Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN Tn.

J DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN ISOLASI
SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG JIWA PUSKESMAS
PEJAGOAN

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran


Praktek Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :
1. Efi Mubarokah (A32020034)

2. Indri Melani N (A32020053)


3. Nurul Ariza Ferianti (A32020075)
4. Puspa Dewi Sumiasih (A32020078)
5. Rafli Satria Wicaksana (A32020079)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

A. PENGERTIAN ISOLASI SOSIAL


Isolasi sosial merupakan suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam
(Farida, 2012).
Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami seseorang dan
memiliki persepsi dimana orang lain serta lingkungan sekitar dapat mengancam
kehidupannya (Sukaesti, 2018).
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016) isolasi sosial merupakan ketidakmampuan untuk membina hubungan
yang erat, hangat, terbuka dan interdependen dengan orang lain. Isolasi sosial
adalah kegagalan individu dalam melakukan interaksi dengan orang lain yang
disebabkan pikiran negative dan mengancam.
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya,
pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain. (Dermawan & Rusdi, 2013).
Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa isolasi
sosial adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain yang di tandai dengan rasa malas untuk bergaul dengan orang
disekitarnya.
B. TANDA DAN GEJALA ISOLASI SOSIAL
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017) tanda dan gejala isolasi sosial sebagai berikut ;
1. Gejala dan tanda mayor isolasi sosial ;
a. Data subjektif ;
1) Merasa ingin sendiri,
2) Merasa tidak aman di tempat umum.
b. Data objektif ;
1) Menarik diri,
2) Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan.
2. Gejala dan tanda minor
a. Data subjektif
1) Merasa berbeda dengan orang lain,
2) Merasa asik dengan pikiran sendiri,
3) Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas.
b. Data objektif
1) Afek datar,
2) Afek sedih,
3) Riwayat ditolak,
4) Menunjukkan permusukan,
5) Tidak mampu memenuhi harapan orang lain,
6) Tidak ada kontak mata,
7) Perkembangan terlambat,
8) Tidak bergairah/lesu.
C. PENYEBAB ISOLASI SOASIAL
Penyebab isolasi sosial menurut Prabowo (2014) diantaranya :
1. Faktor predisposisi ;
a. Faktor perkembangan,
b. Faktor biologis,
c. Faktor sosial budaya,
d. Faktor komunikasi dalam keluarga.
2. Faktor Presipitasi :
a. Stressor sosial budaya
Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap gambaran diri, ideal diri dan
konsep dirinya.
b. Stressor psikologis
Tingkat kecemasan yang tinggi dapat menganggu konsep diri.
D. AKIBAT ISOLASI SOSIAL
Salah satu gangguan yang berhubungan dengan isolasi sosial diantaranya
perilaku menarik diri yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa
dialami pasien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan,
ketegangan, kekecewaan dan kecemasan (Prabowo, 2014).
Perasaan tidak berharga menyebabkan pasien semakin sulit dalam
mengembangkan interaksi dengan orang lain, akibatnya pasien menjadi regresi
atau mundur, mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian
terhadap penampilan dan kebersihan diri. Pasien semakin tenggelam dalam
penampilan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku yang tidak sesuai
dengan kenyataan, sehingga berakibat ke dalam halusinasi (Dalami, dkk 2009).
E. POHON MASALAH ISOLASI SOSIAL

Gangguan Sensori Persepsi :


Halusinasi

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri : HDR

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi Sosial.

