PROPOSAL
Oleh
Diketahui oleh
Koordinator Program,
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul
“Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa
Proposal ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk seminar hasil dan
Tesis. Dalam penulisan dan penyusunan proposal tesis, penulis menemui kendala. Namun berkat
bantuan dan arahan dari berbagai pihak yang sangat besar , dukungan berupa moril sehingga
proposal ini dapat diselesaikan dengan baik. Karena itu dengan kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada pembimbing satu bapak Dr. Didi
Yulistio, M.Pd dan pembimbing dua Ibu Dr. Dian Eka Chandra Wardhana, M.Pd.
Penulis menyadari proposal ini masih ada kekurangan. Oleh karenanya, kritik dan saran
yang membangun akan sangat berguna bagi penulis demi kesempurnaan proposal ini. Semoga
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah................................................................
B. Identifikasi Masalah.......................................................................
C. Rumusan Masalah..........................................................................
D. Tujuan Penelitian...........................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................
F. Manfaat Penelitian.........................................................................
G. Definisi Operasional......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel Komponen Berpikir Kritis Menurut Facione..............................
2. Tabel Komponen Berpikir Kritis Menurutt Ennis................................
3. Tabel Komponen Berpikir Kritis Menurut Watson dan Glaser............
4. Tabel Komponen Menulis Teks Eksposisi...........................................
5. Tabel Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis.........................................
6. Tabel Kisi-kisi Angket..........................................................................
7. Tabel Penskoran Pilihan.......................................................................
8. Tabel Kriteria Interpretasi Skor Berdasarkan Interval..........................
9. Tabel Kisi-kisi Menulis Teks Eksposisi...............................................
10. Tabel Rubrik Penilaian.........................................................................
11. Tabel Kategori Kemampuan Menulis Teks Eksposisi..........................
12. Tabel Kriteria Uji Validitas..................................................................
13. Tabel Uji Reliabilitas............................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar Bagan Kerangka Berpikir Kritis.............................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lampiran Angket Kemampuan Berpikir Kritis....................................
2. Lampiran Tes Kemampuan Menulis Eksposisi....................................
BAB I
PENDAHULUAN
diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang sekarang
ini. Agar mampu menyesuaikan diri dan berkompetisi dengan perubahan zaman yang semakin
berkembang tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas
tinggi. Ini berarti perlu adanya peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan yaitu
proses pembelajaran. Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dengan kemampuan berpikir. Pada proses pembelajaran setiap peserta didik memiliki
kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Dimana setiap peserta didik ada yang lebih cepat
menangkap ada juga yang kesulitan. Terdapat beberapa jenis kemampuan berpikir. Salah
satunya adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis sering diasosiakan
Kemampuan berpikir siswa erat kaitannya dengan kegiatan belajar. Pada saat belajar siswa
yang dihadapinya.
Dengan adanya kemampuan berpikir kritis, maka akan menambah wawasan dan
pemahaman bagi seseorang, khususnya peserta didik. Sebaliknya tanpa adanya keterampilan
berpikir kritis maka akan berpengaruh pada pada diri siswa yakni tingkat pemahaman serta
wawasan yang kurang. Selain itu siswa akan tertinggal dalam berbagai ilmu pengetahuan. Salah
satu mata pelajaran yang perlu adanya penerapan keterampilan berpikir kritis adalah mata
pelajaran bahasa Indonesia. Tujuan dari pelajaran bahasa Indonesia adalah untuk mengajarkan
siswa agar dapat berbahasa dengan baik dan benar. Proses berbahasa tidak luput dari proses
berpikir, karena keduanya saling berkaitan atau berhubungan satu sama lain.
Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Tarigan (2008: 3) dari keempat keterampilan berbahasa tersebut,
keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
menulis ini, seseorang harus terampil memanfaatkan keterampilan berpikirnya, tidak akan
muncul dengan sendirinya tanpa proses berpikir. Menulis dapat mencerminkan apa yang
diketahui oleh pembelajar, apa yang ingin mereka ketahui, apa yang mereka pelajari dan yang
kehidupan. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar dalam
proses berpikir. Ketika siswa menguasai keterampilan menulis, diharapkan ia dapat berpikir
dengan menuangkan gagasan atau ide, pikiran yang dimiliki dalam bentuk tulisan. Lebih lanjut
Tarigan (2008: 22) menjelaskan bahwa pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah
sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001 : 273) menulis
adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Keterampilan menulis sebagai
tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan
lambang-lambang.
Sejak tahun 2013 satuan kurikulum pendidikan telah direvisi menjadi kurikulum 2013. Oleh
karena itu, pelajaran bahasa Indonesia berubah menjadi pembelajaran yang berbasis teks.
