Anda di halaman 1dari 19

CARA KERJA DAN EFISIENSI

REFRIGERATOR, PENGONDISIAN UDARA, DAN


REFRIGERATOR CARNOT
TUGAS KULIAH
MATA KULIAH FISIKA TEKNIK

Nama
NIM

Oleh:
: Amri Siddiq Pangestu
:15/384917/TK/43579

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
I.

Pendahuluan
A. PENGERTIAN TERMODINAMIKA
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya panas dan
Dynamic

yang

artinya

perubahan.

Termodinamika

merupakan

ilmu

yang

menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan


perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika

berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini
mempelajari pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas dan
lingkungan. Aplikasi dan penerapan termodinamika dapat terjadi pada tubuh manusia,
peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik, Refrigerator, mobil, pembangkit
listrik dan industri.
B. PRINSIP TERMODINAMIKA
Prinsip termodinamika sebenarnya adalah hal alami yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika
direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk mekanisme yang dapat membantu
manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan
karena perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17. Pengembangan ilmu
termodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik yaitu perilaku umum partikel
zat yang menjadi media pembawa energi.
C. HUKUM HUKUM TERMODINAMIKA
Termodinamika memiliki hukum-hukum pendukungnya.

Hukum-hukum

ini

menjelaskan bagaimana dan apa saja konsep yang harus diperhatikan. Seperti peristiwa
perpindahan panas dan kerja pada proses termodinamika. Sejak perumusannya, hukumhukum ini telah menjadi hukum penting dalam dunia fisika yang berhubungan dengan
termodinamika. Penerapan hukum-hukum ini juga diperlukan dalam berbagai bidang
seperti bidang ilmu lingkungan, otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia dan lain-lain.
Berikut hukum-hukum termodinamika :
Hukum I termodinamika (Kekekalan Energi dalam Sistem)
Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya dapat mengubah
bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya. Dalam termodinamika, apabila
sesuatu diberikan kalor, maka kalor tersebut akan berguna untukusaha luar dan
mengubah energi dalam.
Bunyi Hukum I Termodinamika untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan
kepada sistem dan sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan
energi dalam U = Q W.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan Q
bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika yang dapat
merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan (P,V,T,n).
W bertanda positif jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika
menerima usaha lingkungan.

HUKUM TERMODINAMIKA 1
Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif jika melepas
kalor pada lingkungan.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam
sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang
terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan
lain.

Hukum II termodinamika (Arah reaksi sistem dan batasan)


Hukum kedua ini membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang tidak.
Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagi cara, yaitu :
Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir
secara spontan dalam arah kebalikannya.
Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi
usaha luar.

Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran termodinamika yang


menyertai perubhan setiap keadaan dari awal sampai akhir sistem dan menyatakan
ketidakteraturan suatu sistem)
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah
ketia proses irreversible terjadi.
Hukum III termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut (temperatur
Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol.
D. KESETIMBANGAN TERMODINAMIKA
Sebuah benda dapat dikatakan dalam keadaan kesetimbangan termodinamika bila nilai
dari besaran keadaan makroskopiknya tidak lagi berubah dalam jangka waktu yang
lama. Termodinamika hanya akan meninjau besaran dalam keadaan sistem yang
setimbang. Termodinamika tidak meninjau bagaimana proses perubahan sistem
mencapai kondisi kesetimbangan termodinamika, karena itu tidak ada variabel waktu
dalam realisasi-realisasi termodinamika.
Tetapi, dalam keadaan nyata, kesetimbangan termodinamika adalah hal yang mustahil
terjadi. Hal ini dikarenakan sebuah benda tidak akan lepas dari interaksinya dengan
lingkungan yang mempengaruhi keadaan benda sehingga perubahan dapat terjadi begitu
cepat. Pengecualian jika kondisi benda mendekati kesetimbangan termodinamika,
realisasi termodinamika dapat ditrerapkan. Sebagai contoh hukum radiasi benda hitam
dapat diterapkan pada matahari dan bintang walau tidak benar-benar dalam keadaan
setimbang. Sehingga analisa spektrum gelombang dapat dilakukan.
1. Kesetimbangan Termal
Pencapaian kesetimbangan termal terjadi apabila dalam kondisi adanya kemungkinan
interaksi antara partikel kedua sistem, tidak ada total perpindahan energi panas antara
keduanya (tidak ada lagiperubahan makro). Relasi kesetimbangan termal adalah suatu
relasiekuivalensi sehingga dapat dikelompokkan benda-benda yang berada dalam
keadaan setimbang termal dan memiliki parameter. Fakta ini dikenal sebagai hukum ke
nol termodinamika. Benda yang mencapai kesetimbangan termal satu sama
lainnya,diartikan memiliki temperatur yang sama. Termodinamika ke nol ini
menjelaskan adanya besaran temperatur. Besaran temperatur tidak bergantung pada nilai
partikel.

