Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
“DISTRESS SPIRITUAL”

Oleh:

NAMA : DEVI INDAH PRATIWI


NIM : 22223021

Dosen Pembimbing:
Apriyani, S. Kep., Ns., M. Kep

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2024
LAPORAN PENDAHULUAN
DISTRESS SPIRITUAL

I. Masalah Utama
Distress spiritual

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Distres spiritual adalah gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain,
lingkungan atau Tuhan (PPNI, 2017).
Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam inti
keberadaan manusia dan/ atau identitas pribadi, penderitaan jiwa manusia, dan sebagai
jenis respon maladaptif terhadap stresor kehidupan (Glenn & Pieper, 2019).

B. Faktor Predisposisi
1. Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang
sehingga dapat mengganggu proses interaksi, dimana dalam proses interaksi ini akan
terjadi transfer pengalaman yang penting bagi perkembangan spiritual seseorang.
2. Faktor frediposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapatan,
okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman
sosial, tingkatan sosial.

C. Faktor Presipitasi
1. Kejadian stresful: Kejadian stresful dapat mempengaruhi perkembangan spiritual
seseorang karena terjadi perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan
orang yang terdekat karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik
dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi.
2. Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres
spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan
keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam
keluarga, kelompok maupun komunitas (Hamid & Ester, 2018).

D. Tanda dan Gejala


1. Mayor:
a. Subjektif
1) Mempertahankan makna/tujuan hidup.
2) Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang bermakna.
3) Merasa menderita/kurang berdaya.
b. Objektif
1) Tidak mampu beribadah.
2) Marah pada tuhan.
2. Minor:
a. Subjektif
1) Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang tenang.
2) Mengeluh tidak dapat menerima (kurang pasrah).
3) Merasa bersalah.
4) Merasa terasing.
5) Menyatakan telah diabaikan.
b. Objektif
1) Menolak berinteraksi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual.
2) Tidak mampu berkreativitas (misal: menyanyi, mendengarkan musik,
menulis).
3) Koping tidak efektif.
4) Tidak berminat pada alam/literatur spiritual (PPNI, 2016).

E. Akibat
Distress spiritual dapat menganggu keluarga dalam mengelola konflik, kondisi ini
akan merusak kesejahteraan keluarga, keluarga akan mengalami rasa keputusasaan,
hilangnya kebebasan, konflik batin tentang keyakinan mereka, dan mempertanyakan
makna dari keberadaan dirinya (Aulia, 2019).

F. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Rasa percaya Kemauan Mencintai dan Keyakinan Bersyukur


R memberi maaf keterikatan
espon adaptif adalahrespon individu dalam menyelsaikan masalah yang masih dapat
diterima oleh norma sosial budaya yang umum berlaku, respon ini meliputi:
1. Rasa percaya terhadap diri sendiri dan kesabaran, rasa percaya terhadap kehidupan
walaupun terasa berat, dan keterbukaan terhadap Tuhan.
2. Kemauan memberi maaf, menerima diri sendiri dan orang lain dapat berbuat salah,
tidak mendakwa atau berprasangka buruk, memandang penyakit sebagai sesuai yang
nyata, memaafkan diri sendiri, memberi maaf orang lain, menerima pengampunan
Tuhan, dan pandangan yang realistic terhadap masa lalu.
3. Mengekspresikan perasaan dicintai oleh orang lain atau Tuhan, mampu menerima
bantuan, menerima diri sendiri, dan mencari kebaikan dari orang lain
4. Ketergantungan pada anugerah Tuhan, termotivasi untuk tumbuh, mengekspresikan
kepuasan dengan menjelaskan kehidupan setelah kematian, mengekspresikan
kebutuhan untuk memasukin kehidupan dan/atau memahami wawasan yang lebih
luas, dan mengekspresikan kebutuhan ritual.
5. Merasa bersyukur, merasakan anugerah yang dilimpahkan Tuhan, dan merasa
harmoni yang utuh.
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma sosial dan budaya lingkungannya, respon yang sering ditemukan
meliputi:
1. Merasa tidak nyaman dengan kesadaran diri, ketidakmampuan untuk terbuka terhadap
orang lain, merasa bahwa hanya orang tertentu dan tempat tertentu yang aman, Ingin
kebutuhan dipenuhi segera, tidak dapat menunggu, tidak terbuka kepada Tuhan, dan
takut terhadap maksud Tuhan.
2. Merasakan penyakit sebagai hukuman, merasa Tuhan sebagai pengukum, merasa
bahwa maaf hanya diberikan berdasarkan perilaku, tidak mampu menerima diri
sendiri, dan menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan orang lain.
3. Takut bergantung pada orang lain, menolak bekerja sama dengan tenaga kesehatan,
cemas berpisah dengan keluarga, menolak diri atau angkuh dan mementingkan diri
sendiri, tidak mampu untuk mempercayau diri sendiri dicintai oleh Tuhan, tidak
mempunyai hubungan rasa cinta dengan Tuhan, dan merasa jauh dari Tuhan.
4. Tidak percaya pada kekuasaan Tuhan, takut kematian/kehidupan setelah kematian,
merasa terisolasi dari kepercayaan masyarakat sekitar, merasa pahit, frustasi dan
marah terhadap Tuhan, nilai keyakinan dan tujuan hidup yang tidak jelas, dan tidak
mempunyai komitmen.
5. Mencemaskan masa lalu dan yang akan datang, terpusat pada penyesalan.

