Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGEMBANAGAN KEPRIBADIAN

PERILAKU ASERTIF

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
TINGKAT 2/REGULER 1

KIKI WULANDARI 1814401016


NI NYOMAN SUKMAWATI 1814401017
OKTANTYASARI 1814401018
WIWIK RAHAYU DIPURWANTI 1814401047

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan Penulis.............................................................................................................
BAB II
2.1 Macam Sikap Saat Menghadapi Situasi Tidak Nyaman..............................................
2.2 Definisi Agresif............................................................................................................
2.3 Definisi Submisif..........................................................................................................
2.4 Definisi Asertif.............................................................................................................
2.5 Konsekuensi Sikap Agresif...........................................................................................
2.6 Manfaat Mempelajari Asertif dalam Asuhan Keperawatan.......................................
BAB III
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkta
limpahan rahmat serta keridhoannya kami dapat menyelesaikan masalah Pengembangan
Kepribadian mengenai Asertif dengan tepat waktu. Tidak lupa kami haturkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Nabi Muhammad SAW karena berkat suri tauladannya makalah ini
dapat kami tata sedemikian rupa, sehingga pembaca dapat membacanya dengan jelas dan
nyaman.
Kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama pada bapak/ibu dosen yang telah
membimbing dan memberikan banyak ulasan materi sehingga makalah ini terselesaikan dengan
lancar. Serta orang tua dan teman-teman yang telah membantu, mendukung dan memberi ide
materi dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini tidak sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu,
apabila teradapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kamu selaku penulis ingin
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Semoga nantinya makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca.

Bandar Lampung, 11 Agustus 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era demokratis seperti sekarang, banyak orang yang ingin pendapatnya didengar. Baik itu
sebuah opini, saran, bahkan kritikan. Akan tetapi akhir-akhir ini, banyak yang mengemukakan
pendapat mereka tanpa memikirkan peraasaan atau tanggapan orang lain. Mereka tak hanya
ingin didengar, tapi juga dipenuhi tuntutannya maupun dibenarkan kritikannya.
Namun ada kalanya, tak semua orang bisa mengutarakan pendapatnya di muka umum. Ada
orang memilih diam tak memberi pendapat apapun di sebuah diskusi atau forum pertemuan,
dimana satu suara cukup berpengaruh dalam penentuan keputusan. Orang-orang tersebut
cenderung pasif dan tidak mau ambil pusing akan apa yang terjadi, namun kadang mereka
merisaukan keputusan akhir yang telah diambil.
Pada hakikatnya mengemukakan pendapat mempunyai aturannya sendiri. Bagi seseorang
yang mengemukakan pendapatpun harus memiliki kesadaran penuh akan arti demokratis dan
musyawarah. Dimana kita berpendapat untuk kepentingan umum, dan bermusyawarah untuk
mencapai mufakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana macam sikap saat menghadapi situasi tidak nyaman ?
2. Apa yang dimaksud dengan Agresif ?
3. Apa yang dimaksud Submisif dan Asertif ?
4. Apa saja Konsekuensi dari sikap Agresif ?
5. Apa saja manfaat mempelajari Asertif dalam asuhan keperawatan ?

1.3 Tujuan Penulis


1. Agar mengetahui bagaimana menghadapi situasi tidak nyaman
2. Agar mengetahui apa itu Agresif
3. Agar mengetahu apa itu Submisif dan Asertif
4. Agar mengetahui apa saja konsekuensi dari sikap Agresif
5. Agar mengetahui manfaat mempelajari Asertif dalam asuhan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah asertiveness atau asertion, yang
artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif (Horgie, 1990) Stresterhim
dan Boer (1980), mengatakan bahwa orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif
orang yang berpendapat orientasi dari dalam, memiliki kepercayaan diri yang baik, dapat
mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut dan berkomunikasi
dengan orang lain secara lancar.

2.1 Macam-Macam Sikap Saat Menghadapi Situasi Tidak Nyaman


1. Pasif
Menghindari, tidak berani mengutarakan perasaan, cenderung orangnya diam, dan
dilupakan.
2. Agresif
Menyerang, berani mengatakan perasaan dengan keras, cenderung tidak disukai.
3. Asertif
Berani mengutarakan perasaan dengan sopan santun tidak membuat orang merasa
diserang.

