PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
JESSIKA MIRANDA
Nomor Pokok : 16330117
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sains pada program Studi
kepada Ibu Elvina Triana Putri, M.Farm., Apt sebagai dosen Pembimbing yang
arahan serta saran - saran sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan.
Proposal Penelitian ini di dedikasikan kepada kedua orang tua tercinta yang selalu
memberi doa, semangat, dukungan serta motivasi kepada penulis sehingga dapat
menelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada :
4. Kedua orang tua saya dan keluarga yang tak pernah berhenti mendoakan dan
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas kebaikan yang
telah diberikan. Penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat
i
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari. Besar harapan agar proposal
Penulis
ii
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
I.A Latar Belakang................................................................................................... 1
I.B Perumusan Masalah........................................................................................... 3
I.C Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3
I.C.1 Tujuan Umum.......................................................................................... 3
I.C.2 Tujuan Khusus......................................................................................... 3
I.D Manfaat Penelitian ............................................................................................ 3
iii
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
II.C.3 Cara Memperoleh Pengetahuan......................................................... 12
II.D Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pengetahuan............................ 15
II.E Konsep Masyarakat........................................................................................ 29
II.E.1 Definisi Masyarakat........................................................................... 19
II.E.2 Unsur Pembentukan Masyarakat....................................................... 20
BAB III Metodologi Penelitian........................................................................................... 21
III.A jenis Penelitian.............................................................................................. 21
III.B Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................... 21
III.C Populasi dan Sampel..................................................................................... 21
III.C.1 Populasi ........................................................................................... 21
III.C.2 Sampel ............................................................................................. 21
III.D Kriteria Responden....................................................................................... 22
III.D.1 Kriteria Inklusi................................................................................. 22
III.D.2 Kriteria Eksklusi............................................................................... 22
III.E Kerangka Konsep Penelitian......................................................................... 23
III.F Definisi Operasional Variabel....................................................................... 23
III.G Pengumpulan Data........................................................................................ 24
III.H Variabel Penelitian....................................................................................... 24
III.I Analisis Data.................................................................................................. 25
III.I.1 Uji validitas..................................................................................... 26
III.I.2 Uji reliabilitas.................................................................................. 26
III.I.3 Uji Normalitas................................................................................. 27
iv
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................................... 23
v
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Logo Obat Bebas ............................................................................................ 4
Gambar 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas ............................................................................. 4
Gambar 2.3 Logo Obat Keras dan Psiktropika.................................................................... 4
Gambar 2.4 Logo Obat Narkotika....................................................................................... 4
Gambar 2.5 Logo obat Generik........................................................................................... 5
Gambar 3.1 Kerangka konsep Penelitian ............................................................................ 23
vi
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
BAB I
PENDAHULUAN
Program obat generik merupakan salah satu terobosan yang dikeluarkan pemerintah
untuk mengatasi hal tersebut. Program pemerintah tersebut tertuang secara tegas dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 berisi
tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemerintah(3).
Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang
telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (International Non-propietary Names)
dari WHO (World Health Organization) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Nama
generik ini ditempatkan sebagai judul dari monografi sediaan obat yang mengandung nama
generik tersebut sebagai zat tunggal(3).
Obat generik berlogo yaitu obat yang diprogram oleh pemerintah dengan nama
generik yang dibuat secara CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Harga obat disubsidi
oleh pemerintah. Logo generik menunjukkan persyaratan mutu yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Sedangkan obat generik esensial adalah obat
generik terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat(4).
Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang hubungan
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan obat generik. Penelitian ini dilakukan
di salah satu kelurahan yang berada Di Kecamatan Jagakarsa tepatnya Kelurahan Cipedak.
Kelurahan Cipedak ini dipilih karena berdasarkan pengamatan peneliti, diperkirakan adanya
kecenderungan pemilihan obat dagang oleh dokter kepada pasien selain itu latar belakang
pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan, minat dan sumber informasi yang beragam pada
masyarakat Di Kelurahan Cipedak yang dapat memberi pengaruh terhadap penggunaan obat
generik.
