TERMODINAMIKA II
DIAGRAM PVT
Oleh
Persamaan 2
Memiliki tiga kuosien, yaitu:
1. Kuosien pertama, V / T)p,n , menyatakan perubahan volum
yang diakibatkan oleh berubahnya temperatur pada tekanan dan
jumlah mol yang tetap.
2. Kuosien kedua, V /P)T,n , menyatakan berubahnya volum
yang diakibatkan oleh berubahnya tekanan pada temperatur dan
jumlah mol yang tetap.
3. Kuosien ketiga, V /P)T,p , menyatakan berubahnya volum
yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah mol pada temperatur
dan tekanan yang tetap.
Perubahan volum total gas yang diakibatkan oleh
berubahnya temperatur, tekanan, dan jumlah mol dapat diketahui
jika semua kuosiennya juga diketahui. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang kuosien-kuosien tersebut sangat diperlukan.
Dari nilai-nilai kuosien yang diketahui, hubungan antara
parameter parameter gas seperti telah diuraikan, membentuk suatu
persamaan yang disebut persamaan keadaan gas. Untuk gas ideal
biasa disebut persamaan keadaan gas ideal. Selain itu, dikenal juga
persamaan-persamaan keadaan gas nyata, dalam bentuk persamaan
van der Waals, Berthelot, Redlich-Kwong, virial.
4) Perubahan Kesetimbangan
Perubahan keseimbangan dalam sistem termodinamika
adalah perubahan kondisi termal dan energi dalam sistem seiring
waktu hingga sistem mencapai kondisi baru yang stabil atau
keseimbangan. Dalam termodinamika, perubahan keseimbangan
dapat terjadi karena transfer panas dan/atau bekerja pada sistem.
Kesetimbangan termal adalah keadaan yang dicapai oleh dua
(atau lebih) system yang dicirikan oleh keterbatasan harga
koordinat system ittu setelah system saling berinteraksi melalui
dinding system.
Untuk sistem termodinamika maka keadaan makroskopisnya
dicirikan dengan suatu koordinat tertentu. Bila koordinat tersebut
berubah baik secara spontan ataupun karena adanya pengaruh dari
luar, maka sistem mengalami perubahan keadaan.
Kesetimbangan termal terjadi apabila tidak ada perubahan
spontan dalam koordinat sistem yang setimbang mekanis dan
setimbang kimia bila sistem dipisahkan dari lingkungan dengan
dinding diaterm. Dalam kesetimbangan termal, semua bagian
sistem bertemperatur sama, dan temperatur ini sama dengan
temperatur lingkungannya. Bila pernyataan ini tidak terpenuhi,
perubahan keadaan akan berlangsung sampai kesetimbangan
termalnya tercapai
5) Lintasan Proses
Dalam termodinamika, suatu proses yang dapat berulang
disebut siklus. Siklus yang berulang disebut reversible dan yang
tidak berulang disebut irreversible. Pada prinsipnya, proses
reversible adalah proses yang berlangsung sedemikian rupa
sehingga pada akhir proses, baik sistem maupun lingkungan
setempat dapat dikembalikan ke keadaan semula tanpa
menimbulkan perubahan apapun. Proses perubahan gas tersebut
dinamakan proses termodinamika.
1) Proses Isotermik
Proses isotermik adalah prosess perubahan gas pada suatu
suhu tetap. Proses ini sesuai dengan hukum Boyle, yaitu sebagai
berikut, persamaan (1):
P1 V1= P2 V2 (1)
Pada proses isotermik berlaku persamaan gas ideal sebagai
berikut, persamaan (2):
PV =nRT (2)
Persamaan (3) merupakan usaha dalam proses isotermik
adalah:
W = nRT ln𝑉2 𝑉1 (3)
Pada Gambar 6 merupakan grafik proses isotermik:
2) Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah perubahan gas pada volume tetap.
Selama proses isokhorik berlaku persamaan (4) gas yang sesuai
dengan hukum Charles yaitu:
𝑃1 𝑇1 = 𝑃2 𝑇2 (4)
Dalam proses ini ∆V = 0 sehingga tiddak ada usaha yang
dilakukan gas, persamaan (15):
W = P∆V = 0 (5)
Pada Gambar 7 merupakan grafik proses isokhorik:
4) Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas
bila tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem (Q = 0).
