Anda di halaman 1dari 8

TERMODINAMIKA

Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses perpindahan
energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor diartikan sebagai
perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha merupakan
perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu. Proses
perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu Hukum 1
Termodinamika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan energi, dan Hukum 2
Termodinamika yang memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.
(http://budisma.net/2015/05/termodinamika-pengertianhukum-dan-jenis-sistem-
termodinamika.html)

Sistem Termodinamika
Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah benda atau
sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi pusat perhatian. Sedangkan
lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar dari sistem tersebut. Sistem bersama dengan
lingkungannya disebut dengan semesta atau universal. Batas adalah perantara dari sistem dan
lingkungan. Contohnya adalah pada saat mengamati sebuah bejana yang berisi gas, yang
dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu adalah gas tersebut sedangkan lingkungannya adalah
bejana itu sendiri.

Jenis-jenis sistem
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus benda, energi dan
materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara
sistem dan lingkungannya, yaitu :
1)   Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda (materi)
dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan adanya aliran
massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan motor bakar. Sistem
mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar
dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik
massa maupun energi dapat melintasi batas sistem yang bersifat permeabel. Dengan demikian,
pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut juga dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem adalah

 Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem dan bernilai negatif bila
keluar dari sistem
 Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan bernilai negatif bila
diberikan (masuk) kedalam sistem.
2)   Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang tertentu
dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas
(heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup,
meskipun massa tidak dapat berubah selama proses berlangsung, namun volume dapat saja
berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving boundary) pada salah satu
bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang
dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah dan energi
panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, apabila panas diberikan kepada sistem (Qin),
maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem. Pengembangan ini akan
menyebabkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout). Karena sistem ini tidak mengizinkan
adanya keluar masuk massa kedalam sistem (massa selalu konstan) maka sistem ini disebut
control mass.
Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

 Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.


 Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan dinding diatermik.
Dinding adiabatik adalah dinding yang mengakibatkan kedua zat mencapai suhu yang sama
dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik sempurna tidak memungkinkan
terjadinya pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan dinding diatermik adalah dinding yang
memungkinkan kedua zat mencapai suhu yang sama dalam waktu yang singkat (cepat).
3)   Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti
ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam
analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari
sistem.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat sistem/variabel
keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m), viskositas, konduksi
panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang didefinisikan dari koordinat sistem
yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain. Suatu sistem dapat
berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing jenis koordinat sistem
tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut
sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai koordinat yang
tetap. Apabila koordinatnya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami
perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam
keadaan seimbang (equilibrium).

A.  Proses Termidinamika


1.  Usaha oleh Sistem terhadap Lingkunggan
Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran energi yang
dipindahkan dari sistem ke lingkungan.
Gambar tersebut menunjukkan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan
piston (penghisap) yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai, piston akan
bergerak naik sejauh Δs . Apabila luas piston A, maka usaha yang dilakukan gas untuk
menaikkan piston adalah gaya F dikalikan jarak Δs . Gaya yang dilakukan oleh gas merupakan
hasil kali tekanan P dengan luas piston A, sehingga:
W = F . ∆s
W = P . A . ∆s
W = P . ∆V  atau  W = P ( V2 - V1 )
 
karena A. Δs = ΔV , maka:
Ketererangan :
W = usaha ( J)
V1 = volume mula-mula (m3)
P = tekanan (N/m2)
V2= volume akhir (m3)
ΔV = perubahan volume (m3)
dW = F . d
       = F . P . A
ds   = PdV

Apabila V2 > V1, maka usaha akan positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan usaha
terhadap lingkungan. Apabila V2 < V1, maka usaha akan negatif (W < 0). Hal ini berarti gas
(sistem) menerima usaha dari lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan volume dengan
tekanan tidak konstan, maka usaha yang dilakukan sistem terhadap lingkungan dirumuskan:
Jika volume gas berubah dari V1 menjadi V2, maka:

Besarnya usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah kurva pada
diagram P-V
 Contoh Soal :

1.        Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada gambar.
Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)

Penyelesaian :

Dik       : p = 2 atm

              V1 = 0,3 L

              V2 = 0,5 L.

  1 L = 1 dm3 = 10–3 m3

Dit       : W?

Jawab  :

W = p ( ΔV) = p (V2 – V1)

    = 2 × 105 N/m2 (0,5 L – 0,2 L) × 10–3 m3 = 60 Joule.

(http://andrymeylani.blogspot.co.id/2013/04/termodinamika-usaha-sistem-terhadap.html)

2.  Proses Termodinamika Gas

·         Proses  Isobarik
 Proses Isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan tetap.
        W   = P ( V2 -  V1 )

              = P (∆V)

       Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas


dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan
usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku:
QP = W + ∆V
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang
diserap gas pada volume konstan. QV =∆U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai : W = Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).
gambaran grafiknya:

 Proses Isokhorik
      Proses Isokhorik adalah    proses perubahan keadaan sistem pada volume tetap.
              W = P (∆V) = P (0)
              W = 0
     
gambaran grafiknya:

    
B.  Hukum I Termodinamika
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Kita hanya dapat mengubah bentuk energi, dari
bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain.
Apabila suatu sistem diberi kalor, maka kalor tersebut akan digunakan untuk melakukan usaha
luar dan mengubah energi dalam.
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa:
Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W,
maka akan terjadi perubahan energi dalam ∆U = Q – W.
Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis:

             

  
·       W  bertanda positif jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan

·       W bertanda negatif jika sistem menerima usaha dari lingkungan


·       Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan
·       Q bertanda negatif jika sistem melepas kalor pada lingkungan

Usaha  Luar / Kerja


Gas dalam suatu silinder apabila dipanaskan, volumenya akan mengembag. Gas tersebut dapat
dikatakan melakukan usaha.

Contoh soal link; https://tanya-tanya.com/rangkuman-contoh-soal-pembahasan-termodinamika/


Gas dalam suatu sipinder melakukan usaha:

1.    Kerja atau usaha luar pada gas ideal


Pers. Gas ideal :

a.    Proses Isotermik ( T tetap)

Anda mungkin juga menyukai