Anda di halaman 1dari 13

PETA KONSEP TERMODINAMIKA

merupakan
Terdiri dari
Termodinamika

Terdiri dari

Hukum Nol Hukum Pertama Hukum Kedua


mengenal arah dari
merupakan dapat dinyatakan dalam
Berkaitan dengan
Kesetimbangan Hukum Kekekalan Formulasi Kelvin
Proses/Perubahan Formulasi Clasius Perumusan Carnot
Termal Energi Planck

pada suatu mengalami proses

Sistem Reversibel

menyangkut besaran
Energi dalam Irreversibel

Usaha

Kalor

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


HUKUM TERMODINAMIKA
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dari kata “thermos” yang berarti
panas dan “dynamic” yang berarti perubahan. Termodinamika merupakan ilmu
fisika yang mempelajari mengenai hubungan antara kalor dan usaha. Dalam bab
termodinamika ini akan mempelajari bagaimana pemanfaatan kalor untuk
menghasilkan usaha.

A. Pengertian Sistem dan Lingkungan


Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah
kumpulan dari benda-benda atau apa saja yang diteliti atau diamati yang
menjadi pusat perhatian. Sedangkan lingkungan adalah benda-benda yang
berada diluar dari sistem tersebut. Dan sistem bersama dengan
lingkungannya dinamakan dengan semesta atau universal. Batas adalah
perantara dari sistem dan lingkungan. Contohnya : saat mengamati air yang
dituangkan ke dalam gelas, yang dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu
adalah air tersebut, sedangkan lingkungannya adalah gelas itu sendiri. Dapat
diilustrasikan pada gambar berikut.

Sistem : air Lingkungan : gelas

Gambar 1. Air dituangkan ke gelas


Sumber: http://mosesbrilyan371.blogspot.co.id/2013/05/air-dalam-gelas.html
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus
benda, energi dan materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan
jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan, yaitu:
1) Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan
kerja) dan benda (materi) dengan lingkungannya. Sebuah pembatas
memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Contohnya : saat
merebus air.
2) Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas
dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Air pada
gelas tertutup merupakan salah satu contoh sistem tertutup. Dimana
terjadi pertukaran panas dan kerja tetapi tidak terjadi pertukaran zat
dengan lingkungan. Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas, atau
kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


~ pembatas adiabatik : tidak memperbolehkan pertukaran panas.
~ pembatas rigid : tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding
adiabatik dan dinding diatermik. Dinding adiabatik adalah dinding yang
mengakibatkan kedua zat mencapai suhu secara lambat sekali. Dinding
adiabatik sempurna yang tidak memungkinkan pertukaran kalor antara dua
zat. Dinding diatermik adalah dinding yang memungkinkan kedua zat itu
dengan cepat mencapai suhu yang sama.
3) Sistem terisolasi
Sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya pertukaran panas, zat atau
kerja dengan lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari
lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya
penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi,
energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.

B. Usaha yang dilakukan Gas


Keadaan gas bergantung pada tekanan, volume dan suhu. Perubahan pada
salah satu komponen,akan menyebabkan perubahan pada komponen yang lain.
Perubahan inilah yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bentuk energi
yang lain, misalnya gerak. Untuk menghasilkan bentuk energi tersebut
diperlukan usaha. Usaha dapat diperoleh dengan mengubah keadaan suatu
gas. Perhatikan gambar dibawah ini.

F
piston
gas

s
Gambar 2. Gas di dalam silinder menekan piston yang bergerak bebas
Ketika gas memuai, gas akan menekan dinding piston sebesar:

Akibat tekanan tersebut piston bergerak sejauh s. Usaha yang dilakukan gas
adalah:

Jika A adalah luas penampang silinder maka . Jika persamaan


tersebut kita subtitusikan ke dalam persamaan maka diperoleh:

.......................................................(1)

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


Keterangan:
: Usaha (J)
: Tekanan ( N.m3= Pa)
: perubahan volume (m3)

C. Hukum Nol Termodinamika


Hukum Nol Termodinamika: “jika dua buah benda berada dalam kondisi
kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka ketiga benda tersebut
dalam keadaan kesetimbangan termal satu dengan lainnya”. Untuk lebih
memahami tentang isi hukum nol termodinamika, maka bunyi hukum ini dapat
ditulis ulang dengan kata-kata lebih sederhana yaitu jika benda A mempunyai
temperatur yang sama dengan benda B dan benda B mempunyai temperatur
yang sama dengan benda C atau disebut ketiga benda berada dalam kondisi
kesetimbangan termal. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