Pada proses adiabatik berlaku persamaan (8) hukum Poisson:
P1 V1′= P2 V2′atau PV′= konstan (8)
Usaha yang dilakukana dalam proses adiabatik adalah,
persamaan (9):
W = 3 2 nR (T1-T2) (9)
Pada Gambar 9 merupakan grafik proses adiabatik:
Proses Irreversibel
Pada suhu jenuh ini sebagian besar zat berupa cairan dan
sebagian berupa uap dan didefinisikan suatu besaran yang disebut
kualitas. Kualitas didefinisikan sebagai perbandingan massa uap
dengan massa total zat. Kualitas didefinisikan hanya zat bila berada
pada keadaan jenuh yaitu pada suhu dan tekanan jenuh. Suhu akan
bertambah setelah tetesan terakhir cairan air menguap. Kualitas
merupakan sifat intensif. Kualitas dapat dihitung sebagai berikut,
X = masssaturated vapor = mg
masstotal mf + mg
Kualitas mempunyai nilai dari nol sampai dengan satu: pada
keadaan cair jenuh, x = 0, dan pada keadaan uap jenuh, x =1.
Meskipun didefinisikan sebagai nilai perbandingan, kualitas seringkali
diberikan dalam bentuk persentase. Parameter sejenis dapat
didefinisikan juga untuk campuran dua fase padat-uap dan campuran
dua fase padat-cair.
c. Saturated Vapour (Kondisi Uap Jenuh)
Akhir dari penguapan, campuran cair-uap tepat berubah menjadi
uap seluruhnya, disebut saturated vapor (kondisi uap jenuh).
Pengurangan panas sekecil apapun menyebabkan pengembunan
(about to condense) lihat pada Gambar 16. Jika perubahan fase telah
berakhir, panas yang diberikan digunakan untuk menaikkan suhu
(misalnya sampai 300 °C). Kondisi ini disebut kondisi uap panas
lanjut (superheated vapor). Penambahan panas akan menyebabkan
kenaikkan suhu dan volume, artinya suhu naik maka volume jenis uap
ikut naik pula. Tekanan dan suhu uap panas lanjut adalah sifat saling
bebas, karena pada keadaan ini suhu terus meningkat akan tetapi
tekanan tetap konstan (lihat Gambar17).
a. Diagram T-V
Tinjau kembali sistem piston silinder yang kita contoh
perubahan fase pada air dapat digambarkan pada Gambar 19. Pada
diagram fase kita mempertimbangkan air pada tekanan 1 atm, kurva yang
diplot disebut isobar. Diketahui suhu jenuh (Tsat) air yaitu sebesar 100
°C. Dimulai dari titik pertama, dimana sistem berada pada suhu 20 °C.
Karena suhu sistem lebih kecil dari suhu jenuh (T < Tsat) disebut cairan
terkompresi (compressed liquid). Jika kita tambahkan panas (energi)
pada sistem tersebut suhu meningkat sementara tekanan konstan dan
penambahan panas hingga mencapai pada titik dua yaitu mencapai suhu
100 °C. Pada titik kedua suhu sistem sama dengan suhu jenuh (T = Tsat)
dan ini merupakan keadaan cair jenuh karena fraksi massa air yaitu fase
uap = 0 maka kualitas (x) cair jenuh = 0. Jika penambahan panas pada
sistem ini diteruskan, gelembung-gelembung kecil dari bentuk uap akan
timbul dan sistem bergerak pada titik ketiga
b. Diagram P-T
Pada kondisi tertentu fase padat, cair dan gas berada dalam
kesetimbangan. Pada diagram P-υ keadaan ini akan membentuk suatu
garis yang disebut triple line. Dalam diagram P-T keadaan ini nampak
sebagai suatu titik dan disebut triple point simbolnya T. Diagram P-T
untuk air dan karbondioksida dapat dilihat pada Gambar 22 dan 23.