Oleh karena itu dilakukan survei di kelompok masyarakat Kelurahan Cipedak yang
terdiri dari kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi yang beragam. Alasan pemilihan
obat generik sangat mungkin dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat
generik dan informasi yang diperoleh hingga saat ini baik melalui media cetak maupun
elektronik.
2
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
I.B Rumusan Masalah
1. Diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi tenaga farmasis dalam melakukan
peranannya sebagai pemberi informasi kepada masyarakat.
2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi Departemen Kesehatan dalam
evaluasi dan sosialisasi obat generik hingga saat ini.
3. Memberikan informasi tambahan bagi pengambil keputusan/kebijakan kesehatan serta
sebagai perbandingan terhadap laporan penggunaan obat generik secara admistratif.
4. Diharapkan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat mengenai obat generik sehingga
persepsi negatif dari obat generik dapat dihilangkan
3
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.A Obat
II.A.1 Pengertian Obat
Obat merupakan salah satu komponen yang tak dapat tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia.(1)
Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat di atas, maka peran obat secara
umum adalah sebagai berikut(7):
1. Penetapan diagnosa
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Penigkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit
4
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
peringatan),yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek,
tanpa resep dokter,gambar 2.2. Menunjukkan tanda khusus pada kemasan memakai
lingkaran biru bergaris tepi hitam.(8)
Gambar 2.1 Logo Obat Bebas(8) Gambar 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas(8)
3. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh pengaruh
tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya kedalam tubuh
manusia. Gambar 2.4 menunjukkan tanda khusus pada kemasan palang mendali
merah.(8)
Gambar 2.4 Logo Obat Narkotika(8)
5
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
1) Obat generik adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang telah
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (International Non-propietary
Names) dari WHO (World Health Organization) untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya.
2) Obat generik bermerek atau bernama dagang adalah obat generik dengan nama
dagang yang menggunakan nama milik produsen yang bersangkutan.
3) Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, mencakupkan upaya diagnosa, profilaksis, terapi
dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan oleh Menteri.
Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang
telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (International Non-propietary Names)
dari WHO (World Health Organization) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Nama
generik ini ditempatkan sebagai judul dari monografi sediaan obat yang mengandung nama
generik tersebut sebagai zat tunggal(3). Obat generik berlogo yaitu obat yang diprogram oleh
pemerintah dengan nama generik yang dibuat secara CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Baik). Harga obat disubsidi oleh pemerintah. Logo generik menunjukkan persyaratan mutu
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Sedangkan obat generik
esensial adalah obat generik terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
bagi masyarakat.(4) Gambar 2.5 menujukkan logo Obat Generik.
Obat pada waktu ditemukan diberi nama kimia yang menggambarkan struktur
molekulnya. Nama kimia obat biasanya amat kompleks sehingga tidak mudah diingat orang
awam. Untuk kepentingan penelitian biasanya nama kimia disingkat dengan kode tertentu.
Setelah obat itu dinyatakan aman dan bermanfaat melalui uji klinis, barulah obat tersebut
didaftarkan pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Obat tersebut
6
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
mendapat nama generik dan nama dagang. Nama dagang ini sering disebut nama paten.
Perusahaan obat yang menemukan obat tersebut dapat memasarkannya dengan nama
dagang(7).
Nama dagang biasanya diusahakan yang mudah diingat oleh pengguna obat. Disebut
obat paten karena pabrik penemu tersebut berhak atas paten penemuan obat tersebut dalam
jangka waktu tertentu. Selama paten tersebut masih berlaku, obat ini tidak boleh diproduksi
oleh pabrik lain, baik dengan nama dagang pabrik peniru ataupun dijual dengan nama
generiknya. Obat nama dagang yang telah habis masa patennya dapat diproduksi dan dijual
oleh pabrik lain dengan nama dagang berbeda yang biasanya disebut sebagai me-too
product di beberapa negara barat disebut branded generik atau tetap dijual dengan nama
generik(7).