G. FOKUS INTERVENSI
1. SP 1 : mengenal masalah isolasi sosial (tanda dan gejala, penyebab dan akibat
isolasi sosial) dan menjelaskan, mendemonstrasikan dan melatih cara
berkenalan.
2. SP 2 : menjelaskan dan melatih klien berkenalan dengan 2 orang dan bercakap-
cakap dalam melakukan kegiatan harian.
3. SP 3 : menjelaskan dan melatih klien berkenalan dengan 2 orang dan bercakap-
cakap dalam melakukan kegiatan harian, serta melakukan kegiatan sosial.
4. SP 4 : menjelaskan dan melatih berbicara dalam melakukan kegiatan sosial :
meminta sesuatu, memberi bantuan, berbelanja ke warung, ke pasar atau ke
bank.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. J
Umur : 32 tahun
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
No rm : 0068xx
2. IDENTITAS KELUARGA
Nama : Ny. N
Umur : 72 tahun
Pekrjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Petanahan
Hubungan : Nenek Kandung
3. ALASAN MASUK
Klien datang ke Puskesmas Pejagoan diantar oleh neneknya dengan
keluhan gelisah, tidak bisa tidur siang dan malam hari, tidak mau
berinteraksi dengan orang lain, badan kaku, dan tidak nafsu makan. Klien
terlihat murung, sedih, dan ketakutan jika ada orang lain yang ingin
berinteraksi dengannya. Keluarga klien juga mengatakan bahwa obat
yang dikonsumsi sudah habis dan tidak minum obat selama dua minggu.
Klien kemudian dibawa ke Puskesmas Pejagoan.
4. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
a. Faktor Predisposisi
Klien memiliki riwayat pengobatan dan dirawat di Puskesmas
Pejagoaj sejak 2 (dua) tahun lalu dan sudah diawat sebanyak 2 (dua) kali.
Klien sering dimarahi oleh kakak kandungnya karena kondisi pasien
pengangguran/belum bekerja yang menyebabkan klien tertekan karena
banyak pikiran. Klien sering mengurung diri dan berbicara menyalahkan
diri sendiri. Klien tidak pernah berinteraksi dengan orang baru. Klien
takut bertemu dengan orang lain karena merasa dirinya salah dan menjadi
beban keluarga.
b. Faktor Presipitasi
Klien sudah tidak lanjut obat (putus obat) kurang lebih 2 (dua) minggu.
5. Pengkajian Fisik
a. Tanda-tanda Vital;
1. Tekanan Darah: 110/80 Mmhg
2. Nadi : 72 x/menit
3. Pernafasan : 22 x/menit
4. Suhu : 36,6 °C
b. Keluhan Fisik
Klien mengeluh badannya terasa kaku dan nyeri.
6. Psikososial
a. Genogram

Ny.
Tn.
I
B

Tn. T Ny.
(X) S

X X X X X Tn.
J

Keterangan:
Laki-laki

Perempuan

Hubungan Pernikahan

Tinggal satu rumah


X Meninggal
Di dalam keluarga terdapat 2 (dua) orang yang memiliki riwayat gangguan Jiwa.
Tn.J dan Kakak perempuannya.
b. Konsep diri;
1. Gambaran diri : Klien menyukai semua anggota badannya.
2. Identitas diri : Klien mengatakan bersyukur sebagai laki-laki yang
tinggal serumah dengan neneknya.
c. Ideal diri : Klien berharap bisa sembuh dan dapat mencari kerja untuk
membantu mbahnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
d. Harga diri : Hubungan dengan kakak perempuannya tidak baik, klien
sering berantem dan sering dimarahi oleh kakak
perempuannya, dan penerimaan di lingkungan baik.
Masalah Keperawatan : Klien memiliki masalah pada konsep diri yaitu memiliki
hubungan yang tidak harmonis dengan kakak
perempuannya.
B. Hubun gan Sosial :
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan bahwa orang yang berarti bagi dirinya yakni sosok
mbahnya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak aktif mengikuti kegiatan apapun di lingkungan rumah
dan lebih senang mengurung diri di kamarnya.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien merasa malu dan tidak percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain,
klien mengatakan sulit berbicara karena berbicarnya cepat dan terbelit-belit.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial.
C. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Keluarga klien mengatakan gangguan jiwa yang dialami Tn. J tidak dianggap
aib bagi keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar
2. Kegiatan ibadah
Klien melakukan shalat 5 waktu selamat dirawat di Puskesmas Pejagoan, dan
apabila di rumah tetap menjalankan shalat 5 waktu yang dibimbing oleh
mbahnya.
Masalah Keperawatan : klien tidak memiliki masalah di spiritualnya.

