Anda di halaman 1dari 56

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA


KELAS VIII SMPN 07 KOTA BENGKULU

PROPOSAL

Oleh

UMI ATUN ZAHRO


A2A020010

PROGRAM PASCASARJANA (S-2)


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL TESIS

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ttd (minta tolong mbak sinta u ttd


digital ya)
Dr. Didi Yulistio, M.Pd.
NIP Dr. Dian Eka Chandra Wardhana, M.Pd.
NIP 19591104 198403 2 001

Diketahui oleh
Koordinator Program,

Dr. Arono, M.Pd.


NIP 19770314 200501 1 004
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul

“Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa

Kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu”

Proposal ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk seminar hasil dan

Tesis. Dalam penulisan dan penyusunan proposal tesis, penulis menemui kendala. Namun berkat

bantuan dan arahan dari berbagai pihak yang sangat besar , dukungan berupa moril sehingga

proposal ini dapat diselesaikan dengan baik. Karena itu dengan kerendahan hati penulis

menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada pembimbing satu bapak Dr. Didi

Yulistio, M.Pd dan pembimbing dua Ibu Dr. Dian Eka Chandra Wardhana, M.Pd.

Penulis menyadari proposal ini masih ada kekurangan. Oleh karenanya, kritik dan saran

yang membangun akan sangat berguna bagi penulis demi kesempurnaan proposal ini. Semoga

proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bengkulu, September 2021

Umi Atun Zahro


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah................................................................
B. Identifikasi Masalah.......................................................................
C. Rumusan Masalah..........................................................................
D. Tujuan Penelitian...........................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................
F. Manfaat Penelitian.........................................................................
G. Definisi Operasional......................................................................

BAB II KERANGKA TEORI........................................................................


A. Deskripsi Teoritik..........................................................................
1. Kemampuan Berpikir Kritis...................................................
2. Kemampuan Menulis Teks Eksposisi.....................................
B. Penelitian Yang Relevan................................................................
C. Kerangka Berpikir..........................................................................
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................


A. Pendekatan dan Metode Penelitian................................................
B. Prosedur Penelitian........................................................................
1. Variabel Penelitian.............................................................
2. Desain Penelitian...............................................................
C. Populasi dan Sampel......................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................
E. Instrumen Penelitian......................................................................
F. Ujicoba Instrumen Penelitian.........................................................
G. Teknik Analisis Data.....................................................................
H. Hipotesis Statistik..........................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel Komponen Berpikir Kritis Menurut Facione..............................
2. Tabel Komponen Berpikir Kritis Menurutt Ennis................................
3. Tabel Komponen Berpikir Kritis Menurut Watson dan Glaser............
4. Tabel Komponen Menulis Teks Eksposisi...........................................
5. Tabel Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis.........................................
6. Tabel Kisi-kisi Angket..........................................................................
7. Tabel Penskoran Pilihan.......................................................................
8. Tabel Kriteria Interpretasi Skor Berdasarkan Interval..........................
9. Tabel Kisi-kisi Menulis Teks Eksposisi...............................................
10. Tabel Rubrik Penilaian.........................................................................
11. Tabel Kategori Kemampuan Menulis Teks Eksposisi..........................
12. Tabel Kriteria Uji Validitas..................................................................
13. Tabel Uji Reliabilitas............................................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar Bagan Kerangka Berpikir Kritis.............................................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Lampiran Angket Kemampuan Berpikir Kritis....................................
2. Lampiran Tes Kemampuan Menulis Eksposisi....................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya arus globalisasi menuntut semua aspek kehidupan untuk menyesuaikan

diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang sekarang

ini. Agar mampu menyesuaikan diri dan berkompetisi dengan perubahan zaman yang semakin

berkembang tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas

tinggi. Ini berarti perlu adanya peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan yaitu

proses pembelajaran. Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya, bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, kreativitas, dan kemampuan melalui pengajaran yang diberikan.

Proses kegiatan pembelajaran sering ditemukan adanya permasalahan yang berkaitan

dengan kemampuan berpikir. Pada proses pembelajaran setiap peserta didik memiliki

kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Dimana setiap peserta didik ada yang lebih cepat

menangkap ada juga yang kesulitan. Terdapat beberapa jenis kemampuan berpikir. Salah

satunya adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis sering diasosiakan

dengan aktivitas mental dalam memperoleh pengetahuan dan memecahkan masalah.

Kemampuan berpikir siswa erat kaitannya dengan kegiatan belajar. Pada saat belajar siswa

menggunakan kemampuan berpikir untuk memahami pengetahuan dan memecahkan masalah

yang dihadapinya.

Dengan adanya kemampuan berpikir kritis, maka akan menambah wawasan dan

pemahaman bagi seseorang, khususnya peserta didik. Sebaliknya tanpa adanya keterampilan

berpikir kritis maka akan berpengaruh pada pada diri siswa yakni tingkat pemahaman serta

wawasan yang kurang. Selain itu siswa akan tertinggal dalam berbagai ilmu pengetahuan. Salah
satu mata pelajaran yang perlu adanya penerapan keterampilan berpikir kritis adalah mata

pelajaran bahasa Indonesia. Tujuan dari pelajaran bahasa Indonesia adalah untuk mengajarkan

siswa agar dapat berbahasa dengan baik dan benar. Proses berbahasa tidak luput dari proses

berpikir, karena keduanya saling berkaitan atau berhubungan satu sama lain.

Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik yaitu menyimak, berbicara,

membaca dan menulis. Tarigan (2008: 3) dari keempat keterampilan berbahasa tersebut,

keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

menulis ini, seseorang harus terampil memanfaatkan keterampilan berpikirnya, tidak akan

muncul dengan sendirinya tanpa proses berpikir. Menulis dapat mencerminkan apa yang

diketahui oleh pembelajar, apa yang ingin mereka ketahui, apa yang mereka pelajari dan yang

telah mereka pelajari.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang diperlukan dalam

kehidupan. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar dalam

proses berpikir. Ketika siswa menguasai keterampilan menulis, diharapkan ia dapat berpikir

dengan menuangkan gagasan atau ide, pikiran yang dimiliki dalam bentuk tulisan. Lebih lanjut

Tarigan (2008: 22) menjelaskan bahwa pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah

sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001 : 273) menulis

adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Keterampilan menulis sebagai

tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan

lambang-lambang.

Sejak tahun 2013 satuan kurikulum pendidikan telah direvisi menjadi kurikulum 2013. Oleh

karena itu, pelajaran bahasa Indonesia berubah menjadi pembelajaran yang berbasis teks.

Menurut Mahsun (2014 : 1) teks merupakan suatu proses sosial yang berorientasi pada tujuan
sosial. Tujuan sosial tersebut memiliki ranah-ranah yang disebut konteks situasi. Proses sosial

yang berlangsung terdapat sarana komunikasi yang disebut bahasa. Teks eksposisi adalah salah

satu teks yang ada pada materi kelas VIII.

Teks eksposisi merupakan suatu teks yang berisi tentang pendapat, argument-argumen serta

kesimpulan dari sesuatu objek yang dibahas . Teks eksposisi adalah teks faktual yang digunakan

untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu agar orang lain yakni berdasarkan

argumentasi yang kuat. Teks eksposisi terdiri atas tiga struktur, yaitu (a) tesis, (b) rangkaian

argument, dan (c) penegasan ulang. Dari segi kaidah kebahasaan terdiri dari kata teknis (istilah),

konjungsi kausalitas, kata kerja mental, kata perujukan, kata persuasif (Kosasih, 2017).

