaan ibu J saat ini ?
2) Apakah ibu J sudah hapal cara berkenalan dengan orang lain ? apakah ibu J
sudah mempraktikkannya dengan teman saya ? bagaimana perasaan ibu J
setelah berkenalan tersebut ?
3) Coba ibu T praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya. Ya bagus
c. Kontrak
1) Topik
“ baik sekarang kita akan berlatih berkenalan dengan orang pertama
yaitu teman saya
2) Waktu
“ Mau berapa lama berlatihnya ? bagaiman kalau 10 menit ?”
3) Tempat
“ Dimana tempatnya ? disini saja ya. Tapi nanti kita temui teman saya
2. Fase kerja
a. “ Ibu J, sudah tahu ya tadinya caranya berkenalan ? ya bagus ! ”
b. “ Tadi caranya bagaimana ya bu ? yang pertama dilakukan adalah...
(sebutkan). Bagus bu J .”

c. “ Baiklah ibu , sekarang ibu J bisa berkenalan dengan teman saya yang sudah
kita praktikkan. Ya bagus ibu J. ”
d. “ Ada lagi yang ingin ibu J tanyakan kepada teman saya Coba tanyakan
tentang keluarganya “
3. Terminasi
a. Evaluasi respon
1) Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu J setelah kita berkenalan dengan teman saya ”
2) Obyektif

“ coba ibu J sebutkan lagi cara berkenalanya. Ya bagus bu ”

b. Kontrak
1) Topik
“ Besok pagi kita ketemu lagi ya, kita akan berkenalan dengan orang kedua “
2) Waktu
“ Mau jam berapa bu ? Baik jam 17.00 sore. Waktunya berpa lama ? ya 10
menit ”
3) Tempat
“ Tempatnya dimana ? Baiklah disini saja ya “
c. Rencana tindak lanjut
“ Mari sekarang kita masukan dalam jadwal kegiatan harian ibu J. Mau jam berapa
bu J berkenalan ?
” Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar.
Misalnya menanyakan hobby, keluarga dan sebagainya.
Pertemuan : 3
SP 3 Klien : Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan
tetangga sebelah rumah )
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“ Selamat pagi ibu J, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya datang lagi.
Ibu J masih ingatkan dengan saya ? coba siapa ? iya bagus ”
b. Evaluasi
“ Apakah ibu J sudah hapal cara berkenalan dengan orang lain ? Apakah ibu J
sudah mempraktikkanya dengan tetangga senelah ? siapa saja yang yang sudah ibu J
ajak berkenalan ? coba sebutkan namanya ? iya bagus sekali ibu J sudah
mempraktikanya ya. Bagaimana perasaan ibu J setela berkenalan tersebut ”
c. Kontrak
1) Topik
“ Baik sekarang kita akan berlatih lagi berkenalan dengan 2 orang ya bu, yaitu
teman sya dan tetanga sebelah rumah

“ Mau berapa lama berlatihnya bu J ? bagaimana kalau 10 menit “


2) Tempat
“ Dimana tempatnya ? disini saja ya. Tapi nanti kita temui teman sya dan
tetangga sebelah
2. Fase terminasi
a. Evaluasi respon
1) Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu J setelah kita berkenalan dengan teman saya dan
tetangga sebelah
2) Obyektif
“ Coba ibu T sebutkan lagi cara berkenalanya. Ya bagus bu, jadi sekarang
teman ibu J sudah berapa ? namanya siapa saja ? iya bagus sekali bu J ”
b. Kontrak
1) Topik
“ Besok pagi pagi kita ketemu lagi ya, kita akan berkenalan dengan dua
orang atau lebih “
2) Waktu
“ Mau jam berapa bu ? Bik jam 17.00 sore. Waktunya berapa lama ? ya
10 menit “
3) Tempat
“ Tempatnya dimana ? Baiklah disini saja ya “
c. Rencana tindak lanjut
“ Mari sekarang kita masukan dalam jadwal kegiatan harian ibu J. Mau jam berapa
bu J berkenalan lagi ? Jangan lupa dipraktikkan terus ya bu. Dan pertahankan terus
apa yang sudah ibu J lakukan tadi. “Jangan lupa untuk menanyakan topik lain
supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan hobby, keluarga dan
sebagainya.
Pertemuan : 5

