Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya
merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam
termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses
termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena
termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Sistem Termodinamika
Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah benda
atau sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi pusat perhatian.
Sedangkan lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar dari sistem tersebut. Sistem
bersama dengan lingkungannya disebut dengan semesta atau universal. Batas adalah
perantara dari sistem dan lingkungan. Contohnya adalah pada saat mengamati sebuah
1
bejana yang berisi gas, yang dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu adalah gas
tersebut sedangkan lingkungannya adalah bejana itu sendiri.
Jenis-jenis sistem
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus benda, energi
dan materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang
terjadi antara sistem dan lingkungannya, yaitu :
1) Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan
benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang
melibatkan adanya aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor,
turbin, nozel dan motor bakar. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder
mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas
buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa maupun energi dapat melintasi
batas sistem yang bersifat permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume dari
sistem tidak berubah sehingga disebut juga dengan control volume. Perjanjian yang kita
gunakan untuk menganalisis sistem adalah
§ Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem dan bernilai negatif bila
keluar dari sistem
§ Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan bernilai negatif bila
diberikan (masuk) kedalam sistem.
2) Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi
tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah
massa yang tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi,
energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas
sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat berubah selama proses
berlangsung, namun volume dapat saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat
bergerak (moving boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut.
Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara
2
didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa
udara didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, apabila panas diberikan kepada
sistem (Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem.
Pengembangan ini akan menyebabkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout).
Karena sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem (massa
selalu konstan) maka sistem ini disebut control mass. Suatu sistem dapat mengalami
pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya dipertimbangkan sebagai sifat
pembatasnya:
Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan
dinding diatermik. Dinding adiabatik adalah dinding yang mengakibatkan kedua zat
mencapai suhu yang sama dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik
sempurna tidak memungkinkan terjadinya pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan
dinding diatermik adalah dinding yang memungkinkan kedua zat mencapai suhu yang
sama dalam waktu yang singkat (cepat).
3) Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang
terisolasi. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari
lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan
sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem
sama dengan energi yang keluar dari sistem.
3
bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai
keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai koordinat yang tetap.
Apabila koordinatnya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami
perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem
dalam keadaan seimbang (equilibrium).
Keadaan termodinamika
Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut
dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem).
4
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum
kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang
dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu
sistem apapun bekerja sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah
perpindahan energi sebagai panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem
dengan temperatur yang lebih tinggi. Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu
sistem beroperasi dalam siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja
kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir termal.(sumber
Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. -
2007 - Wiley) Bab5). "total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi" merupakan korolari
dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses
dengan menggunakan sifat entropi)(sumber Fundamentals of engineering
thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. - 2007 - Wiley) Bab6).
Ilmu zat :
- Tatapan gas:
5
b. Cairan: sifat sifat umum cairan
- Viskositas cairan
c. Padatan:
- Kristal
Satuan: kaloro,joul
Panas jenis:cal/K/g
Dinamika(dynamic): kerja(W)
Ekspansi gas di dalam suatu system silinder yang di lengkapi dengan piston yang
dapat bergerak bebas dengan mengabaikan energy gesekan. System berlangsung pada
tekanan luar(Pext) tetap dan pada temperature tetap.
6
3. System isitermal : suhu proses dalam system tetap
5. System terisolasi : tidak terjadi perpindahan panas dan kerja antar system dan
lingkungan
Bila V₂ > V₁
V₁ → V₂ : ekspansi
V₂ → V₁ : kompresi
→ F = P(ext).A (*)
W=Fxa (**)
W = P (ext).A x (h₂-h₁)
W = - P ΔV (Pers W tek-vol)
Penguapan 18g air pada temperatur 100°C dan tekanan 1 atm dalam sistem kerja tek-vol
Berapa nilai W yang akan dihasilkan oleh proses pada sistem tsb? Bila diket nilai R=8,314
Hukum Termodinamika I
kekekalan energy
pada system tidak terisolasi:nilai total enargi system dan lingkungan selalu tetap
hubungan panas dengan kerja dan energy yang tersimpan dalam system.
Hk TD I : E=Q+W
∆H0f untuk semua substans nilainya tetap dan dapat di lihat dalam hand book of
physical chemistry.
8
Satuan: kcal mol-1 atau kj mol-1
Hokum ke 2 termodinamika
S: fs keadaan
s2>s1 →∆s>0
s2<s1→∆s<0
Untuk system terisilasi, apakah prosesnya berlangsung spontan atau tidak spontan,dapat
dilihat langsung dari nilai ∆ssist, yaitu bila ∆ssist>0:proses spontan dan bila ∆ssist<0:proses
tidak spontan
DE=dq+Dw (hk.I)
Dq=TdS (hk.II)
Maka
10
KESEIMBANGAN FASA
Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat – sifat fisik seragam,
yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasa mulai
berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Untuk sistem satu komponen, persamaan
Clausius dan Clausisus – Clapeyron menghubungkan perubahan tekanan kesetimbangan
dengan perubahan suhu.
11
2) keseimbangan fase multi komponen
Suatu system tertutup (pada suhu dan tekanan konstan) terdiri dari komponen c (c=1, 2,
3…) dan p fase (p=a, b, c…) berada dalam keadaan setimbang. Untuk system
campuran,parameter potensial kimia (yaitu energy bebeas molar parsial) lebih cepat di
gunakan dari pada energy bebas molar.
Sistem 2 komponen dapat berupa campuran dari fasa cair- gas, cair- cair, fasa padat-
cair, ataupun padat- padat. Karakteristik setiap campuran sangat khas, misalnya ada sistem
cair- cair yang membentuk campuran yang homogen atau 1 fasa pada segala P,T dan
komposisi, tetapi ada pula yang hanya membentuk 1 fasa pada P,T atau komposisi tertentu.
Diagram fasa untuk sistem dua komponen digambarkan sebagai fungsi komposisi terhadap
tekanan atau komposisi terhadap suhu. Oleh sebab itu aturan fasa berubah menjadi F = C
P+1 karena salah satu variabel (P atau T) dalam keadaan konstan. Derajad kebebasan (F)
menjadi = 2-P
12
Pada tahun 1876, Gibbs menurunkan hubungan sederhana antara jumlah fasa
setimbang, jumlah komponen, dan jumlah besaran intensif bebas yang dapat melukiskan
keadaan sistem secara lengkap.