Kemampuan berpikir dengan kemampuan menulis merupakan suatu bidang keilmuan yang

mesti digali dan diterapkan kepada peserta didik agar melahirkan generasi-generasi yang

mempunyai pemikiran kritis melalui sebuah ungkapan tulisan. Peserta didik dalam kemampuan

menulis bahwasanya mereka masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia

berbasis teks, di antaranya dalam menyusun teks yang sesuai dengan isi, tema yang dipilih,

menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan, menyusun paragra yang runtut dan padu, menyusun

kalimat efektif, menggunakan struktur teks dan menggunakan ejaan yang tepat. Banyak faktor-

faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis seseorang. Bisa jadi faktor internal dan faktor

eksternal.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu melakukan suatu studi yang mengkaji suatu

faktor internal yang berdampak pada keberhasilan siswa dalam menulis. Hal ini masih

merupakan kajian studi pendahuluan yang memerlukan pembuktian lebih lanjut, sehingga untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis mempengaruhi kemampuan menulis teks

eksposisi siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP maka diadakanlah penelitian
dengan judul “Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis Teks

Eksposisi Siswa Kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan berpikir kritis.

2. Kemampuan menulis teks eksposisi.

3. Pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks eksposisi.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 07 Kota

Bengkulu ?

2. Bagaimanakah kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota

Bengkulu ?

3. Adakah pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks

eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 07 Kota

Bengkulu.

2. Untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07

Kota Bengkulu.

3. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan

menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu.


E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan

menulis teks eksposisi pada siswa kelas VIII di SMPN 07 Kota Bengkulu ini menggunakan

dua variabel yakni variabel X (kemampuan berpikir kritis) sebagai variabel

independen/bebas dan variabel Y (kemampuan menulis teks eksposisi) sebagai variabel

dependen/terikat. Pada kemampuan berpikir kritis aspek yang diteliti terdiri dari

interpretation (interpretasi), analysis (analisis), evaluation (evaluasi), inference

(kesimpulan), eksplanation (penjelasan), self regulation (penguatan diri). Sedangkan

kemampuan menulis teks eksposisi aspek yang diteliti adalah isi, struktur, kalimat, diksi dan

ejaan bahasa Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk

pengembangan dan pedoman pada bidang ilmu berpikir khususnya berpikir kritis. Serta

dapat menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang pengajaran bahasa

Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini antara lain :

a) Bagi sekolah : memberikan sumbangan ilmiah agar sekolah selalu memberikan

kesempatan kepada siswa untuk selalu lebih berfikir kritis.

b) Bagi guru : terkhusus pada guru bidang studi bahasa Indoneisa, menambah ilmu dan

pengetahuan yang baru serta menambah informasi baru mengenai pengaruh pengaruh
kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas

VIII.

c) Bagi siswa : memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk meningkatkan lagi

kemampuan berpikir kritis khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia.

G. Definisi Operasional

1. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini adalah variabel X. Pada penelitian ini

kemampuan berpikir kritis diteliti dengan menggunakan aspek yang terdiri dari

interpretation (interpretasi), analysis (analisis), evaluation (evaluasi), inference

(kesimpulan), eksplanation (penjelasan), self regulation (penguatan diri). Cara

mencapainya adalah menggunakan teknik pengumpulan data berupa instrumen angket,

angket dibagikan kepada siswa kelas VIII. Kemampuan berpikir kritis didasarkan pada

nilai hasil angket yang telah diisi.

2. Kemampuan Menulis Teks Eksposisi

Kemampuan menulis teks eksposisi dalam penelitian ini adalah variabel Y. Pada

penelitian ini kemampuan menulis teks eksposisi diteliti dengan menggunakan aspek

yang terdiri dari isi, struktur, kalimat, diksi dan ejaan bahasa Indonesia. Cara

mencapainya adalah menggunakan tes tertulis berisi soal menulis teks eksposisi.

Kemampuan menulis teks eksposisi didasarkan pada nilai hasil menulis yang nantinya

akan dihitung dengan menggunakan rumus.

3. Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, variabel yang dimaksud adalah variabel X dan

variabel Y. Variabel X (kemampuan berpikir kritis) dan variabel Y (kemampuan menulis


teks eksposisi). Pada penelitian ini, akan mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis

terhadap kemampuan menulis teks eksposisi. Yang mana sebelum mengetahui

pengaruhnya, peneliti melihat kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis teks

eksposisi siswa terlebih dahulu. Setelah mendapatkan kemampuan, barulah peneliti

menganalisis data dengan menggunakan bantuan penghitungan statistik (kausal asosiatif).

Untuk mengetahui hipotesis ini diterima atau ditolak, pada penelitian ini menggunakan

bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 16.0 dengan tara f

signifikansi 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan jika t

hitung > t tabel maka Ho ditolak yang bermakna terdapat pengaruh variabel X terhadap

variabel Y. Data hasil analisis tersebut selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.

Terakhir yaitu kesimpulan.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis

Eggen (2012: 119) menjelaskan berpikir kritis adalah kemampuan dan

kecenderungan untuk membuat dan melakukan asesmen terhadap kesimpulan

berdasarkan bukti. Cara berpikir kritis ini mengembangkan penalaran mental yang

kohesif, logis, dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan. Kemampuan berpikir kritis pada

dasarnya akan mampu menumbuhkan kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri siswa

merupakan keyakinan siswa mengenai kemampuan dirinya. Kemampuan berpikir kritis

harus dilatih pada peserta didik, keterampilan berpikir kritis sangat penting dikuasai oleh

peserta didik agar peserta didik lebih terampil dalam menyusun sebuah argument dan

membuat keputusan. Menurut Fisher dan Scriven (dalam Alec, 2008) berpiki kritis adalah

interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi,

informasi dan argumentasi.

Menurut Deswani (2009) berpikir kritis adalah proses aktivitas mental untuk

mengidentifikasi sampai pada tahap mengevaluasi informasi yang ada, dimana informasi

didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi yang baik

antar sesamanya. Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang

berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (Ennis, dalam Alec

2008). Berpikir kritis adalah proses terorganisasi yang merupakan aktivitas mental seperti

dalam rangka pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision


making), analisis asumsi (analyzing assumption), dan inkuiri sains (scientific inquiry)

(Krulik S. dan Rudnik J.A 1996). Selanjutnya menurut Desmita (2010) menjelaskan

bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir logis, reflektif dan produktif yang

diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang

baik.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang terjadi pada nalar

seseorang mengenai pemahaman tentang ide-ide yang ada di pemikiran untuk

pemecahan suatu masalah, sehingga timbulah solusi atau jawaban atas permasalahan.

b. Fungsi Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Sapriya (2011: 87) fungsi berpikir kritis ialah untuk mengutarakan suatu

pendapat atau ide termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau pemikiran yang

didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut biasanya

didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong siswa memunculkan ide-ide atau

pemikiran baru mengenai permasalahan. Siswa akan dilatih bagaimana menyeleksi

berbagai pendapat, sehingga dapat membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak

relevan, mana pendapat yang benar dan kurang benar. Mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa bertujuan untuk membantu siswa membuat sesuatu hal dengan

didukung oleh fakta-fakta yang ada.

c. Komponen Berpikir Kritis

Komponen atau aspek berpikir kritis dipaparkan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Facione mendefinisikan enam komponen berpikir kritis, antara lain :