Walaupun sebuah benda tidak secara keseluruhan berada dalam kesetimbangan termal,
bagian-bagian dari benda tersebut mungkin berada dalam keadaan kesetimbangan termal
lokal.
2. Kesetimbangan Mekanik
Jika didalam sebuah sistem terdapat kesetimbangan sedemikian sehingga tidak terjadi
perubahan (makro) volume sistem dan lingkungan maka dapat dikatakan bahwa sistem
dan lingkungan berada dalam keadaan kesetimbangan mekanik. Pada kondisi ini, sistem
dan lingkungan akan memiliki nilai tekanan P yang sama.
3. Kesetimbangan Jumlah Partikel
Sebuah sistem akan dikatakan setimbang jumlah partikelnya jika partikel yang keluar
masuk sistem dalam jumlah yang sama, maka terdapat kesetimbangan jumlah partikel
antara sistem dan lingkungan. Ketika itu antara sistem dan lingkungan akan memiliki
tekanan yang sama.
E. KONSEP DASAR TERMODINAMIKA
Pembagian dalam termodinamika mengarah kepada pembagian dunia menjadi sistem
yang dibatasi oleh kenyataan atau keidealan batasannya. Sistem yang tidak termasuk
dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian yang sistem
menjadi subsistem menjadi sistem sangat mungkin terjadi, atau bisa jadi pembentukan
sistem yang lebih besar. Biasanya sistem ini bisa diuraikan menjadi beberapa parameter.
Dari prinsip-prinsip dasar termodinamika secara umum bisa diturunkan hubungan antara
kuantitas misal, koefisian ekspansi, kompresibilitas, panas jenis, transformasi panas dan
koefisien elektrik terutama sifat-sifat yang dipengaruhi temperatur.

II.

ISI
a. Cara Kerja
i.
Refrigerator
Dalam menjalani tujuan hidupnya untuk mendinginkan barang-barang
yang berada di dalam dirinya, kulkas memiliki 2 prinsip (sistem) kerja
yang utama, yaitu:
1. Kerja mendinginkan (cooling).
2. Kerja mencairkan es di evaporator (defrost).
Kedua jenis kerja tersebut (cooling dan defrost) harus bekerja baik secara
bergantian agar proses pendinginan di dalam kulkas berjalan optimal
sebagaimana mestinya. Bila salah satu atau kedua jenis kerja tersebut
terganggu, maka performa kulkas akan menurun .
Kerja mendinginkan
Proses pendinginan dalam kulkas hamper sama dengan proses pendinginan
air conditioner. Kita mulai dari hisapan kompresor. Dengan adanya aliran
listrik maka motor kompresor akan bekerja mengisap gas refrigeran yang
bersuhu dan bertekanan rendah dari saluran hisap (dan evaporator).
Kompresor kemudian memampatkan gas refrigeran sehingga menjadi
uap/gas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi, gas tersebut ditekan
keluar oleh

