PENDAHULUAN
Konsep diri adalah semua perasaan dan nilai di ketahui individu tentang
dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain
(Tarwoto Wartonah 2015).
Konsep diri (self concept) merupakan bagian dari masalah kebutuhan
psikososial yang tidak dapa sejak lahir, akan tetapi dapat di pelajari sebagai
hasil dari pengalaman seseorang terhadap dirinya. Alimul Aziz 2014
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar psikososial spiritual itu?
2. Bagaimana pengertian dari strees dan adaptasi itu ?
3. Bagaimana konsep kehilangan dan berduka itu ?
1.3 Tujuan
1. Agar pasien dapat mengetahui konsep dasar psikososial
2. Agar pasien dapat mengetahui streess dan adaptasi itu apa
3. Agar pasien dapat mengetahui konsep kehilangan dan berduka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada hirarki kebutuhan marlow dinyatakan bahwa tingkat paling tinggi dalam
kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualitas diri untuk mencapai aktualisasi
diri di perlukan konsep diri yang sehat
2. Tahap perkembangan
4. Sistem pendukung
Reaksi berduka
1. Fase peningkatan(dental)
2. Fase marah(anger)
3. Fase tawar menawar(bergaining)
4. Fase depresi(depresion)
5. Fase menerima(acceptonce)
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Status emosional
B. Konsep diri
C. Cara komunikasi
D. Pola interaksi
2. Pengkajian Sosial
a. 1. Pendidikan terahir
3. Pekerjaan klien
4. Status keuangan
b. Hubungan sosial
- Ansietas - Kesepian
- Hambatan mengalami kasih sayang - Harga diri rendah
- Perubahan ritual relegius - Nyeri
- Perubahan praktik spiritual - Asing tentang diri
sendiri
- Konflik budaya - Stresor
- Depresi - Perpisahan dari
sistem pendukung
- Perubahan lingkungan - Asing tentang
sosial
- Ketidakmampuan memaafkan - Gangguan
sosiokultural
- Meningkatkan ketergantungan pada orang lain - Penyalahgunaan
zat
- Hubungan yang tidak efektif
Populasi Berisiko
Kondisi terkait
Kesehatan keyakinan
a. Kualitas Keyakinan
b. Perasaan damai
c. Perasaan spiritual
d. Berpartisipasi dalam upacara tata cara spiritual
INTERVENSI RASIONAL
1. Bantu pasien untuk 1. Cara yang kontruktif dapat
menyelesaikan masalah dengan membangun diri sendiri dalam
cara yang kostruktis mengambil keputusan
2. Bantu pasien dalam 2. Membantu meningkatkan
mengembangkan penelitian kemampuan klien mengambil
terkait dengan objektif keputusan
3. Dengarkan komunikasi klien 3. Memberikan solusi dirasakan
dengan hati- hati dan
kembangkan perasaan mengenai
waktu berdoa maupun waktu
ritual spiritual klien
- Ansietas
- Strardi koping tidak efektif
- Kendala kultur untuk mempraktikan agama
- Merasa tidak aman
- Kurang dukungan sosial
- Kendala lingkungan untuk mempraktekan agama
- Depresi
- Kurangnyainteraksisosialkultural
- Kurang fasilitas transpotarsi
- Takut akan kematian
- Nyeri
- Pemberi asuhan tidak efektif
- Dislesi Spiritual
Populasi Berisiko
- Penuaan - Hospitalisasi
- Krisis akhir kehidupan - Transisi kehidupan
- Riwayat manipulasi religrositas - Krisis Spiritual
- Krisis Personal
Kondisi Terkait
Penyakit
INTERVENSI RASIONAL
1. Perlakukan individu dengan 1. Meningkatkan kenyamanan dan
rasa hormat dan bermanfaat kepercayaan dengan perawat
2. Dukungan rencana acara 2. Mampu menjelaskan kebiasaan
ritual dan partisipasi dengan saat sakit
cara yang tepat
3. Dukungan penggunaan dan 3. Memfasilitasi kenyamanan
partisipasi dalam ritual klien
keagamaan yang bisa
dilakukan untuk praktik
ritual yang tidak
menganggu kesehatan
4. Rujuk pada penasehat 4. Memaksimalkan kebutuhan
keagamaan sesuai pilihan kegiatan keagamaan klien
pasien
3. Gangguan citra tubuh ( Nanda 2018-2020)
Definisi: Kondisi dalam gambaran mental tentang diri fisik individu
Batasan Karakteristik
- Tidak ada bagian tubuh
- Perubahan fungsi tubuh
- Perubahan struktur tubuh
- Takut reaksi orang lain
- Perubahan gaya hidup
- Perubahan pandang tentang penampilan tubuh seseorang
- Menghindari melihat tubuh orang lain
- Memperluas batasan tubuh
- Menekankan pada kekuatan yang tersisa
- Perubahan dalam keterlibatan sosial
- Perilaku memantau tubuh orang lain
- Fokus pada fungsi lalu
- Menekuh pencapaian
- Menyembunyikan bagian tubuh
- Perasaan negatif tentang perubahan tubuh
- Preokupasi pada perubahan
- Preokupasi pada kehilangan
- Menolak menerima perubahan
- Terlalu terbuka tentang bagian tubuh
- Persepsi yang mereflesikan perubahan pandangan tentang
penampilan tubuh seseorang
Populasi Berisiko
- Transisi perkembangan
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan spiritual berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai
jika terjadi keseimbangan dengan dimensi lain ( fisiologis, psikologis,
sosiologis, kultural). Kesehatan spiritual sangat berpengaruh terhadap
koping yang dimiliki individu. Semakin tinggi tingkat spiritual individu,
maka koping yang dimiliki oleh individu tersebut juga akan semakin
meningkat. Sehingga mampu meningkatkan respon adaptif terhadap
berbagai perubahan yang terjadi pada diri individu tersebut. Peran
perawat adalah bagaimana perawat mampu mendorong klien untuk
meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien
mampu menghadapi, menerima dan mempersiapkan diri terhadap
berbagai perubahan yang terjadi pada diri individu tersebut.
3.2 Saran