Tabel 1. Komponen Berpikir Kritis Menurut Facione

No Komponen Penjelasan
1. Interpretation Kemampuan untuk memahami serta
(interpretasi) mengetahui arti atau maksud dari suatu
pengalaman yang bervariasi, situasi, data,
peristiwa, keputusan, konvensi, kepercayaan,
aturan, prosedur, atau kriteria.
2. Analysis Kemampuan untuk mengidentifikasi maksud
(analisis) dan hubungan yang tepat antar pernyataan,
pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk
pertanyaan lain untuk menyatakan
kepercayaan, keputusan, pengalaman, alasan,
informasi, atau opini.
3. Evaluation Kemampuan untuk menilai kredibilitas dari
(evaluasi) suatu pernyataan atau penyajian lain dengan
menilai atau memberi gambaran mengenai
presepsi seseorang, pengalaman, situasi,
keputusan, kepercayaan, atau opini; serta untuk
menilai kekuatan logika dari hubungan
inferensial antara pernyataan, deskripsi,
pertanyaan, atau penyajian lain.
4. Inference Kemampuan untuk mengidentifikasi dan
(kesimpulan) memilih unsur-unsur yang diperlukan untuk
membuat kesimpulan yang beralasan; untuk
membuat hipotesis yang beralasan; untuk
memperhatikan informasi yang relevan serta
mengurangi konsekuensi yang ditimbulkan dari
data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian,
kepercayaan, opini, konsep, deskripsi,
pertanyaan, atau penyajian lain.
5. Eksplanation Kemampuan untuk menyatakan hasil dari
(penjelasan) proses seseorang, kemampuan untuk
membenarkan suatu alasan berdasarkan bukti,
konsep, metodologi, kriteria, dan kriteria
tertentu yang masuk akal; serta untuk
menjelaskan alasan seseorang dengan
argumentasi yang meyakinkan.
6. Self regulation Kesadaran seseorang untuk memonitori
(penguatan diri) aktivitasnya sendiri, elemen-elemen yang
digunakan serta hasil yang dikembangkan
dengan menerapkan kemampuan dalam
melakukan analisis dan evaluasi terhadap
kemampuan diri sendiri dalam pengambilan
keputusan dengan bentuk pertanyaan,
konfirmasi, validasi, atau koreksi.

Ennis menyebutkan bahwa berpikir kritis mempunyai lima komponen yaitu :

Tabel 2. Komponen Berpikir Kritis Menurut Ennis

No Komponen Penjelasan
1. Elementary clarification Kemampuan memfokuskan
(penjelasan sederhana) pertanyaan, menganalisis
argumentasi, bertanya dan
menjawab pertanyaan klarifikasi
dan pertanyaan yang menantang.
2. Basic support Mempertimbangkan kredibilitas
(keterampilan dasar) (kriteria suatu sumber),
mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi.
3. Inference Membuat deduksi dan
(kesimpulan) mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan
memperimbangkan induksi,
membuat dan mempertimbangkan
nilai keputusan.
4. Advanced clarification Mengidentifikasi istilah,
(penjelasan lebih lanjut) mempertimbangkan definisi,
mengidentifikasi asumsi.
5. Strategy and tactic Memutuskan suatu tindakan,
(strategi dan taktik) berinteraksi dengan oranglain.

Watson dan Glaser dalam Fisher (2008) menyatakan bahwa komponen berpikir kritis

meliputi :

Tabel 3. Berpikir Kritis Menurut Watson dan Glaser

No Komponen Penjelasan
1. Kesimpulan Kesimpulan pernyataan yang diambil
secara ringkas dari keseluruhan hasil
pembahasan atau analisis.
Kesimpulan adalah hasil dari suatu
pembicaraan.
2. Asumsi Dugaan yang diterima sebagai dasar;
landasan berpikir karena dianggap
benar; menduga; memperkirakan;
memperhitungkan; meramalkan.
3. Deduksi Penarikan kesimpulan dari keadaan
yang umum; penyimpulan dari yang
umum ke yang khusus.
4. Menafsirkan Menangkap maksud perkataan (kalimat
dan sebagainya) tidak menurut apa
adanya saja, melainkan diterapkan juga
apa yang tersirat (dengan mengutarakan
pendapatnya sendiri); mengartikan.
5. Argumen Alasan yang dapat dipakai untuk
memperkuat atau menolak suatu
pendapat, pendirian, atau gagasan;
dengan saling mempertahankan atau
menolak alasan masing-masing.

d. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada Kurikulum 2013, pengembangan kurikulum mata pelajaran Bahasa

Indonesia menggunakan pendekatan pembelajaran bahasa berbasis teks. Pada pendekatan

ini diharapkan siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan

dan fungsi sosialnya, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan

bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber

aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Teks dimaknai

sebagai satuan bahasa, baik verbal maupun nonverbal, yang mengungkapkan makna

secara kontekstual.

Teks itu sendiri memiliki dua unsur utama, yaitu konteks situasi dan konteks

budaya. Konteks situasi berkenaan dengan penggunaan bahasa yang di dalamnya terdapat

register yang melatarbelakangi lahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran,

gagasan, ide) yang hendak disampaikan (field); sasaran atau partisipan yang dituju oleh
pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu (tenor); dan format bahasa yang digunakan untuk

menyampaikan atau mengemas pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu (mode).

Struktur teks membentuk struktur berpikir, sehingga di setiap penguasaan jenis

teks tertentu, siswa akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks yang

dikuasainya. Dengan berbagai macam teks yang dikuasainya, siswa akan mampu

menguasai berbagai struktur berpikir. Bahkan, satu topik tertentu dapat disajikan ke

dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya dengan struktur berpikir yang berbeda pula.

Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya

melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis,

dan menyajikan hasil analisis secara memadai.

Sejauh ini strategi untuk pengajaran kritis membaca dan membaca buku bacaan

yang bersangkutan, telah berpendapat bahwa membaca kritis "tergantung pada kritis

berpikir. Berpikir kritis melibatkan menanyakan pertanyaan yang menyelidik, memiliki

pikiran terbuka, dan mencapai yang logis kesimpulan berdasarkan bukti. guru bisa

aktifkan pemikiran kritis di kelas bahasa dengan membuat siswa sadar akan persepsi

mereka, asumsi, prasangka, dan nilai-nilai. Lebih khusus lagi, ia mengusulkan kegiatan

bahasa yang: a) membantu peserta didik menjadi sadar akan persepsi mereka dan

bagaimana mereka dapat berbeda dari orang lain, b) membantu siswa mengidentifikasi

asumsi mereka, dan berpikir tentang apakah asumsi mereka dapat dibenarkan, c)

membuat siswa sadar dari prasangka mereka, karena mereka dapat menghalangi

pemikiran kritis, d) membantu siswa menciptakan pola baru, berpikir imajinatif dan

kritis, daripada hanya melihat satu kemungkinan, dan e) membuat siswa sadar akan nilai-

nilai di mana mereka mendasarkan penilaian dan evaluasi mereka.


Sehubungan dengan keterampilan menulis, guru bahasa harus menggabungkan

tugas membaca aktif, seperti penulisan ringkasan dan pencatatan, yang mengharuskan

siswa untuk melampaui membaca teks yang dangkal untuk membaca yang tersirat, bukan

terlibat dalam kegiatan seperti pertanyaan pilihan ganda dan pernyataan benar-salah.

Untuk tujuan ini, dia menyarankan bahwa siswa harus bekerja ―bersama berpasangan

atau kelompok, dengan atau tanpa bimbingan dari guru, agar menegosiasikan jawaban

atas pertanyaan.

2. Kemampuan Menulis Teks Eksposisi

a. Pengertian Kemampuan Menulis Teks Eksposisi

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup)

melakukan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah kecakapan, kesanggupan, kekuatan

untuk menyelesaikan sesuatu. Jadi dapat disimpulkan kemampuan adalah kecakapan,

keahlian, keterampilan yang berasal dari bawaan sejak lahir untuk melakukan beragam

tugas, aktifitas, kegiatan dalam suatu pekerjaan.

Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus

memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa.

Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 273) menulis adalah aktivitas mengungkapkan

gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi

dalam bentuk penyampaian pesan atau informasi secara tertulis pada pihak lain dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalman (2014: 3). Menurut

Tarigan (2008: 3) memaparkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan tidak adanya tatap muka secara

langsung dengan pihak lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan menuangkan atau menyalin ide-ide, gagasan, perasaan ke dalam bentuk tulisan

berupa kata-kata maupun angka.

Teks merupakan ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, pragmatik

merupakan suatu kesatuan. Teks juga dapat diartikan sebagai semua bentuk bahasa,

bukan hanya kata-kata tetapi juga semua jenis komunikasi. Teks merupakan

penggunaan bahasa sebagai satu kesatuan. Hanya saja satuan bahasa yang dimaksud

adalah adalah satuan bahasa gramatikal seperti klausa atau kalimat. Istilah teks

sebenarnya berasal dari kata text yang berarti ‘tenunan’. Teks dalam filologi diartikan

sebagai ‘tenunan kata-kata’ yakni serangkaian kata-kata yang berinteraksi membentuk

satu kesatuan makna yang utuh. Teks dapat terdiri dari beberapa kata, namun dapat pula

terdiri dari milyaran kata yang tertulis dalam sebuah naskah berisi cerita yang panjang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008: 1442) teks adalah naskah yang berupa

kata-kata asli dari pengarang dan bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran. Jadi

dapat disimpulkan bahwa teks adalah susunan dari kata-kata yang berisi atau

memberikan informasi dan menjelaskan berbagai makna.

Eksposisi secara etimologi berasal dari bahasa latin exposition yang artinya

membuka atau memulai. Selain itu, eksposisi merupakan suatu karangan yang bertujuan

untuk menjelaskan maksud dan tujuan. Tujuan dari teks eksposisi adalah untuk

memaparkan, menjelaskan, meyampaikan informasi, mengajarkan dan menerangkan

sesuatu. Menurut Djumingin (2017: 41) teks eksposisi adalah salah satu jenis

pengembangan paragraph dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan

untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat,

akurat dan padat. Teks eksposisi merupakan teks nonfiksi yang memuat dan
menjelaskan suatu informasi atau pengetahuan berdasarkan fakta sebenarnya. Menurut

Kosasih (2017) menyatakan bahwa teks atau karangan eksposisi adalah karangan yang

mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang sesuatu sehingga bisa

memperluas pengetahuan pembaca. Jadi dapat disimpulkan bawa teks eksposisi

merupakan uraian dan di dalamnya terdapat banyak pendapat pribadi dengan tujuan

untuk menyakinkan orang atau pembaca teks.

Kemampuan menulis teks eksposisi adalah suatu keahlian atau kesanggupan

seseorang untuk menuangkan pendapat berdasarkan fakta sebenarnya ke dalam bentuk

tulisan atau uraian, bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, meyampaikan,

mengajarkan dan menerangkan suatu hal, sehingga pendapat tersebut dapat memberikan

informasi dan memperluas pengetahuan pembaca.

b. Struktur dan Kaidah Menulis Teks Eksposisi

Menurut Kosasih (2017: 75) menyatakan bahwa teks eksposisi memiliki tiga

struktur yakni :

1) Tesis, adalah inti dari sebuah eksposisi. Tesis tidak terungkap di dalam sebuah

kalimat eksposisi, hanya tersirat saja. Tesis adalah kalimat sederhana deklaratif

(bersifat menjelaskan).

2) Argumentasi, adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca

tentang kebenaran pendapat penulis. Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi

merupakan pemberian alsan yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian,

paragraph argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh dan

bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti digunakan penulis


untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui, pendapat, sikap, atau

meyakinkan.

3) Penegasan ulang, berupa penjelasan kembali atas tesis yang telah disampaikan

didasarkan pada fakta-fakta yang telah dijabarkan penulis pada argumentasi.

Penegasan ulang biasanya terdapat pada bagian akhir teks eksposisi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur teks eksposisi terbagi menjadi tiga struktur

yakni pertama tesis, kedua argumentasi dan ketiga penegasan ulang.

Teks Eksposisi juga memiliki kaidah kebahasaan menurut Kosasih (2017: 81)

kebahasaan tersebut antara lain :

1) Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang

dibahas.

2) Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (kausalitas).

Misalnya jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu,

dapat pula digunakan kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis/keterangan

waktu ataupun kata-kata yang menyatakan perbandingan/pertentangan, sebelum itu,

kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.

3) Menggunakan kata-kata kerja mental/mental verba seperti, diharapkan,

memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi

dan menyimpulkan.

4) Menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data, merujuk pada pendapat.

5) Menggunakan kata-kata persuasif seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu,

harus. Selain itu, teks eksposisi lebih sering menggunakan kata-kata denotatif, yakni
kata yang bermakna sebenarnya. Kata itu belum mengalami perubahan ataupun

penambahan makna.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kaidah kebahasaan teks eksposisi antara lain kata

teknis, konjungsi kausalitas, kata kerja mental, kata perujukan dan kata persuasif.

c. Langkah-langkah Menulis Teks Eksposisi

Langkah-langkah menulis teks eksposisi (Kosasih, 2017: 84) sebagai berikut : 1)

menentukan isu ataupun masalah yang akan dibahas. 2) membaca berbagai sumber yang

berkaitan dengan isu yang dipilih, melakukan sejumlah pengamatan lapangan. 3)

mendaftar topik-topik yang berkaitan dengan isu, berdasarkan hasil-hasil membaca dan

langkah-langkah pengamatan. 4) menyusun kerangka karangan, struktur teks eksposisi.

d. Komponen Kemampuan Menulis Teks Eksposisi

Komponen-komponen atau pedoman menulis teks eksposisi adalah sebagai

berikut (Djumingin, 2017: 39) :

Tabel 4. Komponen Menulis Teks Eksposisi

No Komponen Penjelasan
1. Isi Isi merupakan sesuatu yang ada termuat,
terkandung di dalam suatu bagian. Isi juga
dapat diartikan sebagai inti atau bagian yang
pokok suatu bagian.
2. Struktur Struktur adalah cara sesuatu disusun atau
dibangun. Dapat diartikan juga dengan pola
pengaturan.
3. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata
atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap.
4. Diksi Diksi atau pemilihan kata adalah aturan-
aturan yang digunakan dalam membentuk
kalimat. Diksi ini dapat dijadikan sebagai ciri
atau karakteristik suatu teks agar berbeda
dengan jenis teks lainnya.
5. Ejaan Penggunaan ejaan, tanda baca, penggunaan
huruf.
B. Hasil Penelitian Relevan

1. Penelitian yang diteliti oleh Febby dkk. Tahun penelitian ini 2017. Judul penelitian

Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V Di

Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara empirik

tentang pengaruh berpikir kritis terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas V

di SDN Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah survei

dengan teknik expost-facto. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa berpikir

kritis memberikan pengaruh terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas V

di SDN Kecamatan Lengkong Kota Bandung.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Renni dkk. Dilaksanakan pada tahun 2020. Judul

penelitian Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa, untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis

siswa dapat berkembang, dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

dalam pelaksanaan upaya- upaya pengembangan tingkat kemampuan berpikir kritis

siswa kelas V dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 050661 Kwala