c. Diagram P-V
Sekarang kita akan melihat hubungan antara perubahan tekanan
terhadap volume jenis dari air pada proses perubahan fase air. Bentuk
dari diagram P-υ mirip dengan diagram T-υ. Pada diagram P-υ garis suhu
konstan mempunyai kecenderungan atau trend menurun sedangkan pada
diagram T-υ garis tekanan konstan mempunyai kecenderungan menaik
(Gambar 25)
Jika proses yang sama diulangi untuk suhu yang lebih tinggi,
maka garis yang sama akan diperoleh dengan garis T1=konstan, namun
ruas pada campuran saturated liquid – vapor akan menjadi lebih pendek
(lihat garis T2 = konstan di atas). Bila suhu dinaikkan lagi, dan proses
yang sama diulang, akan tercapai suatu kondisi dimana ruas campuran
saturated liquid-vapor hanya berbentuk titik yang kita kenal dengan nama
titik kritis. Dengan menghubungkan titik-titik saturated liquid, akan
diperoleh garis cairan jenuh (saturated liquid line). Sementara
menghubungkan titik-titik saturated vapor akan dapat garis uap jenuh
(saturated vapor line). Kedua garis ini bertemu di titik kritis (critical
point) dapat dilihat pada Gambar 27.
4. Persamaan Clapeyron
5. Metoda Clapeyron
atau yang dikenal
juga dengan Metode
Persamaan Tiga
Momen adalah salah
cara
6. menyelesaikan suatu
struktur statis tak tentu
di mana meliputi
perhitungan semua
gaya-gaya luar (reaksi
7. perletakan) dan gaya-
gaya dalam (gaya
normal, gaya lintang,
momen) pada struktur
tersebut.
8. Pada suatu struktur
balok dan portal,
sambungan antara
batang-batang pada
struktur tersebut
diasumsikan
9. sebagai sambungan
kaku, dimana dalam
sambungan kaku harus
dipenuhi dua
persyaratan yaitu :
10. 1) Keseimbangan
11. Jumlah momen
batang-batang yang
bertemu pada sebuah
titik simpul yang
disambung secara
kaku
12. sama dengan nol.
13. 2) Kestabilan
14. Rotasi batang-batang
yang bertemu pada
sebuah titik simpul
yang disambung
secara kaku sama
15. besarnya dan arahnya
16. Metoda Clapeyron
atau yang dikenal
juga dengan Metode
Persamaan Tiga
Momen adalah salah
cara
17. menyelesaikan suatu
struktur statis tak tentu
di mana meliputi
perhitungan semua
gaya-gaya luar (reaksi
18. perletakan) dan gaya-
gaya dalam (gaya
normal, gaya lintang,
momen) pada struktur
tersebut.
19. Pada suatu struktur
balok dan portal,
sambungan antara
batang-batang pada
struktur tersebut
diasumsikan
20. sebagai sambungan
kaku, dimana dalam
sambungan kaku harus
dipenuhi dua
persyaratan yaitu :
21. 1) Keseimbangan
22. Jumlah momen
batang-batang yang
bertemu pada sebuah
titik simpul yang
disambung secara
kaku
23. sama dengan nol.
24. 2) Kestabilan
25. Rotasi batang-batang
yang bertemu pada
sebuah titik simpul
yang disambung
secara kaku sama
26. besarnya dan arahnya
27. Metoda Clapeyron
atau yang dikenal
juga dengan Metode
Persamaan Tiga
Momen adalah salah
cara
28. menyelesaikan suatu
struktur statis tak tentu
di mana meliputi
perhitungan semua
gaya-gaya luar (reaksi
29. perletakan) dan gaya-
gaya dalam (gaya
normal, gaya lintang,
momen) pada struktur
tersebut.
30. Pada suatu struktur
balok dan portal,
sambungan antara
batang-batang pada
struktur tersebut
diasumsikan
31. sebagai sambungan
kaku, dimana dalam
sambungan kaku harus
dipenuhi dua
persyaratan yaitu :
32. 1) Keseimbangan
33. Jumlah momen
batang-batang yang
bertemu pada sebuah
titik simpul yang
disambung secara
kaku
34. sama dengan nol.