Menurut Gibbs,
c = jumlah komponen
p = jumlah fasa
Derajat kebebasan suatu sistem adalah bilangan terkecil yang menunjukkan jumlah
variabel bebas (suhu, tekanan, konsentrasi komponen – komponen) yang harus diketahui
untuk menggambarkan keadaan sistem. Untuk zat murni, diperlukan hanya dua variabel
untuk menyatakan keadaan, yaitu P dan T, atau P dan V, atau T dan V. Variabel ketiga dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal. Sehingga, sistem yang terdiri dari satu
gas atau cairan ideal mempunyai derajat kebebasan dua (υ = 2).
Bila suatu zat berada dalam kesetimbangan, jumlah komponen yang diperlukan untuk
menggambarkan sistem akan berkurang satu karena dapat dihitung dari konstanta
kesetimbangan. Misalnya pada reaksi penguraian H2O.
13
Kondisi fasa – fasa dalam sistem satu komponen digambarkan dalam diagram fasa
yang merupakan plot kurva tekanan terhadap suhu.
Titik A pada kurva menunjukkan adanya kesetimbangan antara fasa – fasa padat, cair
dan gas. Titik ini disebut sebagai titik tripel. Untuk menyatakan keadaan titik tripel hanya
dibutuhkan satu variabel saja yaitu suhu atau tekanan. Sehingga derajat kebebasan untuk titik
tripel adalah nol. Sistem demikian disebut sebagai sistem invarian.
Energi bebas Gibbs H2O pada keseimbangan 2 fase, misalnya pada keseimbangan fase
maka, V(1)Dp – S(1)dT = V(g)dP – S(g)dT .............. susun, lalu akan didapat
𝑑𝑃 Δ𝑆
ΔSdT = ΔVdP ............𝑑𝑇 = Δ𝑉
𝑑𝑃 Δ𝐻
Pada sistem dalam keseimbangan (2 fase), 𝑑𝑇 = TΔ𝑉 ........ (pers. Clapeyron)
Persamaan ini khususnya berguna bila diterapkan pada titik transisi cair uap
𝑑𝑃 ΔHvap
......... 𝑑𝑇 = 𝑇Δvap ........ T : temperatur didih
ΔHvap 1 1 ΔHvap
........ ln P = - + C .............. plot : ln P vs 𝑇 → slope = -
𝑅 𝑇 𝑅
Persamaan ini dapat digunakan untuk menghiitung panas penguapan (ΔH) suatu
cermin.
Contoh : Data temperatur – Tekanan uap n-octane diketahui seperti berikut ini
Hitung nilai panas penguapan n-octane, bila diketahui R = 1,987 Cal K-1 mol -1.
Jawaban : ΔHvap = 9,57 kcal Kˉ¹ mol ˉ¹ atau 40,0 kj Kˉ¹ mol ˉ¹
Persamaan clausius-clapeyron juga dapat diintegralkan antara 2 nilai batas suhu dengan
asumsi bila nilai ΔHvap konstan dalam rentangan 2 batas suhu tersebut.
14
2 ΔHvap 2 𝑑𝑇 𝐏𝟐 ΔHvap 1 1
∫1 𝑑 ln 𝑃 = 𝑅
∫1 𝑇2
.................... ln 𝐏𝟏= - 𝑅
(𝐓𝟐 - 𝐓𝟏 )
𝐏𝟐 ΔHvap 1 1
...................... atau ln 𝐏𝟏 = (𝐓𝟏 − )
𝑅 𝐓𝟐
Suatu sistem tertutup ( pada suhu dan tekanan konstan ) terdiri dari C
komponen (C=1,2,3.....) dan P fase ( P= a,b,c,.....) berada dalam keadaan setimbang. Untuk
sistem campuran, parameter potensial kimia ( yaitu energi bebas molar parsial ) lebih tepat
digunakan daripada energi bebas molar.
G = f ( T,P,n1,n2,.....)
𝜕𝐺 𝜕𝐺 𝜕𝐺
....... dG =( 𝜕𝑇 )P, n1, n2 dT + (𝜕𝑇 )T, n1, n2 dT+(𝜕𝑛1 )P, T, n2
𝜕𝐺
dn1+=( 𝜕𝑛2 )P, T, n1 dn2 + .......
𝜕𝐺
........ ( 𝜕𝑇 )P, T, nj = 𝜇 i .................... 𝜇 i :: Potensial kimia
...........
Dg = -SdT + VdP + ∑ 𝜇i dn i
𝝁i = 𝝁i* + RT ln Pi
Sistem tertutup yang terdiri dari fase P dan komponen C dan berada dalam keadaan
setimbang, potensial kimia dari masing-maing individual komponen mempunyai nilai yang
sama dalam semua fase.
Tipe keseimbangan :
Keseimbangankimia
Sebagian besar reaksi kimia tidak dapat berlangsung secara sempurna, tapi
lebih cendrung mendekati posisi kesetimbangan.
Pada posisi kesetimbangan:
Merupakan posisi akhir dari reaksi, yang keberadaanya berupa
campuran yang terdiri dari produk dan reaktan dan jumlah relative
tetap. Atau
Keadaan dimana konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah (lagi)
dengan bertambahnya waktu.
Sistem kesetimbangan :umumnya peka terhadap perubahan lingkungan.
Henri Louis Le Chatelier (1884) :
Melakukan studi/percobaan mengenai pengaruh factor luar terhadap
keseimbangan, dan kesimpulannya dikenal dengan“ Azas Le Chatelier”
“Bila suatu keseimbangan dikennakan suatu tindakan (aksi), maka system
keseimbangan akan mengadakan reaksi untuk meniadakan pengaruh aksi
tesebut”
Reaktan ⇆ produk
16
aA + Bb ⇆ pP + qQ
konsentrasi reaktan A dan B maupun produk P dan Q tidak berubah (lagi) dngan
bertambahnya waktu.
Hal ini karena pada reaksi reversible yang berada dalam keadaan setimbang, seperti
pada reaksi tersebut
aA + Bb ⇆ pP + qQ
suatu reaksi kimia yang berada dalam keadaan setimbang (dan reversible) dan
berlangsung dalam sistem homogeny (iedalam 1 fase) misaalnya seperti reaksi beikut :
aA + Bb ⇆ pP + qQ
(reaktan) (produk)
Ketergantungan potensial kimia, µ, suatu komponen pada tekanan, juga berlaku untuk larutan
bahwa potensial kimia suatu solute bertanggung pada aktivitas solute dalam larutan:
𝜕𝐺 𝜕µ𝑖
(𝜕𝑝) = 𝑉 untuk campuran ( 𝜕𝑝 ) = 𝜗𝑖
𝑇 𝑇
𝑑𝑝
𝑑𝜇𝑖 = 𝜗𝑖 𝑑𝑝 = 𝑅𝑇 … ∆𝜇𝑖 = 𝑅𝑇𝐼𝑛𝑃𝑖
𝑝
𝜇𝑖 = 𝜇𝑖° + 𝑅𝑇 𝐼𝑛 𝑃𝑖
17
Untuk larutan: 𝜇𝑖 = 𝜇𝑖° + 𝑅𝑇 𝐼𝑛 𝑎𝑖
Koefesien aktivitas adalah suatu bilangan yang menunjukan besarnya angka penyimpangan
yang terjadi dari sifat ideal suatu larutan standar.