Bingai. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan wawancara.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif

deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari setiap indikator yaitu, (1)

mengidentifikasi informasi yang relevan dari teks narasi sebesar 86,15 %, (2)

merumuskan pertanyaan dengan tepat dari teks narasi sebesar 82,77 %, (3)

membuat keputusan melalui teks narasi 76,80 %, (4) menilai suatu pendapat dari
teks narasi sebesar 74,25 %, (5) menganalisis masalah dari teks narasi sebesar 71,45 %,

dan (6) mengevaluasi masalah dari teks narasi sebesar 58, 20 %.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Indah Fajarini. Dilaksanakan pada tahun 2018. Judul

penelitian Berpikir Kritis dan Kreatif pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. pemikiran

kritis dan kreatif memiliki peran sentral dalam pendidikan dan bahwa mereka merupakan

tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia tidak selalu mempromosikan perkembangan

kritis serta pemikiran kreatif. Suasana kelas yang kondusif untuk pengembangan

keterampilan penting, namun, integrasi yang sangat penting untuk berpikir dengan empat

keterampilan makro, yang merupakan "langkah penting dalam pengembangan siswa",

tidak hanya sebagai bahasa Indonesia tetapi juga bagi pembelajar bahasa, tetapi sebagai

akademisi dalam bidang apa pun yang mereka pilih untuk diraih, tetap menjadi tantangan.

4. Penelitian ini dilakukan oleh hikmah mutia ningsih. Penelitian ini dilaksanakan pada

tahun 2020. Judul Penelitian Hubungan Kemampuan Bernalar Dan Kemampuan

Membaca Kritis Dengan Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri

8 Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

yang positif antara kemampuan bernalar dan kemampuan membaca kritis dengan

kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Palembang. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi. Hasil analisis terdapat hubungan

kemampuan bernalar dan kemampuan menulis teks eksposisi memiliki hubungan korelasi

lemah dengan nilai R sebesar 0,251 dan signifikan dengan nilai 0,046. Kemampuan

membaca kritis dan kemampuan menulis teks eksposisi memiliki hubungan korelasi

lemah dengan nilai R sebesar 0,295 dan signifikan dengan nilai 0,018.
Pada bagian di atas merupakan penjelasan mengenai penelitian relevan atau penelitian

terdahulu. Kontribusinya dengan penelitian peneliti adalah penelitian relevan di atas adalah

dasar acuan atau referensi bagi penulis. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian penulis

dengan penelitian relevan. Persamaan, yakni penelitian terdahulu dengan penelitian penulis

sama-sama meneliti mengenai pengaruh. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan

penulis ialah terletak pada tempat penelitian, waktu penelitian, populasi dan sampel

penelitian, teknik pengumpulan data serta teks yang diteliti.

C. Kerangka Berpkir

Kerangka berpikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara rinci dan garis besar

alur logika berjalannya sebuah penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah penelitian,

peneliti akan melihat kemampuan berpikir kritis siswa, kemampuan menulis teks eksposisi

siswa dan pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks eksposisi

siswa kelas VIII di SMPN 07 Kota Bengkulu. Pada penelitian ini terdapat dua variabel

yakni variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini

yakni kemampuan berpikir kritis dan variabel dependen adalah kemampuan menulis teks

eksposisi.

Pada penelitian ini, untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peneliti menggunakan

instrumen angket atau kuisioner, sedangkan kemampuan menulis teks eksposisi diukur

kemampuannya dengan menggunakan teknik tes soal tertulis. Sebelum angket dan tes

dibagikan, peneliti akan mengujinya terlebih dahulu. Pengujian dilakukan dengan cara

ujicoba validitas dan ujicoba reliabilitas instrument tersebut. Tujuannya adalah untuk

melihat valid dan reliabelnya suatu alat ukur. Apabila sudah valid dan reliable baru
instrumen angket dan tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir

kritis dan kemampuan menulis teks eksposisi.

Setelah instrumen tersebut dibagikan dengan siswa, tahap selanjutnya adalah

mengetahui kemampuan siswa dengan cara perhitungan dengan rumus. Setelah perhitungan

di dapatkan data kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis teks eksposisi siswa,

maka data yang telah ada dianalisis dengan menggunakan bantuan satatistik. Setelah semua

di analisis baru di simpulkan hasil kemampuan berpikir kritis, kemampuan menulis teks

eksposisi, dan pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks

eksposisi.
Berikut ini disajikan kerangka berpikir dalam penelitian ini :

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Pengaruh Kemampuan Berpikir


Kritis terhadap Kemampuan
Menulis Teks Eksposisi

Kemampuan
Kemampuan
Menulis Teks
Berpikir Kritis
Eksposisi

Angket/Kuisioner Tes Tertulis

Analisis Data

Penarikan
Kesimpulan
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.

Hipotesis dalam penelitian “Pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan

menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu” adalah :

Ha = “Terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks


eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu ”

Ho = “Tidak terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis

teks eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu”.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena

data yang di dapat menggunakan teknik analisis statistik. Menurut Sugiyono, metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada

filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sambil umunya dilakukan secara random, oengumpulan data menggunakan

instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji

hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana

dalam menjawab rumusan masalah menggunakan konsep dan teori sehingga berupa

hipotesis penelitian yang akan diuji melalui pengumpulan dan pengolahan data di lapangan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif asosiatif dengan jenis

pendekatan kausal, dipilih pendekatan tersebut karena untuk mengetahui pengaruh

kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks eksposisi siswa.

B. Prosedur Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut ,

kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni :

a. Variabel bebas (independen) X

Variabel independen sering disebut variabel simultan, predictor dan atecedent.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Menurut (Sugiyono, 2013)
variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab atau timbulnya variabel terikat (dependent).

Dalam penelitian ini variabel independen (X) adalah kemampuan berpikir kritis.

b. Variabel terikat (dependen) Y

Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria dan konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Menurut (Sugiyono,

2013) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (independen).

Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah kemampuan menulis teks

eksposisi.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal

adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau

lebih (Umar, 2005).

Menurut Sugiyono (2016) penelitian asosiatif kausal merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh atau hubungan antara variabel

bebas terhadap variabel terikat dan apabila ada, seberapa eratnya pengaruh atau

hubungan serta berarti atau tidaknya pengaruh atau hubungan itu.

Penelitian ini menganalisis pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadapa kemampuan

menulis teks eksposisi.

X Y
r [X, Y]
Keterangan :
X : Kemampuan Berpikir Kritis
Y : Kemampuan Menulis Teks Eksposisi
: Garis Regresi Sederhana X terhadap Y

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga dapat didefinisikan

sebagai keseluruhan obyek, manusia, skor hasil pengukuran atau kejadian-kejadian

yang diselidiki. (Nasir, 2018).

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda alam yang lain.

Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakeristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek yang diteliti

tersebut. Populasi pada penelitian ini yakni seluruh peserta didik yang merupakan

kelas VIII (Delapan) di SMPN 07 Kota Bengkulu.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut, bila populasi besar peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi,

misalnya karena keterbatasan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul representatif

atau mewakili. (Sugiyono, 2016).


Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling,

yaitu pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak. Maka dalam penelitia ini

sampel penelitian adalah kelas VIII E di SMPN 07 Kota Bengkulu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara atau teknik yang digunakan peneliti untuk

memperoleh data penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket dan tes

tertulis.

1. Angket

Angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tau dengan

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Kuisioner dapat berupa pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau dikirim melalui media sosial. (Sugiyono, 2016)

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data pada kemampuan

berpikir kritis. Sebagai metode pengumpulan data kemampuan berpikir kritis, adapun

alasan pemilihan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data adalah karena sifatnya

yang dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden dan dapat dijawab

langsung mengenai informasi yang ingin dilihat. (CONTOH ANGKETNYA MANA BU)

2. Tes

Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan

sejumlah soal. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dapat disebut

sebagai pengukuran. Tes adalah deretan atau latihan yang diberikan untuk digunakan
sebagai alat ukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,, sikap, kemampuan maupun

bakat yang dimiliki individu maupun kelompok.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data tentang kemampuan menulis teks

eksposisi menggunakan teknik tes tertulis yang berisi soal.(SEPERI APA SOALNYA

BU)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena yang

diamati. Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa angket, untuk mengetahui

kemampuan berpikir kritis dan tes untuk mengukur kemampuan kemampuan menulis teks

eksposisi. Instrumen angket yakni berisi butir-butir pernyataan yang akan diisi oleh

responden. Sedangkan instrumen tes adalah berisi soal untuk mengukur kemampuan menulis

teks eksposisi.

1. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pernyataan tertulis

untuk dijawab oleh responden. Angket ini digunakan untuk mengukur kemampuan

berpikir kritis.

a. Kisi-kisi Angket

Kisi-kisi adalah suatu format yang memuat kriteria tentang hal-hal yang

diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi

yang akan diujikan.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai komponen berpikir kritis yang telah

dipaparkan di bab dua, maka ditetapkan komponen berpikir kritis adalah sebagai

berikut :
Tabel 5. Kisi-kisi kemampuan berpikir kritis

No Variabel Komponen

1. Kemampuan Berpikir kritis Interpretation (interpretasi)

Analysis (analisis)

Evaluation (evaluasi)

Inference (kesimpulan)

Eksplanation (penjelasan)

Self regulation (penguatan diri)

Kisi-kisi angket terdiri dari lima komponen atau aspek, yang kemudian aspek

tersebut akan dikembangkan menjadi instrumen atau alat, untuk mengumpulkan data

mengenai kemampuan berpikir kritis. Aspek tersebut meliputi Interpretation

(interpretasi), Analysis (analisis), Evaluation (evaluasi), Inference (kesimpulan),

Eksplanation (penjelasan), Self regulation (penguatan diri). Kemudian komponen tersebut

dikembangkan menjadi instrumen yakni menguraikan, mengorganisir, menyusun ulang,

mengubah struktur, mengintegrasikan, merancang, mengkritik, membenarkan dan

menyalahkan. Berikut ini adalah kisi-kisi angket kemampuan berpikir kritis :


Tabel 6. Kisi-kisi angket

No Variabel Komponen Instrumen Nomor Item


Instrumen Jumlah
1. Kemampuan Interpretation (interpretasi) Menguraikan 11,20 2

Berpikir Kritis Analysis (analisis) Mengorganisir 4, 14, 16, 19 4

Evaluation (evaluasi) Menyusun Ulang 3, 18 2

Inference (kesimpulan) Mengubah Struktur 3, 9 2

Eksplanation (penjelasan) Mengintegrasikan 6, 17 2

Self regulation (penguatan diri) Merancang 1,5, 12 3


Mengkritik 2, 15 2
Membenarkan 7, 8 2
Menyalahkan 13 1
Jumlah 20
b. Skala Pengukuran dan Penskoran

Skala pengukuran dibagi menjadi skala Likert, skala Guttman, Rating Scale dan

Semantic Deferential. Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala

Likert mempunyai lima pilihan/opsi jawaban. Pilihan/opsi jawaban yakni, Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Agar data yang diperoleh berwujud data kuantitatif maka setiap alternatif jawaban diberi

skor, yang nantinya akan diinterpretasikan dalam analisis data.

Tabel 7. Penskoran Pilihan

Alternatif Jawaban Skor Alternatif jawaban Skor


(Pernyataan Positif) (Pernyataan Negatif)
SS (Sangat Setuju) 5 SS (Sangat Setuju) 1
S (Setuju) 4 S (Setuju) 2
RG (Ragu-ragu) 3 RG (Ragu-ragu) 3
TS (Tidak Setuju) 2 TS (Tidak Setuju) 4
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 STS (Sangat Tidak Setuju) 5

c. Cara Menilai Hasil Angket

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dibuat dalam bentuk checklist.

Ketika menggunakan skala Likert untuk menilai data yang didapat, kita perlu

mengetahui rumus dari skala ini.

Berikut adalah rumus yang bisa digunakan:


T x Pn

Keterangan:
T : Total jumlah responden yang memilih
Pn : Pilihan angka skor Likert
Mengetahui skor maksimal menggunakan rumus :

Jumlah responden x skor tertinggi

Mengetahui skor minimal menggunakan rumus :

Jumlah responden x skor terendah

Dari perhitungan ini kita bisa mengetahui interval penilaian. Untuk mengetahui rumus
interval adalah sebagai berikut :

I = 100 : Jumlah Skor

Tabel 8. Kriteria Interpretasi Skor Berdasarkan Interval


Persen Kriteria
Angka 0% – 19,99% Sangat tidak setuju/buruk/kurang sekali
Angka 20% – 39,99% Tidak setuju / Kurang baik
Angka 40% – 59,99% Cukup / Netral
Angka 60% – 79,99% Setuju/Baik/suka
Angka 80% – 100% Sangat setuju/Sangat Baik/Suka

Rumus untuk mengetahui indeks dalam bentuk persentase adalah:

Total skor : Total skor maksimum x 100


2. Tes Tertulis

Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi.

Bentuk tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis. Adapun petunjuk, kisi-kisi dan rubrik

penilaian yang digunakan sebagai berikut :

a. Petunjuk Tes Kemampuan Menulis Eksposisi

Petunjuk tes adalah suatu pedoman atau aturan mengenai tata cara pengerjaan tes atau

soal. Berikut di bawah ini petunjuk tes soal menulis teks eksposisi :

NAMA :
KELAS :
ALAMAT :

Petunjuk :
1. Isi identitas diri (nama, kelas dan alamat).
2. Isilah jawaban dengan memperhatikan :
a. Isi teks (tema atau topik, kelengkapan penggunaan fakta).
b. Struktur teks (tesis, argumentasi dan penegasan ulang).
c. Diksi (pemilihan kata seperti kata istilah, konjungsi kausalitas, kata
kerja mental, kata perujukan dan kata persuasif).
d. Kalimat (jelas, tepat dan lugas antar bagian kalimat).
e. Ejaan (pemakaian tanda baca, pemakaian huruf dan penulisan kata).
3. Kumpulkan jawaban setelah selesai dikerjakan.

Soal :
Tulislah sebuah teks eksposisi dengan tema “Pergaulan Remaja Masa Kini”.
Kembangkan isu tersebut dengan langkah-langkah yang telah kamu pelajari
sebelumnya.

Jawab :

VALIDASI TES INI DG APA? Pertanyaan yang sama untuk angket ya

b. Kisi-kisi Tes Kemampuan Menulis Eksposisi

Kisi-kisi adalah suatu format yang memuat kriteria tentang hal-hal yang diperlukan atau

yang hendak disusun. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan.
Berdasarkan komponen-komponen menulis teks eksposisi yang telah dijelaskan pada

bab dua, maka komponen menulis teks eksposisi adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Kisi-kisi Menulis Teks Eksposisi


Komponen Definisi
Isi Isi merupakan sesuatu yang termuat,
terkandung di dalam suatu bagian. Isi juga
dapat diartikan sebagai inti atau bagian yang
pokok suatu bagian. Isi terkait dengan daya
tarik isu, kelugasan argument, dan
kelengkapan fakta.
Struktur Struktur adalah cara sesuatu disusun atau
dibangun. Dapat diartikan juga dengan pola
pengaturan.
Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata
atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap.
Diksi Diksi atau pemilihan kata adalah aturan-
aturan yang digunakan dalam membentuk
kalimat. Diksi ini dapat dijadikan sebagai ciri
atau karakteristik suatu teks agar berbeda
dengan jenis teks lainnya.
Ejaan Penggunaan ejaan, tanda baca, penggunaan
huruf.
c. Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Eksposisi

Rubrik penilaian adalah suatu panduan bagi seseorang untuk melakukan penilaian

yang konsisten terhadap mutu pekerjaan siswa. Rubrik dapat pula digunakan

sebagai umpan balik terhadap mutu pekerjaan atau kerja siswa. Berikut di bawah

ini akan dipaparkan rubrik untuk penilaian menulis teks eksposisi.

Tabel 10. Rubrik Penilaian

No Aspek/ Rentang Skor Kategori Deskriptor

Komponen

1. Isi 1-6 Sangat Kurang Isi mengenai


permasalahan atau topik
dan kelengkapan
penggunaan fakta.
7-12 Kurang Isi mengenai
permasalahan atau topik
dan kelengkapan
penggunaan fakta.
13-18 Cukup Isi mengenai
permasalahan atau topik
dan kelengkapan
penggunaan fakta.
19-24 Baik Isi mengenai
permasalahan atau topik
dan kelengkapan
penggunaan fakta.
25-30 Sangat Baik Isi mengenai
permasalahan atau topik
dan kelengkapan
penggunaan fakta.
2. Struktur 1-4 Sangat kurang Struktur dengan
ketentuan teks ekposisi
(tesis, argumentasi dan
penegasan ulang)
5-8 Kurang Struktur sesuai dengan
ketentuan teks ekposisi
(tesis, argumentasi dan
penegasan ulang)
9-12 Cukup Struktur sesuai dengan
ketentuan teks ekposisi
(tesis, argumentasi dan
penegasan ulang)
13-16 Baik Struktur sesuai dengan
ketentuan teks ekposisi
(tesis, argumentasi dan
penegasan ulang)
17-20 Sangat Baik Struktur sesuai dengan
ketentuan teks ekposisi
(tesis, argumentasi dan
penegasan ulang)
3. Kalimat 1-4 Sangat Kurang Kalimat lugas, tepat,
jelas.
5-8 Kurang Kalimat lugas, tepat,
jelas.
9-12 Cukup Kalimat lugas, tepat,
jelas.
13-16 Baik Kalimat lugas, tepat,
jelas.
17-20 Sangat Baik Kalimat lugas, tepat,
jelas.
4. Diksi 1-4 Sangat Kurang Pemilihan kata terkait
dengan (kata istilah,
konjungsi kausalitas, kata
kerja mental, kata
perujukan dan kata
persuasif).
5-8 Kurang Pemilihan kata terkait
dengan (kata istilah,
konjungsi kausalitas, kata
kerja mental, kata
perujukan dan kata
persuasif).
9-12 Cukup Pemilihan kata terkait
dengan (kata istilah,
konjungsi kausalitas, kata
kerja mental, kata
perujukan dan kata
persuasif).
13-16 Baik Pemilihan kata terkait
dengan (kata istilah,
konjungsi kausalitas, kata
kerja mental, kata
perujukan dan kata
persuasif).
17-20 Sangat Baik Pemilihan kata terkait
dengan (kata istilah,
konjungsi kausalitas, kata
kerja mental, kata
perujukan dan kata
persuasif).
5. Ejaan 1-2 Sangat Kurang Penggunaan ejaan (tanda
baca, pemakaian huruf,
penulisan kata)
3-4 Kurang Penggunaan ejaan (tanda
baca, pemakaian huruf,
penulisan kata)
5-6 Cukup Penggunaan ejaan (tanda
baca, pemakaian huruf,
penulisan kata)
7-8 Baik Penggunaan ejaan (tanda
baca, pemakaian huruf,
penulisan kata).
9-10 Sangat Baik Penggunaan ejaan (tanda
baca, pemakaian huruf,
penulisan kata).
Total 100

Setelah siswa menulis teks eksposisi maka selanjutnya menghitung nilai kemampuan menulis, di

bawah ini rumus untuk menghitung nilai menulis siswa :

Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal

Tabel 11. Kategori Kemampuan Menulis Teks Eksposisi

Skala Nilai Kategori


80-100 Sangat Baik (A)
66-79 Baik (B)
56-65 Cukup (C)
<55 Kurang (D)
(Arikunto, 2018 : 281)
F. Ujicoba Instrumen

1. Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2016: 177-183) beberapa bentuk pengujian validitas

instrumen yaitu: (1) validitas konstrak (Construct Validity), (2) validitas isi, (Content

Validity) dan (3) validitas eksternal. Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur

apa yang diinginkan. Uji validitas dalam penelitian ini terdiri atas dua bentuk yaitu

validitas konstruksi dan validitas isi. Validitas konstruki meliputi validitas kelogisan

dan expert judgement (pertimbangan ahli), di dalam penelitian ini validasi diberikan

kepada dosen bahasa Indoenesia untuk melihat kesesuaian angket dan tes. Sedangkan

validitas isi sendiri terdiri atas uji statistika/empirik, analisis butir dan analisis

faktor. Adapun rumus analisis menggunakan korelasi product moment dari Pearson

sebagai berikut.

Keterangan:

r xy : koefisien korelasi Pearson


N : banyak pasangan nilai X dan Y
∑XY : jumlah dari hasil kali nilai X dan nilai Y
∑X : jumlah nilai X
∑Y : jumlah nilai Y
∑X2 : jumlah dari kuadrat nilai X

45
∑Y2 : jumlah dari kuadrat nilai Y
Tahap selanjutnya adalah untuk mengetahui valid atau tidaknya butir instrumen.

Setelah didapatkan nilai r xy (rhitung), kemudian dibandingkan dengan rtabel pada taraf

signifikansi 5% (N=96). Butir instrumen dinyatakan valid apabila nilai rhitung lebih

besar sama dengan rtabel (rhitung > rtabel), sedangkan apabila nilai rhitung lebih kecil

dari rtabel (rhitung < rtabel), maka butir tersebut dinyatakan tidak valid. Kriteria dari

nilai koefisien korelasi r xy adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Kriteria Uji Validitas

Koefisien korelasi rxy Kriteria


0,80 -1,00 Sangat Tinggi
0,60 - 0,80 Tinggi
0,40 - 0,60 Cukup
0,20 - 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2018: 89)

2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang hasil pengukurannya dapat

dipercaya. Salah satu kriteria instrumen yang dapat dipercaya jika instrumen tersebut

digunakan secara berulang-ulang, hasil pengukurannya tetap (Rusydi & Fadhli, 2018).

Uji Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach (α) dengan

α > 0,7 agar dapat dikatakan reliabel. Rumus alpha dapat dilihat sebagai berikut.