2.2 Definisi Agresif


Agresif adalah kemarahan yang meluap-luap dan orang melakukan serangan secara
kasar dengan jalan yang tidak wajar (Kartono,2000:57). Krahe (2005:16) mengemukakan agresif
adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup
lain yang terdorong untuk menghindari perilaku itu. Perilaku Agresif secara psikologi berarti
cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang di pandang sebagai hal yang
mengecewakan, menghalangi atau menghambat (KBBI, 1995:12).
Perilaku Agresif cenderung bersikap otoriter yang bermain perintah. Individu yang
bertipe agresif selalu tidak mempertimbangkan kepentingan orang lain, yang ada hanya
kepentingan pribadinya. Apapun yang menjadi keinginannya itulah yang harus dilaksanakan.
Pada akhirnya nanti orang yang berprilaku agresif, akan menemui berbagai kesulitan pada
waktu bekerjasama tim. Sikap seperti ini kalaupun dipaksakan dalam kerja tim, maka akan
membuahkan banyak kesalahan yang ujung-ujungnya nanti akan menghambat kariernya sendiri

Agresif menurut para ahli


1. Menurut David G. Myers (2010:69), arti agresif adalah suatu perilaku fisik maupun
verbal yang bertujuan untuk melukai objek yang menjadi sasaran agresi.
2. Menurut Linda L. Davidoff, arti agresif adalah suatu tindakan makhluk hidup yang
ditunjukkan untung menyerang dan menyaakiti makhluk lainnya, baik secara verbal
maupun non verbal.
3. Menurut Robert Baron (Dayakisni dan Hudaniah, 2009:193), pengertian agresif adalah
tingkah laku individu yang bertujuan untuk melukai atau mencelakai individu lain yang
tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.
4. Menurut Leonard Berkowitz (Taganing dan Fortuna, 2008), perilaku agresif adalah bentu
perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun secara
mental.
5. Menurut KBBI, arti agresif adalah suatu sifat atau nafsu untuk menyerang, cenderung
ingin menyerang sesuatu yang dianggap sebagai hal atau situasi yang mengecewakan,
menghalangi atau menghambat.

Ciri-ciri perilaku agresif menurut Bower & Bower dalam Psychemate, 2007 :
 Mengespresikan perasaan tanpa mengindahkan bahkan menyinggung perasaan
orang lainnya
 Mata yang tidak ekspresif, dingin, merendahkan, melotot serta memalingkan muka
ketika berbicara
 Lebih banyak berbicara dengan cara yang cepat serta membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan dirinya sendiri
 Seringkali membanggakan dirinya sendiri apalagi ketika dipuji orang lain
 Memiliki sifat “sok tahu”
 Cenderung untuk menyerang, mengintimidasi, mengeritik dan memaksa

Jenis perilaku agresif :


1. Agresi Rasa Benci
Perilaku ini ditandai dengan seseorang yang memiliki sifat emosi yang tinggi serta sering
kali mengungkapkan kemarahan. Seseorang yang memiliki sifat agresif seperti ini
memang cenderung tidak peduli ketika perbuatannya lebih banyka menimbulkan
kerugian daripada manfaat untuk orang lain
2. Agresif untuk Mencapai Tujuan
Perilaku ini merupakan sikap negatif untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
melalui kata-kata atau tindakan yang keras. Seseorang dengan perilaku agresif
cenderung untuk melecehkan atau merendahkan orang lain tanpa memikirkan perasaan
orang lain tersebut.

Contoh seseorang dengan perilaku agresif :


 Kerjakan saja sendiri !
 Bodoh !
 Pasti kamu tidak percaya !

2.3 Defini Submisif


Submisif adalah tipe perilaku yang berkecenderungan menerima dan bahkan menyerah
pada semua hal yang terjadi, sekalipun yang dihadapi itu buruk adanya. Yang menonjol dari
perilaku ini adalah tidak mampu mengatkan “tidak” pada kondisi dimana ia harus menyatakan
“tidak”. Jelas perilaku seperti ini menimbulkan berbagai masalah baik bagi dirinya sendiri
maupun orang-orang lain yaitu : tidak dapat dijadikan partner kerja yang baik dan sulit untuk
berkembang. Individu dengan perilaku seperti ini akan selalu menghadapi berbagai hambatan
dan selalu melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat menjatuhkan aktivitasnya. Orang yang
berperilaku submisif cenderung tidak memfokuskan diri pada perkembangan dirinya
berdasarkan kemaampuan yang dimiliki mereka akan mengikuti apa saja yang menjadi
keinginan pimpinan, keinginan keluarga, atau keinginan masyarakat.