A B C

Ta Tb Tc

Ta=Tb dan Tb=Tc, maka Ta = Tb = Tc


Gambar 3. kesetimbangan termal antara benda A,B dan C
Jika 2 benda yang berbeda temperatur bersentuhan, maka dikatakan
kedua benda itu dalam kondisi kontak termal. Permukaan tempat kedua benda
bersentuhan disebut permukaan kontak termal. Panas atau dinginnya suatu
benda ditentukan oleh banyaknya energi panas (kalor) yang diserap oleh
molekul benda. Besarnya derajat panas benda ini disebut temperatur benda
atau suhu benda.
Temperatur adalah ukuran energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-
molekul penyusun suatu benda. Benda-benda di alam tersusun oleh molekul-
molekul atau atom-atom. Molekul yang menyusun benda tidak berada dalam
keadaan diam, tetapi molekul-molekul ini bergetar atau bergerak secara acak
sesuai dengan energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul. Benda dalam
bentuk padat, molekul-molekul penyusunnya tidak dapat bergerak bebas,
tetapi terikat erat dan kaku antara satu dengan yang lainnya. Molekul-
molekul dalam benda padat hanya dapat bergetar. Hal ini terjadi karena
energi yang dimiliki oleh molekul dalam benda padat relatif kecil sehingga
tidak dapat melepaskan diri ikatan antar molekul.
Bila benda ini dipanaskan, maka sejumlah energi panas (kalor) akan diserap
oleh molekul sehingga molekul dapat bergetar lebih cepat, ini ditunjukan
dengan naiknya derajat panas benda. Panas benda naik karena getaran
molekul bertambah besar menyebabkan molekul lebih banyak bertumbukan

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


dan bergesekan. Semakin banyak kalor dari luar yang diserap oleh molekul
maka molekul akan semakin memiliki energi untuk bergetar dan bergesekan
lebih cepat hingga suatu saat molekul ini tidak saling terikat tetapi bebas
bergerak. Molekul yang bebas bergerak ini masih saling terikat satu dengan
lainnya, inilah yang disebut fase cair benda. Kalor yang diberikan kepada
benda diserap oleh molekul untuk dapat bergetar lebih cepat sehingga bebas
dan dapat bergerak sehingga mengubah fase benda dari benda padat menjadi
benda cair.
Bila kalor terus diberikan, maka gerak molekul dalam zat cair akan semakin
acak dan tumbukan antar molekul semakin sering terjadi. Kondisi ini bila
berlangsung terus, maka suatu saat molekul akan benar-benar bebas dan
tidak terikat satu dengan lainnya. Kondisi ini disebut zat cair berubah
menjadi gas. Pada fase gas, molekul penyusun gas tidak saling terikat satu
dengan yang lainnya dan dapat bergerak bebas. Jadi besar kecilnya
temperatur benda ditentukan oleh tingkat energi kinetik yang dimiliki oleh
molekul penyusun benda.
Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya. Kalor
mengalir dari benda atau resevior yang memiliki temperatur yang lebih tinggi
ke benda atau resevior yang memiliki temperatur rendah. Perhatikan gambar
berikut.
1. A B
Ta
Ta
Ta

Ta Tb

Ta Tb
2. A B
A

Ta A Q TbA

Ta Tb
3. A B

A A

Ta = Tb =T
Gambar 4. Dua benda A dan B yang berbeda temperatur dan terpisah secara termal

Pada gambar 4 terdapat 2 buah benda yaitu benda A dan benda B yang
memiliki temperatur yang berbeda. Temperatur benda A lebih tinggi daripada
temperatur benda B. Pada kondisi 1, benda A dan benda B terpisah secara termal
sehingga antara benda A dan benda B tidak terdapat kontak termal. Pada kondisi

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


2 benda A ditempelkan benda B sehingga antara benda A dan benda B terdapat
kontak termal. Karena temperatur benda A lebih tinggi daripada temperatur
benda B maka kalor dari benda A akan berpindah ke benda B. Akibatnya
temperatur benda A akan turun dan temperatur benda B akan naik. Kondisi ini
terus berlangsung hingga temperatur benda A sama dengan temperatur benda B
(kondisi 3). Padaa saat temperatur benda A sama dengan benda B maka kedua
benda berada pada kondisi setimbang termal. Pada saat kedua benda dalam
kondisi kesetimbangan termal, tidak ada lagi kalor yang berpindah dari A ke B
atau B ke A dengan syarat kondisi lingkungan diabaikan.
Misalkan terdapat 3 buah benda yang memiliki temperatur yang tidak sama,
yaitu benda A, benda B dan benda C. Temperatur benda A lebih besar dari pada
benda B dan benda C, temperatur benda B lebih besar daripada temperatur
benda C. Perhatikan gambar berikut.

