01 02 03 04
Q=Cx T
T :Perubahan suhu(K)
A) ishokhorik, W =o
B) isotermik U =o
C) Adiabatik Q
2) Proses isokorik
Proses isokorik, juga disebut proses volume
konstan atau proses isovolumetrik atau proses
isometrik adalah proses termodinamika di mana volume
dari sistem tertutup yang menjalani proses tetap konstan.
Proses isokorik dapat dicontohkan dengan pemanasan
atau pendinginan pada wadah tertutup anelastis: proses
termodinamika adalah bertambahnya atau berkurangnya
panas; isolasi dari wadah menyebabkan sistem menjadi
tertutup, dan ketidakmampuan wadah untuk berdeformasi
menyebabkan kondisi volume konstan.
3) Isotermik adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap, T ₁ = T ₂. Usaha pada
proses ini dapat dirumuskan dengan W = nRT ln (V ₂/V ₁).
Energi kalor, Q = W karena ΔU = 0
4) Adiabatik adalah proses perubahan sistem tanpa ada kalor yang masuk maupun keluar. Usaha
dalam proses adiabatik dapat dirumuskan sebagai berikut.
W = 3/2 nR (T₁ - T₂) = 1/(γ - 1) (P₁V₁ - P₂V₂)
Energi kalor, Q = 0, maka ΔU = -W
contoh Termodinamika
1) Termos
Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum I termodinamika dengan sistem
berbasis. tabung bagian dalam termos yang digunakan sebagai wadah air, Di mana letak dari
lingkungan luar karena adanya ruang hampa udara di antara tabung bagian dalam dan luar. Maka
dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor maupun benda dari sistem menuju
lingkungan maupun sebaliknya.
2)Mesin motor
Pada mesin kendaraan bermotor terdapat aplikasi termodinamika dengan sistem terbuka. Dimana
ruang silinder didalam mesin merupakan sistem, kemudian campuran bahan bakar dan udara
masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.
2. Sistem termodinamika
Keadaan termodinamika
Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti
yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut,
disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya
mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan.Jumlah properti minimal
yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem tertentu ditentukan
oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang
lebih besar, dari jumlah minimal tersebut.
Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan.
Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut.
3. Kesetimbangan Termodinamika
Kesetimbangan termal dicapai ketika dua sistem dalam termal kontak dengan masing-masing bubar untuk
memperoleh net perubahan energi. Ini berfaedah bahwa jika dua sistem dalam kesetimbangan termal, suhu
mereka sama. [3] Kesetimbangan termal terjadi ketika suatu sistem termal mokroskopik yang teramati telah
bubar untuk perubahan waktu. Contohnya, suatu gas ideal dengan fungsi distribusi telah stabil pada suatu
distribusi Maxwell-Boltzmann dalam kesetimbangan termal. Kesetimbangan termal dari suatu sistem tidak
berfaedah mutlak tidak seragam dengan sistem; contohnya, sebuah sistem sungai dapat tidak kekurangan
dalam kesetimbangan termal saat distribusi suhu makroskopik stabil dan tidak berubah terhadap waktu,
mesekipun distribusi temperatur spasial merefleksikan masukan polusi termal.
Kesetimbangan Kuasistatik
Kesetimbangan kuasistatik merupakan keadaan kuasi-setimbang dari suatu sistem termodinamika menghampiri
kesetimbangan termodinamika, dalam beberapa tafsiran. Dalam ronde kuasistatik atau kesetimbangan, transisi
perlahan yang memadai dari sistem termodinamika dari keadaan kesetimbangan ke keadaan lain yang terjadi
seperti pada setiap keadaan sistem yang menghampiri keadaan kesetimbangan. Selama ronde kuastatic,
sistem mencapai kesetimbangan lebih cepat, hampir seketika, dari parameter fisik yang bervariasi.
Ketidaksetimbangan
Termodinamika ketidaksetimbangan merupakan cabang termoinamika yang meliputi sistem yang tidak tidak
kekurangan dalam kesetimbangan termodinamika. Kebanyakan sistem yang ditemukan di dunia tidak dalam
kesetimbangan termodinamika karena mereka berubah atau dipicu untuk berubah terhadap waktu, dan secara
tetap dan berganti-ganti subjek untuk fluks materi dan energi dan dari sistem lainnya. Studi termodinamika
sistem tidak-setimbang memenuhi jumlah pemikiran umum daripda termodinamika kesetimbangan. Jumlah
sistem dunia sampai sekarang tetap tidak kekurangan di luar cakupan metoda termodinamika makroskopik
sekarang ini.
4. Hukum – Hukum Termodinamika
1) Hukum ke Nol Termodinamika
Jika dua sistem dalam keadaan setimbangdengan sistem ketiga, maka
ketiga sistemsaling setimbang satu dengan lainnya.
2) Hukum I Termodinamika
Untuk setiap proses, apabila
kalor Q diberikan kepadasistem dan sistem melakukan usaha W, maka
akanterjadi perubahan energi dalam U = Q – W.
Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis:
Keterangan:
4. Hukum – Hukum Termodinamika
3) Hukum II Termodinamika
Hukum II termodinamika
membahas tentang dapat atau tidakdapat terjadinya
proses perubahan energi suatu sistem. Yangmana
merupakan pengembangan dari postulat entropi,menyatakan:
Jika suatu proses terjadi di dalam sebuah sistem tertutup,entropi da
i sebuah sistem meningkat untuk proses ireversibel danterjaga
konstan untuk proses reversibel. Entropi tidak akan pernah menurun.
4) Hukum III Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa pada
saat suatu sistem mencapaitemperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistemakan mendekati nilai minimum
η=
Jika suhu T2 = 0, maka efisiensi mesin 100%. hal ini menjelaskan bahwa
seluruh energi kalor dapat berubah menjadi usaha. Jika hal ini terjadi maka
bertentangan dengan Hukum II Termodinamika.
Pondasi ini pertama kali di letakan oleh james priscott joule yang melalui
eksxperimen-exsperimen berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja
saling dapat di konversikan
Proses – Proses Dalam Termodinamika
● W=
● W = usaha (joule)
● P = tekanan (N/m2)
● dV = perubahan volume
W=
P
W = P (V2 - V1)
P(atm)
c
C
D