Dan 𝜇𝑖 = 𝜇𝑖° + 𝑅𝑇 𝐼𝑛 𝑎𝑖
𝑎𝑃 𝑝. 𝑎𝑞 𝑞
∆𝐺 = 𝐴𝐺° + 𝑅𝑇 𝐼𝑛 𝑎
𝑎 𝐴. 𝑎𝑏 𝐵
…… Maka∆𝐺° = −𝑅𝑇 𝐼𝑛 𝐾
𝝏𝑮
(𝝏𝑻) = -S
𝑷
18
𝝏𝑮
G = H – TS → G = H + T (𝝏𝑻)
𝑷
𝑮 𝑯 𝟏 𝝏𝑮
Lalu persamaan ini sama-sama dibagi dengan𝑻𝟐 , ... 𝑻𝟐 = 𝑻𝟐 + (𝝏𝑻)
𝑻 𝑷
𝑮 𝟏 𝝏𝑮 𝑯
Disusun menjadi− 𝑻𝟐 + (𝝏𝑻) = …
𝑻 𝑷 𝑻𝟐
𝝏(∆𝑮/𝑻) ∆𝑯 ∆𝑮°
( ) = − 𝑻𝟐 ….. ∆𝑮°= -RT In K dan 𝑻𝟐 = −𝑅 𝐼𝑛 𝐾
𝝏𝑻 𝑷
𝒅 𝑰𝒏𝑲 ∆𝑯°
= (persamaanVan’t Hoff)
𝒅𝑻 𝑹𝑻°
∆𝑯°
𝐼𝑛 𝐾- + 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑹𝑻
Alternative hasil integrasi persamaan ini dalam batas 2 nilai suhu sitem,
𝐾2 ∆𝑯° 1 1
𝐼𝑛 = ( − )
𝐾1 𝑹 𝑇1 𝑇2
Suatu reaksi kimia (yang berada dalam keadaan setimbangan dan reversible) dan
berlangsung dalam system homogen (ie.dalam 1 fase), misalnya.
aA + Bb ⇆ pP + qQ
(reaktan) (produk)
[𝑃]𝑝 [𝑄]𝑞
𝑘 = [𝐴]𝑎[𝐵]𝑏
19
1. Pada air (𝐻2 𝑂) sebagai hasil auto protolisis, 𝐾𝑤
2. Larutana queous (asam dan basa) lemah, 𝐾𝑎 pada asam lemah dan 𝐾𝑏
padabasalemah
3. Hidrolisis senyawa garm (dalamlarutanaquous), 𝐾ℎ
4. Elektrolit sulit larut (dalam pelarut air), 𝐾𝑠𝑝
5. Ion kompleks, 𝐾𝑑 dan 𝐾𝑓
- 𝐻2 𝑂 : es (padat), cairandanuap/gas
- Kapasitas panas, panas penguapan, panas peleburan
- Densitas/bobot jenis
- Polaritas
- Ikatan hydrogen
- Kohesi adhesi
- Tegangan permukaan
- Aksi kapiler
- Pelarut universal
- Amfoterik
- Autoprotolisis
- Terionisasi pada derajat yang sangat-sangat kecil
Autoprotolisis : perpindahan proton antara 2 molekul yang sama, yang satu molekul
bersiat sebagai asam bronsted (donor proton) dan yang satu bersifat sebagai basa
bronsted (akseptor proton)
Note :
20
-asam:substans yang menghasilkan ion (H+) dalam larutan aqueous
Note: nilai Ka dan Kb, di samping dapat di gunakan untuk menetapkan nilai PH suatu
larutan, juga berguna untuk mengetahui derajat disosiasi larutan (asam lemah ataupun
basa lemah). Konstanta keseimbangan pada hidrolisi larutan aqueous garam
Tipe senyawa garam berdasarkan hasil reaksi antara asam dan basa
1. garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat + basa kuat, misalnya : NaCl
2. garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat + basa lemah, misal: NH4Cl
3. garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah +basa kuat, misal: NaAc
4. garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah + basa lemah, misal: NH4Ac
21
Ciri-ciri keadaan suatu reaksi bolak-balik dikatan setimbang sebagai berikut:
Kesetimbangan kimia adalah keadaan reaksi bolak-balik dimana laju reaksi reaktan
dan produk sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi
pada reaksi bolak-balik dimana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju terbentuknya
produk. Reaksi akan terjadi terus menerus secara mikroskopis sehingga disebut
kesetimbangan dinamis.
Sesuai asas le chatelier: penambahan ion senama kedalam suatu reaksi kimia yang berada
dalan keadaan setimbang menyebabkan kesetimbangan tersebut mengalami pergeseran.
Sistem campuran asam lemah ataupun basa lemah yang bercampur dengan ion senamanya,
memiliki sifat buffer (penyangga). ion senama tersebut biasanya berasal dari senywa garam.
larutan buffer/penyangga, yaitu larutan yang dapat menahan perubahan PH ketika sejumlah
kecil asam atau basa di tambahkan. Terdapat 2 tipe sistem larutan buffer:
22
"Kapasitas buffer didefinisikan sebagai rasio penambahan basa kuat(atau asam kuat) terhadap
jumlah campuran suatu buffer yang relatif tidak menyebabkan terjadinya perubahan ph
sistem larutan buffer.
Perhitungan ph Buffer
Asam Monoprotik
HA ═ A─ + H+
Ini menunjukkan bahwa ketika asam berdisosiasi sama dengan jumlah ion hidrogen dan anion
yang dihasilkan. Konsentrasi kesetimbangan dari tiga komponen tersebut dapat dihitung
dalam tabel ICE.
Baris pertma, diberi label “I”, mencantumkan kondisi awal: konsentrasi asam adalah C0,
yang tidak terdisosiasi awalnya, sehingga konsentrasi A− dan H+ akan menjadi nol; y adalah
konsentrasi awal yang ditambahkan dengan asam kuat, seperti HCl. Bila basa kuat, seperti
NaOH, ditambahkan y akan memiliki tanda negatif karena basa menghilangkan ion hidrogen
dari larutan.