Tc C

Ta Tb

A B

Gambar 5. Tiga buah benda dengan temperatur berbeda Ta ˃Tb ˃ Tc


 Pada kondisi 1

Tc C

Q
Q Q
Q
Kontak termal Ta Tb Kontak termal
antara benda antara benda
A dengan C dengan
benda C A benda B
B

Gambar 6. Benda A kontak termal dengan benda C, demikian juga benda B kontak termal dengan C, tetapi
benda A dan B terpisah secara termal

Maka kalor akan berpindah dari benda A ke benda C dan kalor benda B akan
berpindah ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga
benda.

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


 Pada kondisi 2

Tc C

Q
Tb Kontak termal
B
antara benda
C dengan
Q benda B
Kontak termal A Ta
antara benda
A dengan
benda B
Gambar 7. Benda B kontak termal dengan benda C dan benda B kontak termal dengan benda A
Pada kondisi ini kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan kalor
benda B akan berpindah ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal
antara ketiga benda.
 Pada kondisi 4
Tc C

Q
Ta Kontak termal
A Q
antara benda
C dengan
Q benda A
Kontak termal Tb
B
antara benda
A dengan
benda B
Gambar 8. Benda A dengan benda C kontak termal, benda A dengan benda B kontak termal
Pada kondisi ini kalor dari benda A akan berpindah ke benda B dan benda
C. Hal ini terjadi karena temperatur benda A lebih besar dari benda C dan
benda B. Antara benda A dan C terdapat kontak termal, demikian juga
dengan benda A dan B juga terdapat kontak termal. Benda A dan benda B
akan lebih dulu mencapai kesetimbangan termal, tetapi kondisi
kesetimbangan termal A dan B masih memiliki temperatur yang lebih tinggi
dari benda C. Akibatnya kalor akan berpindah lagi dari benda A dan B yang
sudah setimbang termal ke benda C hingga ketiga benda mencapai
kesetimbangan termal. Dengan syarat ketiga benda harus memililiki
kapasitas panas yang sama besarnya.

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


E. Proses-proses Termodinamika Gas
Proses termodinamika yang terjadi pada gas terdiri dari isotermal,
isobarik, isokhorik dan adiabatik.
Dari persamaan (1) telah kita ketahui bahwa besar usaha yang dilakukan
gas adalah . Besar usaha suatu proses dapat ditentukan dengan
menghitung luas daerah kurva. Dalam termodinamika berlaku hukum Boyle-
Gay Lussac, yaitu:

Tabel 1. Proses-proses termodinamika gas

Proses Pengertian Grafik Rumus


Isotermal Proses yang Karena suhu awal
dialami gas pada sama dengan suhu
suhu tetap akhir,
maka:

Dan persamaan gas


ideal adalah

Isobarik Proses yang Tekanan selalu


berlangsung pada tetap,
tekanan tetap maka:

Isokhorik Proses yang Volume awal sama


dialami gas dimana dengan volume
volume tetap akhir,
maka:

Adiabatik Proses yang tidak Pada proses ini


ada kalor yang berlaku
masuk maupun persamaan:
keluar dari sistem
(gas) ke lingkungan Apabila terjadi
perubahan keadaan

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


, maka
menggunakan
persamaan:

Keterangan:
= tekanan sebelum proses (Pa)
= tekanan setelah proses (Pa)
= suhu sebelum proses (K)
= suhu setelah proses (K)
= volume gas pada keadaan awal (m3)
= volume gas pada keadaan akhir (m3)

F. Hukum Pertama termodinamika


Aliran kalor atau kerja (usaha) oleh sistem dapat mengakibatkan sistem
tersebut memperoleh energi dari lingkungan atau kehilangan energi ke
lingkungan. Keadaan tersebut bukan berarti energi bertambah atau
berkurang, total energi adalah sama. Hanya saja energi berubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Selama proses perubahan bentuk energi
berlangsung, sistem menerima atau kehilangan kalor (Q) dan melakukan usaha
(W), sehingga energi (U) dirumuskan :
( )