Kebijakan obat generik adalah salah satu kebijakan untuk mengendalikan harga obat, di
mana obat dipasarkan dengan nama bahan aktifnya. Agar upaya pemanfaatan obat generik
ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka kebijakan tersebut mencakup
komponen-komponen berikut:(4)
1. Produksi obat generik dengan Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB). Produksi
dilakukan oleh produsen yang memenuhi syarat CPOB dan disesuaikan dengan
kebutuhan akan obat generik dalam pelayanan kesehatan.
2. Pengendalian mutu obat generik secara ketat.
3. Distribusi dan penyediaan obat generik di unit-unit pelayanan kesehatan.
4. Peresepan berdasarkan atas nama generik, bukan nama dagang.
7
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
5. Penggantian (substitusi) dengan obat generik diusulkan diberlakukan di unit-unit
pelayanan kesehatan.
6. Informasi dan komunikasi mengenai obat generik bagi dokter dan masyarakat luas
secara berkesinambungan.
7. Pemantauan dan evaluasi penggunaan obat generik secara berkala.
Obat generik hingga saat ini diproduksi oleh sekitar 101 industri farmasi degan
pengawasan mutu yang ketat, produksinya hanya dibatasi pada obat esensial dan obat yang
telah diketahui sifat dan bioavailabilitasnya. Obat yang sifat bioavailabilitasnya belum
diketahui tidak dirpoduksi sebagai obat generik berlogo. Sebagai wujud dari pelaksanaan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang kewajiban
menuliskan resep dan/atau menggunakan obat generik difasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah, telah dikeluarkan Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan No.
03388/A/SK/VI/89 tentang Tata Cara Pengadaan dan Pelayanan Obat Generik di Apotek yang
mencakup :(3)
1. Produksi
a. Obat Generik yang dimaksud dalam Permenkes
No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 diproduksi oleh Perum Indofarma, PT.
Kimia Farma, PT. Pharos Indonesia dan industri farmasi swasta nasional yang
ditetapkan oleh Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
b. Industri farmasi swasta nasional dimaksud diatas adalah industri farmasi yang
telah menerapkan cara pembuatan obat yang baik berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No. 43/MENKES/SK/II/1989.
c. Obat Generik dipasarkan dengan mencantumkan logo khusus dan harga jual
apotek pada setiap kemasan dan Harga Patokan Tertinggi (HPT) untuk rumah
sakit.
2. Penyaluran
a. Obat Generik disalurkan melalui Pedagang Besar Farmasi yang ditunjuk oleh
produsen. Perum Indofarma, PT. Kimia Farma dan PT. Pharos bebas menunjuk
distributornya disetiap propinsi dengan demikian kelancaran distribusi terjamin.
b. Nama-nama penyalur akan disampaikan Direktur Jendral Pegawasan Obat dan
Makanan kepada Kantor Wilayah untuk diumumkan ke apotek-apotek
8
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
3. Pelayanan
a. Setiap apotek wajib melayani resep obat dan generik dengan obat generic
b. Obat Obat generik yang tercantum dalam resep tidak boleh diganti dengan obat
sejenis dengan nama dagang atau obat sejenis tanpa logo.
c. Apoteker pengelola apotek wajib memberikan informasi yang lengkap dan tepat
mengenai obat generik untuk menunjang pemasyarakatan dan penggunaan obat
generik.
1) Akses Obat
Hal ini dalam rangka memenuhi kebutuhan obat pasien sesuai dengan resep di
setiap penjualan obat, yaitu membahas resep yang terlayani, resep yang tidak
terlayani oleh apotik, dan resep yang obatnya digantikan dengan obat lain yang
sejenis. Akses masyarakat terhadap obat esensial dipengaruhi oleh empat faktor
utama, yaitu :
- Penggunaan obat yang rasional;
- Harga yang terjangkau;
- Pembiayaan yang berkelanjutan;
- Sistem pelayanan kesehatan beserta sistem suplai obat yang dapat menjamin
ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat.
2) Harga Obat
Harga obat di Indonesia umumnya dinilai mahal dan struktur harga obat tidak
transparan. Penelitian WHO menunjukkan perbandingan harga antara satu nama
dagang dengan nama dagang yang lain untuk obat yang sama, berkisar 1:2 sampai
1:5. Penelitian di atas juga membandingkan harga obat dengan nama dagang dan obat
generik menunjukkan obat generik bukan yang termurah. Survai dampak krisis rupiah
pada biaya obat dan ketersediaan obat esensial antara 1997 -2002 menunjukkan
bahwa biaya resep rata-rata di sarana kesehatan sektor swasta jauh lebih tinggi dari
pada di sektor publik yang menerapkan pengaturan harga dalam sistem suplainya(4).
3) Tingkat Ketersediaan Obat
Rendahnya ketersediaan obat generik di rumah sakit pemerintah dapat
berimplikasi secara langsung pada akses obat generik, sebagai gantinya pasien
membeli obat generik di apotik atau di praktek dokter. Apotik swasta mempunyai
obat generik lebih sedikit dibandingkan dengan yang disediakan oleh dokter.
9
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Sehingga apotik menyediakan obat paten lebih banyak. Selama banyak obat yang
tidak tersedia, pasien mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar obat.
4) Keterjangkauan Obat
Keterjangkauan obat dapat dipandang dari sudut geografis, ekonomi dan
sosial politik. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau
dimana 5.707 diantaranya sudah bernama. Namun pulau yang telah berpenghuni
jumlahnya lebih kecil. Saat ini sebagian masyakat Indonesia tinggal di daerah
terpencil, daerah tertinggal, dan wilayah perbatasan. Sebagian lagi tinggal di daerah
rawan bencana baik bencana alam dan bencana buatan manusia seperti : ketidak-
stabilan politik dan tingginya tingkat kemiskinan. Dengan pola penyebaran penduduk
seperti tersebut di atas, maka diperlukan adanya perbedaan pengelolaan obat sesuai
dengan karateristik masing-masing daerah(5).
Sebagai contoh kita dapat melakukan pengelompokan Provinsi Kepulauan:
Riau, NTB, NTT, Maluku dan Maluku Utara lebih memiliki karakteristik geografis
kepulauan. Sedangkan propinsi di Kalimantan dan Papua dapat dikategorikan daratan
luas dengan hambatan transportasi. Kategori lain adalah Pulau Jawa, Bali, Sumatera
dan Sulawesi(5).
II.C Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia yaitu, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga(9).
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behaviour). Dari hasil pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku
melalui proses seperti yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya,apabila perilaku
tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama(9).
10
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan
penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami di artikan sebagi suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan
11
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu sruktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari
penggunaan kata kerja,seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis merupakan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk kesuluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi-formasi
yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini di dasarkan pada
suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan tentang kriteria-kriteria
yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari objek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
12
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
b. Secara Kebetulan
13
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Akal sehat atau common sense kadang - kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu
agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar disiplin menggunakan
cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau
dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi
teori atau kebenaran, bahwa hukuman merupakan metode (meskipun bukan yang
paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadian dan hukuman (reward and
punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk
mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari
Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-
pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional
atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan
bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
i. Induksi
14
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan
khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi
pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap
melalui indera.Kemudian disimpulkan melalui ke dalam suatu konsep yang
memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berpikir
induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indera atau hal yang nyata, maka dapat
dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal yang konkret ke hal yang abstrak.
j. Deduksi
1. Umur
15
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadai perubahan pada aspek psikis dan
psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar akan mengalami perubahan
baik dari aspek ukuran maupun dari aspek proporsi yang mana hal ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Sedangkan pada aspek psikologis (mental) terjadi
perubahan dari segi taraf berfikir seseorang yang semakin matang dan
dewasa(11).
2. Tingkat Pendidikan
16
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan merupakan sebuah
proses belajar dan proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang
lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang terhadap individu, kelompok atau
masyarakat Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseoarang
semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak
pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan, informasi dan nilai - nilai yang baru diperkenalkan.
Adapun selain itu, pendidikan juga merupakan perubahan sikap, tingkah laku
dan penambahan ilmu dari seseorang serta merupakan proses dasar dari kehidupan
manusia. Melalui pendidikan manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif
induvidu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Proses belajar tidak akan terjadi begitu
saja apabila tidak ada di sertai sesuatu yang menolong pribadi yang bersangkutan.
17
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
tentang kesehatan dan penyakit yang di milikinya untuk menjaga kesehatan diri.
Kemampuan kognitif juga berhubungan dengan tahap perkembangan seseorang.
3. Pekerjaan
4. Minat
5. Pengalaman
18
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang
baik seseorang akan melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam
emosi sehingga menimbulkan sikap positif .
6. Sumber Informasi
1. Media Cetak
2. Media Elektronik
3. Petugas Kesehatan
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media
massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti radio,televisi,surat
kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan semua orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang.Adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
secara sosiologis masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan individu atau
sebagai penjumlahan dari individu-individu semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan
hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem yang
terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Ringkasnya, masyarakat adalah suatu sistem
yang terwujud dari kehidupan bersama manusia,yang lazim disebut sebagai sistem
kemasyarakatan(14).
20
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
II.E.2 Unsur Pembentukan Masyarakat
21
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dimana data yang dikumpulkan adalah
data primer yang dikumpulkan secara desain cross sectional dengan menggunakan kuisioner
untuk mengetahui Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Kelurahan Cipedak
Kecamatan Jagakarsa Terhadap Penggunaan Obat Generik. Sumber data yang digunakan
adalah data primer hasil wawancara dari kuisioner.
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2020. Penelitian ini
dilakukan di Wilayah Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa.
III.C.1 Populasi
Populasi target penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di wilayah Kelurahan
Cipedak Kecamatan Jagakarsa.
III.C.2 Sampel
Sampel mengacu pada kriteria inklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability
sampling yaitu accidental sampling. Jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan rumus.
Dalam penelitian ini besar sampel ditentukan oleh rumus Lameshow sebagai berikut :
Z 21−a/ 2 P(1−P)
n=
d2
Keterangan :
n : Besar Sampel
1,96 2 × 0,5(1−0,5)
n= = 96
0,102
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka sampel penelitian yang didapat berjumlah
96 responden. Untuk menghindari sampel yang drop out dan sebagai cadangan maka
peneliti menambahan 10% dari jumlah sampel minimal.
23
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
III.E Kerangka Konsep Penelitian
umur
Pendidikan
Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Terhadap Penggunaan Obat
Pekerjaan Generik
Sumber Informasi
24
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Variabel Definisi operasional Kriteria Skala
independen
VD K
Umur Umur responden (masyarakat) Remaja akhir = 17 interval
e dihitung dari kelahiran sampai - 25 tahun
dengan ulang tahun terakhir dengan Dewasa awal = 26
f
satuan tahun dengan kriteria usia – 35 tahun
i produktif yaitu usia 18 sampai Dewasa akhir 36 –
lebih dari 65 tahun. 45 tahun
n
Lansia awal = 46 –
i 55 tahun
Lansia akhir = 56
s
– 65 tahun
i Manula = > 65
tahun(12)
s
e
s
u
a
25
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
tu informasi yang diperoleh
responden (masyarakat)
akan penggunaan,
pemanfaatan dan pengertian
obat generik
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner
digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat di kelurahan
Cipedak kecamatan jagakarsa terhadap penggunaan obat generik. Penelitian ini menggunakan
kuisioner dengan pertanyaan tertutup, yaitu responden hanya memberi tanda terhadap
alternatif jawaban yang dipilih berdasarkan jurnal kuisioner penelitian Gambaran Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik Di Kecamatan Medan Sunggal Kelurahan
Babura Medan Tahun 2010(21).
Jumlah pertanyaan = 14
Jumlah pilihan = 3
Range
Interval =
kategori
Dalam penelitian ini variabel penelitian pada objek penelitian diukur atau
dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Jenis variabel penelitian ada 2
macam yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas
(independen) penelitian ini yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi,
sedangkan variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Terhada Penggunaa Obat Generik.