35. 2) Kestabilan
36. Rotasi batang-batang
yang bertemu pada
sebuah titik simpul
yang disambung
secara kaku sama
37. besarnya dan arahnya
Metoda Clapeyron atau yang dikenal juga dengan Metode Persamaan
Tiga Momen adalah salah caramenyelesaikan suatu struktur statis tak tentu
di mana meliputi perhitungan semua gaya-gaya luar (reaksiperletakan) dan
gaya-gaya dalam (gaya normal, gaya lintang, momen) pada struktur
tersebut.Pada suatu struktur balok dan portal, sambungan antara batang-
batang pada struktur tersebut diasumsikansebagai sambungan kaku, dimana
dalam sambungan kaku harus dipenuhi dua persyaratan yaitu :
1) Keseimbangan jumlah momen batang-batang yang bertemu pada
sebuah titik simpul yang disambung secara kaku sama dengan nol.
2) Kestabilan rotasi batang-batang yang bertemu pada sebuah titik simpul
yang disambung secara kaku sama besarnya dan arahnya
(1)
Jika tekanan berubah ke nilai p + dp, temperature kesetimbangan akan
berubah ke T + dT dan nilai dari masing – masing akan berubah menjadi
+ d. sehingga pada T + dT dan p + dp kondisi kesetimbangan adalah :
(2)
Dengan mengurangkan persamaan (2) dengan (1) didapat :
Gunakana :
Dengan menata ulang didapat :
Slope kurva s-g lebih curam pada triple point dibanding slope kurva l-g.
Karena Hsub = Hfus + Hvap, maka
V pada kedua persamaan hampir sama nilainya, karena Hsub lebih besar
dari Hvap, slope kurva s-g pada lebih curam dibanding kurva l-g.
Titik – titik pada kurva s-g adalah set temperature dan tekanan dimana solid
dijumpai berada dalam kesetimbangan dengan vapor. Titik – titik dikiri
garis ada dibawah temperature sublimasi dan menunjukkan kondisi solid
yang stabil. Titik – titik dikanan kurva s-g adalah titik diatas temperature
sublimasi
dan menunjukkan kondisi gas sebagai fasa stabil. Kurva s-g harus
memotong satu sama lain pada triple point berdasarkan kondisi yang
dituliskan pada
Konsekuensinya :
Garis kesetimbangan liquid – gas selalu memiliki slope positif. Pada T dan p
kamar, besarnya adalah :
Akan tetapi V sangat tergantung pada T dan p karena Ṽgas sangat
tergantung pada T dan p. slope kurva liquid – gas kecil nilainya dibanding
kurva solid – liquid. Memperlihatkan kurva l – g dan juga kurva s – l.
Pada gambar (12.5b) kurva l - g adalah locus dari semua titik (T, p) dimana
liquid dan gas dijumpai dalam kesetimbangan. Titik – titik dikiri kurva l – g
ada dibawah titik didih sehingga kondisi disini liquid stabil. Titik – titik
dikanan l – g adalah kondisi dimana gas stabil.
Dimana Tt dan pt adalah temperature dan tekanan triple point. Hanya ada
satu triple point seperti ini dimana specific set dari tiga fasa (solid-liquid-
gas) bisa berada dalam kesetimbangan.
Jika dibalik maka kita mendapatkan dT/dp = ±0,02 K/atm. Nilai ini
menunjukkan bahwa perubahan tekanan sebesar 1 atm akan menggeser titik
leleh sebesar beberapa ratus Kelvin. Dalam plot tekanan sebagai fungsi dari
temperature, slope diberikan oleh persamaan (12.12b) (40 atm/K dalam
contoh) slope ini cukup besar dan kurva hampir vertical. Untuk dp/dT +
diperlihatkan pada gambar (12.5a); pada range tekanan moderat kurva akan
linier.
Garis pada gambar (12.5a) adalah locus dari semua titik (T, p) dimana solid
dan liquid bisa dijumpai pada kesetimbangan. Titik – titik yang terletak
disebelah kiri garis menunjukkan temperature dibawah titik leleh, titik –
titik ini adalah kondisi (T, p) dimana hanya solid yang stabil. Titik – titik
disebelah kanan garis menunjukkan temperature diatas titik leleh sehingga
titik – titik ini adalah kondisi (T, p) dimana liquid stabil.