SP 4 klien : Diskusi menggunakan obat secara teratur


a. Evaluasi jadwal kegiatan harien klien untuk berkenalan dengan orang lain
secara bertahap yang sudah dilatih
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar, disertai
penjelasan tentang guna obat dan akibat berhenti minum obat
c. Susun jadwal minum obat secara teratur
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
1) “ Assalamualaikum ibu J, sesuai dengan janji kemarin, sekarang saya
datang lagi ”
2) “ ibu J masih ingatkan dengan saya ? coba siapa ? iya bagus ”
3) “ Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara menggunakan atau
minum obat
b. Evaluasi
1) “ Bagaiamana perasaan ibu J saat ini, apakah ibu J sudah tidak sedih lagi ?
apakah ibu J suka mengobrol dengan teman-teman ? Apa yang ibu
bicarakan dengan teman-teman ? Apakah jadwal kegiatanya sudah
dilaksanakan ? Coba saya lihat jadwalnya ya. Ya bagus ibu J ”
2) “ Ibu J masih ingatkan apa yang sudah kita latih ? ya bagus ! Coba
praktikkan lagi bu ! ya bagus bu ”
3) “ Apakah ibu J pagi ini sudah minum obat ? nama obatnya apa saja ? oh
ibu J belum tahu ya nama obatnya ”
c. Kontrak
1) “ Baik sekarang kita akan belajar cara menggunakan atau minum obat
dengan benar “
2) “ Mau berapa lama berlatihnya bu J ? Bagaimana kalau 15 menit “
3) “ Dimana tempatnya ? Disini saja ya. Tapi nanti kita temui teman-teman ibu
yang belum dikenal bu J”
d. “ Bagaimana ibu J, apakah sudah mengerti ? Ya bagus sekali kalau ibu J sudah
mengerti ”
2. Fase terminasi
a. Evaluasi repon
1) Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu J setelah kita bercakap-cakap tentang obat-obat
yang ibu minum ”
2) Obyektif
“ Coba ibu J sebutkan lagi nama-nama obat yang diminumnya... manfaatnya
apa saja..berapa kali minumnya dalam sehari...(sebutkan)... apa efek
samping dari obat-obat tersebut...apa kerugianya bila berhenti minum
obat...apa yang harus dilakukan kalau ibu mau minum obat...apa yang harus
dilakukan kalu ibu minum obat...ya bagus bu. Ibu J sekarang sudah tahu ya
tentang obat-obat yang harus diminumnya ”

“ Baiklah bu sya permisi dulu ya, jangan lupa ibu berlatih dan
mempraktikanya cara berkenalan ya, ibu J juga harus sering berkumpul
dan mengobrol ya...Assalamualikum
DAFTAR PUSTAKA

1. Azizah, F. N., Hamid, A. Y. S., & Wardani, I. Y. (2017). Respon Sosial dan
Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Sosial melalui Manajemen Kasus
Spesialis Keperawatan Jiwa. Media Ilmu Kesehatan, 6(2), 91-100.
https://doi.org/10.30989/mik.v6i2.221

2. Damanik, R. K., Pardede, J. A., & Manalu, L. W. (2020). Terapi Kognitif


Terhadap Kemampuan Interaksi Pasien Skizofrenia Dengan Isolasi Sosial.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 11(2), 226-235.
http://dx.doi.org/10.26751/jikk.v11i2.822

3. Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Keperawatan jiwa konsep dan kerangka kerja
asuhan keperawatan jiwa. Gosyen publishing : Yogyakarta.

4. Fadly, M., & Hargiana, G. (2018). Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Klien
Isolasi Sosial Pasca Pasung. Faletehan Health Journal, 5(2), 90-98.
https://doi.org/10.33746/fhj.v5i2.14
5. Kirana, S. A. C. (2018). Gambaran Kemampuan Interaksi Sosial Pasien Isolasi
Sosial Setelah Pemberian Social Skills Therapy Di Rumah Sakit Jiwa. Journal of
Health Sciences, 11(1). https://doi.org/10.33086/jhs.v11i1.122
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai