BIOMEDIK DASAR
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
TINGKAT I/SEMESTER I.
1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata pengantar…………………………………………………………i
Daftar Isi................................................................................................ ii
Bab I PENDAHULUAN……………………………………………... 1
A.Latar Belakang……………………………………………………. 1
B.Tujuan………………………………………………………………2
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material
yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan
energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak
acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata
menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
1
B.Tujuan
D.Entropi
E.kalor
2. A.Fluida
2
BAB II
TEORI PEMBAHASAN
Jika 2 benda yang berbeda temperatur bersentuhan, maka dikatakan ke dua benda
itu berada dalam kondisi kontak termal. Permukaan tempat kedua benda
3
bersentuhan disebut permukaan kontak termal. Panas atau dinginnya suatu benda
ditentukan oleh banyaknya energi panas (kalor) yang diserap oleh molekul benda.
Besarnya derajat panas benda ini disebut temperatur benda atau suhu benda.
Bila benda padat ini dipanaskan, maka sejumlah energi panas (kalor) akan diserap
oleh molekul sehingga molekul dapat bergetar lebih cepat, ini ditunjukan dengan
naiknya derajat panas benda. Panas benda naik karena getaran molekul bertambah
besar menyebabkan molekul lebih banyak bertumbukan dan bergesekan. Semakin
banyak kalor dari luar yang diserap oleh molekul maka molekul akan semakin
memiliki energi untuk bergetar dan bergesekan lebih cepat hingga suatu saat
molekul ini tidak lagi saling terikat tetapi bebas bergerak. Molekul yang bebas
bergerak ini masih saling terikat satu dengan lainnya, inilah yang disebut fase cair
benda. Kalor yang diberikan kepada benda diserap oleh melekul untuk dapat
bergetar lebih cepat sehingga bebas dan dapat bergerak sehingga mengubah fase
benda dari benda padat menjadi benda cair.
Bila kalor terus diberikan, maka gerak molekul dalam zat cair akan semakin acak,
dan tumbukan antar molekul semakin sering terjadi. Kondisi ini bila berlangsung
4
terus, maka suatu saat molekul akan benar-benar bebas dan tidak terikat satu
dengan lainnya, Kondisi ini disebut zat cair berubah menjadi gas. Pada fase gas,
molekul penyusun gas tidak saling terikat satu dengan lainnya dan dapat bergerak
bebas. Jadi besar kecilnya temperatur benda ditentukan oleh tingkat energi kinetik
yang dimiliki oleh molekul penyusun benda.
g2Gambar 2 derajat panas benda berhubungan dengan perubahan fase benda dan
ditentukan oleh besarnya energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul
penyusun benda
Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya. Kalor berpindah dari
benda yang memiliki kalor lebih besar ke benda yang memiliki kalor lebih kecil.
Kalor juga didefinisikan sebagai fluida yang tidak kelihatan. Karena sebagai fluida,
maka kalor dapat mengalir. Hal yang menyebabkan kalor mengalir adalah beda
temperatur benda. Kalor mengalir dari benda atau reservoir yang memiliki
temperatur yang lebih tinggi ke benda atau reservoir yang memiliki temperatur
lebih rendah. Perhatikan gambar berikut ini.
5
Gambar 3 terdapat 2 benda A dan B yang berbeda temperatur dan terpisah secara
termal
6
Pada gambar 3 terdapat 2 buah benda yaitu benda A dan benda B yang memiliki
temperatur yang berbeda. temperatur benda A lebih tinggi daripada temperatur
benda B. Pada kondisi 1, benda A dan benda B terpisah secara termal sehingga
antara benda A dan benda B tidak terdapat kontak termal. Pada kondisi 2 benda A
ditempelkan ke benda B sehingga antara benda A dan benda B terdapat kontak
termal. Karena temperatur benda A lebih tinggi dari pada temperatur benda B
maka kalor dari benda A akan berpindah ke benda B. Akibatnya, temperatur benda
A akan turun dan temperatur benda B akan naik. kondisi ini terus berlangsung
hingga temperatur benda A sama dengan temperatur benda B (kondisi 3). Pada saat
temperatur benda A sama dengan temperatur benda B maka kedua benda berada
pada kondisi setimbang termal. Pada saat kedua benda dalam kondisi
kesetimbangan termal, tidak ada lagi kalor yang berpindah dari A ke B atau dari B
ke A. (catatan : kondisi lingkungan diabaikan).
Misalkan terdapat 3 buah benda yang memiliki temperatur yang tidak sama, yaitu
benda A, benda B dan benda C. Temperatur benda A lebih besar dari pada
temperatur benda B dan benda C, temperatur benda B lebih besar dari pada
temperatur benda C. Perhatikan gambar berikut ini.
7
g4Gambar 4 terdapat 3 buah benda dengan temperatur yang berbeda yaitu Ta > Tb
> Tc
kondisi 1
Maka kalor akan berpindah dari benda A ke benda C dan kalor benda B akan
berpindah ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga benda.
kondisi 2
8
g6Gambar 6 benda B kontak termal dengan benda C , benda C kontak termal
dengan benda B
Pada kondisi ini kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan kalor benda B
akan berpindah ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga
benda
kondisi 3
Pada kondisi 3 kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan ke benda C.
Kalor benda B akan berpindah ke benda C hingga ketiga benda mencapai
kesetimbangan termal.
kondisi 4
9
g8Gambar 8 benda A dengan benda C kontak termal, benda A dengan benda B
kontak termal
Pada kondisi ini agak unik, karena kalor dari benda A akan berpindah ke benda B
dan benda C. Hal ini terjadi karena temperatur benda A lebih besar dari benda C
dan benda B dan antara benda A dan C terdapat kontak termal, demikian juga
benda A dan B juga terdapat kontak termal. Benda A dan benda B akan lebih
dahulu mencapai kesetimbangan termal, tetapi kondisi kesetimbangan termal A
dan B masih memiliki temperatur yang lebih tinggi dari benda C. Akibatnya kalor
akan berpindah lagi dari benda A dan B yang sudah setimbang termal ke benda C
hingga ketiga benda mencapai kesetimbangan termal. (catatan : ketiga benda harus
memiliki kapasitas panas yang sama besarnya).
10
antara air panas dengan air dingin, temperatur air panas akan turun sedangkan
temperatur air dingin akan naik menuju ke temperatur kesetimbangan termal.
Waktu kita mencelup badan ke dalam air hangat yang sudah mencapai
kesetimbangan termal, maka tubuh kita akan merasakan panas air. Hal ini
menunjukan ada sebagian kalor yang berpindah dari air ke tubuh kita. Hal ini
terjadi karena tubuh memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan
campuran air hangat. Setelah berendam beberapa saat kita tidak akan merasa
panas lagi, karena telah tercapai kesetimbangan termal antara tubuh dan air.
Waktu kita keluar dari bak mandi setelah berendam dari air panas, maka tubuh
akan terasa dingin. Ini terjadi karena temperatur ruangan lebih rendah
dibandingkan dengan temperatur tubuh kita akibatnya sejumlah kalor dari tubuh
berpindah ke udara di sekitar kita. Pada saat kalor keluar dari tubuh kita, kita akan
merasa lebih dingin.
Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat
makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan
komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menyatakan bahwa
tekanan tidaklah disebabkan oleh denyut-denyut statis di antara molekul-molekul,
seperti yang diduga Isaac Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan
antarmolekul yang bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda. Teori Kinetik
dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori
Kinetik pada Gas.
11
C. Hukum Termodinamika I dan II
Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa :
“Jumlah kalor pada suatu sistem ialah sama dengan perubahan energi di dalam
sistem tersebut ditambah dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.”
Hubungan antar kalor dan lingkungan dalam hukum I Termodinamika seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.
Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul yang ada di
dalam sistem.
Apabila sistem melakukan usaha atau sistem mendapatkan kalor dari lingkungan,
maka energi dalam sistem akan naik. Sebaliknya jika energi dalam sistem akan
berkurang jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan atau sistem memberi
kalor pada lingkungan.
Dengan demikian dapat kita disimpulkan bahwa perubahan energi dalam pada
sistem tertutup ialah selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan
sistem.
