Di Susun oleh :
Mawaddatin Khoirunnisa’
XI TKJ Putri
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Saya telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
saya, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik dari sebelumnya. Tak lupa
saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya
makalah ini saya sajikan untuk membahas tentang “TERMODINAMIKA”. Untuk lebih jelas
simak pembahasan dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan
pengetahuan yang mendalam tentang termodinamika kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk memperbaiki makalah
saya selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan...............................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Hukum ke 0 termodinamika...................................................................................
B.Hukum I termodinamika.........................................................................................
Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
3.3 Daftar pustaka..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Thermodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan piranti yang ada
didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi thermodinamika bercakupan jauh, dan
penerapannya membentang ke seluruh kegiatan manusia. Bersamaan dengan sejarah teknologi
kita, perkembangan sains telah memperkaya kemampuan kita untuk memanfaatkan energi dan
menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat. Kebanyakan kegiatan kita
melibatkan perpindahan energi dan perubahan energi.
Thermodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam
dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi
listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada
pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.
1.2 Rumusan Masalah
> Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
Apa pengertian dari hukum-hukum Termodinamika?
1.3 Tujuan
> Adapun tujuan penulisan Makalah ini yaitu:
Dapat memahami bentuk-bentuk energi thermodinamika
Dapat mengetahui hukum-hukum dari Thermodinamika
1.4 Manfaat
>Makalah ini dapat memberikan beberapa manfaat, diantarnya dapat menabah manfat dan
wawasan
BAB II
PEMBAHASAN
A.HUKUM KE 0 TERMODINAMIKA
Ada 4 hukum termodinamika yang menjadi dasar dalam mempelajari proses interaksi antara
kalor dan kerja yaitu :
1. Hukum ke 0 termodinamika
Gambar 1
kesetimbangan termal antara benda A, benda B dan benda C
Jika 2 benda yang berbeda temperatur bersentuhan, maka dikatakan ke dua benda itu berada
dalam kondisi kontak termal. Permukaan tempat kedua benda bersentuhan disebut permukaan
kontak termal. Panas atau dinginnya suatu benda ditentukan oleh banyaknya energi panas (kalor)
yang diserap oleh molekul benda. Besarnya derajat panas benda ini disebut temperatur benda
atau suhu benda.
Temperatur adalah ukuran energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul penyusun suatu
benda. Benda-benda di alam tersusun oleh molekul-molekul dan atom-atom. Molekul yang
menyusun benda tidak berada dalam keadaan diam, tetapi molekul-molekul ini bergetar atau
bergerak secara acak sesuai dengan besarnya energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul.
Benda dalam bentuk padat, molekul-molekul penyusunnya tidak dapat bergerak bebas, tetapi
terikat erat dan kaku antara satu dengan lainnya. Molekul – molekul dalam benda padat hanya
dapat bergetar. Ini terjadi karena energi yang dimiliki oleh molekul dalam benda padat relatif
kecil sehingga tidak dapat melepaskan diri dari ikatan antar molekul.
Bila benda padat ini dipanaskan, maka sejumlah energi panas (kalor) akan diserap oleh
molekul sehingga molekul dapat bergetar lebih cepat, ini ditunjukan dengan naiknya derajat
panas benda. Panas benda naik karena getaran molekul bertambah besar menyebabkan molekul
lebih banyak bertumbukan dan bergesekan. Semakin banyak kalor dari luar yang diserap oleh
molekul maka molekul akan semakin memiliki energi untuk bergetar dan bergesekan lebih cepat
hingga suatu saat molekul ini tidak lagi saling terikat tetapi bebas bergerak. Molekul yang bebas
bergerak ini masih saling terikat satu dengan lainnya, inilah yang disebut fase cair benda. Kalor
yang diberikan kepada benda diserap oleh melekul untuk dapat bergetar lebih cepat sehingga
bebas dan dapat bergerak sehingga mengubah fase benda dari benda padat menjadi benda cair.
Bila kalor terus diberikan, maka gerak molekul dalam zat cair akan semakin acak, dan
tumbukan antar molekul semakin sering terjadi. Kondisi ini bila berlangsung terus, maka suatu
saat molekul akan benar-benar bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya, Kondisi ini disebut
zat cair berubah menjadi gas. Pada fase gas, molekul penyusun gas tidak saling terikat satu
dengan lainnya dan dapat bergerak bebas. Jadi besar kecilnya temperatur benda ditentukan oleh
tingkat energi kinetik yang dimiliki oleh molekul penyusun benda.
Ga
mbar 2 derajat panas benda berhubungan dengan perubahan fase benda dan ditentukan oleh
besarnya energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul penyusun benda
Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya. Kalor berpindah dari benda
yang memiliki kalor lebih besar ke benda yang memiliki kalor lebih kecil. Kalor juga
didefinisikan sebagai fluida yang tidak kelihatan. Karena sebagai fluida, maka kalor dapat
mengalir. Hal yang menyebabkan kalor mengalir adalah beda temperatur benda. Kalor mengalir
dari benda atau reservoir yang memiliki temperatur yang lebih tinggi ke benda atau reservoir
yang memiliki temperatur lebih rendah. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 3 terdapat 2 benda A dan B yang berbeda temperatur dan terpisah secara termal
Pada gambar 3 terdapat 2 buah benda yaitu benda A dan benda B yang memiliki temperatur
yang berbeda. temperatur benda A lebih tinggi daripada temperatur benda B. Pada kondisi 1,
benda A dan benda B terpisah secara termal sehingga antara benda A dan benda B tidak terdapat
kontak termal. Pada kondisi 2 benda A ditempelkan ke benda B sehingga antara benda A dan
benda B terdapat kontak termal. Karena temperatur benda A lebih tinggi dari pada temperatur
benda B maka kalor dari benda A akan berpindah ke benda B. Akibatnya, temperatur benda A
akan turun dan temperatur benda B akan naik. kondisi ini terus berlangsung hingga temperatur
benda A sama dengan temperatur benda B (kondisi 3). Pada saat temperatur benda A sama
dengan temperatur benda B maka kedua benda berada pada kondisi setimbang termal. Pada saat
kedua benda dalam kondisi kesetimbangan termal, tidak ada lagi kalor yang berpindah dari A ke
B atau dari B ke A. (catatan : kondisi lingkungan diabaikan).