7. STATUS MENTAL
a. Penampilan umum
Klien tampak bersih dan menggunakan baju dengan rapih.
b. Pembicaraan
Klien saat berinteraksi sering menunduk dan minder saat berinteraksi
dengan orang lain, kontak mata tidak focus dan sering menangis tiba-
tiba.
c. Aktivitas motorik
Klien tampak tenang, terkadang tiba-tiba gelisah memegangi dadanya
dan jarinya terlihat tremor, klien terkadang tampak mondar-mandir.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan takut dan khawatir saat mendengar suara dengan
nada kencang, klien terlihat gelisah jika mbahnya tidak ada
disampingnya.
e. Afek
Klien memilik i afek datar
f. Interaksi selama wawancara
Klien tampak kooperatif , dapat menjawab pertanyaan akan tetapi
klien dalam menyampaikan terlalu berbelit-belit dan tidak sampai
tujuan, kontak mata tidak focus dan terkadang menggaruk-garuk
tangannya.
g. Persepsi
Klien sering mengurung diri dan berbicara sendiri menyalahkan
dirinya, klien sering bengong/berdiam diri, pasien merasa gelisah jika
mendengar suara keras dan gaduh, serta respon baik yang diberikan
pasien dengan melakukan kegiatan sehari-hari.
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori (Halusinasi)
h. Proses pikir
Klien menjawab pertanyaan tidak sampai tujuan dan berbelit-belit
(tangensial).

i. Isi pikir
Klien tidak terkaji isi pikirannya
j. Tingkat kesadaran dan orientasi
Klien mengatakan bingung dan tidak dapat mngorientasikan waktu
dan tempat.
k. Memori
Klien dapat mengingat rumahnya, saudaranya, hobinya serta dapat
kegiatan yang baru saja dilakukan.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berhitung sesuai yang diceritakan
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat menjawab pertanyaan meskipun terbelit-belit.
n. Daya tilik diri
Klien belum menerima keadaan yang sekarang, klien belum tau
tentang penyakitnya akan tetapi klien kooperatif dan tidak mengamuk.
8. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
a. Makan
Klien mengatakan saat di rumah makan 2-3 x sehari dengan
sayur dan lauk yang disediakan oleh mbahnya, klien makan apapun
yang disediakan oleh mbahnya.Setelah makan klien tidak mencuci
piringnya sendiri.
b. BAB/BAK
Klien mengatakan apabila ingin BAK/BAK akan pergi ke wc.
c. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari, sikat gigi 1x sehari, keramas
3 hari sekali dan memotong kuku 1 bulan sekali.
d. Berpakaian
Klien suka menggunakan sarung dan klien di rumah ganti pakaian
2x sehari.
e. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan susah tidur. Keluarga klien mengatakan tidur
selama 2-3 jam pada siang hari dan 4-6 jam pada malam hari dan
setelah bangun tidur klien shalat dan mandi terlebih dahulu kemudian
beraktivitas.
f. Penggunaan obat
Klien tidak dapat menjelaskan obat apa saja yang diminum,
klien hanya tau jumlah dan waktu minum obat. Obat disediakan oleh
keluarganya.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengerti saat sudah di rumah harus control ke puskesmas
pejagoan, keluarga dan teman-temannya mendukung untuk
kesembuhan klien.
h. Aktivitas dalam dan luar rumah
Keluarga klien mengatakan klien sering dikamar dan berdiam
diri, terkadang klien membantu mbahnya untuk menyapu halaman.
9. MEKANISME KOPING
Adaptif
Klien dapat berbicara meskipun terbelit-belit dan menunduk saat
berinteraksi dengan orang lain, klien dapat melakukan aktivitas fisik yang
didampingi oleh mbahnya.
10. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
a. Dukungan kelompok
Klien didukung dan ditemani oleh mbahnya setiap hari untuk
kesembuhan klien
b. Hubungan dan lingkungan
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungannya dan
berinteraksi dengan orang-orang sekitar klien.
c. Pendidikan
Pendidikan terakhir klien SLTP
d. Pekerjaan
Klien pernah bekerja sebagai buruh bangunan dan berhenti.
e. Perumahan
Tidak ada masalah dengan area lingkunganrumah yang ditinggali
sekarang.
f. Ekonomi
Klien mengatakan mampu menghidupi keluarganya walaupun terbatas.
g. Pelayanan kesehatan
Klien tidak memiliki masalah dengan pelayanan kesehatan dan bersedia
control ke puskesmas
11. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien kurang mengetahui tentang penyakit jiwa dan faktor presipitasi.
NO NAMA OBAT DOSIS RUTE INDIKASI
1 Trihexyphenidyl 2x1 (Sesudah Oral Agar badan tidak kaku
(THP) makan)
2 Clozapine 1x1 (Sesudah Oral Supaya badan terasa leb
(CPZ) makan) rileks dan bisa tidur
3 Haloperidol 2x1 (Sesudah Oral Menangani penya
(HP) makan) skizofrenia, sindro
Tourette, mania penya
bipolar, mual dan munt
delirium, psikosis akut, d
halusinasi