Baris kedua, diberi label “C” untuk berubah, perubahan khusus yang terjadi tatkala asam
berdisosiasi. Konsentrasi asam berkurang sejumlah –x dan konsentrasi A─ dan H+ keduanya
meningkat sebesar +x. Ini mengikuti dari pernyataan kesetim-bangan.
23
Baris ketiga, diberi label “E” untuk konsentrasi kesetim-bangan, penambahan bersama
dua baris pertama dan menunjuk-kan konsentrasi pada kesetimbangan.
Ka= [H+][A─]/[HA]
Substitusikan konsentrasi dengan nilai yang didapat pada baris terakhir dari tabel “ICE”:
Ka = x(x + y) / C0 – x
Disederhanakan menjadi :
Dengan nilai spesifik untuk C0, Ka dan y persamaan ini dapat diselesaikan untuk x.
Asumsikan bahwa pH = -log10[H+] pH ini dapat dihitung sebagai pH = -log10x.
Asam Poliprotik
Asam poliprotik ialah asam-asam yang dapat kehilangan lebih dari satu proton.
Konstanta untuk disosiasi proton pertama dapat ditandai dengan Ka1 dan konstanta untuk
disosiasi dari proton selanjutnya Ka2, dst. Asam sitrat, H3A, ialah satu contoh asam poliprotik
karena ia dapat kehilangan tiga proton.
Bila perbedaan antara nilai pK selanjutnya kurang dari tiga ada tumpang-tindih antara
rentang pH yang ada dari spesies dalam kesetimbangan. Lebih kecil perbedaan, lebih banyak
tumpang-tindih. Dalam hal asam sitrat, tumpang-tindih yang meluas dan larutan asam sitrat
dibufferkan melebihi seluruh rentang pH 2,5 – 7,5. Perhitungan pH dengan asam poliprotik
memerlukan sebuah perhitungan khusus. Dalam hal asam sitrat, penyebab solusi ini dari dua
persamaan keseimbangan massa:
24
CA = [A3-] + β1[A3-][H+] + β2[A3-][H+]2 + β3[A3-][H+]3
CA adalah konsentrasi analitik asam, CH adalah konsentrasi analitik dari ion hidrogen yang
ditambahkan, βq adalah konstanta penggabungan kumulatif,
Kw adalah konstanta untuk ionisasi-sendiri air. Ada dua persamaan simultan non-linier dalam
dua kuantitas tidak diketahui yaitu [A3-] dan [H+]. Banyak program komputer yang tersedia
untuk asam sitrat yang dihasilkan dengan program HySS.
Sesuai asas Le Chatelier: penambahan ion senama kedalam suatu reaksi kimia yang
berada dalam keadaan setimbang akan menyebabkan kesetimbangan tersebut mengalami
pergeseran. Bergeser kearah mana? (ke kiri atau ke kanan?!)
Contoh: kedalam larutan HAc O,1 M ditambahkan 0.09 mol NaAc, (Ka = 1,75x10-5)
Hac ↔ H+ + Ac- (elektrolit lemah/asam lemah)
NaAc (elektrolit kuat), maka dalam larutan, NaAc → Na+ + Ac-, dengan demikian
penambahan Ac- menyebabkan kesetimbangan bergeser kekiri, sehingga ⌊H + ⌋ berkurang ,
atau pH larutan menjadi tinggi.
Perhitungan : contoh, pH larutan Hac 0,1 M ?!
⌊H + ⌋ = √𝑘𝑎 ⌊𝐻𝐴𝑐⌋
25
Hac ↔ H+ + Ac-
(c-𝛼c) (𝛼𝑐) (𝛼𝑐)
NaAc → Na+ + Ac-
(C) (C) (C)
[𝐻𝐴𝑐] = (c-𝛼c), nilai 𝛼c diabaikan karena ≪
[𝐴𝑐 − ] = (C-𝛼c), nilai 𝛼c diabaikan karena ≪
[𝐻 + ][𝐴𝑐 − ] 𝐾𝛼[𝐻𝐴𝑐] [𝐻𝐴𝑐] 𝑐
K𝛼 = ..... [𝐻 + ] = = [𝐴𝑐 −] K𝛼 .... [𝐻 + ] = K𝛼
[𝐻𝐴𝑐] [𝐴𝑐 − ] 𝑐
Catatan :
Mekanisme kerja buffer
Penambahan (sedikit) H+, .... H+ + Ac- ↔ HAc
Penambahan (sedikit) OH-, .... OH- + Hac ↔ H2O
2. Larutan buffer campuran NH4OH – NH4CI
NH4OH ↔ NH4+ + OH-
(c-𝛼𝑐) (𝛼𝑐) (𝛼𝑐)
NH4CI → NH4+ + CI-
26
(C) (C) (C)
[𝑁𝐻4+ ][𝑂𝐻 − ] 𝑘𝑏[[𝑁𝐻4𝑂𝐻]] [𝑁𝐻4 𝑂𝐻]
Kb = [𝑁𝐻4 𝑂𝐻]
.. [𝑂𝐻 − ] = [𝑁𝐻4+ ]
= [𝑁𝐻4+ ]
Kb
𝑐 [𝑏𝑎𝑠𝑎]
[𝑂𝐻 − ] = Kb ..... [𝑂𝐻 − ] = [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚] Kb
𝑐
catatan :
Mekanisme kerja buffer
Penambahan (sedikit) OH-, .... OH- + NH4+ ↔ NH4OH
Penambahan (sedit) H+, ..... H+ + NH4OH ↔ H2O + NH4+
Dimana ∆B :
Penambahan (terbatas/sedikit) basa kuat (dalam gram equiv per liter) ke dalam larutan
buffer yang akan menyebabkan terjadinya (sedikit) perubahan pH.
Persamaan ini hanya untuk hitungan perkiraan/kasar
Tabel. Perliraan ini kapasitas buffer (𝛽) larutan (buffer) yang terdiri daro asam asetat dan
natrium asetat dalam jumlah yang sama (0,1 M)
Mol NaOH yang pH larutan Kapasitas Buffer
ditambahkan
0 4,76
27
0,02 4,94 0,11
𝑘𝑎[𝐻+ ]
𝛽 = 2,303 C ..... nilai : maksimum bila pH = pKa
(𝑘𝑎+ [𝐻+ ] )2
[𝐻 + ]2
𝛽max = 2,303 C (2[𝐻 +])2 ...... 𝜷max = 0,5758 C
(𝛾𝐻𝐴𝑐.𝐶𝐻𝐴𝑐 )
𝛾𝐻 + . CH+ = K𝛼 .....