kompresor

memasuki kondensor

yang

dingin. Gas

refrigeran yang panas dan bertekanan tinggi tersebut di dalam kondensor


akan didinginkan oleh udara di luar kulkas (panasnya berpindah dari
kondensor ke udara sekelilingnya) sehingga suhunya turun (menjadi
dingin) mencapai suhu kondensasi (berkondensasi atau mengembun)
dan wujudnya berubah menjadi cair tetapi tekanannya tetap tinggi.
Refrigeran cair yang bertekanan tinggi (tetapi suhunya telah rendah) ini
selanjutnya mengalir kedalam penyaring (strainer dan drier). Refrigeran
cair kemudian memasuki pipa kapiler yang berdiameter kecil dan panjang
sehingga tekanannya turun drastis. Dari pipa kapiler, refrigeran cair yang
tekanannya sudah sangat

rendah ini

kemudian memasuki ruang evaporator yang memiliki tekanan yang rendah


hingga vakum sehingga titik didihnya yang memang ditakdirkan sudah
rendah semakin bertambah rendah pula, oleh sebab itu dia segera berubah
wujud menjadi gas (menguap). Ketika berubah wujud dari cair menjadi gas
di dalam pipa evaporator yang panjang dan berkelok-kelok itu, oleh sebab
zat refrigeran memiliki kalor laten penguapan yang besar (lagi-lagi
karakteristik refrigeran memainkan perannya yang penting!) maka dia

memerlukan kalor laten yang besar pula dan kalor (panas) ini diambilnya
dari sekeliling evaporato ryaitu isi kulkas. Kerja ini diperkuat oleh adanya
daya hisap kompresor yang menyebabkan molekul-molekul gas refrigeran
mendapat percepatan sehingga bergerak melesat di sepanjang lorong
panjang

evaporator

sambil

mengambil

panas

dari

sekeliling

evaporator dengan efek resultantenya adalah isi kulkas menjadi dingin.


Kemudian gas refrigeran memasuki akumulator. Eitt ... ternyata kadangkadang ada juga refrigeran yang masih berwujud cairan atau belum
berubah menjadi gas. Akumulator akan memisahkan refrigeran antara yang
berbentuk gas dan yang masih berbentuk cairan. Hanya refrigeran yang
berwujud gas saja yang diperkenankan memasuki saluran hisap kemudian
kembali ke kompresor. Di dalam kompresor, refrigeran berbentuk gas akan
dimampatkan dan dipompakan lagi ke kondensor,begitu seterusnya proses
ini berulang-ulang.
Kerja mencairkan es (defrost)
Kalau kerja mendinginkan (cooling) merupakan syarat mutlak yang harus
dilakukan lemari pendingin, maka kerja mencairkan es (defrost) merupakan
kerja pendukung yang sangat diperlukan kulkas

agar berfungsi

sebagaimana mestinya. Bila defrost tidak bekerja maka bunga es akan


semakin banyak bertumpuk di luar pipa evaporator sehingga akhirnya daya
mendinginkan kulkas jauh berkurang dan kulkas tidak bisa mendinginkan
lagi.
Kerja defrost ada 2 jenis yaitu manual dan otomatis. Defrost manual
banyak diterapkan pada lemari es model lama dan sederhana, sedangkan
defrost otomatis banyak diterapkan pada lemari es masa kini. Kerja
mencairkan es di evaporator dikerjakan oleh defrost heater (pemanas
listrik) yang dibantu oleh alat-alat listrik yang kecil-kecil yang membentuk
rangkaian listrik dengan berbagai variasi rangkaian (tergantung merek
kulkas) tetapi

prinsip

kerjanya

sama

yaitu

mengatur

waktu

(saat) pendinginan dan pencairan es secara bergantian agar tercapai


pendinginan yang optimal di dalam lemari es. Sirkuit listrik defrost cycles
bersama motor kompresor merupakan bagian tak terpisahkan dari
keseluruhan system kelistrikan pada sebuah kulkas. System kelistrikan
kulkas merupakan bagian yang cukup rumit dan paling sering mengalami
gangguan/kerusakan yang menyebabkan kulkas tidak berfungsi, tetapi kita
dapat mudah memahami bila kita telah mempelajarinya dengan seksama.