12. ASPEK MEDIS


a. Diagnosa Medis
Skizofrenia
b. Terapi yang diberikan
ANALISA DATA
TGL/ DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
JAM
Selasa, Ds: Perubahan Menarik Diri
12/01/2021 Tidak didapatkan data persepsi sensori:
Jam 11.00 subjektif. Halusinasi
WIB Do:
1. Sering terlihat
melamun.
2. Klien tampak
bingung dan
bicara sendiri.
3. Klien sering
mondar-mandir.
4. Perubahan status
emosional
berubah dari
ceria dan tiba-
tiba klien terlihat
murung.
5. Klien kurang
kooperatif dan
menundukkan
kepala saat
wawancara.
6. Pendiam dan
suka menyendiri.
Selasa, Ds: Gangguan Harga diri rendah
12/01/2021 1. Klien Isolasi Sosial
Jam 11.00 mengatakan :Menarik diri
WIB malu dan malas
berinteraksi
dengan orang
lain.
2. Klien merasa
malu karena
tidak memiliki
pekerjaan dan
penghasilan
sendiri.
3. Klien memilih
memendam
masalahnya
sendiri.
Do:
1. Klien tampak
lemah & tidak
bersemangat.
2. Kontak mata
kurang.
3. Saat berinteraksi
klien menunduk
dan merasa tidak
jenak saat
bertemu dengan
orang baru.
4. Klien lebih
senang
menyendiri dan
jarang mengikuti
kegiatan
ruangan.
Selasa, Ds: Gangguan Koping Individu
12/01/2021 Konsep diri : tidak efektif
Jam 11.00 1. Klien merasa Harga Diri
WIB malu dan minder rendah Kronik
dengan
keadaanya.
2. Klien merasa
malu karen
atidak memiliki
pekerjaan dan
pengahasilan.
3. Klien lebih suka
memendam
masalahnya
sendiri.
Do:
1. Klien tampak
lemah & tidak
bersemangat.
2. Kontak mata
kurang.
3. Saat berinteraksi
klien menunduk
dan merasa tidak
jenak saat
bertemu dengan
orang baru.
4. Klien lebih
senang
menyendiri dan
jarang mengikuti
kegiatan
ruangan.
POHON MASALAH