(𝛾𝐴𝑐− 𝐶𝐴𝑐− )
(𝛾𝐻𝐴𝑐.𝐶𝐻𝐴𝑐 ) 𝐶𝐻𝐴𝑐
𝛾𝐻 + . CH+ = K𝛼 ..... 𝛾𝐻 + . CH+ = K𝛼
(𝛾𝐴𝑐− 𝐶𝐴𝑐− ) (𝛾𝐴𝑐− 𝐶𝐴𝑐− )
𝐶 1
..... log 𝛼H+ = log K𝛼 + log 𝐶𝐻𝐴𝑐 + log 𝛾
𝐴𝑐− 𝐴𝑐−
[𝑎𝑠𝑎𝑚]
..... log 𝛼H+ = log K𝛼 + log [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚] - log 𝛾Ac-
28
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
..... - log 𝛼 H+ = - log K𝛼 + log [𝑎𝑠𝑎𝑚]
+ log 𝛾Ac-
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
...... pH = pK𝛼 + log [𝑎𝑠𝑎𝑚]
+ log 𝛾Ac-
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚] 0,5√𝜇
...... pH = pK𝛼 + log [𝑎𝑠𝑎𝑚]
– 1+√𝜇 .....
29
LARUTAN ELEKTROLIT: interaksi coulombic dan disosiasi ionic
Suatu elektrolit adalah suatu substans (di dalam pelarut air) terdisosiasi menjadi ion-ion
(positif dan negatif). Gaya interaksi antar 2 partikel bermuatan tersebut (Q1 dan Q2) yang
terpisah dengan jarak (r) di bunyikan oleh hukum coulomb.
Daya energi interaksi antar ionik (dalam medium/pelarut) di pengaruhi oleh nilai
konstanta dielektrik medium/pelarut. konstanta dielektrik menunjukan ke mampuan
medium/pelarut untuk memisahkan ion-ion yang berbeda muatan. makin besar harga
konstanta dielektrik medium/pelarut makin tinggi kemampuan medium/pelarut tersebut untuk
memisahkan ion-ion yang berbeda Muatan.
Air memiliki nilai konstanta dielektrolik tinggi (nilainya tertinggi di antara pelarut-
pelarut yang umum di gunakan). Dengan demikian bola substans elektrolit (senyawa ionik,
misalnya MA)di dalam pelarut air mengalami ionisasi dan secara bersamaan mengalami
disosiasi, seperti gambaran berikut.
Ionisasi disosiasi
MA ↔ M+ A- ↔ M+ + A-
sehingga dengan demikian bentuk keseimbangan ionisasi dan disosiasi elektrolit (senyawa
ionik) dalam air di biat dalam satu tahapan menjadi seperti berikut:
disosiasi
MA ↔ M+ + A -
Senyawa ionik dalam air: terdisosiasi menjadi >2 partikel ion, melalui ion-ion
bermuatan, arus listrik dapat mengalir dalam larutan elektrolit.
30
Elektrokimia
Elektrokimia: mengenai produksi energi listrik dari energi yang di lepaskan oleh reaksi
(berlangsung) spontan dan penggunaan energi listrik untuk melangsungkan reaksi non-
spontan.
Hukum faraday
Banyak perubahan kimia yang terjadi pada elektroda berbanding lurus dengan
banyaknya listrik yang mengalir selama elektrolisis berlangsung.
Untuk sejumlah listrik yang dialirkan, banyaknya suatu unsur yang dibebaskan
(mengendap) pada suatu elektro (katoda), berbanding lurus dengan bobot ekivalen
unsur tersebut.
Potensiaal sel: perbedaan potensial antara dua elektroda sel galvanik, dan di ukur
dalam satuan volt, yakni perbedaan potensial antara potensial reduksi (katoda) dan
potensial oksidasi (anoda )
Potensial setengah sel ("oksidasi" ataupun" reduksi") secara individual tidak dapat
diukur. Yang dapat di ukur hanyalah perbedaan antara 2 potensial setengah sel yang
nilainya merupakan nilai emf dari suatu sel.
Nilai potensial elektroda standar untuk hidrogen (Pt, H2 (g, 1 bar)/H+(aq, 1M) adalah
nol
31
Nilai potensial setengah sel dari semua setengah reaksi rrdoks di ukur dengan
mengkaitkan / membandingkan kepada elektroda hidrogen standar.
Hukum Faraday menemukan hubungan antara massa yang dibebaskan atau diendapkan
dengan arus listrik. Hubungan ini dikenal dengan Hukum Faraday.
Hukum Faraday I
“Jumlah massa zat yang dihasilkan pada lektroda (katoda atau anoda) berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang digunakan selama elektrolisis”
m = e . i . t / 96.500
q=i.t
Dimana:
t = waktu (detik)
Apabila arus listrik sebesar 1 Faraday ( 1 F ) dialirkan ke dalam sel maka akan dihasilkan :
32
Contoh jika 1 F dialirkan ke reaksi elektrolisis :
Cu2+ + 2e- → Cu
Senyawa ionik yang sulot larut atau sedikit larut, misalnya MxAy,di dalam larutan
jenuhnya, akan berada dalam ke adaan setimbang antara bentuk padanya dan bentuk hasil
disosiasinya berupa ion.
Nilai ksp di pengaruhi oleh suhu, secara umum nilai ksp suatu senyawa ionik meningkat
dengan kenaikan suhu. Ksp senyawa ionik sulit larut bernilai tetap pada suhu tertentu, dan
nilai ksp yang di cantumkan dalam handbook adalah pada kondisi standar (suhu 25o C).
Penggunaan ksp (penting) hanya untuk senyawa-senyawa ionik sulit larut/sedikit larut.
Menentukan kelarutan suatu senyawa ionik, dan sebaliknya nilai ksp suatu senyaea
ionik dapat di tentukan bila kelarutannya di ketahui
Pengaruh ion senama (common ion effect) terhadap kelarutan senyawa-senyawa ionik.
Penambahan ion swnama ke dalam suatu larutan jenuh senyawa ionik akan menyebabkan
kelarutan senyawa tersebut berkurang (dan terbentuk).
Misal: larutan jenuh CaSO4, berada dalam keadaan setimbang Seperti berikut,
33
Bila ke dalam larutan ini di tambahkan NaSO4, maka keseimbangan akan bergeser
kekiri sehingga terbentuk endapan CaSO4.
Kelarutan AgCl dalam larutan HCl encer < kelarutan AgCl dalam H2O, hal ini di
karenakan adanya efek ion senama (Cl-) dalam larutan HCl encer.