Ketika steker kulkas dicolok pada stop kontak sumber listrik (tegangan
PLN), maka arus listrik segera mengalir ke control thermo (ceritanya ini
kulkas baru sehingga suhu kulkas masih panas dan kontak control
thermo sedang terhubung) lalu menuju defrost timer (kebetulan pula
terminal C dan B sedang terhubung) dan menyetrum kompresor. Arus
listrik PLN mengalir melalui kumparan utama kompresor, overload motor
protector, kembali ke sumbernya (PLN). Arus listrik PLN juga
mengaliri starter capacitor, kaki-kaki starter relay, kumparan pembantu
kompresor, overload motor protector, dan kembali ke sumbernya.
Kumparan pembantu

membantu

memberikan

putaran

awal

pada

kompresor. Segera kompresor mulai bekerja dan sayup-sayup terdengarlah


desir getaran rotornya yang sedang berputar. Kipas di dalam kulkas
juga berputar. Body kompresor semakin panas pertanda dia bekerja baik,
body bagian belakang kulkas bila diraba juga terasa hangat pertanda
kondensor bekerja baik. Bila proses pendinginan evaporator berjalan baik,
isi kulkas semakin bertambah dingin. Bila beban kulkas besar karena isinya
banyak maka kompresor semakin lama berputar. Apabila kulkas telah
dingin dan suhu cut-off pengatur suhu telah tercapai maka kontaknya
membuka dan arus listrik terputus (off) sehingga kompresor berhenti
(beristirahat), juga kipas dan timer motor berhenti. Bila suhu cut-on control
thermo tercapai maka kontaknya menutup dan kompresor, kipas dan timer
motor bekerja kembali.
Oleh kerja timer motor, maka pada suatu saat kontak C-B terbuka dan
kontak C-D terhubung sehingga kompresor dan kipas berhenti bekerja
dan defrost heater (pemanas listrik) mendapat aliran listrik dan mulai
panas, memanaskan evaporator sehingga bunga es di evaporator mencair,
airnya dialirkan ke bagian pembuangan di bagian belakang bawah
kulkas. Timer motor dapat tetap bekerja karena mendapat arus listrik dari
sumbernya (tegangan PLN) melalui control thermo (sedang cut-on), CA, thermo fuse dan kembali ke sumber listrik PLN.
Setelah bunga-bunga es di evaporator mencair seluruhnya menjadi air,
perlahan-lahan temperatur di evaporator naik, bila temperaturnya sudah
mencapai

5o C

maka

bimetal

yang

berada

di

dalam defrost

thermostat mengalami perubahan bentuk sehingga kontaknya membuka,


akibatnya aliran

listrik

ke defrost

heater terputus

dan defrost

heater berhenti bekerja dengan akibat lebih jauh adalah terhentinya proses

mencairkan es di evaporator. Pada saat ini kompresor belum bekerja


karena timer motor (Tm) masih harus menuntaskan kerjanya hingga + 1530 menit (waktu yang dibutuhkan untuk kontak C dan D berhubungan).
Masih ada sisa waktu beberapa menit menjelang kompresor bekerja
kembali, sisa waktu ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengalirkan
seluruh air ke tempat pembuangannya di bagian belakang kulkas.
Setelah itu kontak C-D membuka dan kontak C-B berhubungan kembali
sehingga motor kompresor mendapat arus listrik, terdengar suara "klik"
disusul suara berdesir yang berasal dari kompresor tanda kompresor telah
'hidup' dan kipas juga hidup kembali. Proses pendinginan kulkas (cooling
cycles) dimulai kembali.

ii.

Refrigerator Carnot
Siklus carnot merupakan suatu siklus termodinami-ka yang melibatkan
proses isotermal, isobarik, dan isokorik. Siklus adalah suatu rangkaian
sedemikian rupa sehingga akhirnya kembali kepada keadaan semula.
Misalnya, terdapat suatu siklus termodinami-ka yang melibatkan proses
isotermal, isobarik, dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal dari
keadaan A sampai B, kemudian menjalani proses isobarik untuk mengubah
sistem dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya proses isokorik membuat
sistem kembali ke keadaan awalnya (A). Proses dari A ke keadaan B,
kemudian ke keadaan C, dan akhirnya kembali ke keadaan A, menyatakan
suatu siklus.