Perubahan sensori/persepsi………………………. Akibat Halusinasi

Isolasi Sosial : Menarik Diri………………………. Masalah Utama

Gangguan Konsep Diri : HDR Kronis……………. Penyebab

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko perubahan sensosi persepsi : Halusinasi dengan gangguan


interaksi social menarik diri.
2. Isolasi social : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
Implementasi & Evaluasi Keperawatan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Respon hasil TTD
Jam Keperawatan
Selasa, Resiko Sp 1 Pasien : S: Rafli
12/01/21 Perubahan 1. Klien
Jam sensori 1. Membina hubungan menjawab &
persepsi : saling percaya. salam
11.00 2. Membantu klien Indri
Halusinasi perawat.
WIB dengan mengenal penyebab 2. Klien
gangguan isolasi social. mengatakan
interaksi social 3. Membantu klien Namanya
menarik diri mengenal keuntungan Tn.J, dan
dan kerugian senang
berinteraksi dengan dipanggil Tn.
orang lain. J.
4. Mengajarkan klien 3. Klien
cara berkenalan. mengatakan
5. Memasukkan ke kabarnya
jadwal harian klien. baik.
4. Klien
mengatakan
tidak mau
bergaul
dengan
orang lain
karena malas
dan malu.
5. Klien
mengerti
keuntungan
dan kerugian
berinteraksi
dengan
oramg lain.
6. Klien
mengatakan
mau
berinteraksi
dengan
orang lain.
O:
1. Klien
menjwab
salam
perawat dan
mengungkap
kan alasan
menarik diri.
2. Klien
mengerti
keuntungan
dan kerugian
berinteraksi
dengan
orang lain.
3. Kontak mata
tidak focus
dan sedikit
berkurang.
4. Klien tidak
memulai
pembicaraan.
5. Klien kurang
kooperatif
dan sering
menunduk.
6. Kurang
focus saat
pembicaraan
karena saat
menjawab
klien
terbelit-belit.
A;
Klien mampu
mempraktekkan cara
berkenalan
P:
Klien:
1. Motivasi
klien untik
cara
berkenalan
dengan
perawat.
2. Anjurkan
klien untuk
memasukkan
ke jadwal
kegiatan
harian.
Perawat:
1. Evaluasi SP
1.
2. Ajarkan
klien untuk
berinteraksi
dengan
perawat lain
(SP 2).
Selasa, Resiko Sp 2 Pasien : S; Puspa
12/01/21 Perubahan 1. Mengevaluasi SP 1. Klien &
Jam sensori 1. mengatakan
persepsi : 2. Mengajarkan kabarnya Efi
15.00
Halusinasi klien berinteraksi baik.
WIB dengan secara bertahap 2. Klien
gangguan (berkenalan mengatakan
interaksi social dengan orang masih
menarik diri pertama seorang mengingat
perawat). yang
3. Memasukkan diajarkan
kejadwal harian perawat
klien. tentang cara
berkenalan.
3. Klien
mengatakan
mau
berkenalan.
O:
1. Klien
tampak lebih
semangat.
2. Kontak mata
mulai ada.
3. Klien sudah
bisa
tersenyum.
4. Klien
tampak lebih
kooperatif.
5. Klien
mampu
menyebutkan
mdan
mengulang
cara
berkenalan.
A:
1. Klien
mampu
mengulang
SP 1.
2. Klien
mampu
berkenalan
dengan
perawat SP
2.
P:
Klien:
1. Motivasi
klien untik
cara
berkenalan
dengan
perawat.
2. Anjurkan
klien untuk
memasukkan
ke jadwal
kegiatan
harian.
Perawat:
1. Evaluasi SP
1 dan SP 2 .
2. Ajarkan
klien untuk
berkenalan
dengan
orang lain
(klien lain).
Rabu, Resiko SP 3 Pasien : S; Puspa
12/01/21 Perubahan 1. Klien
Jam sensori 1. Mengevaluasi SP mengatakan &
persepsi : 1 dan SP 2. keadaanya
11.00 2. Melatih klien Efi
Halusinasi lebih baik.
WIB dengan berinteraksi 2. Klien
gangguan secara bertahap mengatakan
interaksi social (berkenalan masih
menarik diri dengan orang mengingat
kedua seorang yang
klien lain). diajarkan
3. Memasukkan ke perawat
jadwal kegiatan tentang cara
harian klien. berkenalan
SP 1 dan Sp
2.
3. Klien
mengatakan
mau
berkenalan
dengan klien
lain.
O:
1. Klien
tampak lebih
semangat.
2. Kontak mata
mulai ada.
3. Klien sudah
bisa
tersenyum.
4. Klien tidak
bisa focus
dengan klien
lain saat
berinteraksi
karena
terbiasa
dengan
perawat.
5. Klien dapat
menyebutkan
nama
perawat yang
sudah diajak
kenalan.