Misalkan terdapat 3 buah benda yang memiliki temperatur yang tidak sama, yaitu benda A,
benda B dan benda C. Temperatur benda A lebih besar dari pada temperatur benda B dan benda
C, temperatur benda B lebih besar dari pada temperatur benda C. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 4
terdapat 3 buah benda dengan temperatur yang berbeda yaitu Ta > Tb > Tc
kondisi 1
Gambar 5
benda A kontak termal dengan benda C, demikian juga benda B kontak termal dengan benda,
tetapi benda A dan B terpisah secara termal
Maka kalor akan berpindah dari benda A ke benda C dan kalor benda B akan berpindah ke benda
C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga benda.
kondisi 2
Gambar 6
benda B kontak termal dengan benda C , benda C kontak termal dengan benda B
Pada kondisi ini kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan kalor benda B akan
berpindah ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga benda
kondisi 3
Gambar 7
benda A, B dan C berada pada kondisi kontrak termal
Pada kondisi 3 kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan ke benda C. Kalor benda
B akan berpindah ke benda C hingga ketiga benda mencapai kesetimbangan termal.
kondisi 4
Gambar 8
benda A dengan benda C kontak termal, benda A dengan benda B kontak termal
Pada kondisi ini agak unik, karena kalor dari benda A akan berpindah ke benda B dan benda
C. Hal ini terjadi karena temperatur benda A lebih besar dari benda C dan benda B dan antara
benda A dan C terdapat kontak termal, demikian juga benda A dan B juga terdapat kontak
termal. Benda A dan benda B akan lebih dahulu mencapai kesetimbangan termal, tetapi kondisi
kesetimbangan termal A dan B masih memiliki temperatur yang lebih tinggi dari benda C.
Akibatnya kalor akan berpindah lagi dari benda A dan B yang sudah setimbang termal ke benda
C hingga ketiga benda mencapai kesetimbangan termal. (catatan : ketiga benda harus memiliki
kapasitas panas yang sama besarnya).
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai fenomena yang menggambarkan hukum ke 0
termodinamika. Misalnya pada saat kita membuat air hangat untuk mandi. Kita mencampur air
panas dengan air dingin. Pada saat air panas dicampur dengan air dingin, maka kalor akan
berpindah dari air panas ke air dingin. Proses perpindahan panas ini berlangsung beberapa saat
hingga tercapai kesetimbangan termal antara air panas dengan air dingin. Pada saat tercapai
kesetimbangan termal antara air panas dengan air dingin, temperatur air panas akan turun
sedangkan temperatur air dingin akan naik menuju ke temperatur kesetimbangan termal.
Waktu kita mencelup badan ke dalam air hangat yang sudah mencapai kesetimbangan termal,
maka tubuh kita akan merasakan panas air. Hal ini menunjukan ada sebagian kalor yang
berpindah dari air ke tubuh kita. Hal ini terjadi karena tubuh memiliki temperatur yang lebih
rendah dibandingkan dengan campuran air hangat. Setelah berendam beberapa saat kita tidak
akan merasa panas lagi, karena telah tercapai kesetimbangan termal antara tubuh dan air.
Waktu kita keluar dari bak mandi setelah berendam dari air panas, maka tubuh akan terasa
dingin. Ini terjadi karena temperatur ruangan lebih rendah dibandingkan dengan temperatur
tubuh kita akibatnya sejumlah kalor dari tubuh berpindah ke udara di sekitar kita. Pada saat kalor
keluar dari tubuh kita, kita akan merasa lebih dingin.
B. HUKUM I TERMODINAMIKA
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Kita hanya dapat mengubah bentuk energi,
dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain.
Apabila suatu sistem diberi kalor, maka kalor tersebut akan digunakan untuk melakukan usaha
luar dan mengubah energi dalam.
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa:
Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha
W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ∆U = Q – W.
“Pada saat gas dalam ruang tertutup diberi kalor maka kalor tersebut akan dimanfaatkan untuk
melakukan usaha dan merubah energi dalamnya.”
atau
2. Proses-proses termodinamika
Proses termodinamika adalah perubahan keadaan gas, yaitu tekanan, volume dan suhunya.
Perubahan ini diiringi dengan perubahan kalor, usaha dan energi dalamnya. Proses-proses yang
memiliki sifat-sifat khusus ada empat contoh seperti berikut.
a. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P – V proses
isobarik dapat digambarkan seperti pada berikut.
Proses Isobarik
Proses Isotermis
Karena suhunya tetap maka pada proses isotermis ini tidak terjadi perubahan energi dalam
. Sedang usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva, besarnya seperti
berikut.
c. Proses Isokhoris
Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada grafik P.V dapat
digambarkan seperti pada Gambar berikut.
Proses Isokhoris
d. Adiabatis
Pada proses isotermis sudah kalian ketahui, U = 0 dan pada proses isokoris, W = 0. Bagaiaman
jika terjadi proses termodinamika tetapi Q = 0 ?
Proses adiabatis
Proses-proses selain 4 proses ideal diatas dapat terjadi. Untuk memudahkan penyelesaian dapat
digambarkan grafik P – V prosesnya. Dari grafik tersebut dapat ditentukan usaha proses sama