Data dianalisis dengan analisis statisitik deskriptif dengan dibantu program SPSS
versi 16.0 (Statistical Product and Service Solution). Dalam analisis data dilakukan dengan
dua cara yaitu(15) :
1. Analisis Univariate
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariate tergantung dari jenis
datanya(10). Diantaranya variabel bebas karakteristik individu seperti umur,
pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Pada variabel terikat yang
dideskriptifkan adalah tingkat pengetahuan masyarakat di kelurahan cipedak
kecamatan jagakarsa terhadap obat generik.
2. Analisis Bivariate
27
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
Analisa ini untuk mengukur Hubungan antara Tingkat Pengetahuan
Masyarakat di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Terhadap Penggunaan Obat
Generik dengan menggunakan tabel silang yang dikenal dengan baris kali kolom (B x
K) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05.
Skor diperoleh dengan menggunakan metode statistik Chi-Square test (x2), dengan
menggunakan software komputer. Hasil yang diperoleh diinterpretasikan untuk
menolak dan menerima hipotesis adalah: jika p-value < 0,05 maka Ho ditolak, dan
jika p-value ≥ 0,05 maka Ho diterima.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur
apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan(10). Untuk mengetahui tingkat kevalidan kuesioner maka dilakukan uji korelasi
antara skor (nilai) tiap - tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Teknik korelasi
yang digunakan adalah teknik korelasi product moment(22).
Pada penelitian ini dapat diperhitungkan menggunakan korelasi antara skor item dan
skor total item, dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf signifikasi 0,05 yang
artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap koefisien korelasi.
Penelitian ini dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis
pada taraf signifikasi 0,05(22).
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan(22). Peneliti melihat nilai Cronbach’s Alpha sebagai
batasannya. Jika suatu penyataan memiliki nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,6 maka pernyataan
tersebut dapat dikatakan realibel. Akan tetapi jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka
pernyataan dalam kuesioner tersebut dikatakan tidak realibel(22).
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel
bebas dan terikat memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov Test dengan SPSS. Hipotesis statistiknya adalah H 0 dan Ha. Apabila H0
diterima artinya distribusi sampel normal, hal ini diperoleh jika nilai signifikasinya > 0,05
28
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
sedangkan apabila Ha diterima maka sampel tidak terdistribusi normal yaitu jika nilai
signifikasinya < 0,05(22).
29
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
WHO : THE MEDICINES SUPPLY CHAIN
2. Patent
3. Manufacturing
4. Registration
5. Laboratorium testing
6. Inpection
7. Selection
9. Distribution
10. Pricing
11. Prescription
12. Dispensing
14. Promotion
15. Pharmacovigilance
4. Registration
30
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
High Price
Political
reassure
Collusion 6. Selection Tax
evasion Over invoicing
7. Procurement & import
Thefts
8. Distribution
Wasted Bribery
Losses 9. Pricing
10. Prescription
11. Dispensing
Inappropriate
12. Independent information use
WHO bekerja sama dengan mitra lain untuk mengembangkan solusi untuk
kekurangan dan kehabisan obat. WHO telah mengembangkan alat untuk menilai
sistem management pasokan obat – obatan di negara – negara dalam upaya untuk
mengidentifikasi kekuatan sistem yang akan dibangun dan kelemahan yang harus
untuk sistem pasokan obatan yang aman dan efisien untuk meningkatkan
obat yang efektif. Jika siklus rantai obat tersebut tidaka berjalan dengan baik akan
yang efisiensi terkait secara integral dengan sistem perawatan kesehatan yang
Melalui berbagai langkah rantai pasokan obat-obatan dari riset dan produksi
hingga resep dan pengeluaran, infisiensi, praktik tidak etis, dan korupsi dapat
menyebabkan sistem farmasi yang lebih lemah dan pemborosan sumber daya
keuangan yang dapat dialokasikan kembali untuk mencakup lebih banyak layanan,
31
Institut Sains Dan Teknologi Nasional