1. Valensi primer: (berdasarkan banyaknya e yang dapat di lepaskan oleh atom logam).
Tipe ligand:
1. En : etilendiamina
2. Oks : oksalat
3. O-fen : o-fenantrolin
4. Dien : dietilentriamina
5. Trien : trietilentetraamina
6. EDTA : etilendiaminatraasetat
Ciri-Ciri Senyawa Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah Dan Senyawa Non Elektrolit
Pada postingan sebelumnya, mas dennis pernah membahas mengenai pengertian dari
senyawa elektrolit kuat, elektrolit lemah dan senyawa non elektrolit. berdasarkan pembahasan
tersebut, sedikit banyaknya kita pasti bisa mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh
34
ketiga jenis senyawa tersebut, biar adik-adik lebih paham biarlah mas dennis saja yang akan
mengidentifikasi ciri-ciri khusus tersebut. Baiklah inilah ciri-ciri yang dimiliki oleh senyawa
elektrolit kuat,elektrolit lemah dan senyawa non elektrolit, kita mulai dari senyawa elektrolit
kuat ....
Memiliki derajat ionisasi ( a ) = 1 , karena senyawa elektrolit kuat terurai di dalam air
membentuk ion-ion sebanyak 100 %.
Umumnya senyawa elektrolit kuat memiliki tingkat kelarutan yang cukup tinggi di dalam air.
Umumnya senyawa elektrolit kuat memiliki ikatan ion ( terutama dari jenis garam ).
Memiliki derajat ionisasi ( a ) = 0 < a < 1 , karena senyawa elektrolit lemah terurai di dalam
air membentuk ion-ion sebanyak kurang dari 100 %. Memiliki daya hantar listrik yang
kurang baik.(dalam larutan) Larut dalam bentuk ion-ion dan molekul-molekul.
Ada senyawa elektrolit lemah yang memiliki tingkat kelarutan yang cukup tinggi di dalam air
tetapi ada pula senyawa elektrolit lemah yang memiliki tingkat kelarutan yang sangat rendah
di dalam air . Umumnya senyawa elektrolit lemah memiliki ikatan kovalen polar.
Memiliki derajat ionisasi ( a ) = 0 , karena senyawa non elektrolit tidak akan terurai di dalam
air untuk membentuk ion-ion melainkan hanya berbentuk molekul-molekul yang tidak
bermuatan. Tidak dapat menghantarkan listrik. Larut dalam bentuk molekul-molekul.
35
Meskipun beberapa senyawa non elektrolit seperti alkohol dan urea dapat larut dengan baik
di dalam air, tetapi umumnya senyawa non elektrolit memiliki tingkat kelarutan yang sangat
rendah di dalam air. Umumnya senyawa non elektrolit memiliki ikatan kovalen non polar.
B. Contoh Dari Senyawa Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah Dan Senyawa Non Elektrolit
Sebelumnya, mas dennis telah paparkan bahwa ciri dari senyawa elektrolit kuat itu ialah
senyawa tersebut memiliki ikatan ion, terutama dari jenis garam,, eittts .. tapi tunggu dulu,
jenis garam yang mas dennis maksud disini ialah jenis garam yang mudah larut di dalam air
seperti contoh di bawah ini :
Jenis Garam 1 = Logam Golongan I A + Non Logam Gol VII A ( Garam Yang
Mudah Larut )
Contohnya = NaF ( Natrium Flourida ) , KF , LiF , NaCl , LiCl , KCl , NaBr , KBr ,
LiBr , NaI , KI dll
Jenis Garam 4 = Logam Golongan Transisi + Non Logam Cl ( Garam Yang Mudah
Larut )
Jenis Garam 5 = Logam Golongan Transisi + Ion Poliatomik ( Garam Yang Mudah
Larut )
Jenis Asam Kuat Seperti = HCl , HBr , HI , HNO3 , H2SO4 , HClO3 , HClO4 dll
36
Jenis Basa Kuat Seperti = LiOH , NaOH ,KOH , RbOH , Ca(OH)2 , Ba(OH)2 dll.
Senyawa elektrolit lemah umumnya memiliki ikatan kovalen polar, berikut ini contoh dari
senyawa elektrolit lemah :
Jenis Garam Yang Sukar Larut Seperti = CaCO3 , FeC2O4 , CuI , ZnS dll
Jenis Asam Lemah Seperti = H2S , HF , HCOOH , CH3COOH , HNO2 , H2CO3 , HCN ,
H3PO4 dll
Jenis Basa Lemah Seperti = NH4OH , Zn(OH)2 , Be(OH)2 , Fe(OH)3 , Mg(OH)2 dll
Senyawa non elektrolit umumnya memiliki ikatan kovalen non polar , serta senyawa ini
biasanya berasal dari senyawa organik. Contohnya : Gula ( Sukrosa ) , Urea , Methanol (
CH3OH ) , Alkohol ( C2H5OH ) , Benzena ( C6H6 ) dll.
Tonisitas: membandingkan tekanan osmosis antara dua cairan yang di pisahkan oleh
membran semi permeabel.
Tonisitas sangat penting dalam farmasi, mulai dari cara perhitungan tonisitas, sampai pada
peranan dan fungsi dari larutan isotonis yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Larutan isotonik
Dalam sistem fluida biologis, konsentrasi solute di luar cell = di dalam cel.
Larutn hipotonik
37
Larutan dengan konsentrasi solute (yang diintroduksi) lebih rendah
Didalam sistem fluida biologis, konsentrasi solute di luar sel < didalam cell.
Larutan hipertonik
Dalam sistem fluida biologis, konsentrasi solite di luar cell > didalam cell.
Difusi osmotik terjadi bila konsentrasi antara 2 larutan yang terpisah dengan membran
tidak sama maka molekul air akan berdifusi nelewati membran dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi sampai kedua konsentrasi larutan seimbang.
E : banyaknya kandungan NaCl (dalam larutan)yang penurunan titik bekunya sama besarnya
dengan penurunan titik beku 1gram obat yang terkandung dalam larutan tersebut.
1.isotonis
Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah,
sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonis (
ekuivalen dengan larutan 0,9% NaCl ).
2.Isoosmotik
Jika suatu larutan memiliki tekanan osmose sama dengan tekanan osmose serum darah, maka
larutan dikatakan isoosmotik ( 0,9% NaCl, 154 mmol Na+ dan 154 mmol Cl- per liter = 308
mmol per liter, tekanan osmose 6,86 ). Pengukuran menggunakan alat osmometer dengan
kadar mol zat per liter larutan.
38
3.Hipotonis
Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosenya lebih rendah dari serum darah, sehingga
menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah merah yang semipermeabel
memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel.
Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel – sel darah merah. Peristiwa demikian
disebut hemolisa.
4.Hipertonis
Turunnya titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah, sehingga
menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membran semipermeabel dan
mengakibatkan terjadinya penciutan sel – sel darah merah. Peristiwa demikian disebut
Plasmolisa.
Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3
1. Uraikan secara jelas dan ringkas sistem larutan isotonik dan jelaskan cara pengaturan
tonisitas larutan isotonik.
Koefisien osmotik: faktor vant’t Hoff pada larutan elektrolit
Persamaan tekanan osmosis untuk :
- Larutan non-elektrolit : 𝜋 = 𝑅𝑇𝑀
Laruran elektrolit : 𝜋 = 𝑖𝑅𝑇𝑀
- Berapa tekanan osmosis larutan NaCI 0,9% pada suhu 25°C
Diketahui bobot molekul NaCl = 58,5 g mol-1
Faktor van’t Hoff (“i”) larutan NaCl = 1,9 dan R = 0.082 L atm K-1 mol-1
Konsentrasi molar NaCl 0.9% = 0,9 g NaCl/100 mL (= 9,0 g NaCl/L) ... = 0,1538 M
𝜋 = 𝑖𝑅𝑇𝑀
𝜋 = (1,9)(0,082 L atm K-1 mol-1)(298 K)(0,1538 mol L-1) = 7,14 atm
39
Liso larutan NaCl 0,9% :
Untuk larutan non-ideal ..... ∆Tr = KfM
..... larutan elektrolit : ..... ∆Tr = iKfM
..... iKf = Liso ..... ∆Tr = LisoM
Berapa nilai Liso larutan NaCl 0,9% ..... (0,1538 M)
∆Tr
Liso = 𝑚
0,52
Liso = 0,1538 = 3,4
∆𝑇𝑓
1a) ∆𝑇𝑓 =LISO.M ……. M=LISO
Dimana
M-=konsentrasi molar NaCL yang diperlukan untuk mencapai nilai ∆𝑇𝑓 = 0,52 ∆𝑇𝑓 =
0,52 − ∆𝑇flarutan obat dan Liso =Liso NaCL LISO=3,4
𝑋 ∆𝑇𝑓
1b) 0,9=0,52
Dimana
𝐿𝑖𝑠𝑎
E = 17,2 𝐵𝑀
Dimana
0,52
LISA = …….. M:konsentrasi molar (isotonis) obat
𝑀
40
Contoh :
1*). Berapa banyaknya NaCL diperlukan dalam penyiapan 100 mL larutan pilokarpin
hidroklorida 1% agar larutan isotonic terhadap fluida tubuh
Diketahui ∆𝑇𝑓 larutan filokarpin hidroklorida 1%= 0,13 k, dan ∆𝑇𝑓 larutan NaCL
0,9%=0,52 dan bobot molekul NaCL =58,6 G MOL-1
Dan juga diketahu konsentrasi Liso larutan pilokarpin hidroklorida =4,08% dan bobot molekul
pilokarpin diketahui =244,72 g mol-1
Penyelesaian :
∆𝑇𝑓 0,39
Cara 1.a) : M=𝐿𝑖𝑠𝑜 = 3,4 =0,1147 …… jadi konsentrasi NaCL=0,1147 MOL-1
𝑥 0,39
Cara 1.b): 0,9 = =0,1147 …… jadi konsentrasi nacl dengan air .. ad 100 ml
3,4
Jadi nacl yang diperlukan =0,01147 mol =0,1147 mol x 58,5 g mol;1 =0,675 g
Jadi dalam preparasi 100 ml pilokarpin hidroklorida dan 0,675 g nacl dengan air .. ad
100 ml
Cara II : cara ini diperlukan data konsentrasi Liso larutan pilokarpin hidroklorida yang
diketahui =4,08 % dan bobot molekul pilokarpin hidroklorida (diketahui =244,72 g mol;1)
𝐿𝐼𝑆𝑂
E=17,2 𝑀
0,52
Dimana Liso= 𝑚
41
2*). Berapa gram banyaknya nacl ditambahkan kedalam 100 ml larutan atropine sulfat 1%
agar larutan isotonic terhadap fluida tubuh
Atf larutan atropine sulfat 1% adalh 0,065 k dan at larutan nacl 0,9 % = 0,52 k dan bobot
molekul nacl =58,5 g mol-1
Diketahui bm atropine sulfat =694,82 g mol;1 dan l iso atropine sulfat diketahui = 4,44
Selesaikan dengan menggunakan persamaan 1 (1a dan 1b) dan persamaan II
Jadi banyaknya dextrose yang diperlukan untuk menggantikan fungsi 0,79 g nacl = 4,94 g
Angka 0,79 g untuk nacl diperoleh dari penyelesaian soal nomor 2
42
HUKUM HENRY
C = kP
C is the concentration (M) of the dissolved gas
43
- Tekanan
- Temperatur
- Reaksi kimia (bila terjadi reaksi)
- Adanya garam
- Larutan HCL
- Larutan Ammonia
- Minuman berbuih (mengandung CO2)
- Produk aerosol (CO2 atau N2)
Efek tekanan :
Hukum Henry:
Dalam keadaan setimbang (pada temperatur konstan),
“konsentrasi gas yang terlarut sebanding dengan tekakan persial gas
(dalam fase gas)
→ kelarutan gas meningkat bila tekanan deperbesar
Untuk uraian tidak encer, satuan konsentrasi gas : fraksi mol (“Xi)
Untuk larutan encer, satuan konsentrasi gas : molar (“M”)
Efek temperatur :
Kelarutan gas menurun bila temperatur diperbesar
→ catatan : - hati-hati membuka tutup larutan gaseous (misal
dalam botol) pada kondisi panas.
- misalnya untuk membuka tutup larutan gaseous
etil nitrat lakukan dengan direndam dalam air
Efek reaksi kimia :
Kelarutan suatu gas yang bereaksi dengan cairan (pelarut) lebih tinggi dari
pada kelarutan suatu gas yang tidak bereaksi dengan cairan pelarut.
Misal : kelarutan HCl 10000 kali kelarutan O2 dalam H2O.
Larutan-larutan gaseous (terjadi reaksi), tidak memenuhi hukum Henry,
seperti larutan HCL, ammonia dan CO2.
44
Efek adanya garam :
Bila kedalam larutan gaseous ditambahkan garam/elektrolit, akan terjadi
salting out (“pembebasan gas”).
Hal ini disebabkan terjadinya atraksi ion-ion elektrolit dengan molekul H2O.
Misalnya : kedalam “carbonated solution” ditambah sedikit garam, akan
terjadi salting out.
Calculate the concentration of CO2 in a soft drinks that is bottled with a partial
pressure of CO2 0f 4.0 atm over the liquid at 25°C. The Henry’s law constant
for CO2 in water at this temperature is 3,4 x 10-2 mol/L-atm.