III. Analisa Data


Masalah
Data
Keperawatan
Tanda dan Gejala Subjektif: Distress
1. Tanda Mayor spiritual
a. Mempertanyakan makna/tujuan hidupnya
b. Menyatakan hidupnya tidak/kurang bermakna
c. Merasa menderita/tidak berdaya
2. Tanda Minor
a. Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang tenang
b. Mengeluh tidak dapat menerima (kurang pasrah)
c. Merasa bersalah
d. Merasa terasing
e. Menyatakan telah di abaikan

Tanda dan Gejala Objektif:


1. Tanda Mayor
a. Tidak mampu beribadah
b. Marah pada Tuhan
2. Tanda Minor
a. Menolak berinteraksi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual
b. Tidak mampu beraktivitas (misal menyanyi, mendengarkan musik,
menulis)
c. Koping tidak efektif
d. Tidak berminat pada alam/literature spiritual

IV. Pohon Masalah


Effect Gangguan persepsi sensori: haluisnasi

Core Problem
Distress spiritual

Causa Harga diri rendah

Penyakit akut, kronis, terminal

V. Rencana Tindakan Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah
klien.Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologi, social dan spiritual.
1. Identitas pasien: nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, status, pendidikan, No. RM,
tanggal pengkajian.
2. Keluhan utama/alasan masuk
Tanyakan kepada klien/keluarga:
a. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini?
c. Bagaimana hasilnya?
3. Faktor predisposisi
a. Tanyakan kepada Klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu?
b. Tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya?
c. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami
dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal?
d. Tanyakan klien/keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang
mengalami gangguan jiwa? Tanyakan bagaimana hubungan klien dengan
anggota keluarga tersebu? Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat
pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota keluarga
tersebut? Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
e. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan (kegagalan, kehilangan/perpisahan/kematian, trauma selama
tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu? Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
4. Aspek fisik/biologis
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ:
a. Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pemapasan
klien.
b. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
c. Tanyakan apakah, berat badan naik atau turun.
d. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan
oleh klien.
e. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan
yang ada.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
5. Aspek psikososial
a. Genogram:
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
hubungan klien dan keluarga. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
yang ada.
b. Konsepdiri
1) Citra tubuh:
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai
dan tidak disukai.
2) Identitas diri, tanyakan tentang:
a) Status dan posisi klien sebelum dirawat.
b) Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok)
c) Kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan.
3) Peran: Tanyakan;
a) Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/masyarakat.
b) Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
4) Ideal diri: Tanyakan;
a) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
b) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat keija,
masyarakat).
c) Harapan klien terhadap penyakitnya.
5) Harga diri: Tanyakan;
a) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2 a, b, c.
b) Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
6) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
c. Hubungan sosial:
1) Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantu an atau sokongan.
2) Tanyakan pada klen keiompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat.
3) Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam keiompok
dimasyarakat.
4) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan: Tanyakan tentang,
a) Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
norma budaya dan agama yang dianut.
b) Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
2) Kegiatan ibadah: Tanyakan,
a) Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan keiompok.
b) Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
3) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
6. Status mental
a. Penampilan (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga)
1) Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang
tidak rapih.Misalnya: rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting
tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
2) Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya: pakaian dalam, dipakai diluar
baju.
3) Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian tidak
tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
4) Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum.
5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
b. Pembicaraan.
1) Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras,
gagap, membisu, apatis dan atau lambat.
2) Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain
yang tak ada kaitannya beri tanda ✓ pada kotak inkoheren.
3) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
4) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
c. Aktivitas motorik (data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawat/keluarga)
1) Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
2) Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan.
3) Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
4) Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol
klien.
5) Tremor = jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
6) Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang-
kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan
sebagainya.
7) Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum.
8) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
d. Alam perasaan (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga)
1) Sedih, putus asa yang berlebihan sudah jelas.
2) Ketakutan (objek yang ditakuti sudah jelas).
3) Khawatir (objeknya belum jelas).
4) Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
5) Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
e. Afek (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga)
1) Datar (tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan).
2) Tumpul (hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat).
3) Labil (emosi yang cepat berubah-ubah).
4) Tidak sesuai (emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan sti-mulus yang
ada).
5) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
6) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
f. Interaksi selama wawancara (data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan
observasi perawat/keluarga).
1) Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
2) Kontak mata kurang (tidak mau menatap lawan bicara).
3) Defensif (selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya).
4) Curiga (menunjukan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain).
5) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
6) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
g. Persepsi.
1) Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan
penciuman.
2) Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien
berhalusinasi.
3) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
h. Proses pikir (data diperoleh dari observasi pada saat wawancara)
1) Sirkumstansial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
2) Tangensial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
3) Kehilangan asosiasi: pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
4) Flight of ideas: pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya,
masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
5) Bloking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali
6) Perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali.
7) Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
8) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
i. Isi pikir (data didapatkan melalui wawancara)
1) Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha meng-
hilangkannya.
2) Phobia: ketakutan yang phatologis/tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.
3) Hipokondria: keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh
yang sebenarnya tidak ada.
4) Depersonalisasi: perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan.
5) Ide yang terkait: keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi
dilingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.
6) Pikiran magis: keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal- hal
yang mustahil/diluar kemampuannya.
7) Waham
a) Agama: keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b) Somatik: klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
c) Kebesaran: klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
d) Curiga: klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan
secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
e) Nihilistik: klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
Waham yang bizar
a) Sisip pikir: klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam
pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan.Siar pikir: klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang
dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut
yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
b) Kontrol pikir: klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
8) Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
9) Masalah keperawatan sesuai dengan data.
10) Tingkat kesadaran (data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui
wawancara dan observasi, stupor diperoleh melalui observasi, orientasi klien
(waktu, tempat, orang) diperoleh melalui wawancara).
a) Bingung: tampak bingung dan kacau.
b) Sedasi: mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/tidak sadar.
c) Stupor: gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan-gerakan yang
diulang, anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung yang
dipertahankan dalam waktu lama tetapi klien menyadari semua yang