Rumus Hukum I Termodinamika
Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I Termodinamika dapat
dituliskan sebagai berikut ini :
Q = ∆U + W ataupun ∆U = Q – W
Di mana :
∆U = Perubahan energi dalam sistem (J)
Q = Kalor yang diterima ataupun dilepas sistem (J)
W = Usaha (J)
Perjanjian pada hukum I Termodinamika
Rumus hukum I Termodinamika dipakai dengan perjanjian sebagai berikut ini :
1. Usaha (W) bernilai positif (+) jika sistem melakukan suatu usaha
2. Usaha (W) bernilai negatif (-) jika sistem menerima suatu usaha
3. Q bernilai negatif jika sistem melepaskan kalor
4. Q bernilai positif jika sistem menerima suatu kalor
Pengertian Siklus
Siklus merupakan serangkaian proses yang dimulai dari suatu keadaan awal dan
berakhir pada keadaan yang sama dengan keadaan awalnya. Agardapat melakukan
usaha terus-menerus, suatu sistem harus bekerja dalam satu siklus. Ada 2 macam
siklus, yakni siklus reversibel (siklus yang dapat balik) dan irreversibel (siklus
yang tidak dapat balik).
12
Siklus Carnot
Siklus Carnot
Gambar diatas ialah gambar siklus mesin pemanas carnot. terdapat empat proses
dalam siklus Carnot, yakni :
Siklus a-b
Gas menyerap kalor Qt pada temperatur Tv Suhu sistem sama dengan suhu
reservoir panas sehingga dapat disebut proses isotermik. Gas memuai dan
melakukan suatu usaha pada pengisap. Oleh karena energi dalam tetap maka
usaha yang dikerjakan pada sistem sama dengan kalor yang diserap.
Siklus b-c
Beban pengisap dikurangi sehingga menyebabkan gas memuai menurut
proses adiabatik. Terjadinya pengurangan energi dalam dan suhu sistem
menurun sampai sama dengan suhu pada reservoir dingin Tr
Siklus c-d
Gas mengalami penyusutan dengan cara isotermik dengan membuang kalor
Qrpada reservoir dingin pada temperatur 7) sehingga usaha negatif (usaha
dilakukan pada sistem).
13
Siklus d-1
Beban pengisap ditambahkan sehingga gas menyusut menurut proses
adiabatik. Terjadinya penambahan energi dalam dan suhu naik sampai sama
dengan suhu pada reservoir panasT. Energi dalam suatu gas kembali seperti
pada awal siklus.
Sistematis
Efisiensi suatu mesin kalor jenis apapun selalu lebih kecil dari efisiensi mesin ideal
atau mesin Carnot.
Berdasarkan hukum I Termodinamika berlaku:
14
Mesin Pendingin Carnot
usaha.
Tidaklah mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus dengan
mengambil kalor dari reservoir yang mempunyai suhu rendah dan
memberikannya ke reservoir suhu tinggi tanpa usaha dari luar.
Mesin yang bekerja di antara reservoir suhu Tt dan reservoir suhu Tt(Tt >
Tr), mempunyai efisiensi maksimum.
Contoh dari mesin pendingin Carnot antaralain mesin pendingin ruangan dan
lemari es. Siklus mesin pendingin Carnot adalah kebalikan siklus mesin kalor
Carnot karena siklusnya ialah reversibel (dapat balik).
Usaha pada mesin pendingin Carnot dapat dituliskan sebagai berikut ini :
W= Qt — Qr
Karakteristik pada mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien performansi atau
koefisien kinerja dengan simbol Kd. Koefisien kinerja didefinisikan sebagai
perbandingan usaha antara kalor yang dipindahkan dengan usaha yang dilakukan
sistem.
Mesin Pemanas Carnot
Dari Gambar sebelumnya diatas dapat dijelaskan bahwa kalor yang diambil
dipindahkan ke dalam ruangan.
Karakteristik mesin pemanas dinyatakan dengan koefisien kerja dengan simbol
Kp . Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut ini :
Secara Sistematis
Hukum II Termodinamika
Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa :
15
” Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas kebenda yang dingin; kalor
tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tan pa
dilakukan usaha”.