Apabila siklus tersebut berlangsung terus menerus, kalor yang diberikan


dapat diubah menjadi usaha mekanik. Tetapi tidak semua kalor dapat
diubah menjadi usaha. Kalor yang dapat diubah menjadi usaha hanya pada
bagian yang diarsir (diraster) saja. Berdasarkan diatas besar usaha yang
bermanfaat adalah luas daerah ABCA. Secara matematis dapat ditulis
seperti berikut.

Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan
bernilai negatif jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi
dalam U untuk satu siklus sama dengan nol ( U = 0) karena keadaan
awal sama dengan keadaan akhir.
Siklus Carnot
Berdasarkan percobaan joule diketahui bahwa tenaga mekanik dapat
seluruhnya diubah menjadi energi kalor. Namun, apakah energi kalor dapat
seluruhnya diubah menjadi energi mekanik? Adakah mesin yang dapat
mengubah kalor seluruhnya menjadi usaha? Pada tahun 1824, seorang
insinyur berkebangsaan Prancis, Nicolas Leonardi Sadi Carnot,
memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan efisiensi suatu mesin
berdasarkan siklus usaha. Metode efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya
dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu
dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.
Bentuk Siklus Carnot

Proses Pada Siklus Carnot


Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan siklus Carnot sebagai berikut.
1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini
sistem menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan
melakukan usaha WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung
suhu sistem turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2. Pada proses ini
sistem menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu
rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu
sistem naik dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki
efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang
dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam
siklus pada diagram p V. Mengingat selama proses siklus Carnot sistem
menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke
reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem
menurut hukum I termodinamika adalah sebagai berikut.

iii.

Air Conditioner
Kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern,
apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan teknologi
ini. Namun apakah banyak dari kita yang tahu bagaimana cara kerja ac
sehingga bisa menghasilkan udara yang nyaman (baca: dingin) bagi
kehidupan kita?
Udara dingin tersebut sebenarnya merupakan output dari sistem yang
terdiri dari beberapa komponen, yaitu; compressor AC, kondensor, orifice
tube, evaporator, katup ekspansi, dan evaporator. Berikut adalah penjelasan
singkat mengenai peran masing-masing bagian tersebut:
Compressor
Compressor AC adalah power unit dari sistem AC. Ketika AC dijalankan,
compressor AC mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang
bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan
tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kompressor AC
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah gas yang
bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi yang
kemudian akan dialirkan ke orifice tube. Kondensor merupakan bagian
yang panas dari air conditioner. Kondensor bisa disebut heat exchange
yang bisa memindahkan panas ke udara atau ke intermediate fluid
(semacam air larutan yang mengandung ethylene glycol), untuk membawa
panas ke orifice tube.
Orifice tube
Orifice tube merupakan tempat di mana cairan bertekanan tinggi
diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah.
Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang
juga katup ekspansi.

Katup ekspansi
Katup ekspansi merupakan komponen penting dalam sistem air
conditioner. Katup ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin
melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat
pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki
evaporator/pendingin.
Evaporator AC
Refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan
kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent
dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah,
tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian
masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti
mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan
rendah yang murni, sebelum melalui compressor AC untuk memperoleh
tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi
silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Thermostat
Thermostat pada air conditioner beroperasi dengan menggunakan lempeng
bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat
dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika
temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng
membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan
motor AC aktif.
Jadi, cara kerja AC dapat dijelaskan sebagai berkut :

Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat


untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke
dalam compressor AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan
di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase
dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent
mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam
refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah
jumlahan dari energi compressor yang diperlukan dan energi kalor yang
diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser
relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada
pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari
fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi,
pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent
berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke
evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari
fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan

refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup


ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada
dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa
yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka
untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini
membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan
didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan
didinginkan maka enthalpi [*] substansi yang akan didinginkan akan
menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi
yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terusmenerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan. Dengan
adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau
menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
Perlu diketahui :
Kunci utama dari air conditioner adalah refrigerant, yang umumnya adalah
fluorocarbon [**], yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan
melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan
menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya
refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi
tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah penyaring udara, kipas, dan
cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah
compressor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas
pada jendela luar.
Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang
berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu
melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada compressor AC,
gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara
pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan

menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah


thermostat AC [***] mengontrol motor compressor AC untuk mengatur
suhu ruangan.
[*] Entalphi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah
energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang
digunakan untuk melakukan kerja.
[**] Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih
atom Fluorine. Lebih dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan.
Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-11 (CCl3F) yang
digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya
digunakan sebagai bahan refrigerant. Saat ini, freon AC dianggap sebagai
salah satu penyebab lapisan Ozon Bumi menajdi lubang dan menyebabkan
sinar UV masuk. Walaupun, hal tersebut belum terbukti sepenuhnya,
produksi fluorocarbon mulai dikurangi.
[***] Thermostat pada air conditioner beroperasi dengan
menggunakan lempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu
ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien
pemuaian yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai
lebih dahulu, sehingga lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh
sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC aktif/jalan.
b. Efisiensi
i.
Refrigerator
Efisiensi mesin pendingin dinyatakan dengan istilah COP (Coeficient Of
Performance), biasannya disebut koefisien prestasi atau koefisien kinerja
atau koefisien performa. COP merupakan ukuran standar efisiensi
refrigerasi bagi sistim refrigerasi yang ideal. Nilai COP ini didapatkan dari
perbandingan antara kapasitas pendingin ( Q ) dengan konsumsi arus
kompresor ( W ). Jika nilai COP suatu mesin pendingin, maka semakin
efisien juga mesin pendingin tersebut.
Bentuk umum persamaan efisiensi mesin pendingin:

Daya untuk setiap kilowatt mesin pendingin merupakan kebalikan dari


koefisien performasi, dan suatu sistem mesin pendingin yang efisien akan
memiliki nilai daya per kilowatt yang rendah, tetapi mempunyai koefisien
performa yang tinggi.
ii.

Refrigerator Carnot
Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi mekanik (usaha).
Perbandingan antara besar usaha yang dilakukan sistem (W) terhadap
energi kalor yang diserapnya (Q1) disebut sebagai efisiensi mesin.
Persamaan matematis efisiensi mesin ini dituliskan dengan persamaan:

dengan = efisiensi mesin.


Oleh karena usaha dalam suatu siklus termodinamika dinyatakan dengan W
= Q1 Q2 maka dapat dituliskan menjadi :

Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q1) sama
dengan temperatur reservoir suhu tingginya (T1). Demikian juga, besarnya
kalor yang dilepaskan sistem (Q2) sama dengan temperatur reservoir suhu
rendah mesin Carnot tersebut. Oleh karena itu, dapat dituliskan menjadi :

Mesin Carnot memiliki efisiensi paling besar karena merupakan mesin


ideal yang hanya ada di dalam teori. Jadi, sebenarnya tidak ada mesin yang
mempunyai efisien yang menyamai efisiensi mesin Carnot. Cara kerja
mesin Carnot hanya tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir.
Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon suhu rendah (T2)
harus = 0 K, hal ini dalam praktik tidak mungkin terjadi. Hal ini

disebabkan karena proses kalor pada mesin Carnot bersifat reversibel,


iii.

III.

sedangkan pada mesin sesungguhnya mengalami prosesnya irreversibel.


Air Conditioner
Pada dasarnya siklus pada AC sama dengan mesin pendingin, sehingga

efisiensinya dapat dikatakan sama dengan refrigerator.


Penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan didapat bahwa Termodinamika berperan penting mengenai hal
yang terkait dengan perpindahan kalor, yaitu khususnya pendingin seperti kulkas,
mesin karnot, dan AC seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Mengenai efisiensi,
antara mesin pendingin dan AC memiliki kesamaan siklus, dan berbanding terbalik
dengan mesin Carnot.

Softilmu.com. Pengertian, Prinsip, dan Hukum Hukum Termodinamika. 14 Juni


2016.http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Prinsip-Konsep-Kesetimbangan-HukumI-II-III-Termodinamika-Adalah.html

PT Gendis Mulia Lestari. Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya.


2016.http://www.serviceac.net/cara-kerja-ac-dan-bagiannya.php

14

Juni

Anda mungkin juga menyukai