terjadi di lingkungan).
d) Orientasi tempat, waktu, orang jelas.
e) Jelaskan data subjektif dan objektif yang terkait hal-hal diatas.
f) Masalah keperawatan sesuai dengan data.g. Jelaskan apa yang dikatakan
oleh klien pada saat wawancara.
11) Memori data diperoleh melalui wawancara
a) Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat
kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan.
b) Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian
yang terjadi dalam minggu terakhir.
c) Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru
saja terjadi.
d) Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan
memasukkan yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya
ingatnya.
e) Jelaskan sesuai dengan data terkait.
f) Masalah keperawatan sesuai dengan data
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung (data diperoleh melalui wawancara)
a) Mudah dialihkan : perhaian klien mudah berganti dari satu objek ke objek
lain.
b) Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang
tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
c) Tidak mampu berhitung : tidak dapa melakukan penambahan /
pengurangan pada benda-benda nyata.
d) Jelaskan sesuai dengan data terkait.
e) Masalah keperawatan sesuai data.
13) Kemampuan penilaiana.
a) Gangguan kemampuan penilaian ringan : dapat mengambil keputusan
yang sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan
kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau
makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan, klien dapat
mengambil keputusan.
b) Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu mengambil
keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan kesempatan
pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu
sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu
mengambil keputusan.
c) Jelaskan sesuai dengan data terkait.d. Masalah keperawatan sesuai data.
14) Daya tilik diri (Data diperoleh melalui wawancara) :
a) Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit
(perubahan fisik emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan.
b) Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang
lain/lingkungan yang menyebabkan kondisi saat orang lain/ lingkungan
yang menyebabkan kondisi saat ini.
c) Jelaskan sesuai dengan data terkait.
d) Masalah keperawatan sesuai data
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
1) Observasi dan tanyakan tentang : frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/tidak
suka/pantang), dan cara makan.
2) Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan.
b. Defekasi/berkemih
1) Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK
2) Pergi ke WC, menggunakan, dan membersihkan WC.
3) Membersihkan diri dan merapikan pakaian.
c. Mandi
1) Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi dan menyikat gigi,
cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot, dan rambut).
2) Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
d. Berpakaian
1) Motivasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih, dan mengenakan
pakaian dan alas kaki.
2) Observasi tampilan dan dandanan klien.
3) Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
4) Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih, dan
mengenakan pakaian.
e. Istirahat dan tidur Observasi dan tanyakan tentang :
1) Lama dan waktu tidur siang/malam.
2) Persiapan sebelum tidur : menyikat gigi, cuci kaki, dan berdoa.
3) Aktivitas sesudah tidur seperti : merapikan tempat tidur, mandi/ mcuci
muka, dan menyikat gigi.
f. Penggunaan obat : Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
1) Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian.
2) Reaksi obat.
g. Pemeliharaan kesehatan Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
1) Apa, bagaimana, kapan, dan kemana perawatan lanjut.
2) Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi, dan
lembaga pelayanan kesehatan).
h. Aktivitas di dalam rumah Tanyakan kemampuan klien dalam :
1) Merencanakan, mengolah, dan menyajikan makanan.
2) Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel).
3) Mencuci pakaian sendiri.d. Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari.
i. Aktivitas diluar rumah
1) Tanyakan kemampuan klien dalam
a. Belanja untuk keperluan sehari-hari dalam melakukan perjalanan
mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi,
kendaraan umum.
b. Aktivitas lain yang dilakukan diluar rumah (bayar listrik/telepon/air,
kantor pos, dan bank).
2) Jelaskan sesuai dengan data terkait.
3) Masalah keperawatan sesuai data.
8. Mekanisme koping Data didapat melalui wawancara pada klien dan keluarganya. Beri
tanda √ pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.
9. Masalah psikososial dan lingkungan Data didapatkan melalui wawancara pada klien atau
keluarganya. Pada tiap masalah yang dimiliki klien diberi uraian spesifik, singkat, dan
jelas.
10. Pengetahuan Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang
dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik Tuliskan diagnosa medis klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini baik obat fisik, psikofarmaka, dan terapi
lain.