Calculate the concentration of CO2 in a soft drink after the bottle is opened and
equilibrates at 25°C under a CO2 partial pressure of 3.0 x 10-4 atm.
When the partial press of nitrogen over a sample of water at 19.4°C is 9.20
atm, the concentration of nitrogen in the water is 5.76 x 10-3 mol L-1. Compute
Henry’s law constant for nitrogen in water at this temperature.
Table 1 : some forms of Henry’s law and constants (gases in water at 298 K)(7)
45
Hitung bobot molekul suatu senyawa disakarida yang dilakukan sebanyak 24,1
g kedalam 1000 g H2O pada suhu kamar (25°C), berdasarkan data (percobaan)
berikut : Tekanan uap larutan ini = 23,73 mmHg, dan diketahui tekanan uap
H2O = 23,76 mmHg pada suhu 25°C dan bobot molekul H2O = 18,0 g mol-1.
(P°pel – Plar) = Xi. P°pel
nz.terl
0,03 mmHg = 𝑛𝑝𝑒𝑙
24,1 𝑔 55,5 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,03 𝑚𝑚𝐻𝑔
=
𝐵𝑀 𝑋 23,76 𝑚𝑚𝐻𝑔
24,1 𝑔
= 0,07 mol
𝐵𝑀 𝑋
24,1 𝑔
𝑩𝑴 𝑿 = 0,07 𝑚𝑜𝑙 = 344,29 g mol-1
Latihan :
3 gram urea dilarutkan kedalam 500 g air.
Berapa titik beku larutan bila diketetahui titik beku normal air = 0°C dan K r =
1,86 K/molal dan BM urea, (NH2)2CO = 60 g/mol
∆Tf = Kf. m
1000 (𝑔 𝑢𝑟𝑒𝑎)
∆Tf = KF 𝑔 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝐵𝑀 𝑢𝑟𝑒𝑎 = 0,186 K
∆Tf = Kf. m
∆Tf
m=
Kf
1000 𝑔 𝑥 𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 ∆Tf
=
𝑔 𝑧.𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 𝐵𝑀 𝑧.𝑡𝑒𝑟𝑙𝑟𝑡 Kf
1000 𝑔 𝑥 𝑔 𝑧.𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
BM z.terlarut = Kf ∆Tf x g pelarut
1000 𝑔 𝑥 2 𝑔
BM z.terlarut = 5,12 k mol-1 0,6095 𝑘 𝑥 100 𝑔 = 168 g mol-1
46
C6H12O6 1m -1,86°C 0,01 M 0,224
-
NiCl2 1m -5,38°C
i = 2,3 dst untuk lar elektrolit kuat dan i bergantung pada nilai 𝛼 untuk larutan
elektrolit lemah
(𝑖−1)
i= 1 + 𝛼 (v-1) atau 𝛼 = (𝑣−1)
47
48
Kenaikan titik didih
Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer.
Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap sama
dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah knstan maka suhu dan cairan yang
mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang di berikan pada cairan yang
mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih
cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari
besarnya atmosfer.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat di gunakan untuk memperkirakan
secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antar molekul dalm cairan. Cairan yang gaya
tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebalikny bila gaya tarik lemah, titik
didihnya rendah.
Dengan cara penurunan rumus yang sama dengan kenaikan titik didih di peroleh bahwa:
Penurunan titik beku larutan ~ konsentrasi molal
Tekanan osmosis
Setelah proses osmosis mencapai keseimbangan: tinggi cairan pada kolom larutan > tinggi
cairan pada kolom pelarut.
49
Kenaikan titik didih
Tekanan osmosis
A= pelarut
(XA = 1 - XB)
PA = (1 - XB)PAo
PAo – PA = XB.PAo
Karena: nB<<nA
𝑛𝐵
PAo – PA = 𝑛𝐴 PAo
Dekomposisi obat dalam suatu bentuk sedian…terjadi…sebagai akibat senyawa kimia obat
tersebut mengalami degradasi
Bentuk / tipe reaksi utama yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi senyawa
obat
50
Oksidasi( yang paling umum)
Dekomposisi fotokimia
Isomerisasi
Polimerisassi
Hidrolisis
Misalnya:
Senyawa-senyawa obat yang rentan terhadap hidrolisis, antara lain golongan ester,
amida, laktam, dan imida.
Pembentukan kompleks.
Oksidasi
Misalnya:
Golongan senyawa kimia obat yang rentan terhadap oksidasi antara lain: golongan
steroid, asam-asam lemak tidak jenuh dan senyawa obat yang mengandung ikatan
rangkap terkonyugasi.
51
Eliminasi O2:
- Gas inert
- Kemasan vakum
Pengaturan temperatur
Pengaturan cahaya
Hindari kontak dengan ion-ion logam beat seperti besi, cobalt dan nikel
Kinetika reaksi
Laju reaksi
Mekanisme reaksi
Laju raksi
Jumlah mol reaktan per satuan volume yang bereaksi per satuan waktu
REAKTAN → PRODUK
(R) (P)
−𝑑[𝑅]
V= ( laju konsumsi reaktan)
𝑑𝑡
𝑑[𝑝]
V= ( laju pembentukan produk)
𝑑𝑡
52
−𝑑[𝑅]
V= = k[R]x
𝑑𝑡
x= order reaksi
Orde reaksi
Penetapan orde reaksi dan konstanta laju reaksi (harus) melalui percobaan:
Metode:
Metode laju reaksi awal / dan di kombinasi dengan metode isolasi/pseudo order reaksi
Order reaksi mungkin sama atau tidak sama dengan koefisien stoikhiometri reaksi.
Laju suatu reaksi yang terdiri dari beberapa tahap reaksi dasar, biasanya di jelaskan dengan
menggunakan mekanisme dari masing-masing reaksi tersebut. Tidak semua tahap
mempengaruhi laju reaksi,…tapi hanya tahap reaksi dasar yang paling lambat yang akan
mempengaruhi laju reaksi.
1. Konsentrasi
3. Suhu
4. Katalisator
53
5. Pelarut
6. Konstanta dielektrik
7. Cahaya
−𝐸𝑎
K=A.e 𝑅𝑇
K= rate constant
A=Arrhenius constant
Ea=activation energy
R= gas constant
T=temperature
54
DAFTAR PUSTAKA
Tayangan dosen
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Osmose.jpg
http://nikenprawesti28.blogspot.co.id/2013/05/1.html?m=1
https://thekicker96.wordpress.com/kesetimbangan-fasa/
https://thekicker96.wordpress.com/kesetimbangan-proses/
https//id.m.wikipedia.org/wiki/materikuliahfarmasifisik/
55