Menurut Mahsun (2014 : 1) teks merupakan suatu proses sosial yang berorientasi pada tujuan
sosial. Tujuan sosial tersebut memiliki ranah-ranah yang disebut konteks situasi. Proses sosial
yang berlangsung terdapat sarana komunikasi yang disebut bahasa. Teks eksposisi adalah salah
Teks eksposisi merupakan suatu teks yang berisi tentang pendapat, argument-argumen serta
kesimpulan dari sesuatu objek yang dibahas . Teks eksposisi adalah teks faktual yang digunakan
untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu agar orang lain yakni berdasarkan
argumentasi yang kuat. Teks eksposisi terdiri atas tiga struktur, yaitu (a) tesis, (b) rangkaian
argument, dan (c) penegasan ulang. Dari segi kaidah kebahasaan terdiri dari kata teknis (istilah),
konjungsi kausalitas, kata kerja mental, kata perujukan, kata persuasif (Kosasih, 2017).
Kemampuan berpikir dengan kemampuan menulis merupakan suatu bidang keilmuan yang
mesti digali dan diterapkan kepada peserta didik agar melahirkan generasi-generasi yang
mempunyai pemikiran kritis melalui sebuah ungkapan tulisan. Peserta didik dalam kemampuan
menulis bahwasanya mereka masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis teks, di antaranya dalam menyusun teks yang sesuai dengan isi, tema yang dipilih,
menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan, menyusun paragra yang runtut dan padu, menyusun
kalimat efektif, menggunakan struktur teks dan menggunakan ejaan yang tepat. Banyak faktor-
faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis seseorang. Bisa jadi faktor internal dan faktor
eksternal.
Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu melakukan suatu studi yang mengkaji suatu
faktor internal yang berdampak pada keberhasilan siswa dalam menulis. Hal ini masih
merupakan kajian studi pendahuluan yang memerlukan pembuktian lebih lanjut, sehingga untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis mempengaruhi kemampuan menulis teks
eksposisi siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP maka diadakanlah penelitian
dengan judul “Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis Teks
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Bengkulu ?
2. Bagaimanakah kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota
Bengkulu ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMPN 07 Kota
Bengkulu.
2. Untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07
Kota Bengkulu.
menulis teks eksposisi pada siswa kelas VIII di SMPN 07 Kota Bengkulu ini menggunakan
dependen/terikat. Pada kemampuan berpikir kritis aspek yang diteliti terdiri dari
kemampuan menulis teks eksposisi aspek yang diteliti adalah isi, struktur, kalimat, diksi dan
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk
pengembangan dan pedoman pada bidang ilmu berpikir khususnya berpikir kritis. Serta
dapat menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang pengajaran bahasa
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
b) Bagi guru : terkhusus pada guru bidang studi bahasa Indoneisa, menambah ilmu dan
pengetahuan yang baru serta menambah informasi baru mengenai pengaruh pengaruh
kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas
VIII.
c) Bagi siswa : memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk meningkatkan lagi
G. Definisi Operasional
Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini adalah variabel X. Pada penelitian ini
kemampuan berpikir kritis diteliti dengan menggunakan aspek yang terdiri dari
angket dibagikan kepada siswa kelas VIII. Kemampuan berpikir kritis didasarkan pada
Kemampuan menulis teks eksposisi dalam penelitian ini adalah variabel Y. Pada
penelitian ini kemampuan menulis teks eksposisi diteliti dengan menggunakan aspek
yang terdiri dari isi, struktur, kalimat, diksi dan ejaan bahasa Indonesia. Cara
mencapainya adalah menggunakan tes tertulis berisi soal menulis teks eksposisi.
Kemampuan menulis teks eksposisi didasarkan pada nilai hasil menulis yang nantinya
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, variabel yang dimaksud adalah variabel X dan
pengaruhnya, peneliti melihat kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis teks
Untuk mengetahui hipotesis ini diterima atau ditolak, pada penelitian ini menggunakan
bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 16.0 dengan tara f
signifikansi 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan jika t
hitung > t tabel maka Ho ditolak yang bermakna terdapat pengaruh variabel X terhadap
variabel Y. Data hasil analisis tersebut selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
berdasarkan bukti. Cara berpikir kritis ini mengembangkan penalaran mental yang
kohesif, logis, dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan. Kemampuan berpikir kritis pada
dasarnya akan mampu menumbuhkan kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri siswa
harus dilatih pada peserta didik, keterampilan berpikir kritis sangat penting dikuasai oleh
peserta didik agar peserta didik lebih terampil dalam menyusun sebuah argument dan
membuat keputusan. Menurut Fisher dan Scriven (dalam Alec, 2008) berpiki kritis adalah
interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi,
Menurut Deswani (2009) berpikir kritis adalah proses aktivitas mental untuk
mengidentifikasi sampai pada tahap mengevaluasi informasi yang ada, dimana informasi
didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi yang baik
antar sesamanya. Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (Ennis, dalam Alec
2008). Berpikir kritis adalah proses terorganisasi yang merupakan aktivitas mental seperti
(Krulik S. dan Rudnik J.A 1996). Selanjutnya menurut Desmita (2010) menjelaskan
bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir logis, reflektif dan produktif yang
diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
baik.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang terjadi pada nalar
pemecahan suatu masalah, sehingga timbulah solusi atau jawaban atas permasalahan.