VI. Diagnosa Keperawatan


Distress spiritual b.d kondisi penyakit kronis (D.0082)
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Nama Pasien :
RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR TTL :
Jln. Gubernur M. Ali Amin RT/RW 20/04KM.12 No. 02 Kelurahan Alang-Alang Lebar No RM :
Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang, Provinsi Sumatera Selatan NIK :
Telp.(0711) 5645126 Fax.(0711) 564512 DPJP :
Website : www.rs-erba.go.id. Email : layanan@rs-erba.go.id

Rencana Keperawatan Jiwa dengan Diagnosis Distress Spiritual No RM :

Assessment Keperawatan Diagnosa


No Luaran Intervensi Evaluasi
Data subjektif & Objektif Analisa Data Keperawatan
1 Tanda dan Gejala Subjektif : Faktor biologis Distres Spiritual b.d Setelah dilakukan Intervensi Utama : □ Verbalisasi makna / tujuan
(riwayat Kematian orang intevensi keperawatan hidupnya meningkat
a. Mayor Dukungan spiritual ( I.
keluarga,genetik), terdekat.d.d selama….., maka □ Verbalisasi kepuasan
□ Mempertanyakan makna Kejadian negatif Mempertanyakan Distres Spiritual ; 09276) terhadap makna hidup
/ tujuan hidupnya dalam hidupnya, makna / tujuan membaik dengan meningkat
Observasi
□ Menyatakan hidupnya dan mengalami hidupnya, Menyatakan kriteria hasil : □ Verbalisasi perasaan
tidak/kurang bermakna. stres yang tinggi, hidupnya tidak/kurang □ Verbalisasi makna / □ Identifiaksi perasaan keberdayaan meningkat
□ Merasa menderita/ tidak hilangnya harapan, bermakna.,Merasa tujuan hidupnya khawatir, kesepian dan □ Verbalisasi perasaan tenang
berdaya Masalah sosial menderita/ tidak meningkat ketidakberdayaan meningkat
berdaya. D. 0082 □ Verbalisasi □ Identifikasi pandangan
b. Minor kepuasan terhadap tentang hubungan
Ganggaun psikiatrik makna hidup antara spiritual dan
□ Menyatakan hidupnya
(skizoprenia)/ meningkat kesehatan
terasa tidak/kurang
psikotik akut □ Verbalisasi □ Identifikasi harapan dan
tenang
perasaan kekuatan pasien
□ Mengeluh tidak dapat
keberdayaan □ Identifikasi ketaatan
menerima (kurang
kemampuan yang meningkat dalam beragama
pasrah)
belum tercapai □ Verbalisasi
□ Merasa bersalah
memahami tentang perasaan tenang Terapeutik
□ Merasa terasing.
agama meningkat □ Berikan kesempatan
□ Menyatakan telah
mengekspresikan
diabaikan
perasaan tentang
Tidak mampu penyakit dan kematian
Tanda dan Gejala Objektif.
mengatasi masalah □ Berikan kesempatan
a. Mayor mengekspresikan dan
meredakan marah
□ Tidak mampu beribadah
Gangguan secara tepat
□ Marah pada tuhan
kemampuan untuk □ Yakinkan bahwa
memahami makna perawat bersedia
hidup melalui mendukung selama
hubungan dengan masa
diri sendiri, dunia ketidakberdayaan
b. Minor atau kekuatan yang □ Sediakan privasi dan
□ Menolak berinteraksi tinggi waktu tenang untuk
dengan orang terdekat/ aktivitas spiritual
pemimpin spiritual □ Diskusikan keyakinan
□ Tidak mampu Koping maladaptif tentang makna dan
beraktivitas ( missal. tujuan hidup, jika perlu
Menyanyi, □ Fasilitas melakukan
mendengarkan music, Distress spiritual kegiatan ibadah
menulis)
□ Koping tidak efektif Edukasi
□ Tidak beminat pada □ Anjurkan berinteraksi
alam/ literature spiritual dengan keluarga,
teman, dan /atau
orang lain
□ Anjurkan berpartisipasi
dalam kelompok
pendukung
□ Anjurkan metode
relaksasi, meditasi,
dan imajinasi
terbimbing
Kolaborasi
□ Atur kunjungan dengan
rohaniawan ( misal.
Ustadz, pendeta, romo,
biksu )
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, T. (2019). Kebutuhan Spiritual Yang Dibutuhkan Manusia Sebagai Makhluk Biologis,
Psikologis, Sosial Dan Spiritual.
Hamid, A. Y. (2008). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan indikator
diagnostik ((cetakan III) 1 ed). Jakarta: DPP
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan indikator
diagnostik ((cetakan II) 1 ed). Jakarta: DPP
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan indikator
diagnostik ((cetakan II) 1 ed). Jakarta: DPP
W, M., & D.H, F. (2019). DISTRESS SPIRITUAL. KEPERAWATAN , 22-24.
https://www.studocu.com/id/u/29995211?sid=01698555028
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1)
DISTRESS SPIRITUAL
A. Proses keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Distress spiritual
2. Tujuan khusus
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
b. Kaji faktor penyebab gangguan spiritual pada pasien
c. Bantu pasien mengungkapkan dan pikiran terhadap spiritual yang di yakininya
3. Rencana tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas
d. Menjelaskan tujuan interaksi
e. Menyepakati kontrak