S2
n i
r 11=[ ][1− ]
n−1 S2
t

46
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir soal
Si2 = jumlah varians skor tiap butir
St2 = varians skor total

Hasil perhitungan dengan rumus di atas diinterpretasikan dengan tingkat reliabilitas

koefisien korelasi sebagai berikut.

Tabel 13. Kriteria Uji Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
(Sugiyono, 2010)

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu deskripsi statistik,

uji persyaratan analisis dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif (descriptive statistics) yaitu statistik yang mempelajari tata cara

mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penelitian yang berwujud

angka-angka, agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas

mengenai suatu gejala, keadaan peristiwa, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna

47
tertentu (Rusydi & Fadhli, 2018). Statistik deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan

masing-masing variabel penelitian yang meliputi berpikir kritis dan hasil belajar bahasa

Indonesia.

Statistik deskriptif dilakukan dengan bantuan komputasi. Hasil statistik yang

akan diperoleh adalah skor rata-rata (mean), skor paling sering muncul (modus), skor

tengah (median), simpangan baku (std. deviation), skor maksimum (max), skor

minimum (min), rentang (range) dan kemencengan (skewness) yang disajikan dalam

bentuk tabel. Setelah perhitungan statistik tersebut maka data selanjutnya disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai diagram batang.

2. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan

analisis yang meliputi sebagai berikut.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah skor untuk tiap-tiap variabel

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan Kolmogorov-

Smirnov test dengan bantuan SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan data

berdistribusi normal apabila :

- Nilai Asymp. Sig, atau probabilitas lebih besar dari 0,05 (Sig. > 0,05) yang dapat

diartikan bahwa data tersebut berdistribusi secara normal.

- Nilai Asymp. Sig, atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 (Sig. < 0,05) yang dapat

diartikan bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal.


48
b) Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y) mempunyai hubungan linier atau tidak. Dasar pengambilan keputusan

dalam uji linearitas adalah :

- Jika nilai probabilitas > 0,05 maka hubungan antara variabel (X) dengan (Y)

adalah linear.

- Jika nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antara variabel (X) dengan (Y)

adalah tidak linear.

c) Uji homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data

penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas

berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama.

Dasar pengambilan keputusan :

- Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih

kelompok populasi data yakni tidak sama.

- Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih

kelompok populasi data yakni sama.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Analisis ini digunakan untuk menguji apakah antara dua variabel atau lebih ada pengaruh

atau tidak. Dalam penelitian ini analisis regresi linier sederhana digunakan untuk
49
mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks

eksposisi. Untuk mengetahui hipotesis ini diterima atau ditolak, pada penelitian ini

menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 16.0

dengan tara f signifikansi 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak

dan jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak yang bermakna terdapat pengaruh variabel X

terhadap variabel Y.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik merupakan pernyataan statistik tentang populasi yang diteliti. Jika

menguji hipotesis penelitian dengan perhitungan statistik. Maka rumusan hipotesis tersebut

perlu di ubah ke dalam rumusan hipotesis statistik.

Hipotesis Penelitian :

Ha = “Ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks


eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu ”

Ho = “Tidak ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks

eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu”.

Hipotesis Statistik :

Ha : p > 0

Ho : p = 0

50
51
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi. 2018. Statistik Pendidikan Teori dan Praktik dalam Pendidikan. Medan: CV
Widya Puspita.

Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Chatfield, Tom. 2020. Berpikir Kritis Panduan Berargumen, Menganalisis dan Melakukan Studi
Mandiri secara Meyakinkan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djumingin, Sulastriningsih. 2017. Buku Ajar Teks Eksposisi dan Perangkatnya. Makassar:
Badan Penerbit UNM.

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Hanif, Yulingga Nanda. 2017. Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Inggriyani. 2017. Pengaruh Berpikir Kritis terhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3(2), 105.

Kosasih. 2017. Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi 2017. Jakarta:
Kemendikbud.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kialitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Walpole, Ronald E. 2018. Pengantar Statistika. Edisi ke 3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zakiah, Indah. 2019. Berpikir Kritis dalam Konteks Pembelajaran. Bogor: Erzatama Karya
Abadi.

52
LAMPIRAN
KUISIONER (ANGKET)
Kemampuan Berpikir Kritis
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Alamat :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dan pahami pernyataan yang disediakan
2. Isilah dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda ceklist (√)
4. Periksalah kembali jawaban anda sebelum diserahkan.
5. Skala yang digunakan yaitu skala likert dengan jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju
6. Pengisian angket ini TIDAK mempengaruhi nilai anda !!!

Sangat
No Pernyataan Sangat Setuju Ragu- Tidak Tidak
Setuju ragu Setuju Setuju
1. Saya menyelesaikan
masalah menggunakan
berbagai cara.
2. Saya akan memberi kritik
apabila suatu hal itu tidak
benar.
3. Saya bisa memutuskan hasil
musyawarah.
4. Saya berusaha memikirkan
kebenaran untuk menjawab
pertanyaan.

53
5. Saya mencoba menciptakan
ide-ide baru yang belum
pernah orang ciptakan.
6. Saya dapat menjelaskan
kembali materi yang sudah
disampaikan oleh guru.
7. Saya mempertahankan
pendapat apabila itu benar.
8. Saya menyetujui suatu hal
apabila hal tersebut
berlandaskan fakta
mendukung.
9. Saya menyimpulkan dari
semua pendapat yang
disampaikan bersama.
10. Saya mempertimbangkan
hasil kesimpulan yang
sudah dibuat.
11. Saya memberikan
penjelasan istilah-istilah
yang belum dimengerti oleh
teman-teman.
12. Saya berpikir terlebih
dahulu sebelum
mengerjakan sesuatu.
13. Saya berani mengutarakan
kesalahan orang lain.
14. Ketika saya menerima
sebuah informasi saya akan
menentukan benar tidaknya
informasi tersebut.

54
15. Saya akan terus bertanya
sampai mendapatkan
jawaban yang membuat
saya mengerti.
16. Saya menyelesaikan suatu
masalah dengan
menggunakan berbagai cara
sampai mendapatkan
jawaban yang tepat.
17. Saya dapat menggabungkan
pendapat orang lain.
18. Saya dapat membedakan
pendapat yang benar dan
salah.
19. Saya selalu mengeluarkan
pendapat saat memecahkan
suatu masalah.
20. Saya bisa memaparkan hasil
pekerjaan kepada orang lain.

55
TES
Kemampuan Menulis Teks Eksposisi

NAMA :
KELAS :
ALAMAT :

Petunjuk :
3. Isi identitas diri (nama, kelas dan alamat).
4. Isilah jawaban dengan memperhatikan :
f. Isi teks (tema atau topik, kelengkapan penggunaan fakta).
g. Struktur teks (tesis, argumentasi dan penegasan ulang).
h. Diksi (pemilihan kata seperti kata istilah, konjungsi kausalitas, kata kerja
mental, kata perujukan dan kata persuasif).
i. Kalimat (jelas, tepat dan lugas antar bagian kalimat).
j. Ejaan (pemakaian tanda baca, pemakaian huruf dan penulisan kata).
5. Kumpulkan jawaban setelah selesai dikerjakan.

Soal :
Tulislah sebuah teks eksposisi dengan tema “Pergaulan Remaja Masa Kini”.
Kembangkan isu tersebut dengan langkah-langkah yang telah kamu pelajari sebelumnya.

Jawab :

56

Anda mungkin juga menyukai