Ciri-ciri perilaku submisif :


 Menghindari konflik
 Mengalahkan kebutuhan diri
 Dikuasai rasa takut, bersalah, tertekan
 Cenderung bereaksi dibelakang

Perilaku Submisif :
 Menyerah pada permintaan orang lain
 Menomor duakan kebutuhan, perasaan diri pribadi
 Menganggap diri lebih rendah dari orang lain

Contoh seseorang dengan perilaku submisif :


 “ini hanya pendapat saya, tapi...”
 “maaf mengganggu waktu anda, tapi...”

2.4 Definisi Asertif


Menurut Suterlinah Sukaji (1983), perilaku asertif adalah perilaku seseorang dalam
hubungan antar pribadi yang menyangkut ekspresi emosi yang tepat, jujur, relative terus
terang, dan tanpa perasaan cemas terhadap orang lain. Sementara menurut Lange dan
Jukubowski (1976), seperti yang dikutip oleh Calhoun (1990), perilaku asertif merupakan
perilaku seseorang dalam mempertahankan hak pribadi serta mampu mengekspesikan pikiran,
perasaan dan keyakinan secara langsung dan jujur dengan cara yang tepat.

Teknik-Teknik Bertindak Asertif


1. Memberikan umpan balik
Membiarkan orang lain tahu bagaimana anda merespon perilaku mereka dapat
membantu menghindari kesalah pahaman dan membantu menyelesaikan konflik yang
tidak dapat dihindari dalam suatu hubungan.
2. Meminta umpan balik dari orang lain
Pada saat yang bersamaan, kita juga perlu mengundang umpan balik dari orang lain
untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal kita. Sebagai contoh,
sebagai seorang perawat, anda harus menilai kepuasan pasien secara rutin dan meminta
umpan balik mengenai pelayanan anda.
3. Menentukan batasan
Bertindak asertif dalam menentukan batasan berarti anda mengambil tanggung jawab
untuk keputusan yang anda ambil mengenai bagaimana menghabiskan sumberdaya
pribadi anda tanpa merasa marah kepada orang lain yang memohon/mengajukan
permintaan tertentu kepada anda.
4. Membuat permintaan
Meminta sesuatu yang anda inginkan dari orang lain secara langsung juga diperlukan
pada hubungan yang sehat.
5. Berlaku parsisten
Salah satu aspek penting dalam perilaku asertif adalah parsisten untuk menjamin bahwa
hak-hak anda dihargai. Mengulangi menyatakan keputusan tadi dengan santai, sering
disebut sebagai respon “kaset rusak” (Smith, 1975). Respon seperti ini akan
menghentikan, bahkan orang yang paling manipulatif, tanpa menimbulkan rasa bersalah
atau meningkatkan konflik.
6. Membingkai kembali
Jalan pintas kognitif yang digunakan orang untuk membuat suatu informasi yang
kompleks menjadi masuk akal.
7. Mengabaikan provokasi
Konflik interpersonal dapat memunculkan berbagai metode untuk menang dengan cara
menghina atau mengintimidasi orang lain. Sebagai contoh, pasien yang marah atau
merasa putus asa mungkin menyerang dengan serangan personal.
8. Merespon kritik
Bagi sebagian orang, kritik benar-benar dapat membuat diri hancur karena kita biasanya
memegang dua keyakinan irasional yang umum :
1. Bahwa kita harus disayangi atau diakui oleh semua orang yang kita kenal
2. Bahwa kita harus benar-benar mampu dalam segala hal yang kita lakukan tanpa
pernah melakukan kesalahan

Unsur-Unsur Asertif
 Terbuka dan jelas, upayakan berkomunikasi secara jelas dan spesifik
 Langsung, berbicara langsung dengan subyek yang bersangkutan, jangan membawa
masalah ke orang lain yang tidak berhubungan
 Jujur, agar dapat dipercaya
 Tepat dalam bersikap, pastikan memperhitungkan nilai sosial dalam berbicara
 Tanyakan umpan balik, menjadi bukti bahwa anda lebih mengutarakan pendapat
daripada perintah