Q
Q sistem

W W

Lingkungan

Gambar 9. Sistem dan lingkungan

Q (+ ) = panas masuk ke sistem


Q (-) = panas keluar dari sistem
U = energi internal sistem
W (+) = usaha dilakukan oleh sistem
W (-) = usaha dilakukan pada system

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


 Hukum Pertama Pada Berbagai Proses Termodinamika
1. Isobarik
Pada proses isobarik tidak terjadi perubahan tekanan. Jadi hukum
pertama termodinamika pada proses isobarik :

2. Isokhorik
Pada proses isokhorik . Usaha yang dilakukan oleh lingkungan
yang mengalami proses isokhorik adalah sehingga
hukum pertama termodinamika menjadi :

3. Isotermik
Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini
dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan,
tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) usaha yang dilakukan
oleh gas memenuhi persamaan . Penerapan hukum pertama
termodinamika menghasilkan :
.

Persamaan diatas menyatakan bahwa kalor yang diberikan kepada


suatu sistem pada suhu tetap seluruhnya digunakan untuk melakukan
usaha luar.

4. Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik tidak terjadi aliran kalor dengan lingkungan
(Q=0). Perubahan energi dalam sama dengan ( ).
Penerapah hukum pertama termodinamika menghasilkan :

( )
G. Hukum Kedua termodinamika
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi adalah kekal,
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi dapat berubah
bentuk dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Akan tetapi dapatkah energi itu
diubah sembarangan? Usaha seluruhnya dapat terus-menerus diubah menjadi
kalor, tetapi dapatkah kalor seluruhnya terus-menerus diubah menjadi
usaha? Ternyata tidak ada pesawat (mesin kalor) yang semata-mata
menyerap kalor dari lingkungan dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


Hukum kedua termodinamika membatasi perubahan energi mana yang dapat
berlangsung dan perubahan energi mana yang tidak dapat berlangsung.
Pembatasan ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, yaitu :

1. Rudolf Clausius menyatakan rumusan Clasius tentang hukum kedua


termodinamika dengan pernataan aliran kalor :“kalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
mengalir secara spontan dalam arah sebaliknya “
2. Hukum kedua termodinamika dinyatakan dalam entropi : “total entropi
jagat raya tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah
ketika proses ireversibel terjadi”
3. Kelvin dan Planck menyatakan rumusan yang yang setara sehingga dikenal
rumusan Kelvin-Planck tentang Hukum Kedua Termodinamika tentang
mesin kalor :“tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah
reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.”
Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami suatu proses reversibel
dengan menyerap sejumlah kalor Q, maka kanaikan entropi dirumuskan
oleh:

( )

Perubahan enropi hanya bergantung pada keadaan akhir dan keadaan


awal. Proses reversibel tidak mengubah total entropi dari jagat raya, tetapi
setiap proses irreversibel selalu menaikkan entropi jagat raya.
Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan
dua proses adiabatik.

Gambar 10. Siklus Carnot


http://fisikazone.com/siklus-carnot/

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


 Proses Pada Siklus Carnot

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan siklus Carnot sebagai berikut.

1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem
menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha
WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu
sistem turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2. Pada proses ini
sistem menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu
rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem
naik dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.

Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki
efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang
dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam
siklus pada diagram p – V. Mengingat selama proses siklus Carnot sistem
menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke
reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem menurut
hukum I termodinamika adalah sebagai berikut.

Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang
penting. Untuk mesin kalor, efisiensi mesin (η) ditentukan dari perbandingan
usaha yang dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

Untuk siklus Carnot berlaku hubungan , sehingga efisiensi mesin


Carnot dapat dinyatakan sebagai berikut.

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik


Keterangan:
η: efisiensi mesin Carnot
T1 : suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 : suhu reservoir bersuhu rendah (K)

Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena


merupakan mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada
mesin yang mempunyai efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot.
Berdasarkan persamaan di atas terlihat efisiensi mesin kalor Carnot hanya
tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir. Untuk mendapatkan
efisiensi sebesar 100%, suhu tandon T2 harus = 0 K. Hal ini dalam praktik
tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, mesin kalor Carnot adalah mesin yang
sangat ideal. Hal ini disebabkan proses kalor Carnot merupakan proses
reversibel. Sedangkan kebanyakan mesin biasanya mengalami proses
irreversibel (tak terbalikkan) tidak seperti mesin carnot.

BAHAN AJAR HUKUM TERMODINAMIKA | Peserta Didik

Anda mungkin juga menyukai