Menurut Sapriya (2011: 87) fungsi berpikir kritis ialah untuk mengutarakan suatu
pendapat atau ide termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau pemikiran yang
berbagai pendapat, sehingga dapat membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak
relevan, mana pendapat yang benar dan kurang benar. Mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa bertujuan untuk membantu siswa membuat sesuatu hal dengan
Komponen atau aspek berpikir kritis dipaparkan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
Facione mendefinisikan enam komponen berpikir kritis, antara lain :
No Komponen Penjelasan
1. Interpretation Kemampuan untuk memahami serta
(interpretasi) mengetahui arti atau maksud dari suatu
pengalaman yang bervariasi, situasi, data,
peristiwa, keputusan, konvensi, kepercayaan,
aturan, prosedur, atau kriteria.
2. Analysis Kemampuan untuk mengidentifikasi maksud
(analisis) dan hubungan yang tepat antar pernyataan,
pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk
pertanyaan lain untuk menyatakan
kepercayaan, keputusan, pengalaman, alasan,
informasi, atau opini.
3. Evaluation Kemampuan untuk menilai kredibilitas dari
(evaluasi) suatu pernyataan atau penyajian lain dengan
menilai atau memberi gambaran mengenai
presepsi seseorang, pengalaman, situasi,
keputusan, kepercayaan, atau opini; serta untuk
menilai kekuatan logika dari hubungan
inferensial antara pernyataan, deskripsi,
pertanyaan, atau penyajian lain.
4. Inference Kemampuan untuk mengidentifikasi dan
(kesimpulan) memilih unsur-unsur yang diperlukan untuk
membuat kesimpulan yang beralasan; untuk
membuat hipotesis yang beralasan; untuk
memperhatikan informasi yang relevan serta
mengurangi konsekuensi yang ditimbulkan dari
data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian,
kepercayaan, opini, konsep, deskripsi,
pertanyaan, atau penyajian lain.
5. Eksplanation Kemampuan untuk menyatakan hasil dari
(penjelasan) proses seseorang, kemampuan untuk
membenarkan suatu alasan berdasarkan bukti,
konsep, metodologi, kriteria, dan kriteria
tertentu yang masuk akal; serta untuk
menjelaskan alasan seseorang dengan
argumentasi yang meyakinkan.
6. Self regulation Kesadaran seseorang untuk memonitori
(penguatan diri) aktivitasnya sendiri, elemen-elemen yang
digunakan serta hasil yang dikembangkan
dengan menerapkan kemampuan dalam
melakukan analisis dan evaluasi terhadap
kemampuan diri sendiri dalam pengambilan
keputusan dengan bentuk pertanyaan,
konfirmasi, validasi, atau koreksi.
No Komponen Penjelasan
1. Elementary clarification Kemampuan memfokuskan
(penjelasan sederhana) pertanyaan, menganalisis
argumentasi, bertanya dan
menjawab pertanyaan klarifikasi
dan pertanyaan yang menantang.
2. Basic support Mempertimbangkan kredibilitas
(keterampilan dasar) (kriteria suatu sumber),
mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi.
3. Inference Membuat deduksi dan
(kesimpulan) mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan
memperimbangkan induksi,
membuat dan mempertimbangkan
nilai keputusan.
4. Advanced clarification Mengidentifikasi istilah,
(penjelasan lebih lanjut) mempertimbangkan definisi,
mengidentifikasi asumsi.
5. Strategy and tactic Memutuskan suatu tindakan,
(strategi dan taktik) berinteraksi dengan oranglain.
Watson dan Glaser dalam Fisher (2008) menyatakan bahwa komponen berpikir kritis
meliputi :
No Komponen Penjelasan
1. Kesimpulan Kesimpulan pernyataan yang diambil
secara ringkas dari keseluruhan hasil
pembahasan atau analisis.
Kesimpulan adalah hasil dari suatu
pembicaraan.
2. Asumsi Dugaan yang diterima sebagai dasar;
landasan berpikir karena dianggap
benar; menduga; memperkirakan;
memperhitungkan; meramalkan.
3. Deduksi Penarikan kesimpulan dari keadaan
yang umum; penyimpulan dari yang
umum ke yang khusus.
4. Menafsirkan Menangkap maksud perkataan (kalimat
dan sebagainya) tidak menurut apa
adanya saja, melainkan diterapkan juga
apa yang tersirat (dengan mengutarakan
pendapatnya sendiri); mengartikan.
5. Argumen Alasan yang dapat dipakai untuk
memperkuat atau menolak suatu
pendapat, pendirian, atau gagasan;
dengan saling mempertahankan atau
menolak alasan masing-masing.
ini diharapkan siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan
dan fungsi sosialnya, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan
bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber
sebagai satuan bahasa, baik verbal maupun nonverbal, yang mengungkapkan makna
secara kontekstual.