Ciri-Ciri Asertif
 Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain
 Mendengarkan pendapat orang lain dan memahaminya
 Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain
 Mencari solusi bersama keputusan
 Menghargai diri sendiri dan orang lain dan mampu mengatasi konflik
 Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati
 Mempertahankan hak diri

Petunjuk menjadi Asertif


1. Bedakan dengan jelas apa saja yang menjadi hak anda dan apa yang bukan hak anda
tetapi anda menginginkannya. Ingat, orang yang asertif bukanlah orang yang suka
merampas hak orang lain. Orang yang asertif bisa memenuhi keinginannya walaupun
sebetulnya itu bukan haknya tanpa paksaan dan tindakan destruktif.
2. Berani mengungkapkan sesuatu yang mengganjal perasaan anda. Misalnya, tentang
ketidak puasan anda. Dengan sikap asertif anda bisa mengungkapkan ketidakpuasan itu
dengan nada yang lebih bersahabat, bukan nada penuh emosi.
3. Tunjukkan image yang positif, misalnya dengan bertutur kata dan bertingkah laku yang
sopan.
4. Pandai membaca keadaan, jika ingin mengungkapkan sesuatu pastikan suasana dan
kondisinya dalam keadaan tenang dan tidak dalam keadaan yang penuh emosi.
5. Dalam keadaan emosi jangan sekalipun mengungkapkan keinginan anda.

Formula Membangun Asertif


1. Appreciation
Dengan cepat dan tanggap memberikan penghargaan dan rasa hormat terhadap
kehadiran orang lain sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri
mereka tanpa menunggu mereka untuk lebih dahulu memperhatikan, memahami,
menghormati, dan menghargai kita.
2. Acceptance
Adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat
menerima orang lain sebagaiman keberadaan diri mereka masing-masing.
3. Accomodating
Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan perilaku
yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif dan
menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai.

Contoh Perilaku Asertif


1. “ saya berpendapat... bagaimana pendapat anda?”
2. “masalah ini akan saya hadapi dengan cara ini. Bagaiman efeknya terhadap anda?”
2.5 Konsekuensi Sikap Agresif
 Komunikasi yang terjadi tidak akan seimbang
 Tidak ada feedback yang diperoleh dari lawan bicara
 Berpotensi menyinggung lawan bicaranya dalam berkomunikasi

2.6 Manfaat Mempelajari Asertif dalam Asuhan Keperawatan


1. Memahami dan mengenal diri sendiri, orang lain, tim kerja, dan organisasi
2. Meningkatkan pola berpikir positif, percaya diri, tegas, tulus, terbuka, etis dan tidak
menyinggung perasaan
3. Mengembangkan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara asertifitas dengan
orang lain dalam pergaulan, pekerjaan dan organisasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku asertif adalah perilaku seseorang dalam hubungan antar pribadi yang
menyangkut, emosi, perasaan, pikiran serta keinginan dan kebutuhan secara terbuka, tegas
dan jujur tanpa perasaan cemas atau tegang terhadap orang lain, tanpa merugukan diri
sendiri dan orang lain. Adapun teknik bertindak asertif : memberikan umpan balik dari
orang lain, menentykan batasan, membuat permintaan, berlaku parsisten, dan lain-lain.
Sedangkan unsur dari perilaku asertif yaitu: terbuka dan jelas, langsung, jujur, tepat dalam
bersikap dan menanyakan umpan balik.
Berprilaku asertif sendiri dapat menghindarkan seseorang dari konflik, karena perilaku
asertif berada diantara perilaku agresif dan non asertif. Dimana perilaku agresif merupakan
perilaku seseorang yang sering menyalahkan bahkan menuntut untuk membenarkan dirinya
sendiri. Sedangkan seseorang dengan perilaku non asertif atau pasif akana teru diam
walaupun tidak menyetujui suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

http://bookboon.com/blog/2013/07/20-questions-to-find-out-how-assertive-and-self-
aware-you-really-are/
Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: PT. Eresco
http://indosdm.com/perilaku-agresif-submisif-dan-asertif-dalam-komunikasi

Anda mungkin juga menyukai