Anda di halaman 1dari 14

Sistem Pelayanan Kesehatan dan

Keperawatan di Indonesia

Dosen Pengampu: Ns. Purwanto, M.Kep

Alya Shabilla Romadhany P07220119106


Carmila Ardina Febriyanti P07220119112
Fatya Ramadanti P07220119119
PENGERTIAN
• sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep
dimana konsep ini memberikan layanan kesehatan
kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan
kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan
kesehatan yang utamanya adalah pelayanan kesehatan
prefentif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Keberhasilan
sistem pelayanan kesehatan bergantungan pada
berbagai komponen yang ada, dalam hal ini perawat,
dokter, radiologi, ahli fisioterapi, ahli gizi, dan tim
kesehatan lain.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELAYANAN KESEHATAN
• Komunikasi
• Meningkatnya biaya pelayanan kesehatan,
sehingga dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
• Dukungan dari lingkungan sekitar
• Menyadarkan bahwa masyarakat berhak
mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan
dengan baik tanpa memandang strata sosial
• Meningkatnya standar pelayanan kesehatan
• Pelayanan keperawatan adalah kebutuhan
konsumen
• Semakin hari jaman semakin dihadapkan dengan
pengaruh budaya globalisasi yang mempengaruhi
cuaca, iklim, dan kondisi sekitar.
• Keperawatan sebagai profesi.
• Adanya standar praktik.
• Asuhan keperawatan
• Kepatuhan perawat
PEMBIAYAAN (FINANCE) PADA
PELAYANAN KESEHATAN
• Minimnya anggaran negara yang diperuntukan bagi sektor
kesehatan, dapat dipandang sebagai rendahnya apresiasi
akan pentingnya bidang kesehatan sebagai elemen
penyangga, yang bila terabaikan akan menimbulkan
rangkaian problem baru yang justru akan menyerap
keuangan negara lebih besar lagi. Sejenin pemborosan baru
yang muncul karena kesalahan kita sendiri. Konsep visi
Indonesia sehat 2010, pada prinsipnya menyiratkan
pendekatan sentralistik dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, sebuah paradikme yang nyata nya
cukup bertentangan dengan anutan desentralisasi, dimana
kewenangan daerah menjadi otonom untuk menentukan
arah dan model pembangunan diwilayahnya tanpa harus
terikat jauh dari pusat.
UNDANG – UNDANG
PELAYANAN KESEHATAN
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Naional
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
• Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
• Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
• Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
• Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
• Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian
• Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan
• Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan
MASALAH SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
• Permasalahan utama pelayanan kesehatan saat ini antara
lain adalah masih tingginya disparitas status kesehatan
antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar
perkotaan dengan perdesaan. Secara umum status
kesehatan penduduk dengan tingkat sosial ekonomi tinggi,
di kawasan barat Indonesia, dan di kawasan perkotaan,
cenderung lebih baik.
• Permasalahan penting lainnya yang dihadapi adalah
terjadinya beban ganda penyakit, yaitu belum teratasinya
penyakit menular yang diderita oleh masyarakat seperti
tuberkulosis paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA),
malaria, dan diare, serta munculnya kembali penyakit polio
dan flu burung. Namun, pada waktu yang bersamaan
terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit
jantung dan pembuluh darah, serta diabetes melitus dan
kanker.
A. PELAYANAN KESEHATAN BAGI
PENDUDUK MISKIN
Secara nasional status kesehatan masyarakat telah
meningkat. Akan tetapi, disparitas status kesehatan
antara penduduk mampu dan penduduk miskin
masih cukup besar. Rendahnya status kesehatan
penduduk miskin terkait erat dengan terbatasnya
akses terhadap pelayanan kesehatan, baik karena
kendala geografis maupun kendala biaya (cost
barrier). Data SDKI 2002-2003 menunjukkan
bahwa kendala terbesar yang dihadapi penduduk
miskin untuk mendapatkan fasilitas pelayanan
kesehatan adalah ketiadaan uang (34 persen), jarak
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terlalu jauh
(18 persen), serta adanya hambatan dengan sarana
angkutan atau transportasi (16 persen).
B. MASALAH GIZI BURUK
Masalah kesehatan yang menimbulkan perhatian
masyarakat cukup besar akhir-akhir ini adalah
masalah gizi kurang dan gizi buruk. Walaupun
sejak tahun 1989 telah terjadi penurunan
prevalensi gizi kurang yang relatif tajam, mulai
tahun 1999 penurunan prevalensi gizi kurang
dan gizi buruk pada balita relatif lamban dan
cenderung tidak berubah. Saat ini terdapat 10
provinsi dengan prevalensi gizi kurang di atas
30, dan bahkan ada yang di atas 40 persen, yaitu
di Provinsi Gorontalo, Nusa Tenggara Barat
(NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
C. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) PENYAKIT
MENULAR
Masalah kesehatan lainnya yang menjadi keprihatinan
masyarakat adalah terjadinya KLB berbagai penyakit
menular. Penyakit menular yang diderita oleh
masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi
seperti tuberkulosis paru yang saat ini menduduki urutan
ke-3 terbanyak di dunia, infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA), malaria, dan diare. Selain itu Indonesia juga
menghadapi emerging diseases (penyakit yang baru
berkembang) seperti HIV/AIDS dan Severe Acute
Respiratory Syndrom (SARS) dan re-emerging diseases
(penyakit yang sebelumnya mulai menurun, tetapi
meningkat kembali) seperti demam berdarah dengue
(DBD) dan TB paru.
D. PENANGANAN MASALAH KESEHATAN
DIDAERAH BENCANA
Bencana alam gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh,
Nias, Alor, dan Nabire telah menimbulkan dampak yang
besar di bidang kesehatan. Banyak sekali korban yang
meninggal, hilang, dan luka-luka. Sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan banyak yang hancur dan tidak
berfungsi secara optimal, seperti rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu, kantor dinas
kesehatan, balai laboratorium kesehatan (BLK), gudang
farmasi, gudang vaksin, politeknik kesehatan
(poltekes), dan kantor kesehatan pelabuhan. Bencana
tsunami di Aceh mengakibatkan kerusakan pada 9
rumah sakit, 43 puskesmas, 59 puskesmas pembantu,
700 poliklinik desa, dan 55 pusksemas keliling, dan
sarana lain seperti rumah sakit, laboratorium dan kantor
dinas kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan yang
meninggal atau hilang adalah 683 orang.
E. MASALAH TENAGA KESEHATAN
Indonesia saat ini mengalami kekurangan ada hampir
semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Pada
tahun 2001, diperkirakan per 100.000 penduduk baru
dapat dilayani oleh 7,7 dokter umum, 2,7 dokter gigi,
3,0 dokter spesialis, dan 8,0 bidan. Untuk tenaga
kesehatan masyarakat, per 100.000 penduduk baru
dapat dilayani oleh 0,5 sarjana kesehatan masyarakat,
1,7 apoteker, 6,6 ahli gizi, 0,1 tenaga epidemiologi,
dan 4,7 tenaga sanitasi. Kondisi tenaga kesehatan pada
tahun 2004 tidak jauh berbeda dengan itu karena
sistem pendidikan masih belum bisa menghasilkan
tenaga kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, serta
sistem perekrutan dan pola insentif bagi tenaga
kesehatan kurang optimal.
Minum sirup dengan selasih
Cukup sekian terima kasih

Anda mungkin juga menyukai