Teks itu sendiri memiliki dua unsur utama, yaitu konteks situasi dan konteks
budaya. Konteks situasi berkenaan dengan penggunaan bahasa yang di dalamnya terdapat
register yang melatarbelakangi lahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran,
gagasan, ide) yang hendak disampaikan (field); sasaran atau partisipan yang dituju oleh
pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu (tenor); dan format bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan atau mengemas pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu (mode).
teks tertentu, siswa akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks yang
dikuasainya. Dengan berbagai macam teks yang dikuasainya, siswa akan mampu
menguasai berbagai struktur berpikir. Bahkan, satu topik tertentu dapat disajikan ke
dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya dengan struktur berpikir yang berbeda pula.
Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya
Sejauh ini strategi untuk pengajaran kritis membaca dan membaca buku bacaan
yang bersangkutan, telah berpendapat bahwa membaca kritis "tergantung pada kritis
pikiran terbuka, dan mencapai yang logis kesimpulan berdasarkan bukti. guru bisa
aktifkan pemikiran kritis di kelas bahasa dengan membuat siswa sadar akan persepsi
mereka, asumsi, prasangka, dan nilai-nilai. Lebih khusus lagi, ia mengusulkan kegiatan
bahasa yang: a) membantu peserta didik menjadi sadar akan persepsi mereka dan
bagaimana mereka dapat berbeda dari orang lain, b) membantu siswa mengidentifikasi
asumsi mereka, dan berpikir tentang apakah asumsi mereka dapat dibenarkan, c)
membuat siswa sadar dari prasangka mereka, karena mereka dapat menghalangi
pemikiran kritis, d) membantu siswa menciptakan pola baru, berpikir imajinatif dan
kritis, daripada hanya melihat satu kemungkinan, dan e) membuat siswa sadar akan nilai-
tugas membaca aktif, seperti penulisan ringkasan dan pencatatan, yang mengharuskan
siswa untuk melampaui membaca teks yang dangkal untuk membaca yang tersirat, bukan
terlibat dalam kegiatan seperti pertanyaan pilihan ganda dan pernyataan benar-salah.
Untuk tujuan ini, dia menyarankan bahwa siswa harus bekerja ―bersama berpasangan
atau kelompok, dengan atau tanpa bimbingan dari guru, agar menegosiasikan jawaban
atas pertanyaan.
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup)
keahlian, keterampilan yang berasal dari bawaan sejak lahir untuk melakukan beragam
memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa.
dalam bentuk penyampaian pesan atau informasi secara tertulis pada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalman (2014: 3). Menurut
yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan tidak adanya tatap muka secara
langsung dengan pihak lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan menuangkan atau menyalin ide-ide, gagasan, perasaan ke dalam bentuk tulisan
merupakan suatu kesatuan. Teks juga dapat diartikan sebagai semua bentuk bahasa,
bukan hanya kata-kata tetapi juga semua jenis komunikasi. Teks merupakan
penggunaan bahasa sebagai satu kesatuan. Hanya saja satuan bahasa yang dimaksud
adalah adalah satuan bahasa gramatikal seperti klausa atau kalimat. Istilah teks
sebenarnya berasal dari kata text yang berarti ‘tenunan’. Teks dalam filologi diartikan
satu kesatuan makna yang utuh. Teks dapat terdiri dari beberapa kata, namun dapat pula
terdiri dari milyaran kata yang tertulis dalam sebuah naskah berisi cerita yang panjang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008: 1442) teks adalah naskah yang berupa
kata-kata asli dari pengarang dan bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran. Jadi
dapat disimpulkan bahwa teks adalah susunan dari kata-kata yang berisi atau
Eksposisi secara etimologi berasal dari bahasa latin exposition yang artinya
membuka atau memulai. Selain itu, eksposisi merupakan suatu karangan yang bertujuan
untuk menjelaskan maksud dan tujuan. Tujuan dari teks eksposisi adalah untuk
sesuatu. Menurut Djumingin (2017: 41) teks eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraph dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan
untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat,
akurat dan padat. Teks eksposisi merupakan teks nonfiksi yang memuat dan
menjelaskan suatu informasi atau pengetahuan berdasarkan fakta sebenarnya. Menurut
Kosasih (2017) menyatakan bahwa teks atau karangan eksposisi adalah karangan yang
merupakan uraian dan di dalamnya terdapat banyak pendapat pribadi dengan tujuan
mengajarkan dan menerangkan suatu hal, sehingga pendapat tersebut dapat memberikan
Menurut Kosasih (2017: 75) menyatakan bahwa teks eksposisi memiliki tiga
struktur yakni :
1) Tesis, adalah inti dari sebuah eksposisi. Tesis tidak terungkap di dalam sebuah
kalimat eksposisi, hanya tersirat saja. Tesis adalah kalimat sederhana deklaratif
(bersifat menjelaskan).
meyakinkan.
3) Penegasan ulang, berupa penjelasan kembali atas tesis yang telah disampaikan
Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur teks eksposisi terbagi menjadi tiga struktur
Teks Eksposisi juga memiliki kaidah kebahasaan menurut Kosasih (2017: 81)
1) Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang
dibahas.
Misalnya jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu,
dan menyimpulkan.
harus. Selain itu, teks eksposisi lebih sering menggunakan kata-kata denotatif, yakni
kata yang bermakna sebenarnya. Kata itu belum mengalami perubahan ataupun
penambahan makna.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kaidah kebahasaan teks eksposisi antara lain kata
teknis, konjungsi kausalitas, kata kerja mental, kata perujukan dan kata persuasif.
menentukan isu ataupun masalah yang akan dibahas. 2) membaca berbagai sumber yang
mendaftar topik-topik yang berkaitan dengan isu, berdasarkan hasil-hasil membaca dan
No Komponen Penjelasan
1. Isi Isi merupakan sesuatu yang ada termuat,
terkandung di dalam suatu bagian. Isi juga
dapat diartikan sebagai inti atau bagian yang
pokok suatu bagian.
2. Struktur Struktur adalah cara sesuatu disusun atau
dibangun. Dapat diartikan juga dengan pola
pengaturan.
3. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata
atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap.
4. Diksi Diksi atau pemilihan kata adalah aturan-
aturan yang digunakan dalam membentuk
kalimat. Diksi ini dapat dijadikan sebagai ciri
atau karakteristik suatu teks agar berbeda
dengan jenis teks lainnya.
5. Ejaan Penggunaan ejaan, tanda baca, penggunaan
huruf.
B. Hasil Penelitian Relevan
1. Penelitian yang diteliti oleh Febby dkk. Tahun penelitian ini 2017. Judul penelitian
Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara empirik
tentang pengaruh berpikir kritis terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas V
di SDN Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah survei
2. Penelitian yang dilakukan oleh Renni dkk. Dilaksanakan pada tahun 2020. Judul
kemampuan berpikir kritis siswa, untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis
siswa dapat berkembang, dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa
Bingai. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan wawancara.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari setiap indikator yaitu, (1)
mengidentifikasi informasi yang relevan dari teks narasi sebesar 86,15 %, (2)
merumuskan pertanyaan dengan tepat dari teks narasi sebesar 82,77 %, (3)
membuat keputusan melalui teks narasi 76,80 %, (4) menilai suatu pendapat dari
teks narasi sebesar 74,25 %, (5) menganalisis masalah dari teks narasi sebesar 71,45 %,
3. Penelitian ini dilakukan oleh Indah Fajarini. Dilaksanakan pada tahun 2018. Judul
penelitian Berpikir Kritis dan Kreatif pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. pemikiran
kritis dan kreatif memiliki peran sentral dalam pendidikan dan bahwa mereka merupakan
kritis serta pemikiran kreatif. Suasana kelas yang kondusif untuk pengembangan
keterampilan penting, namun, integrasi yang sangat penting untuk berpikir dengan empat
tidak hanya sebagai bahasa Indonesia tetapi juga bagi pembelajar bahasa, tetapi sebagai
akademisi dalam bidang apa pun yang mereka pilih untuk diraih, tetap menjadi tantangan.
4. Penelitian ini dilakukan oleh hikmah mutia ningsih. Penelitian ini dilaksanakan pada
Membaca Kritis Dengan Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri
8 Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
yang positif antara kemampuan bernalar dan kemampuan membaca kritis dengan
kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Palembang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi. Hasil analisis terdapat hubungan
kemampuan bernalar dan kemampuan menulis teks eksposisi memiliki hubungan korelasi
lemah dengan nilai R sebesar 0,251 dan signifikan dengan nilai 0,046. Kemampuan
membaca kritis dan kemampuan menulis teks eksposisi memiliki hubungan korelasi
lemah dengan nilai R sebesar 0,295 dan signifikan dengan nilai 0,018.
Pada bagian di atas merupakan penjelasan mengenai penelitian relevan atau penelitian
terdahulu. Kontribusinya dengan penelitian peneliti adalah penelitian relevan di atas adalah
dasar acuan atau referensi bagi penulis. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian penulis
dengan penelitian relevan. Persamaan, yakni penelitian terdahulu dengan penelitian penulis
penulis ialah terletak pada tempat penelitian, waktu penelitian, populasi dan sampel
C. Kerangka Berpkir
Kerangka berpikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara rinci dan garis besar
alur logika berjalannya sebuah penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah penelitian,
peneliti akan melihat kemampuan berpikir kritis siswa, kemampuan menulis teks eksposisi
siswa dan pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks eksposisi
siswa kelas VIII di SMPN 07 Kota Bengkulu. Pada penelitian ini terdapat dua variabel
yakni variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini
yakni kemampuan berpikir kritis dan variabel dependen adalah kemampuan menulis teks
eksposisi.