B. Proses pelaksanaan tindakan


1. Tahap orientasi
“Assalamualaikum bu, perkenalkan saya Tasya Putri Widyastika
mahasiswi keperawatan universitas riau, saya senang dipanggil Tasya, ibu
senangnya dipanggil apa ?.
“Baik bu, bagaimana perasaan ibu pada hari ini?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah yang ibu alami?
Tujuannya supaya ibu bisa lebih tenang dalam menghadapi keadaan ini, dengan ibu
mau berbagi cerita dengan saya, kesedihan ibu mungkin bisa berkurang” Ibu
maunya berapa lama kita berbincang-bincangnya? Sekitar 30 menit apa ibu
bersedia?”
“Ibu mau kita mengobrol dimana bu? Disini saja? Baiklah”.
2. Tahap kerja
“Apa masalah yang ibu rasakan saat ini?”
“Coba ibu sampaikan apa yang menyebabkan ibu tidak sholat dan mengaji seperti
dulu”
“Apakah hal tersebut yang mempengaruhi ib sehingga kurang aktif melakukan
sholat dan mengaji?”
“Apa saja kegiatan ibadah yang ibu jalankan?”
“Ibadah yang mana kira-kira ingin ibu jalankan?”
“Mari ibu kita coba berdzikir atau sholawata
Ya, bagus sekali ya ibu, seperti itu”
“Apa keuntungan giat beribadah yang pernah ibu rasakan?”
“Betul sekali ibu, setelah beribadah kita merasa jadi lebih tenang ya”

3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apakah ibu sudah mulai memahami kondisi
yang sebenarnya terjadi?
“Kalau begitu, coba ibu jelaskan lagi, hal-hal yang ibu dapatkan dari
perbincangan kita tadi dan coba ibu ulangi zikir atau sholawatan yang telah kita
lakukan”
b. Tindak lanjut
“Bagus sekali, jadi ibu sudah tau ya apa penyebab masalah ibu? Selain itu ibu juga
telah mengungkapkan perasaan dan pikiran ibu tentang agama dan tahu ibadah
apa yang bisa ibu lakukan”
“Ibu ini ada buku kegiatan untuk ibu”
“Bagaimana kalau kegiatan berdzikir atau sholawat ibu masukkan kedalam jadwal
kegiatan ibadah, Apakah ibu setuju?”
“Nah, disini ada kolom kegiatan, tanggal, waktu dan keterangan Ibu bisa mengisi
kegiatan dzikir dan sholawat pada kolom kegiatan” “Kira-kira jam berapa ibu nanti
melakukan dzikir atau sholawat?” “Cara mengisi buku kegiatan ini jika ibu tanpa
dibantu atau diingatkan oleh keluarga, ibu tulis M, tapi jika ibu melakukannya
dibantu atau diingatkan oleh keluarga ibu isi B dan jika ibu tidak melakukan diisi
T”
“Apakah ibu paham?”
“Nanti ibu jangan lupa mengisi buku kegiatannya ya
c. Kontrak
“Sesuai dengan kontrak kita tadi berbincang-bincang selama 30 menit
dan sekarang sudah 30 menit bu”
“Bu, kapan kita mau melanjutkan perbincangan kita?
“Bagaimana kalau kita besok membicarakan tentang alat-alat ibadah yang ibu
punya?”
“Ibu maunya dimana?”
“Sebelum saya kembali, apakah ada yang ingin ibu tanyakan?”
“Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu ya bu, Assalamualaikum”.

Anda mungkin juga menyukai