A:
1. Klien
mampu
mengulang
SP 1 yaitu
cara
berkenalan
dan SP 2
yaitu
berkenalan.
2. Klien belum
mampu
berkenalan
dengan klien
lain atau
melakukan
SP 3.
P:
Klien:
1. Motivasi
klien untik
cara
berkenalan
dengan
perawat.
2. Anjurkan
klien untuk
memasukkan
ke jadwal
kegiatan
harian.
Perawat:
1. Evaluasi SP
1 dan SP 2 .
2. Ulangi
kegiatan SP
3 karena
belum
optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ernawati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Jiwa. Jakarta : Trans Info Media.
Demawan, R., Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa : Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Keliat, B. A. 2011. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Iffany, Nur Chairunnisa, 2020. Penelitian Hubungan Gangguan Psikologis
dengan Mekanisme Koping pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Gombong.
Prabowo, Eko. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Sukaesti, D. (2018) ‘Social Skill Training in Social
Insulation Clients’, Jurnal Keperawatan Jiwa.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (1st ed.)
Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta : CV. Trans Info
Media.
Y. D. Farida, Kusumawati. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika.
Lampiran
INSTRUMEN PENGUKUR KECEMASAN

A. DAS (DEPRESSION, ANXIETY AND STRES SCALE)


Menggunakan instrument dari DASS 42 yang dimodifikasi
menjadi 14 item, instrument reliable dengan nilai koefisien 0,774.

INSTRUMEN DASS 14

1. Identitas
Nomor Responden : 0068xx Usia : 32 Th
Pekerjaan : Belum Bekerja Alamat: Petanahan
Jenis Kelamin :L Pendidikan : SLTP
2. Petunjuk
Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara
memberi tanda centang (√) pada salah satu kolom yang paling sesuai
dengan keadaan Bapak/Ibu/Saudara saat ini dengan skala penilaian :
Nilai 0 : tidak pernah
Nilai 1 : kadang-kadang
Nilai 2 : sering
Nilai 3 : selalu
No Pernyataan 0 1 2 3
Saya merasa bahwa diri saya menjadi
1. √
pemarah karena hal-hal sepele
Saya cenderung bereaksi berlebihan
2. √
terhadap suatu situasi
3. Saya merasa sulit bersantai √
Saya menemukan diri saya mudah
4. √
merasa kesal
Saya merasa telah menghabiskan
5. √
banyak energy untuk merasa cemas
6. Saya menemukan diri saya menjadi √
tidak sabar ketika mengalami
penundaan (missal: kemacetan lalu
lintas, menunggu sesuatu)
Saya merasa bahwa saya mudah
7. √
tersinggung
8. Saya merasa sulit beristirahat √
Saya merasa bahwa saya sangat mudah
9. √
marah
Saya merasa sulit untuk tenang setelah
10. √
sesuatu membuat saya kesal
Saya sulit untuk sabar dalam
11. menghadapi gangguan terhadap hal √
yang sedang saya lakukan
12. Saya sedang merasa gelisah √
Saya tidak dapat memaklumi hal
apapun yang menghalangi saya untuk
13. menyelesaikan hal yang sedang saya √
lakukan

Saya menemukan diri saya mudah


14. √
gelisah
Total = 31, Kategori Stress Berat
Untuk klien stress
Keterangan :
a. 0-14 : normal
b. 15-18 : ringan
c. 19-25 : sedang
d. 26-33 : berat
e. 34 + : sangat berat

Anda mungkin juga menyukai