Pada penelitian ini, untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peneliti menggunakan
instrumen angket atau kuisioner, sedangkan kemampuan menulis teks eksposisi diukur
kemampuannya dengan menggunakan teknik tes soal tertulis. Sebelum angket dan tes
dibagikan, peneliti akan mengujinya terlebih dahulu. Pengujian dilakukan dengan cara
ujicoba validitas dan ujicoba reliabilitas instrument tersebut. Tujuannya adalah untuk
melihat valid dan reliabelnya suatu alat ukur. Apabila sudah valid dan reliable baru
instrumen angket dan tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir
mengetahui kemampuan siswa dengan cara perhitungan dengan rumus. Setelah perhitungan
di dapatkan data kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis teks eksposisi siswa,
maka data yang telah ada dianalisis dengan menggunakan bantuan satatistik. Setelah semua
di analisis baru di simpulkan hasil kemampuan berpikir kritis, kemampuan menulis teks
eksposisi, dan pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks
eksposisi.
Berikut ini disajikan kerangka berpikir dalam penelitian ini :
Kemampuan
Kemampuan
Menulis Teks
Berpikir Kritis
Eksposisi
Analisis Data
Penarikan
Kesimpulan
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMPN 07 Kota Bengkulu” adalah :
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena
data yang di dapat menggunakan teknik analisis statistik. Menurut Sugiyono, metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada
filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana
dalam menjawab rumusan masalah menggunakan konsep dan teori sehingga berupa
hipotesis penelitian yang akan diuji melalui pengumpulan dan pengolahan data di lapangan.
B. Prosedur Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut ,
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni :
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Menurut (Sugiyono, 2013)
variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
Dalam penelitian ini variabel independen (X) adalah kemampuan berpikir kritis.
Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria dan konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Menurut (Sugiyono,
2013) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah kemampuan menulis teks
eksposisi.
2. Desain Penelitian
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh atau hubungan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat dan apabila ada, seberapa eratnya pengaruh atau
X Y
r [X, Y]
Keterangan :
X : Kemampuan Berpikir Kritis
Y : Kemampuan Menulis Teks Eksposisi
: Garis Regresi Sederhana X terhadap Y
1. Populasi
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda alam yang lain.
Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
tersebut. Populasi pada penelitian ini yakni seluruh peserta didik yang merupakan
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, bila populasi besar peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi,
misalnya karena keterbatasan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul representatif
yaitu pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak. Maka dalam penelitia ini
Metode pengumpulan data merupakan cara atau teknik yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket dan tes
tertulis.
1. Angket
Angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tau dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Kuisioner dapat berupa pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui media sosial. (Sugiyono, 2016)
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data pada kemampuan
berpikir kritis. Sebagai metode pengumpulan data kemampuan berpikir kritis, adapun
alasan pemilihan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data adalah karena sifatnya
yang dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden dan dapat dijawab
langsung mengenai informasi yang ingin dilihat. (CONTOH ANGKETNYA MANA BU)
2. Tes
Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan
sejumlah soal. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dapat disebut
sebagai pengukuran. Tes adalah deretan atau latihan yang diberikan untuk digunakan
sebagai alat ukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,, sikap, kemampuan maupun
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data tentang kemampuan menulis teks
eksposisi menggunakan teknik tes tertulis yang berisi soal.(SEPERI APA SOALNYA
BU)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena yang
diamati. Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa angket, untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis dan tes untuk mengukur kemampuan kemampuan menulis teks
eksposisi. Instrumen angket yakni berisi butir-butir pernyataan yang akan diisi oleh
responden. Sedangkan instrumen tes adalah berisi soal untuk mengukur kemampuan menulis
teks eksposisi.
1. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pernyataan tertulis
untuk dijawab oleh responden. Angket ini digunakan untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis.
a. Kisi-kisi Angket
Kisi-kisi adalah suatu format yang memuat kriteria tentang hal-hal yang
diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai komponen berpikir kritis yang telah
dipaparkan di bab dua, maka ditetapkan komponen berpikir kritis adalah sebagai
berikut :
Tabel 5. Kisi-kisi kemampuan berpikir kritis
No Variabel Komponen
Analysis (analisis)
Evaluation (evaluasi)
Inference (kesimpulan)
Eksplanation (penjelasan)
Kisi-kisi angket terdiri dari lima komponen atau aspek, yang kemudian aspek
tersebut akan dikembangkan menjadi instrumen atau alat, untuk mengumpulkan data
Skala pengukuran dibagi menjadi skala Likert, skala Guttman, Rating Scale dan
Semantic Deferential. Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala
Likert mempunyai lima pilihan/opsi jawaban. Pilihan/opsi jawaban yakni, Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Agar data yang diperoleh berwujud data kuantitatif maka setiap alternatif jawaban diberi
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dibuat dalam bentuk checklist.
Ketika menggunakan skala Likert untuk menilai data yang didapat, kita perlu
Keterangan:
T : Total jumlah responden yang memilih
Pn : Pilihan angka skor Likert
Mengetahui skor maksimal menggunakan rumus :
Dari perhitungan ini kita bisa mengetahui interval penilaian. Untuk mengetahui rumus
interval adalah sebagai berikut :
Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi.