D. Pengertian entropi
Entropi dapat kita diartikan sebagai ukuran ketidakteraturan. Dalam sistem tertutup
peningkatan entropi disertai oleh penurunan jumlah energi yang tersedia. Semakin
tinggi entropi, semakin tinggi pula ketakteraturannya.
Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami proses reversibel dengan
menyerap sejumlah kalor Q maka kenaikan entropi ∆S dapat dituliskan sebagai
berikut ini :
∆S = S2 – S1 = Q/T
Keterangan :
Keterangan :
m : massa (kg)
pengertian kalor
RG Squad, pernah merasa bingung kenapa saat memegang gelas berisi air panas,
tangan kita ikut kepanasan? Hal ini terjadi karena kalor berpindah dari air lalu ke
gelas hingga akhirnya ke tangan kita. Lalu apa sih sebenernya kalor itu? Pahami
pengertian kalor beserta rumusnya di bawah ini ya, Squad!
Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki kelebihan
kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan dalam
suhu. Dalam satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan lainnya
dinyatakan dengan kalori. Nah, kamu juga perlu tahu pernyataan ini:
17
1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan
sebanyak 1 kg air sebesar 1⁰C.
Kalor Jenis
RG Squad sudah pernah mendengar istilah kalor jenis, kan? Kalor jenis adalah
banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikkan
suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk
melepas atau menerima kalor. Masing-masing benda mempunyai kalor jenis yang
berbeda-beda, lho. Satuan kalor jenis ialah J/kg⁰C.
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa tertentu
untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam sistem
international ialah J/K.
pengertian kalor
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
18
Q : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)
Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
Keterangan:
Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yaitu: C =
m. c
Keterangan:
19
C = kapasitas kalor (J/K)
Fluida
Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma,
dan padat plastik.
Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan
untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari
wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari
ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser (shear stress)
dalam ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang
menekankan pentingnya tekanan dalam menggolongkan bentuk fluid. Dapat
disimpulkan bahwa fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara
berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau sekecil apapun tegangan
geser itu.
Fluid dibagi menjadi 2 jenis:
Fluida Newtonian
Fluida Non-Newtonian
- bergantung dari cara "stress" bergantung ke "strain" dan turunannya.
Fluida juga dibagi menjadi cairan dan gas. Cairan membentuk permukaan bebas
(yaitu, permukaan yang tidak diciptakan oleh bentuk wadahnya), sedangkan gas
tidak.
Fluida Newtonian
Fluida Newtonian (istilah yang diperoleh dari nama Isaac Newton) adalah suatu fluida yang
memiliki kurva tegangan/regangan yang linier. Contoh umum dari fluida yang memiliki karakteristik
ini adalah air. Keunikan dari fluida newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir sekalipun
terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Hal ini disebabkan karena viskositas dari suatu fluida
newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Viskositas dari suatu fluida
newtonian hanya bergantung pada temperatur dan tekanan. Viskositas sendiri merupakan suatu
konstanta yang menghubungkan besar tegangan geser dan gradien kecepatan pada persamaan.
20
Fluida non-Newtonian
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Fluida non-Newtonian adalah suatu fluida yang akan mengalami perubahan viskositas ketika
terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Hal ini menyebabkan fluida non-Newtonian tidak
memiliki viskositas yang konstan. Berkebalikan dengan fluida non-Newtonian, pada fluida
Newtonian viskositas bernilai konstan sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida.
Tegangan tidak
Plastik Logam duktil lewat titik ‘yield’
menghasilkan regangan
sempurna nya
yang berkebalikan
Pseudo-plastik yang
Yield Lumpur, beberapa koloid
melampaui beberapa batas
pseudo-
tegangan geser mulai
plastik
berpengaruh
21
Peningkatan viskositas terlih
Larutan gula pekat
at dengan jelas dengan
Dilatant dalam air, suspensi patiberas or
adanya peningkatan gaya
pati jagung
geser
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
23
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/mamahsalimah/termofisika
http://wewewe-blog.blogspot.com/2013/10/termofisika.html
file:///D:/MUTIAH%20TUGAS/ILMU%20BIOMEDIK/makalah-kimia-
fisik-termodinamika.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196703071
991031-SAEFUL_KARIM/Bab_I_Pendahuluan.pdf
24