Bentuk tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis. Adapun petunjuk, kisi-kisi dan rubrik
Petunjuk tes adalah suatu pedoman atau aturan mengenai tata cara pengerjaan tes atau
soal. Berikut di bawah ini petunjuk tes soal menulis teks eksposisi :
NAMA :
KELAS :
ALAMAT :
Petunjuk :
1. Isi identitas diri (nama, kelas dan alamat).
2. Isilah jawaban dengan memperhatikan :
a. Isi teks (tema atau topik, kelengkapan penggunaan fakta).
b. Struktur teks (tesis, argumentasi dan penegasan ulang).
c. Diksi (pemilihan kata seperti kata istilah, konjungsi kausalitas, kata
kerja mental, kata perujukan dan kata persuasif).
d. Kalimat (jelas, tepat dan lugas antar bagian kalimat).
e. Ejaan (pemakaian tanda baca, pemakaian huruf dan penulisan kata).
3. Kumpulkan jawaban setelah selesai dikerjakan.
Soal :
Tulislah sebuah teks eksposisi dengan tema “Pergaulan Remaja Masa Kini”.
Kembangkan isu tersebut dengan langkah-langkah yang telah kamu pelajari
sebelumnya.
Jawab :
Kisi-kisi adalah suatu format yang memuat kriteria tentang hal-hal yang diperlukan atau
yang hendak disusun. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan.
Berdasarkan komponen-komponen menulis teks eksposisi yang telah dijelaskan pada
bab dua, maka komponen menulis teks eksposisi adalah sebagai berikut :
Rubrik penilaian adalah suatu panduan bagi seseorang untuk melakukan penilaian
yang konsisten terhadap mutu pekerjaan siswa. Rubrik dapat pula digunakan
sebagai umpan balik terhadap mutu pekerjaan atau kerja siswa. Berikut di bawah
Komponen
Setelah siswa menulis teks eksposisi maka selanjutnya menghitung nilai kemampuan menulis, di
Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal
1. Validitas Instrumen
instrumen yaitu: (1) validitas konstrak (Construct Validity), (2) validitas isi, (Content
Validity) dan (3) validitas eksternal. Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur
apa yang diinginkan. Uji validitas dalam penelitian ini terdiri atas dua bentuk yaitu
validitas konstruksi dan validitas isi. Validitas konstruki meliputi validitas kelogisan
dan expert judgement (pertimbangan ahli), di dalam penelitian ini validasi diberikan
kepada dosen bahasa Indoenesia untuk melihat kesesuaian angket dan tes. Sedangkan
validitas isi sendiri terdiri atas uji statistika/empirik, analisis butir dan analisis
faktor. Adapun rumus analisis menggunakan korelasi product moment dari Pearson
sebagai berikut.
Keterangan:
45
∑Y2 : jumlah dari kuadrat nilai Y
Tahap selanjutnya adalah untuk mengetahui valid atau tidaknya butir instrumen.
Setelah didapatkan nilai r xy (rhitung), kemudian dibandingkan dengan rtabel pada taraf
signifikansi 5% (N=96). Butir instrumen dinyatakan valid apabila nilai rhitung lebih
besar sama dengan rtabel (rhitung > rtabel), sedangkan apabila nilai rhitung lebih kecil
dari rtabel (rhitung < rtabel), maka butir tersebut dinyatakan tidak valid. Kriteria dari
2. Reliabilitas Instrumen
dipercaya. Salah satu kriteria instrumen yang dapat dipercaya jika instrumen tersebut
digunakan secara berulang-ulang, hasil pengukurannya tetap (Rusydi & Fadhli, 2018).
Uji Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach (α) dengan
α > 0,7 agar dapat dikatakan reliabel. Rumus alpha dapat dilihat sebagai berikut.
S2
n i
r 11=[ ][1− ]
n−1 S2
t
46
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir soal
Si2 = jumlah varians skor tiap butir
St2 = varians skor total
Metode analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu deskripsi statistik,
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif (descriptive statistics) yaitu statistik yang mempelajari tata cara
angka-angka, agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas
mengenai suatu gejala, keadaan peristiwa, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna
47
tertentu (Rusydi & Fadhli, 2018). Statistik deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan
masing-masing variabel penelitian yang meliputi berpikir kritis dan hasil belajar bahasa
Indonesia.
akan diperoleh adalah skor rata-rata (mean), skor paling sering muncul (modus), skor
tengah (median), simpangan baku (std. deviation), skor maksimum (max), skor
minimum (min), rentang (range) dan kemencengan (skewness) yang disajikan dalam
bentuk tabel. Setelah perhitungan statistik tersebut maka data selanjutnya disajikan
Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah skor untuk tiap-tiap variabel
Smirnov test dengan bantuan SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan data
- Nilai Asymp. Sig, atau probabilitas lebih besar dari 0,05 (Sig. > 0,05) yang dapat
- Nilai Asymp. Sig, atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 (Sig. < 0,05) yang dapat
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y) mempunyai hubungan linier atau tidak. Dasar pengambilan keputusan
- Jika nilai probabilitas > 0,05 maka hubungan antara variabel (X) dengan (Y)
adalah linear.
- Jika nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antara variabel (X) dengan (Y)
c) Uji homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data
penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas
berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
- Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
- Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Analisis ini digunakan untuk menguji apakah antara dua variabel atau lebih ada pengaruh
atau tidak. Dalam penelitian ini analisis regresi linier sederhana digunakan untuk
49
mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks
eksposisi. Untuk mengetahui hipotesis ini diterima atau ditolak, pada penelitian ini
menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 16.0
dengan tara f signifikansi 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
dan jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak yang bermakna terdapat pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik merupakan pernyataan statistik tentang populasi yang diteliti. Jika
menguji hipotesis penelitian dengan perhitungan statistik. Maka rumusan hipotesis tersebut
Hipotesis Penelitian :
Ho = “Tidak ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis teks
Hipotesis Statistik :
Ha : p > 0
Ho : p = 0
50
51
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi. 2018. Statistik Pendidikan Teori dan Praktik dalam Pendidikan. Medan: CV
Widya Puspita.
Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Chatfield, Tom. 2020. Berpikir Kritis Panduan Berargumen, Menganalisis dan Melakukan Studi
Mandiri secara Meyakinkan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djumingin, Sulastriningsih. 2017. Buku Ajar Teks Eksposisi dan Perangkatnya. Makassar:
Badan Penerbit UNM.
Inggriyani. 2017. Pengaruh Berpikir Kritis terhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3(2), 105.
Kosasih. 2017. Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi 2017. Jakarta:
Kemendikbud.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kialitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Walpole, Ronald E. 2018. Pengantar Statistika. Edisi ke 3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Zakiah, Indah. 2019. Berpikir Kritis dalam Konteks Pembelajaran. Bogor: Erzatama Karya
Abadi.
52
LAMPIRAN
KUISIONER (ANGKET)
Kemampuan Berpikir Kritis
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Alamat :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dan pahami pernyataan yang disediakan
2. Isilah dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda ceklist (√)
4. Periksalah kembali jawaban anda sebelum diserahkan.
5. Skala yang digunakan yaitu skala likert dengan jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju
6. Pengisian angket ini TIDAK mempengaruhi nilai anda !!!
Sangat
No Pernyataan Sangat Setuju Ragu- Tidak Tidak
Setuju ragu Setuju Setuju
1. Saya menyelesaikan
masalah menggunakan
berbagai cara.
2. Saya akan memberi kritik
apabila suatu hal itu tidak
benar.
3. Saya bisa memutuskan hasil
musyawarah.
4. Saya berusaha memikirkan
kebenaran untuk menjawab
pertanyaan.
53
5. Saya mencoba menciptakan
ide-ide baru yang belum
pernah orang ciptakan.
6. Saya dapat menjelaskan
kembali materi yang sudah
disampaikan oleh guru.
7. Saya mempertahankan
pendapat apabila itu benar.
8. Saya menyetujui suatu hal
apabila hal tersebut
berlandaskan fakta
mendukung.
9. Saya menyimpulkan dari
semua pendapat yang
disampaikan bersama.
10. Saya mempertimbangkan
hasil kesimpulan yang
sudah dibuat.
11. Saya memberikan
penjelasan istilah-istilah
yang belum dimengerti oleh
teman-teman.
12. Saya berpikir terlebih
dahulu sebelum
mengerjakan sesuatu.
13. Saya berani mengutarakan
kesalahan orang lain.
14. Ketika saya menerima
sebuah informasi saya akan
menentukan benar tidaknya
informasi tersebut.
54
15. Saya akan terus bertanya
sampai mendapatkan
jawaban yang membuat
saya mengerti.
16. Saya menyelesaikan suatu
masalah dengan
menggunakan berbagai cara
sampai mendapatkan
jawaban yang tepat.
17. Saya dapat menggabungkan
pendapat orang lain.
18. Saya dapat membedakan
pendapat yang benar dan
salah.
19. Saya selalu mengeluarkan
pendapat saat memecahkan
suatu masalah.
20. Saya bisa memaparkan hasil
pekerjaan kepada orang lain.
55
TES
Kemampuan Menulis Teks Eksposisi
NAMA :
KELAS :
ALAMAT :
Petunjuk :
3. Isi identitas diri (nama, kelas dan alamat).
4. Isilah jawaban dengan memperhatikan :
f. Isi teks (tema atau topik, kelengkapan penggunaan fakta).
g. Struktur teks (tesis, argumentasi dan penegasan ulang).
h. Diksi (pemilihan kata seperti kata istilah, konjungsi kausalitas, kata kerja
mental, kata perujukan dan kata persuasif).
i. Kalimat (jelas, tepat dan lugas antar bagian kalimat).
j. Ejaan (pemakaian tanda baca, pemakaian huruf dan penulisan kata).
5. Kumpulkan jawaban setelah selesai dikerjakan.
Soal :
Tulislah sebuah teks eksposisi dengan tema “Pergaulan Remaja Masa Kini”.
Kembangkan isu tersebut dengan langkah-langkah yang telah kamu pelajari sebelumnya.
Jawab :
56